05 KESIMPULAN
LATAR
I
BELAKANG
Skenario/Setting
Seorang pasien anak laki-laki berumur 5 tahun, datang bersama ibunya dengan sakit perut yang disebabkan karena
konstipasi sejak 5 hari yang lalu.Anak tersebut selalu mengeluh kesakitan dan merasa nyeri pada bagian anus setiap
akan BAB ditambah perutnya terasa kembung. Pengeluaran fesesnya sedikit dengan tekstur keras dan terdapat sedikit
darah pada fesesnya.Menurut keterangan sang ibu anaknya tidak suka makan sayur/buah, sering menunda BAB, dan
suka jajan sembarangan. Riwayat penyakit yang pernah diderita sang anak yaitu diare dan sebelumnya sempat
mengkonsumsi guanistrep 1 botol, suplemen zinc dan Sirup zamel (mengandung zat besi) sebagai suplemen
makanannya.
Gejala Pasien
• Frekuensi buang air besar ≤ 2 kali seminggu
• Terasa sakit/nyeri saat buang air besar
• Konsistensi tinja keras dan kering
• Perut terasa kembung
Permata (2021)
II TINJAUAN
PUSTAKA
SWAMEDIKASI
Swamedikasi memiliki
Hanya dapat
makna mengobati segala dilakukan untuk :
keluhan untuk mengatasi • Obat bebas
penyakit atau gejala • Obat bebas terbatas
penyakit pada diri • Obat wajib apotek
sendiri dengan obat-obat (OWA)
• Alat Kesehatan dan
yang sederhana yang
BMHP (berdasarkan
dibeli bebas pada apotek
ketentuan
atau toko obat atas peraturan
inisiatif sendiri. perundang-
undangan)
Pilihan Obat
Pembentuk massa feses
ispaghula dan metil selulosa
Stimulant
bisakodil, fenolftalein dan gliserin
Pelunak feses
parafin cair
Pencahar osmolitik
magnesium sulfat dan lactulosa
Pembentuk massa feses
• bekerja menjerap air =>menaikan massa feses =>
merangsang peristaltik
• berupa kapsul/serbuk
• hindari bagi wanita hamil, penderita diabetes, serta pasien lanjut usia
67 %
43 %
79 %
33 %
CARA MENGDIAGNOSA
MENGGALI INFORMASI DARI
DAN MEMILIH OBAT
PASIEN
PADA PASIEN
METODE SWAMEDIKASI
01 IDENTITAS PASIEN
Akuisisi Pengetahuan
Referensi Pengetahuan
Mekanisme Inferensi
METODE SWAMEDIKASI
• Usia Pasien
Pada pemilihan obat bagi pasien wajib halnya • Berat badan pasien
• Gejala yang dialami pasien
dilakukan secara tepat, adapun diantaranya hal yang • Riwayat penyakit pasien
harus diperhatikan dalam menentukan jenis obat • Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan,
cara pemakaian, efek samping dan
yaitu : interaksi obat
IV HASIL &
PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
assesement
SUBJEKTIF OBJEKTIF
• pasien merasa kesakitan bagian anus setiap kali • pasien menderita konstipasi sejak 5 hari lalu
ingin buang air besar • sebelumnya pasien menderita diare 2 minggu
• feses yang dikeluarkan sedikit dengan tekstur lalu.
keras dan terdapat sedikit darah
• pasien memiliki kebiasaan tidak suka makan buah
dan sayur, sering menunda BAB, dan suka membeli
makanan sembarangan
• riwayat penyakit terakhir yang diderita pasien Conclusion?
adalah diare
• sebelumnya, pasien mengkonsumsi guanistrep,
suplemen zinc dan mengkonsumsi suplemen
makanan sirup zamel (hingga kini)
SOLUTION What patients should know?
• • Dosis: 2x6mg/hari
• • Lama bekerja: 1-2 hari
• Penyimpanan: suhu ruangan
WHY? Caution!
• • perbanyak minum air karena
menyebabkan dehidrasi
• • Dapat membuat kembung. Hindari
buah dan sayur untuk mencegah
keparahan (solusi: simeticon,
(4x40mg)
• penyimpanan: suhu ruangan
• rekomendasi asupan serat: vegeblend
(setelah konstipasi pulih)
A:“Selamat pagi Ibu, selamat datang di apotek kami, perkenalkan
saya apoteker Wahyuni yang bertugas pagi ini. Apa ada yang bisa
saya bantu, ibu?
P:"Iya mbak, saya mau membeli obat sembelit untuk anak saya”
P:"anak saya tidak suka makan sayur/buah, anaknya juga suka sekali jajan
sembarangan. selain itu kalau sudah asyik bermain PS dia sering menunda BAB, sampai
selesai bermain"
A:" kemungkinan besar hal tersebut menjadi penyebab utamanya bu, sebelumnya
anaknya pernah punya riwayat penyakit lain? atau pernah mengkonsumsi obat
tertentu sebelumnya?
P:"Anak saya sebelumnya pernah mengalami diare mbak, 2 minggu lalu tetapi sudah
sembuh. waktu itu kalo gak salah dikasih guanistrep obat diarenya. Terus kemarin ada
yang merekomendasikan kalo diare kasih zinc aja. Diminum sampai habis. Bagus buat
pemulihan kalo misalnya perutnya dia ada luka”. Terus saya kasih itu tablet zinc
selama 10 hari. Guanistrep nya juga 1 botol itu habis karena diarenya waktu itu parah
mba.”
A:"Ohh begitu bu, selain itu, apakah anaknya juga mengkonsumsi suplemen atau
multivitamin lain?”
P: Kalau vitaminnya saya kasih rutin bu. Dulu waktu ke dokter anak sempat dikasih
rekomendasi sirup Zamel. Jadi sampai sekarang saya masih kasih itu”.
A: “Baik ibu, kalau begitu saya ambilkan obatnya dulu ya, mohon ditunggu sebentar
bu”
A:"Untuk lactulax dan laktulosa generik, nanti ibu berikan sebanyak 10 ml sebanyak 2 kali
sehari. Sedangkan kalau Dulcolactol ibu hanya perlu berikan 3 ml sebanyak 2 kali sehari.
Kalau dari segi kualitas, mengapa lactulax lebih mahal dari lactulosa biasa padahal
dosisnya sama? itu dilihat dari segi kualitas bahan dan formulasinya sih bu. Mungkin saja,
lactulax menggunakan formulasi yang membuat obat ini lebih cepat terserap, jadi efek
terapinya lebih cepat "
P:"Oh kalau begitu saya ambil yang lactulax aja deh bu. Terus obat ini ada efek sampingnya
gak bu? Atau kalau kemarin kan saya dikasih 2 obat itu (guanistrep sama zinc), kalau
sekarang ini aja cukup?
A:"“Untuk efek samping dari obat ini bisa jadi perut kembung, mual, muntah atau dehidrasi ya
bu. Jadi nanti si adek disuruh banyak minum. Sama hindari dulu mengkonsumsi buah dan
sayur sampai sembelitnya pulih”
P:"Hah? bukannya buah sayur bagus untuk sembelit ya mba? Kemarin saya paksa anak saya
makan buah pepaya karena udah 5 hari gak BAB”
A:"”buah memang bagus ibu untuk pencernaan, tapi kalau si adik sedang konstipasi dan
diberikan buah nanti efeknya dia akan kembung dan terkadang bisa memperburuk nyeri
perutnya. Nanti kalau memang sudah sembuh, baru kembali diusahakan makan sayur dan
buah lagi nggih.”
P:" ooo, begitu ya mbak. pantesan kemarin malam dia nangis nangis bilang perutnya
kembung. Terus obat ini kan bikin kembung mba, itu gak kenapa?”
A:"“kalau ibu mau, saya rekomendasikan pakai polysilane junior. obat ini berupa serbuk
yang bisa dicampur dengan makanan atau susunya. nanti akan mengurangi masalah
kembung pada adiknya. diberikan 4 kali sehari nggih”
P:"”Boleh deh mba,
A:"“Baik ibu.. mungkin tadi untuk obat obatannya saya sempat terlewat memberikan
informasi. Apakah ibu boleh dibantu diulangi sedikit penjelasan saya tadi?”
P:"Untuk lactulaxnya cukup dikasih 2 kali sehari 10 ml kan ya bu? Terus untuk kembungnya
pakai yang polysilane junior 4 kali sehari atau bila kembung. yang vegeblend 1 kali saja.
Yang bentuknya kapsul ini keduanya boleh dicampur dimakanan kan? Oh ya nanti kalau
anak saya sudah sembuh, tidak perlu konsumsi sampai habis kan?”
A:"betul ibu dan untuk penyimpanannya pada suhu ruang dan hindarkan dari sinar matahari
langsung ya bu. nanti setelah dibuka, obat ini akan bertahan selama sebulan saja dan satu
lagi bu apabila nanti sakit adiknya tidak kunjung sembuh segera hubungi dokter ya bu”
Berdasarkan kurun waktunya, permasalahan konstipasi yang masih terjadi kurang lebih dua hari merupakan hal
yang masih wajar dan sering terjadi pada anak-anak, sehingga masih tidak perlu untuk diberikan terapi berupa
obat over the counter namun cukup probiotik saja. Pada kasus ini, pasien sudah tidak buang air besar selama 5
hari yang mana tidak tergolong normal. Pemberian lactulose sebagai lini pertama menurut kami sudah tepat. Hal
tersebut dikarenakan lactulosa tersedia dalam sediaan sirup sehingga bekerja nyaman. Selain itu mampu
mengatasi permasalahan konstipasi ringan hingga berat. Permasalahan yang mungkin dapat diangkat yakni
lactulosa akan mulai memberikan efek terapeutik yang cukup lama, sehingga permasalahan lain seperti kembung
dan nyeri kolik mungkin akan muncul. Hal yang kami pertimbangkan dalam pemilihan obat ini yakni kenyamanan
penggunaan serta keamanan dosis.
1. Terapi apa yang selanjutnya diberikan apabila Lactulosa tidak mempan?
Jawab:
Apabila pasien tidak kunjung buang air besar dengan kurun waktu lebih dari 2 hari setelah pengkonsumsian obat, maka perlu
dilakukan evaluasi kembali yang meliputi: Apakah asupan makan pasien terarur? Jumlah makanan yang dikonsumsi pasien akan
mempengaruhi pembentukkan feses pasien. Apabila jumlah makanan yang dikonsumsi pasien berkurang, maka frekuensi untuk
buang air besar juga berkurang. Pasien yang mengalami konstipasi cenderung mengalami penurunan nafsu makan. Adapun yang
dapat dilakukan yakni menyarankan pasien untuk banyak bergerak, sehingga memicu rasa lapar; memperbanyak minum air putih;
dan bila perlu mengkonsumsi suplemen penambah nafsu makan (mengganti zamel dengan Elkana-Cl atau dengan vitabumin).
Apabila pola makan pasien tidak memiliki masalah dan penggunaan obat sudah tepat, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan
obat lactulose memang tidak adekuat pada pasien tersebut. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh konsistensi feses sebelumnya
yang sudah sangat padat sehingga susah untuk dikeluarkan. Maka dari itu, sebaiknya lactulose diganti dengan obat konstipasi lain
seperti bisakodil. Berdasarkan literatur, bisakodil memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan lactulose. Penggunaan
dalam bentuk supositoria akan lebih disarankan karena memiliki onset yang lebih cepat (dalam hal ini, aspek kenyamanan dinomor
dua kan).
1. Pada kasus tersebut, feses pasien sempat terdapat darah. Apakah kasus tersebut bisa ditangani secara swamedikasi?
Jawab:
Berdasarkan kasus yang di atas, kami menyimpulkan bahwa darah yang terdapat dalam feses kemungkinan disebabkan karena
pasien mengalami hemorroid. Hal tersebut kami simpulkan dari kebiasaan pasien yang sering duduk dan sering menunda BAB.
Selain itu, penggunaan absorben yang tidak benar pada riwayat penyakit sebelumnya (diare) memicu terbentuknya konsistensi
feses yang keras, sehingga terjadi gesekan yang menimbulkan luka. Namun berdasarkan literatur, kasus hemorrhoid yang terjadi
pada anak dibawah umur cukup jarang terjadi, jadi cukup dipastikan kembali apakah ada keluhan atau gejala lain seperti demam,
mual, pusing atau muntah. Apabila terdapat keluhan demam, maka sebaiknya dikonsultasikan ke dokter untuk diagnose lebih lanjut.
Adanya darah pada feses disertai demam (kurang lebih 3 hari) dapat menjadi salah satu tanda-tanda infeksi. Infeksi masalah
pencernaan pada anak dapat berupa infeksi parasite atau bakteri. Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat disarankan yakni :
cek feses lengkap (untuk mengetahui penyebab infeksi) atau cek darah samar (untuk mendiagnosa luka pada usus atau anemia).
Apabila konstipasi disertai demam yang tidak kunjung turun selama 7 hari, maka dapat dilakukan pemeriksaan cek darah lengkap
(untuk mendiagnosa adanya infeksi, anemia, atau inflamasi) atau tes widak (untuk mendeteksi Salmonella Sp, penyebab tifoid).
Referensi
re
Referensi
re
TERIMA KASIH