Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR

“RESEP 4”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Eka Indra Setyawan, S.Farm., M.Sc., Apt.

KELOMPOK 1
GOLONGAN 1

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
ANGGOTA KELOMPOK:

Nurul Febryani (1608551001)


Ayu Atika Aziz (1808551025)
Najwa Falhum (1808551031)
Susanti Mutmainah (1808551035)
Novi Sekar Kinanti (1808551040)
Putu Mirah Danawati (1808551042)
Ni Putu Evy Surya Maryati (1808551052)
Priskila Putri Mairing (1808551057)
I Putu Rizki Karisma Parta Wiratama (1808551063)
I Gede Bayu Krisnayana (1808551064)
Putu Yunda Agung Fajarningrum (1808551065)
Diah Jenari Asih (1808551066)
Ni Putu Ayu Wulandari Dewi (1808551071)
Dewa Gede Agung Wahyudi (1808551072)
Putu Ayu Viona Serapin Putri (1808551075)
Anak Agung Istri Manik Priastari (1808551077)
Ni Komang Sinta Purnamawati (1808551078)
I Bagus Duta Anandika (1808551080)
Maruli Davidson Sitompul (1808551081)
Dewi Purwani Caya Ningsih (2008551001)
Armida Asya Farhani (2008551002)
I. RESEP
CAPSULAE
Resep No. 4

II. RESEP STANDAR


III. KELENGKAPAN RESEP
1. Tidak dicantumkan nama setiap bahan obat serta komposisinya.
2. Tidak dicantumkan aturan minum yang tepat (sesudah/sebelum makan).
3. Tidak terdapat paraf atau tanda tangan dokter penulis resep (subscriptio).
4. Tidak dicantumkan berat badan pasien.
5. Alamat pasien kurang lengkap.

IV. PERMASALAHAN
1. Dalam resep diminta untuk dibuat dalam bentuk sediaan kapsul dan tidak
diketahui ukuran cangkang kapsul yang digunakan.
2. Teofilin dan efedrinhidrochlorida memiliki perhitungan dosis yang
melebihi batas dosis maksimum (overdose).
3. Penambahan lactosum yang digunakan belum diketahui karena bobot
cangkang kapsul harus ditetapkan terlebih dahulu.

V. PENGATASAN
1. Dihitung bobot keseluruhan obat untuk satu kapsul, kemudian dicocokkan
cangkang kapsul yang mungkin digunakan sesuai dengan bobot yang telah
dihitung.
2. Dosis pada resep ini perlu dikonsultasikan pada dokter penulis resep untuk
menurunkan dosis pemakian.
3. Setalah ukuran cangkang kapsul telah ditentukan yaitu nomor 3 yang
dapat memasukan bahan obat sebanyak 200 mg, sedangkan bobot
campuran bahan obat tiap kapsul adalah 190 mg, maka perlu ditambahkan
10 mg lactosum tiap kapsul

VI. PEMERIAN BAHAN


1. Teofilin (Theophyline)
- Pemerian : Serbuk, hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, stabil
diudara.
- Kelarutan : Sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam air
panas.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
(Kemenkes RI, 2014 Hal. 1250, 1251).
- Khasiat : Spasmolitikum bronkial (Depkes RI, 1979 Hal.
598).
2. Efedrin Hidroklorida (Ephedrine Hydrocloride)
- Pemerian : Serbuk atau hablur halus, putih, tidak berbau
- Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam etanol, tidak
larut dalam eter.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.
(Kemenkes RI, 2014 Hal. 363).
- Khasiat : Simpatomimetikum (Depkes RI, 1979 Hal. 237).
3. Vitamin B1 (Thiamine Hydrochloride)
- Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih, bau khas lemah.
- Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam gliserin, sukar
larut dalam etanol, tidak larut dalam eter dan dalam benzen.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertututp baik, tidak tembus cahaya
(Kemenkes RI, 2014 Hal. Hal. 1265 & 1266).
- Khasiat : Antineuritikum, komponen utama vitamin B
kompleks (Depkes RI, 1979 Hal. 599).
4. Vitamin C (Asam Askorbat/Ascorbic Acid)
- Pemerian : Hablur atau serbuk, putih atau agak kuning oleh
pengaruh cahaya lambat laun menjadi berwarna gelap.
- Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, serta dalam benzen
- Penyimpanan : Dalam wadah tetutup rapat, tidak tembus cahaya
(Kemenkes RI, 2014 Hal. 149).
- Khasiat : Antiaskorbut (Depkes RI, 1979 Hal. 990).

VII. PERHITUNGAN DOSIS


1. Teofilin
 Dosis lazim sekali pekaian dewasa : 200 mg
 Dosis lazim sehari pemakaian dewasa : 500 mg
 Dosis maksimum sekali pemakaian dewasa : 500 mg
 Dosis maksimums sehari pemakaian dewasa : 1000 mg
(Farmakope Indonesia III, Hal 990).
a. Dosis lazim anak berumur 7 tahun (Rumus Young)
n
 Sekali pakai : × (DL dewasa ) mg
n + 12
7
: × 200 mg
7 + 12
: 73,68 mg
n
 Satu hari : × (DL dewasa ) mg
n + 12
7
: × 500mg
7 + 12
: 184,21 mg
b. Dosis maksimum anak berumur 7 tahun (Rumus Young)
n
 Sekali pakai : × (DL dewasa ) mg
n + 12
7
: × 500mg
7 + 12
: 184,21 mg
n
 Satu hari : × (DL dewasa ) mg
n + 12
7
: × 1000mg
7 + 12
: 368,42 mg
c. Dosis pada resep
 Sekali pakai : 0,28 gram = 280 mg
 Satu hari : 280mg × 3 = 840mg
d. Persentasi pemakaian lazim
280 mg
 Sekali pakai : × 100% = 380,02%
73,68 mg
840 mg
 Satu hari : × 100% = 456%
148,21 mg
e. Persentase pemakaian maksimum
280 mg
 Sekali pakai : × 100% = 456%
184,21 mg
840 mg
 Satu hari : × 100% = 228%
368,42 mg
 Kesimpulan :
Dosis Teofilin melebihi batas dosis maksimum (overdose) maka
harus dikonsultasikan dengan dokter penulis resep untuk
menurunkan dosis pemakaian menjadi 75mg.
 Penggunaan Teofilin setelah dosis diturunkan
a. Pemakaian teofilin
 Sekali pakai : 75 mg
 Satu hari : 3 x 75mg = 225 mg
b. Presentase pemakaian dosis lazim
75 mg
 Sekali pakai : × 100% = 101,79%
73,68 mg
75 mg
 Satu hari : × 100% = 122,14%
184,21 mg
c. Presentase pemakaian dosis maksimum
75 mg
 Sekali pakai : × 100% = 40,71%
184,21 mg
75 mg
 Satu hari : × 100% = 61,07%
368,42 mg
 Kesimpulan :
Setelah dosis penggunaan diturunkan, dosis sudah berada pada
rentang jendela terapi sehingga dapat menimbulkan efek terapi dan
aman jika dikonsumsi oleh pasien.
2. Efedrin Hidroklorida
 Dosis lazim sekali pekaian dewasa : 10mg- 30mg
 Dosis lazim sehari pemakaian dewasa : 30mg - 100mg
 Dosis maksimum sekali pemakaian dewasa : 50mg
 Dosis maksimums sehari pemakaian dewasa : 150 mg
(Farmakope Indonesia III, Hal 968).
a. Dosis lazim anak berumur 7 tahun (Rumus Young)
n
 Sekali pakai : × (DL dewasa )mg
n + 12
7
: × (10 - 30)mg
7 + 12
: (3,68-11,05)mg
n
 Satu hari : × (DL dewasa)mg
n + 12
7
: × (30 − 100)mg
7 + 12
: (11,05 – 36,8) mg
b. Dosis maksimum anak berumur 7 tahun (Rumus Young)
n
 Sekali pakai : × (DL dewasa) mg
n + 12
7
: × 50 mg
7 + 12
: 18,42 mg
n
 Satu hari : × (DL dewasa) mg
n + 12
7
:
7 + 12
× 150mg
: 55,26 mg
c. Dosis pada resep
 Sekali pakai : 0,068 gram = 68mg
 Satu hari : 68 mg × 3 = 204mg
d. Persentasi pemakaian lazim
68 mg
 Sekali pakai : × 100% = 1847,8% - 615,38%
(3,68-11,05) mg
204 mg
 Satu hari : × 100% = 1846,15% - 554,3%
(11,05-36,8) mg
e. Persentase pemakaian maksimum
68 mg
 Sekali pakai : × 100% = 369,16%
18,42 mg
204 mg
 Satu hari : × 100% = 369,16%
55,26 mg
 Kesimpulan :
Dosis Efefrin HCl melebihi batas dosis maksimum (overdose) maka
harus dikonsultasikan dengan dokter penulis resep untuk
menurunkan dosis pemakaian menjadi 5mg.
 Penggunaan Efedrin HCl setelah dosis diturunkan
a. Pemakaian Efedrin HCl
- Sekali pakai : 5 mg
- Satu hari : 3 x 5mg = 15 mg
b. Presentase pemakaian dosis lazim
5 mg
- Sekali pakai : × 100% = 135,8% - 45,24%
(3,68-11,05) mg
15 mg
- Satu hari : × 100% = 136,36% - 40,7%
(11,05-36,8) mg
c. Presentase pemakaian dosis maksimum
5 mg
- Sekali pakai : × 100% = 27,1%
18,42 mg
15 mg
- Satu hari : × 100% = 27,1%
368,42 mg
 Kesimpulan :
Setelah dosis penggunaan diturunkan, pemakaian Efedrin HCl sudah
berada dalam rentang dosis lazim dan tidak melewati batas dosis
maksimum.
3. Vitamin B1
 Dosis lazim sekali pekaian dewasa :-
 Dosis lazim sehari pemakaian dewasa : 5mg – 10mg
 Dosis maksimum sekali pemakaian dewasa :-
 Dosis maksimums sehari pemakaian dewasa :-
(Farmakope Indonesia III, Hal 991).
a. Dosis lazim anak berumur 7 tahun (Rumus Young)
 Sekali pakai : -
n
 Satu hari : × (DL dewasa) mg
n + 12
7
: × (5-10)mg
7 + 12
: (1,84 – 3,68) mg
b. Dosis maksimum anak berumur 7 tahun (Rumus Young)
 Sekali pakai : 0,005 gram
 Satu hari : 3 x 0,005 gram
: 0,015 gram
c. Persentasi pemakaian lazim
 Sekali pakai :-
15 mg
 Satu hari : × 100% = 815,21% - 407,6%
(1,84-3,68) mg
d. Persentase pemakaian maksimum
 Sekali pakai :-
 Satu hari :-
 Kesimpulan :
Dosis vitamin B sudah tepat, karena berada pada rentang dosis lazim
sehingga dapat menimbulkan efek terapi dan aman jika dikonsumsi
oleh pasien.
4. Vitamin C
 Dosis lazim sekali pekaian dewasa :-
 Dosis lazim sehari pemakaian dewasa : 75mg –1000mg
 Dosis maksimum sekali pemakaian dewasa :-
 Dosis maksimums sehari pemakaian dewasa :-
(Farmakope Indonesia III, Hal 956).
a. Dosis lazim anak berumur 7 tahun (Rumus Young)
 Sekali pakai :-
n
 Satu hari : × (DL dewasa)mg
n + 12
7
: × (75-1000)mg
7 + 12
: (27,6 – 368,42)mg
b. Dosis maksimum anak berumur 7 tahun (Rumus Young)
 Sekali pakai :-
 Satu hari :-
c. Dosis pemakaian
 Sekali pakai :-
 Satu hari : 75mg x 3 = 225mg
d. Persentasi pemakaian lazim
 Sekali pakai :-
225 mg
 Satu hari : × 100% = 815,2% - 61,07%
(27,6-368,42) mg
e. Persentase pemakaian maksimum
 Sekali pakai :-
 Satu hari :-
 Kesimpulan :
Dosis vitamin C sudah tepat, karena berada pada rentang dosis lazim
sehingga dapat menimbulkan efek terapi dan aman jika dikonsumsi
oleh pasien.

VIII. CARA KERJA


1. Timbangan disetarakan terlebih dahulu.
2. Timbang 50 mg Vitamin B1, Efedrin HCl 100 mg, Vitamin C 750 mg,
Teofilin 750 mg dan 350 mg laktosa di atas kertas perkamen.
3. Vitamin B1 dimasukkan ke dalam mortir, gerus sampai halus kemudian
ditambahkan Efedrin HCl secara geometris dan gerus sampai homogen.
4. Ditambahkan Vitamin C secara geometris , gerus sampai homogen.
5. Kemudian ditambahkan teofilin ke dalam mortir secara geometris, gerus
sampai homogen.
6. Ditambahkan lactosum ke dalam mortir, gerus hingga homogen.
7. Campuran yang telah homogen dibagi menjadi 2 bagian sama berat
ditimbang gram, kemudian masing-masing bagian dibagi menjadi 5
bagian secara visual diatas kertas perkamen.
8. Dimasukan serbuk yang telah dibagi ke dalam cangkang kapsul yang telah
ditentukan ukurannya.
9. Cangkang kapsul dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam klip obat
dan dilengkapi dengan etiket putih.

XI. PENIMBANGAN
1. PERHITUNGAN
a. Teofilin : 75 mg x 10 = 750 mg
b. Efedrin : 10 mg x 10 = 100 mg
c. Vit B1 : 5 mg x 10 = 50 mg
d. Vit C : 75 mg x 10 = 750 mg
e. Total Bahan = 1650 mg/10 kapsul
= 165 mg/kapsul
 Ukuran cangkang kapsul yang digunakan adalah cangkang kapsul
ukuran 3 yaitu 200 mg, maka:
f. Lactosa untuk menambah bobot = (200 mg – 165 mg) x 10
= 350 mg

2. TABEL PENIMBANGAN
NO NAMA BAHAN PENIMBANGAN PARAF
(Kondisional)
1. Teofilin 750 mg

2. Efedrin HCl 100 mg

3. Vitamin B1 50 mg

4. Vitamin C 750 mg

5. Lactosa 350 mg

X. PEMBAHASAN
Menurut Farmakope Indonesia IV, kapsul adalah sediaan padat yang terdiri
dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya
terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga terbuat dari pati dan bahan lain yang sesuai
(Depkes RI, 1995). Pada resep No.4 diminta untuk membuat sediaan kapsul
sebanyak 10 buah. Resep tersebut ditujukan kepada anak Anon Anjasmara yang
berusia 7 tahun. Berdasarkan resep standar yang tercantum dalam Formularium
Indonesia hal.16, Capsulae Theophyllini Compositas dibuat dengan
mengkombinasikan Teofilin, Efedrin HCl, Vitamin B, dan Vitamin C.
Tujuan kombinasi bahan tersebut adalah diindikasikan untuk menyembuhkan
penyakit asma yang disebabkan oleh adanya gangguan pada saluran pernafasan,
dengan menambahkan Efedrin HCl sebagai simpatomimetikum (Depkes RI, 1966).
Sebelum peracikan resep, diperlukan skrining resep. Berdasarkan hasil skrining
resep No.4 belum memenuhi kelengkapan persyaratan administratif. Dikarenakan
pada resep tersebut tidak terdapat tanda tangan/paraf dokter penulis resep
(subscriptio). Kemudian, berdasarkan kesesuaian farmasetika, dokter telah
mencantumkan bentuk sediaan, dosis dan cara pemberian (signature) obat. Namun,
berdasarkan pertimbangan klinis kesesuaian dosis obat yang tertera pada resep
tersebut (Teofilin dan Efedrin HCl) berada di atas dosis maksimum (overdose)
untuk anak berusia 7 tahun, sehingga perlu dikonsultasikan kepada dokter penulis
resep, untuk menurunkan dosis teofilin dan efedrin agar tidak menimbulkan
toksisitas atau efek lainnya yang tidak diinginkan.
Sehingga dilakukan perubahan dosis bahan obat tersebut untuk pasien yang
berumur 7 tahun dengan menurunkan dosis teofilin yang pada awalnya diberikan
280 mg per sekali pemakaian, diturunkan menjadi 75 mg per sekali pemakaian.
Dengan pemberian dosis yang baru, teofilin telah berada di bawah dosis maksimum
untuk anak 7 tahun yaitu 75 mg untuk sekali pemakaian. Selain itu dosis untuk
sehari pemakaiannya juga tidak melebihi dosis maksimum untuk anak 7 tahun.
Sama halnya dengan teofilin, dosis efedrin juga diturunkan. Dosis awal yang tertera
pada resep yaitu 68 mg per sekali pemakaian diturunkan menjadi 5 mg. Sehingga
dengan penurunan dosis tersebut, efedrin telah berada di bawah dosis maksimum
untuk anak 7 tahun yaitu 5 mg untuk sekali pemakaian. Dosis untuk sehari
pemakaian juga telah berada di bawah dosis maksimum pemakaian untuk anak 7
tahun.
Permasalahan pada resep ini adalah tidak tercantum resep standar. Resep
standar (Formulae Officinalis) adalah resep yang tercantum dalam buku farmakope
atau buku lainnya dan merupakan standar (Syamsuni, 2005). Permasalahan lainnya
yaitu tidak terdapat bahan tambahan, sedangkan zat aktif rentan menempel pada
mortir. Maka dalam pembuatan resep ini perlu ditambahkan zat tambahan yang
sesuai, yaitu yang memiliki sifat inert, tidak merusak zat aktif. Sehingga dalam
peracikannya dipilih zat tambahan berupa saccharum lactis yang sesuai digunakan
sebagai zat tambahan untuk pembuatan sediaan oral (Anief, 1990).
Pada prinsipnya cara peracikan kapsul cangkang keras, terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu diawali dengan pengecilan ukuran partikel dan pencampuran bahan.
Mortir terlebih dahulu dilapisi dengan saccharum lactis dengan cara menggerus
sedikit saccharum lactis ke dalam mortir untuk menutupi pori-pori pada mortir agar
zat aktif tidak menempel pada dinding mortir. Kemudian teofilin dan efedrin
dimasukkan ke dalam mortir dan digerus hingga homogen, serta ditambahkan
sedikit karmin (untuk melihat kehomogenitasannya) karena kedua zat tersebut
memiliki warna yang sama. Setelah homogen pada mortir tersebut ditambahkan
Vitamin B dan Vitamin C dan digerus homogen kemudian dipindahkan ke atas
kertas perkamen, dibagi menjadi 2 secara penimbangan, kemudian masing-masing
sediaan dibagi 5 secara visual sesuai dengan permintaan dalam resep.
Tahapan selanjutnya adalah pemilihan cangkang kapsul. Untuk menentukan
ukuran cangkang kapsul dapat menggunakan metode “Rule of Seven”. Metode ini
dilakukan dengan cara menimbang bobot keseluruhan campuran (serbuk). Setelah
mendapat bobot total serbuk kemudian dicari bobot rata-ratanya dengan cara
membagi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Kemudian hasil rerata tersebut
dibagi 65 grain dan diperoleh hasilnya (dibulatkan keatas). Kemudian tentukan
cangkang kapsul menggunakan metode rule of seven dengan cara 7 dikurangi hasil
setelah dibagi 65 grain dan didapatkan ukuran cangkap kapsul yang tepat. Setelah
ukuran kapsul ditetapkan maka dilakukan pengisian kapsul (menggunakan metode
punching) yaitu dengan cara memasukkan setiap bagian serbuk ke dalam induk
kapsul. Kemudian kapsul dibersihkan, setelah kapsul dibersihkan kemudian
dimasukkan ke dalam plastik klip dan diberikan etiket berwarna putih, dan label.
Resep yang dibuat diindikasikan untuk meredakan gejala akibat penyempitan
saluran napas (bronkospasme), seperti mengi atau sesak napas. Penyakit yang bisa
menyebabkan timbulnya gejala tersebut adalah asma dan penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK). Dalam resep yang dibuat mengandung vitamin C, dimana vitamin
C dapat membantu mengurangi stress akibat tinggal di daerah dengan polusi udara
yang parah. Dengan membantu mengurangi stress itulah secara tidak langsung
vitamin C membantu daya tahun tubuh melawan penyakit asma. Selain itu, faktor
alergi juga merupakan salah satu faktor pemicu asma. Serangan asma terjadi ketika
paru–paru atau saluran pernafasan mendeteksi masuknya allergen (benda pemicu
alergi), disaat itulah vitamin C berperan sebagai anti-oksidan melawan radikal
bebas penyebab alergi.
Teofilin bekerja dengan cara mengendurkan otot di saluran pernapasan
sehingga udara dapat mengalir dengan lebih lancar dan proses bernapas juga bisa
lebih mudah. Obat ini juga bisa mengurangi respon saluran napas terhadap alergen.
Pelayanan farmasi yang baik akan mendukung keberhasilan suatu terapi, sehingga
berhasilnya suatu terapi tidak hanya ditentukan oleh diagnosis dan pemilihan obat
yang tepat, tetapi juga kepatuhan (compliance) pasien untuk mengikuti terapi yang
telah di tentukan (Depkes RI, 2006). Beberapa hal yang dapat disampaikan pada
saat pemberian KIE adalah cara pemakaian obat atau aturan pakai, efek samping
obat, maupun terapi non farmakologi yang dapat dilakukan oleh pasien.
Pada kasus ini, Apoteker harus memberikan informasi bahwa obat tersebut
diminum sebanyak 3 kali sehari 1 kapsul setelah makan. Adapun efek samping yang
dapat ditimbulkan adalah mual, muntah, sakit kepala, insomnia, tremor, ansietas
dan takikardia (denyut jantung cepat). Untuk mendukung terapi farmakologi dari
pasien, Apoteker juga dapat memberikan informasi terapi non farmakologi. Terapi
non farmakologi yang dapat dilakukan oleh pasien adalah menghindari alergen
yang memicu asma dan melakukan senam asma, serta melakukan program olahraga
renang. Dikarenakan renang dapat membantu perbaikan fisik pada anak yang
mengalami asma dengan meningkatkan volume paru dan mengembangkan teknik
pernapasan yang lebih baik. Selain itu, renang sangat baik dari segi psikologis
karena menimbulkan rasa senang pada anak yang menjalani renang sebagai terapi
asma. Renang dapat menjadi intervensi nonfarmakologi yang efektif untuk asma
pada anak karena menunjukkan perbaikan pada beberapa parameter penyakit, salah
satunya adalah PEFR (Peak Expiratory Flow Rate) merupakan pengukuran
sederhana terkontrol tidaknya asma. Untuk asma derajat ringan sampai sedang
persisten pada pasien di bawah 20 tahun bisa dimonitor PEFR. Peningkatan PEFR
berbanding lurus dengan perbaikan beberapa aspek, seperti berkurangnya frekuensi
serangan, berkurangnya jumlah hari dengan keluhan wheezing) (Putri dkk., 2017;
Chan et al., 2009).
XI. PENANDAAN
A. ETIKET

APOTEK FARMASI UDAYANA


Bukit Jimbaran, Bali
Telp. (0361) 112604

APA : DIAH JENARI ASIH


SIPA : 1808551066
SIA : GOLONGAN I KELOMPOK 1
No.4
Tgl. 22-02-2021
Anak Anon Anjasmara (7 Tahun)
3 x Sehari 1 Kapsul
Sebelum/ Sedang/ Sesudah Makan

B. LABELING
-
XII. COPY RESEP

Apotek Farmasi Udayana


SIA : xxxxxx
Bukit Jimbaran, Bali
Telp. 0361112604
Praktek : Senin – Jum’at (08.00 – 22.00 )

APA : Diah Jenari Asih


SIPA : 1808551066
SIA : Golongan I Kelompok 1
Denpasar, 22 Februari 2021

SALINAN RESEP
Resep dari : dr. Luliana, Sp. A
No. Resep :4
Tanggal Resep : 28 Februari 2021
Resep Untuk : Anak Anom Anjasmara
Umur : 7 Tahun
Alamat : Denpasar

R/ Capsulae Theophyllin Compositas No.X


m.f.pulv.da.in.caps
S tdd caps I

det
pcc

Apoteker Pengelola Apotek


(Diah Jenari Asih)
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2015. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Chan, M., S. Sitaraman, and A. Dosanjh. 2009. Asthma Control Test and Peak
Expiratory Flow Rate: Independent Pediatric Asthma Management Tools.
Journal of Asthma. 46: 1042-1046.
Depkes RI. 1966. Formularium Indonesia. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Hal. 16.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 2006. Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana
Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI. 2017. Perubahan Penggolongan Narkotika. Jakarta: Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Putri, P. P., K. Nisa, dan R. Wahyudo. 2017. Program Olahraga Renang: Intervensi
Non-Farmakologis yang Efektif pada Asma Anak. Medula. 7(5): 37-41.
Syamsuni, H. A. 2005. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai