Anda di halaman 1dari 40

CLINICAL CASE

KONSTIPASI UNTUK ANAK UMUR 5 TAHUN


DENGAN SIRUP
Kelompok 1
Dewi Purwani Caya Ningsih (2008551001)
Armida Asya Farhani (2008551002)
Ni Kadek Yunia Pratiwi (2008551003)
Ni Luh Komang Wahyuni (2008551004)
I Kadek Adi Putra Suandana (2008551005)
TOPIK BAHASAN

01 LATAR BELAKANG 02 TINJAUAN PUSTAKA

METODE HASIL DAN


03 SWAMEDIKASI
04 PEMBAHASAN

05 KESIMPULAN
LATAR
I
BELAKANG
Skenario/Setting
Seorang pasien anak laki-laki berumur 5 tahun, datang bersama ibunya dengan sakit perut yang disebabkan karena
konstipasi sejak 5 hari yang lalu.Anak tersebut selalu mengeluh kesakitan dan merasa nyeri pada bagian anus setiap
akan BAB ditambah perutnya terasa kembung. Pengeluaran fesesnya sedikit dengan tekstur keras dan terdapat sedikit
darah pada fesesnya.Menurut keterangan sang ibu anaknya tidak suka makan sayur/buah, sering menunda BAB, dan
suka jajan sembarangan. Riwayat penyakit yang pernah diderita sang anak yaitu diare dan sebelumnya sempat
mengkonsumsi guanistrep 1 botol, suplemen zinc dan Sirup zamel (mengandung zat besi) sebagai suplemen
makanannya.

Gejala Pasien
• Frekuensi buang air besar ≤ 2 kali seminggu
• Terasa sakit/nyeri saat buang air besar
• Konsistensi tinja keras dan kering
• Perut terasa kembung
Permata (2021)
II TINJAUAN
PUSTAKA
SWAMEDIKASI
Swamedikasi memiliki
Hanya dapat
makna mengobati segala dilakukan untuk :
keluhan untuk mengatasi • Obat bebas
penyakit atau gejala • Obat bebas terbatas
penyakit pada diri • Obat wajib apotek
sendiri dengan obat-obat (OWA)
• Alat Kesehatan dan
yang sederhana yang
BMHP (berdasarkan
dibeli bebas pada apotek
ketentuan
atau toko obat atas peraturan
inisiatif sendiri. perundang-
undangan)
Pilihan Obat
Pembentuk massa feses
ispaghula dan metil selulosa

Stimulant
bisakodil, fenolftalein dan gliserin

Pelunak feses
parafin cair

Pencahar osmolitik
magnesium sulfat dan lactulosa
Pembentuk massa feses
• bekerja menjerap air =>menaikan massa feses =>
merangsang peristaltik

• berupa kapsul/serbuk

• bekerja setelah beberapa hari

• susah menelan, perut kembung, obstruksi saluran cerna

• ispaghula: anak (di atas 6 tahun) diberikan 1/2 saset


celulosa: 3x1 sdm
Stimulant merangsang otot polos dan mukosa => peristaltik
dan lendir usus

• berupa tablet (bekerja setelah 10 jam) dan supositoria (bekerja


20-60 menit)

• dapat menimbulkan diare, kram perut dan hipokalemia,


supositoria tidak boleh untuk hemoroid

• anak berusia 4-10 tahun diberikan 5 mg secara oral pada malam


hari atau 5 mg supositoria di pagi hari.

• tiap 5 ml mengandung phenolftalein 55mg, paraffin cair 1200mg,


dan glycerin 378mg

• daeaksi alergi seperti rash dan pruritis, perasaan terbakar, kolik,


kehilangan cairan, diare dan mual muntah.

• tidak diperuntukan untuk anak usia dibawah 6 tahun


Pencahar emolien melunakan feses tanpa
mempengaruhi peristaltik usus

• cocok digunakan bagi pasien dengan hemoroid

• hindari penggunaan jangka panjang dan anak


dibawah 3 tahun, dapat menimbulkan iritasi anal;
mengganggu penyerapan vitamin larut lemak

• dosis 10ml-45ml (max)

• hindari penggunaan sebelum tidur


Pencahar osmolitik
• bekerja dalam waktu 48 jam

• biasanya digunakan untuk pasien dengan konstipasi kronis

• hindari bagi wanita hamil, penderita diabetes, serta pasien lanjut usia

• kram perut, kembung, dan mual muntah

• anak 5-10 tahun diberikan 2 x 6 mg/hari (pemberian pagi hari efeknya


baik)

terhidrolisis menjadi asam => menarik air => feses lembek


Komunikasi, Informasi, Edukasi

nama obat, khasiat obat cara pemakaian, dosis

efek samping dan pengatasan peringatan khusus pada obat

cara penyimpanan obat


kontra indikasi
METODE UNTUK MELAKUKAN
III
SWAMEDIKASI
HOW ???

67 %

43 %

79 %
33 %

CARA MENGDIAGNOSA
MENGGALI INFORMASI DARI
DAN MEMILIH OBAT
PASIEN
PADA PASIEN
METODE SWAMEDIKASI

01 IDENTITAS PASIEN

02 KELUHAN DAN GEJALA PASIEN

03 RIWAYAT KONSUMSI OBAT, ALERGI, PENYAKIT DAN POLA


MAKAN YANG DI ALAMI PASIEN
METODE SWAMEDIKASI

Untuk memastikan pasien mengalami gejala tersebut (gejala yang timbul)


berikut beberapa cara mendiagnosis dengan sistem pakar, dimana sistem
ini menggunakan pengetahuan manusia yang terekam dalam komputer
untuk memecahkan persoalan yang biasanya memerlukan keahlian
manusia (Agustini dkk., 2016).

Akuisisi Pengetahuan

Referensi Pengetahuan

Mekanisme Inferensi
METODE SWAMEDIKASI

• Usia Pasien
Pada pemilihan obat bagi pasien wajib halnya • Berat badan pasien
• Gejala yang dialami pasien
dilakukan secara tepat, adapun diantaranya hal yang • Riwayat penyakit pasien
harus diperhatikan dalam menentukan jenis obat • Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan,
cara pemakaian, efek samping dan
yaitu : interaksi obat
IV HASIL &
PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
assesement
SUBJEKTIF OBJEKTIF
• pasien merasa kesakitan bagian anus setiap kali • pasien menderita konstipasi sejak 5 hari lalu
ingin buang air besar • sebelumnya pasien menderita diare 2 minggu
• feses yang dikeluarkan sedikit dengan tekstur lalu.
keras dan terdapat sedikit darah
• pasien memiliki kebiasaan tidak suka makan buah
dan sayur, sering menunda BAB, dan suka membeli
makanan sembarangan
• riwayat penyakit terakhir yang diderita pasien Conclusion?
adalah diare
• sebelumnya, pasien mengkonsumsi guanistrep,
suplemen zinc dan mengkonsumsi suplemen
makanan sirup zamel (hingga kini)
SOLUTION What patients should know?
• • Dosis: 2x6mg/hari
• • Lama bekerja: 1-2 hari
• Penyimpanan: suhu ruangan
WHY? Caution!
• • perbanyak minum air karena
menyebabkan dehidrasi
• • Dapat membuat kembung. Hindari
buah dan sayur untuk mencegah
keparahan (solusi: simeticon,
(4x40mg)
• penyimpanan: suhu ruangan
• rekomendasi asupan serat: vegeblend
(setelah konstipasi pulih)
A:“Selamat pagi Ibu, selamat datang di apotek kami, perkenalkan
saya apoteker Wahyuni yang bertugas pagi ini. Apa ada yang bisa
saya bantu, ibu?

P:"Iya mbak, saya mau membeli obat sembelit untuk anak saya”

A: "Anaknya umur berapa bu?

P:"Anak saya berumur 5 tahun mbak”

A:"Kalau boleh tau sudah sejak kapan anaknya mengalami susah


BAB bu dan gejalanya seperti apa ya?
P:"sudah 5 hari ini anak saya susah BAB mbak, tiap mau BAB anak saya selalu
mengeluh sakit perut, perutnya terasa kembung, mulas dan nyeri pada anusnya,
feses yang keluar juga sedikit, teksturnya pun keras dan ada darahnya mbak, tapi
darahnya tidak banyak”

A:"apa anaknya suka makan sayur-sayuran atau buah bu?

P:"anak saya tidak suka makan sayur/buah, anaknya juga suka sekali jajan
sembarangan. selain itu kalau sudah asyik bermain PS dia sering menunda BAB, sampai
selesai bermain"

A:" kemungkinan besar hal tersebut menjadi penyebab utamanya bu, sebelumnya
anaknya pernah punya riwayat penyakit lain? atau pernah mengkonsumsi obat
tertentu sebelumnya?
P:"Anak saya sebelumnya pernah mengalami diare mbak, 2 minggu lalu tetapi sudah
sembuh. waktu itu kalo gak salah dikasih guanistrep obat diarenya. Terus kemarin ada
yang merekomendasikan kalo diare kasih zinc aja. Diminum sampai habis. Bagus buat
pemulihan kalo misalnya perutnya dia ada luka”. Terus saya kasih itu tablet zinc
selama 10 hari. Guanistrep nya juga 1 botol itu habis karena diarenya waktu itu parah
mba.”

A:"Ohh begitu bu, selain itu, apakah anaknya juga mengkonsumsi suplemen atau
multivitamin lain?”

P: Kalau vitaminnya saya kasih rutin bu. Dulu waktu ke dokter anak sempat dikasih
rekomendasi sirup Zamel. Jadi sampai sekarang saya masih kasih itu”.

A:”Anaknya punya riwayat alergi tidak bu?


P:”Untuk alergi tidak ada si mbak”

A: “Baik ibu, kalau begitu saya ambilkan obatnya dulu ya, mohon ditunggu sebentar
bu”

P:" “Baik mbak”


A: "Jadi begini bu berdasarkan keluhan yang ibu jelaskan tadi. saya kasih obat konstipasi dengan
kandungan lactulosa ya bu. Nanti obat ini dikonsumsi sebanyak 2 kali sehari. Efeknya akan terlihat
setelah 1 hari atau 2 hari pemakaian ya bu. Untuk obat ini, kami punya 3 rekomendasi merek untuk
ibu. Yang ini ada lactulosa generik harganya Rp.35.000,00 , Dulcolactol harganya Rp.76.000,00 dan
ada Lactulax harganya Rp.56.000,00 bu "
P:"bedanya apa ya mba ?

A:"Untuk lactulax dan laktulosa generik, nanti ibu berikan sebanyak 10 ml sebanyak 2 kali
sehari. Sedangkan kalau Dulcolactol ibu hanya perlu berikan 3 ml sebanyak 2 kali sehari.
Kalau dari segi kualitas, mengapa lactulax lebih mahal dari lactulosa biasa padahal
dosisnya sama? itu dilihat dari segi kualitas bahan dan formulasinya sih bu. Mungkin saja,
lactulax menggunakan formulasi yang membuat obat ini lebih cepat terserap, jadi efek
terapinya lebih cepat "
P:"Oh kalau begitu saya ambil yang lactulax aja deh bu. Terus obat ini ada efek sampingnya
gak bu? Atau kalau kemarin kan saya dikasih 2 obat itu (guanistrep sama zinc), kalau
sekarang ini aja cukup?

A:"“Untuk efek samping dari obat ini bisa jadi perut kembung, mual, muntah atau dehidrasi ya
bu. Jadi nanti si adek disuruh banyak minum. Sama hindari dulu mengkonsumsi buah dan
sayur sampai sembelitnya pulih”

P:"Hah? bukannya buah sayur bagus untuk sembelit ya mba? Kemarin saya paksa anak saya
makan buah pepaya karena udah 5 hari gak BAB”
A:"”buah memang bagus ibu untuk pencernaan, tapi kalau si adik sedang konstipasi dan
diberikan buah nanti efeknya dia akan kembung dan terkadang bisa memperburuk nyeri
perutnya. Nanti kalau memang sudah sembuh, baru kembali diusahakan makan sayur dan
buah lagi nggih.”

P:" ooo, begitu ya mbak. pantesan kemarin malam dia nangis nangis bilang perutnya
kembung. Terus obat ini kan bikin kembung mba, itu gak kenapa?”

A:"“kalau ibu mau, saya rekomendasikan pakai polysilane junior. obat ini berupa serbuk
yang bisa dicampur dengan makanan atau susunya. nanti akan mengurangi masalah
kembung pada adiknya. diberikan 4 kali sehari nggih”
P:"”Boleh deh mba,

A:"“Baik ibu.. mungkin tadi untuk obat obatannya saya sempat terlewat memberikan
informasi. Apakah ibu boleh dibantu diulangi sedikit penjelasan saya tadi?”

P:"Untuk lactulaxnya cukup dikasih 2 kali sehari 10 ml kan ya bu? Terus untuk kembungnya
pakai yang polysilane junior 4 kali sehari atau bila kembung. yang vegeblend 1 kali saja.
Yang bentuknya kapsul ini keduanya boleh dicampur dimakanan kan? Oh ya nanti kalau
anak saya sudah sembuh, tidak perlu konsumsi sampai habis kan?”
A:"betul ibu dan untuk penyimpanannya pada suhu ruang dan hindarkan dari sinar matahari
langsung ya bu. nanti setelah dibuka, obat ini akan bertahan selama sebulan saja dan satu
lagi bu apabila nanti sakit adiknya tidak kunjung sembuh segera hubungi dokter ya bu”

P:"“oke baik mbak, totalnya berapa ya?”

A:"“Untuk totalnya 256.000 ribu”

P:"ini uangnya mbak"

A: "Terima Kasih bu , semoga adik cepat sembuh ya"


V KESIMPULAN
Konstipasi merupakan gangguan pada pola eliminasi akibat adanya feses
kering atau keras yang melewati usus besar. Dalam penanganan konstipasi
khususnya yang dialami oleh pasien tersebut, terdapat beberapa golongan obat
yang dapat diberikan untuk mengatasi konstipasi, antara lain pembentuk
massa feses (Ispaghula, Metil selulosa), stimulant (Bisakodil, Fenolftalein dan
Gliserin (Laxadine)), pencahar emolien (Parafin cair), pencahar osmotik
(Lactulosa). Dikarenakan pasien masih dibawah umur dan sedang mengalami
konstipasi maka apoteker merekomendasikan obat yang diberikan yang paling
tepat adalah lactulosa dari golongan pencahar osmotik yang memiliki bentuk
sediaan sirup.
VI PERTANYAAN
1. Berdasarkan kasus tersebut,apakah pemilihan obat sudah tepat?
Jawab:

Berdasarkan kurun waktunya, permasalahan konstipasi yang masih terjadi kurang lebih dua hari merupakan hal
yang masih wajar dan sering terjadi pada anak-anak, sehingga masih tidak perlu untuk diberikan terapi berupa
obat over the counter namun cukup probiotik saja. Pada kasus ini, pasien sudah tidak buang air besar selama 5
hari yang mana tidak tergolong normal. Pemberian lactulose sebagai lini pertama menurut kami sudah tepat. Hal
tersebut dikarenakan lactulosa tersedia dalam sediaan sirup sehingga bekerja nyaman. Selain itu mampu
mengatasi permasalahan konstipasi ringan hingga berat. Permasalahan yang mungkin dapat diangkat yakni
lactulosa akan mulai memberikan efek terapeutik yang cukup lama, sehingga permasalahan lain seperti kembung
dan nyeri kolik mungkin akan muncul. Hal yang kami pertimbangkan dalam pemilihan obat ini yakni kenyamanan
penggunaan serta keamanan dosis.
1. Terapi apa yang selanjutnya diberikan apabila Lactulosa tidak mempan?
Jawab:

Apabila pasien tidak kunjung buang air besar dengan kurun waktu lebih dari 2 hari setelah pengkonsumsian obat, maka perlu
dilakukan evaluasi kembali yang meliputi: Apakah asupan makan pasien terarur? Jumlah makanan yang dikonsumsi pasien akan
mempengaruhi pembentukkan feses pasien. Apabila jumlah makanan yang dikonsumsi pasien berkurang, maka frekuensi untuk
buang air besar juga berkurang. Pasien yang mengalami konstipasi cenderung mengalami penurunan nafsu makan. Adapun yang
dapat dilakukan yakni menyarankan pasien untuk banyak bergerak, sehingga memicu rasa lapar; memperbanyak minum air putih;
dan bila perlu mengkonsumsi suplemen penambah nafsu makan (mengganti zamel dengan Elkana-Cl atau dengan vitabumin).
Apabila pola makan pasien tidak memiliki masalah dan penggunaan obat sudah tepat, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan
obat lactulose memang tidak adekuat pada pasien tersebut. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh konsistensi feses sebelumnya
yang sudah sangat padat sehingga susah untuk dikeluarkan. Maka dari itu, sebaiknya lactulose diganti dengan obat konstipasi lain
seperti bisakodil. Berdasarkan literatur, bisakodil memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan lactulose. Penggunaan
dalam bentuk supositoria akan lebih disarankan karena memiliki onset yang lebih cepat (dalam hal ini, aspek kenyamanan dinomor
dua kan).
1. Pada kasus tersebut, feses pasien sempat terdapat darah. Apakah kasus tersebut bisa ditangani secara swamedikasi?
Jawab:

Berdasarkan kasus yang di atas, kami menyimpulkan bahwa darah yang terdapat dalam feses kemungkinan disebabkan karena
pasien mengalami hemorroid. Hal tersebut kami simpulkan dari kebiasaan pasien yang sering duduk dan sering menunda BAB.
Selain itu, penggunaan absorben yang tidak benar pada riwayat penyakit sebelumnya (diare) memicu terbentuknya konsistensi
feses yang keras, sehingga terjadi gesekan yang menimbulkan luka. Namun berdasarkan literatur, kasus hemorrhoid yang terjadi
pada anak dibawah umur cukup jarang terjadi, jadi cukup dipastikan kembali apakah ada keluhan atau gejala lain seperti demam,
mual, pusing atau muntah. Apabila terdapat keluhan demam, maka sebaiknya dikonsultasikan ke dokter untuk diagnose lebih lanjut.
Adanya darah pada feses disertai demam (kurang lebih 3 hari) dapat menjadi salah satu tanda-tanda infeksi. Infeksi masalah
pencernaan pada anak dapat berupa infeksi parasite atau bakteri. Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat disarankan yakni :
cek feses lengkap (untuk mengetahui penyebab infeksi) atau cek darah samar (untuk mendiagnosa luka pada usus atau anemia).
Apabila konstipasi disertai demam yang tidak kunjung turun selama 7 hari, maka dapat dilakukan pemeriksaan cek darah lengkap
(untuk mendiagnosa adanya infeksi, anemia, atau inflamasi) atau tes widak (untuk mendeteksi Salmonella Sp, penyebab tifoid).
Referensi
re
Referensi
re
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai