Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI KLINIK

KASUS OBAT DIARE

Nama Penyusun
Ratna Ismoyo Wati 19484067 (2D)
D3 Farmasi

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLTEKKES BHAKTI SETYA INDONESIA
2020/2021
KASUS OBAT DIARE

A. TUJUAN PRAKTIKUM
mahasiswa memiliki kemampuan melakukan pelayanan obat-obat diare kemampuan
melakukan pelayanan obat-obat diare dengan pemberian informasi obat yang lengkap dan
benar, disertai dengan pemberian edukasi pada pasien.
B. DASAR TEORI
Diare adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi dan penurunan
konsistensi feses dibandingkan dengan kondisi usus normal ( kondisi usus normal ). Diare
dapat menyebabkan dehidrasi. Terdapat tiga derajat dehidrasi yaitu : diare tanpa dehidrasi,
diare dengan dehidrasi ringan dan diare dengan dehidrasi berat dan diare dengan dehidrasi
berat. Diare dibagi menjadi menjadi 3 yaitu diare akut jika kejadian diare kurang dari 14 hari,
diare persisten jika persisten jika kejadian diare kejadian diare lebih dari 14 hari, 14 hari, dan
diare dan diare kronis jika kronis jika kejadian diare berlangsung lebih dari 30 hari. Pada
umumnya diare akut disebabkan oleh infeksi bakte bkan oleh infeksi bakteri atau virus.
Bakteri penyebab diare (Vibrio cholerae) mengeluarkan toksin yang menyebabkan
penghambatan reabsorbsi NaCl dan air dan meningkatkan aktivitas peristaltik usus. Infeksi
oleh bakteri atau virus menyebabkan terjadinya inflamasi yang ditandai dengan meningkatnya
sekresi air.
Penggunaan beberapa obat seperti H2-receptor blocker blocker, golongan PPI ( proton
pump inhibitor inhibitor ), Misoprostol, Digoksin dan Digitalis, golongan NSAID, Digitalis,
golongan NSAID, antibiotik (Klindamisin, antibiotik (Klindamisin, Tetrasiklin, dan
Tetrasiklin,dan beberapa antibiotik spektru beberapa antibiotik spektrum luas), golongan m
luas),golongan ACEI, Methyldopa dan ACEI, Methyldopa dan penggunaan penggunaan
laksatif yang berlebihan dapat menyebabk menyebabkan diare.
Tujuan terapi diare adalah mengatur pola makan, mencegah gangguan keseimbangan air,
elektrolit dan asam basa, mengatasi gejala, mengobati [enyebab diare dan mengatasi penyakit
yang menyebabkan diare (Wells B.G. et all , 2015). Terapi diare dikelompokkan menjadi :
antimotilitas, adsorbent, antisekretori, antibiotik, enzim, dan probiotik ( antibiotik,enzim, dan
probiotik.
Menurut Depkes terdapat lima langkah tuntaskan diare yaitu berikan berikan oralit, obat
Zinc, berikan berikan ASI/makana ASI/makanan agar gizi tetap tercukupi selama diare,
berikan antibiotik sesuai indikasi, berikan nasihat terkait pemberian oralit danpenanganan
diare.

C. METODE PRAKTIKUM/CARA KERJA


a. Alat dan bahan :
Alat : Alat tulis dan alat hitung
Bahan : buku referensi kasus terkait penggunaan obat diare
b. Cara kerja :
1. Menyelesaikan kasus diare sampai dengan perhitungan dosis, pemilihan obat dan
harga (harga HNA+PPN diperoleh dari ISO/MIMS dengan margin 1,3 tuslah racikan
2000/R dan non racikan 1 000/R) , disertai dengan penjelasan dan alasan pemilihan
obat
2.Mahasiswa juga dipersilahkan untuk menyusun Informasi dan edukasi penyakit serta
obat yang diterima oleh pasien
3.Buku referensi digunakan hanya ketika membuat laporan resmi

D. HASIL PRAKTIKUM
a. Kasus 1
1. Rincian pasien, penyakit dan resep
a) Data Pasien :
- Nama : An. S
- Tanggal lahir : 05 – 03 – 2019
- Jenis kelamin : Perempuan
- Alamat : Gondomanan, Kraton
- Diagnosa medis: Gastroenteritis + Vomiting
- BB saat ini: 9kg, BB sebelum sakit: 9,5kg TB = 63cm LK=46cm LLA =
15cm, BBI= (1,3x2)+8=10,6Kg
b) Riwayat penyakit :
- BAB ± 3× sehari Encer,
- Muntah 2x,
- Makan dan minum susu menurun,
- Badannya panas dan pada tanggal 20 Maret 2021 periksa di puskesmas
diberi obat diare tidak ada perubahan.
c) Terapi /obat yang diterima :
R/ Cotrimoxazol Fls 1
S.2.dd. cth 1
R/ Oralit No. X
S. 1 bungkus setelah BAB
R/ Vometa tab No X
S. 3 dd 1,5 mg
R/ Paracetamol Syr fls 1
S.3 dd 125 mg
2. Perhitungan dosis
1. Cotrimoxazol
Dosis 6bulan – 6 tahun = 5ml (1 sendok teh ) (MIMS 297)
DL pemberian = 2 kali sehari
= 2 x 5ml
= 10ml/ hari
Pemberian pada resep = 2 x 5ml ( 1 sendok teh )
= 10ml/hari
Usia anak memenuhi dosis lazim pemberian yang sudah tertera
2. Oralit
Dosis 1th – 5th = 3 bungkus di 3 jam pertama , 1 bungkus setelah
BAB
Pemberian pada resep = 1 bungkus setelah BAB
Pemberian oralit diberikan agar anak tidak dehidrasi ( sebagai pengganti
cairan dalam tubuh sehingga dosis menyesuaikan aturan di kemasan )
3. Vometa tab
Dosis sekali = 0,2mg – 0,4mg/kg (MIMS 24)
= 0,2mg – 0,4mg x 9kg
= 1,8 mg – 3,6 mg
Dosis perhari 4-8 jam = 1,8 mg – 3,6mg x 3 – 6 kali
= (5,4 mg - 10,8 mg) hingga (10,8mg – 21,6mg)
Pemberian dalam resep = 1,5mg x 3
= 4,5mg/ hari

Pemberian resep dosis kurang dari perhitungan dosis yang telah dihitung.
Pemberian vometa dikarenakan si anak mengalami mual muntah,sehingga
menyebabkan nafsu makan anak berkurang.
4. Paracetamol syr
Dosis 2th – 5th sekali = 1- 2 sendok teh (5ml) (MIMS 170)
= 120 mg – 250 mg /5ml hingga 240mg – 500mg
Dosis sehari 3-4 kali
= 120 mg – 250 mg /5ml hingga 240mg – 500mg x 3-4
= (360mg – 750mg hingga 480mg – 1000mg) sampai (720mg – 960mg
hingga 1500mg – 2000mg )
Pemberian dalam resep sekali = 125 mg ( memasuki range dosis lazim)
Pemberian dalam resep sehari = 3 x 125 mg
= 375 mg (memasuki range dosis lazim)
Pemilihan obat syr paracetamol yang akan diberikan dengan kandungan dosis
250mg/5ml sehingga untuk pemberian nanti menjadi 2,5ml dalam setiap
pemberian.

3. Perhitungan harga
(harga HNA+PPN diperoleh dari ISO/MIMS dengan margin 1,3
tuslah racikan 2000/R dan non racikan 1000/R)
1. Cotrimoxazol
HNA = Rp. 5346 (ISO hal 161)
HJA = ( 5346 x 1,1 ) x 1,3 (margin HJA resep)
= 7644,78 ~ 7700
R/ = 7700 + 1000(Tuslah)
= Rp 8700
2. Oralit
HNA = Rp. 413/sachet
HJA = ( 413 x 1,1 ) x 1,3 (margin HJA resep)
= 590,59 ~ 600/sachet
R/ = (600 x 10 sachet) + 1000 (tuslah)
= 6000 + 1000
= Rp. 7000
3. Vometa tab
HNA = Rp. 167.500/box (MIMS 24)
HJA = (167.500/50 tab) x 1,1 x 1,3 (margin HJA resep)
= 3350/tab x 1,1 x 1,3
= 4790,5 ~ 4800/tab
R/ = (4800 x 10 tab) + 2000 (tuslah)
= 48000+ 2000
= Rp. 51000
4. Paracetamol syr
HNA = Rp.3500
HJA = (3500 x 1,1) x 1,3 (margin HJA resep)
= 5005 ~ 5000
R/ = Rp.5000/fls

Resep total = Rp 8700 + Rp.7000 + Rp.49000 + Rp.5000


= Rp. 69.700
4. Pemberian informasi terkait obat dan penyakit
Dalam kasus ini dilihat dari riwayat penyakit pasien yaitu BAB ± 3×
sehari encer, muntah muntah, makan dan minum susu menurun, badannya panas.
Sudah diperiksakan ke puskesmas tetapi tidak kunjung membaik. Dari keluhan
yang diderita pasien, pasien mengalami muntaber yang disebabkan bakteri pada
saluran cerna. Sehingga terapi obat yang diterima yaitu ada
1. Cotrimoxazol adalah antibiotik untuk mengobati berbagai jenis infeksi
bakteri. Obat ini mampu meringankan dan mengobati infeksi saluran
pernafasan, pencernaan, saluran kemih dan berbagai jenis infeksi
lainnya. . Cotrimoxazole mengandung kombinasi antibiotik
Trimethoprim dan Sulfamethoxazole dengan perbandingan satu bagian
Trimethoprim dan lima bagian Sulfamethoxazole. Cotrimoxazole
bekerja dengan cara menghambat dua tahap sintesis asam folat dan
protein yang sangat esensial untuk mikroorganisme. Trimethoprim
sendiri adalah bakterisida (membunuh bakteri) sedangkan
Sulfamethoxazole adalah bakteriostatik (menghentikan
perkembangbiakan bakteri). Sehingga pemberian cotrimoxazole ini
dapat membantu untuk membunuh dan menghambat bakteri yang
menyebabkan penyakit tersebut.
Pemberian dalam resep sehari 2 kali 1 sendok teh (5ml) setiap 12 jam
sekali harus habis sesudah makan.
Efek samping yang mungkin terjadi mual, muntah, ruam, diare
,demam ,gatal, nyeri otot dan sendi, reaksi alergi bagi pasien yang
sensitif terhadap obat-obat golongan sulfonamide termasuk
cotrimoxazole. Apabila keadaan semakin memburuk segera periksa ke
dokter yang bersangkutan ataupun terdekat.
Penyimpanan simpan pada suhu 15-30 derajat celcius, di tempat kering
dan sejuk.

2. Oralit adalah bat untuk menggantikan kadar elektrolit dan mineral


tubuh yang hilang akibat dehidrasi. Dehidrasi umum disebabkan oleh
diare, muntah terus-menerus, aktivitas fisik yang berlebihan, maupun
kondisi lain yang tidak disebutkan. Selain untuk mengatasi dehidrasi,
larutan ini juga dapat dikonsumsi untuk mencegah tubuh kehilangan
cairan.
Pemberian dalam resep adalah satu bungkus oralit setelah BAB,
dengan cara dilarutkan terlebih dahulu didalam air minum sebanyak
200ml (1 gelas )
Efek samping yang mungkin terjadi adalah perut kembung akibat
terlalu banyak cairan yang masuk, kadar natrium tinggi dalam darah
(hipernatrium) yang menyebabkan otot kejang, detak jantung lebih
cepat, kaki bengkak, hipertensi, mata bengkak. Apabila keadaan
semakin memburuk segera periksa ke dokter yang bersangkutan
ataupun terdekat.
Penyimpanan simpan pada suhu 15-30 derajat celcius, di tempat kering
dan sejuk.

3. Vometa tab mengandung domperidone yang dapat digunakan untuk


mengatasi mual dan muntah, dan gangguan motilitas gastrointestinal
(kontraksi otot-otot polos di saluran pencernaan) atau reaksi tidak
nyaman dibagian perut.
Pemberian dalam resep sehari 3x sehari 1,5mg (dibuat serbuk agar
meudahkan untuk memberikan obat untuk si anak) 15-30 menit
sebelum makan.
Efek samping yang mungkin terjadi adalah menimbulkan efek kantuk,
terjadinya ruam pada kulit, rasa haus, sering merasa cemas, sakit pada
kepala, nyeri pada payudara, dapat meningkatkan kadar prolaktin.
Apabila keadaan semakin memburuk segera periksa ke dokter yang
bersangkutan ataupun terdekat.
Penyimpanan simpan pada suhu 15-30 derajat celcius, di tempat kering
dan sejuk.
4. Paracetamol syrup merupakan obat generik yang digunakan untuk
meredakan sakit kepala, nyeri dan demam.
Pemberian dalam resep sehari 3 kali 125mg (setengah sendok
takar/2,5ml) sesudah makan.
Efek samping yang mungkin terjadi Paracetamol syrup bisa
menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi
dosis yang dianjurkan. Apabila keadaan semakin memburuk segera
periksa ke dokter yang bersangkutan ataupun terdekat.
Penyimpanan simpan pada suhu 15-30 derajat celcius, di tempat kering
dan sejuk.

b. Kasus 2 :
1. Rincian pasien, penyakit dan resep
a) Data Pasien :
- Nama : Nn. R
- Tanggal lahir : 05 – 01 – 2000
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Alamat : Gondomanan, Kraton
- Diagnosa medis: Diare
- BB saat ini : 49kg
b) Riwayat penyakit :
- Pasien mengatakan BAB encer 3 sehari sejak tadi pagi
- Pasien mengatakan lemas
- Pasien mengatakan kurang nafsu makan dan minum
- Bibir kering, turgor kulit menurun
c) Terapi /obat yang diterima :
R/ Cotrimoxazol 480 No. XII
S. 2 dd 2
R/ Loperamide No. X
S. 3 dd 1
R/ Paracetamol No. XV
S. 3 dd 1
R/ Vitamin B Kompleks No. XV
S. 2 dd 1
2. Perhitungan dosis
1. Cotrimoxazole
1 tablet = 480 mg (MIMS 296)
Dosis untuk dewasa = 2 tablet (960mg) / sekali
DL pemberian = 2 kali sehari
= 2 x 960 mg
= 1920 mg/ hari
Pemberian pada resep = 2 x 960mg (2tab)
= 1920mg/hari
Pemeberian cotrimoxazole untuk mebunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri
yang menyebabka penyakit yang terkait.
Dosis pemberian memenuhi atau sesuai dengan anjuran MIMS dan perhitungan.

2. Loperamide tab
1 tablet = 2mg (MIMS 28)
Dosis untuk dewasa = 2mg – 4mg (sekali) penggunaan 1- 2 kali sehari
= (2mg- 4mg ) hingga ( 4mg – 8mg ) /hari
= maksimal 16mg/ hari
Pemberian resep = 3 x 2mg
= 6mg (kurang dari 16mg/hari)
Pemberian loperamid untuk mengatasi diare yang berlebih pada pasien.
Loperamide dapat memperlambat gerakan saluran pencernaan, sehingga usus
punya lebih banyak waktu untuk menyerap cairan dan nutrisi dari makanan yang
dikonsumsi.
3. Paracetamol tab
1 tab = 500mg (MIMS 167)
Dosis untuk dewasa = 500mg – 1000mg penggunaan 3 – 4 kali
sehari = (1500mg – 2000mg ) hingga (3000mg – 4000mg)
= maksimal 4000mg.
Pemberian resep = 3 x 500mg
= 1500mg ( kurang dari 4000mg sehari )
Pemberian paracetamol diberikan karena untuk meredakan nyeri perut pasca diare
atau sewaktu waktu demam saat kondisi tersebut.
4. Vit B komplex
1 tab = 150mg/tab (KF)
Dosis = 1 tab ( 150mg ) / sekali
= 1- 2tab ( 150mg – 300mg )/ sehari
Pemberian resep = 2 x 150mg
= 300mg ( sesuai dosis yang dianjurkan )
Pemberian vit b komplek membantu penderita diare dari rasa lemas sehingga akan
sedikit membantu tenaga penderita. Selain itu dapat untuk meningkatkan nafsu
makan pasien agar segera pulih.
3. Perhitungan harga
(harga HNA+PPN diperoleh dari ISO/MIMS dengan margin 1,3 tuslah racikan
2000/R dan non racikan 1000/R)
1. Cotrimoxazole
HNA = Rp. 10.247/box(ISO hal 161)
HJA = (10.247x 1,1 ) x 1,3 (margin HJA resep)
= 14.653,21 ~ 14.700/box
= 14.700/100 tab
= 147/tab
R/ = 147/tab x 12 tab+ 1000(Tuslah)
= Rp 2764 ~ 2800

2. Loperamide
HNA = Rp.24.168/box (ISO 28)
HJA = (24.168 x 1,1 ) x 1,3 (margin HJA resep)
= 34.560,24 ~ 34.600/box
= 34.600/100 tab
= 346/tab
R/ = 346/tab x 10 tab + 1000 (Tuslah)
= Rp.4460 ~ 4500
3. Paracetamol tab
HNA = Rp. 25000/box (MIMS 169)
HJA = ( 25000/100 tab ) x 1,1 x 1,3 (margin HJA resep)
= 357,5/ tab ~ 360/tab
R/ = 360/tab x 15 tab + 1000(tuslah)
= Rp. 5400
4. Vit B kompleks
HNA = Rp. 16.500/box (kf)
HJA = (16500/100 tab) x 1,1 x 1,3 (margin HJA resep)
= 235,95/tab ~ 240/tab
R/ = 240/tab x 15 tab + 1000(tuslah)
= Rp. 4600

Resep total = Rp. 2800 + Rp.4500 + Rp. 5400 + Rp. 4600


= Rp. 17.300

4. Pemberian informasi terkait obat dan penyakit


Dalam kasus ini dilihat dari riwayat penyakit pasien yaitu pasien mengatakan bab
encer 3 kali sehari sejak tadi pagi, pasien mengatakan lemas, pasien mengatakan
kurang nafsu makan dan minum, bibir kering, turgor kulit menurun .Dari keluhan
yang diderita pasien, pasien mengalami diare akibat infeksi bakteri pada saluran
cerna. Sehingga terapi obat yang diterima yaitu ada
1. Cotrimoxazol adalah antibiotik untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri.
Obat ini mampu meringankan dan mengobati infeksi saluran pernafasan,
pencernaan, saluran kemih dan berbagai jenis infeksi lainnya. . Cotrimoxazole
mengandung kombinasi antibiotik Trimethoprim dan Sulfamethoxazole dengan
perbandingan satu bagian Trimethoprim dan lima bagian Sulfamethoxazole.
Cotrimoxazole bekerja dengan cara menghambat dua tahap sintesis asam folat
dan protein yang sangat esensial untuk mikroorganisme. Trimethoprim sendiri
adalah bakterisida (membunuh bakteri) sedangkan Sulfamethoxazole adalah
bakteriostatik (menghentikan perkembangbiakan bakteri). Sehingga pemberian
cotrimoxazole ini dapat membantu untuk membunuh dan menghambat bakteri
yang menyebabkan penyakit tersebut.
Pemberian dalam resep sehari 2 kali 2 tablet 12 jam sekali harus habis sesudah
makan.
Efek samping yang mungkin terjadi mual, muntah, ruam, diare ,demam ,gatal,
nyeri otot dan sendi, reaksi alergi bagi pasien yang sensitif terhadap obat-obat
golongan sulfonamide termasuk cotrimoxazole. Apabila keadaan semakin
memburuk segera periksa ke dokter yang bersangkutan ataupun terdekat.
Penyimpanan simpan pada suhu 15-30 derajat celcius, di tempat kering dan
sejuk.
2. Loperamide tab adalah obat yang digunakan untuk mengatasi diare. Obat ini
bekerja dengan cara memperlambat gerakan saluran pencernaan, sehingga usus
punya lebih banyak waktu untuk menyerap cairan dan nutrisi dari makanan
yang dikonsumsi. Sehingga pemberian ini dapat membantu mengurangi
frekuensi BAB pasien.
Pemberian dalam resep sehari 3 kali 1 tablet, dilanjutkan 1 tab setelah BAB.
Apabila keadaan semakin memburuk segera periksa ke dokter yang
bersangkutan ataupun terdekat.
Efek samping yang mungkin terjadi pusing, sembelit, kelelahan, mual.
Penyimpanan simpan pada suhu 15-30 derajat celcius, di tempat kering dan
sejuk.
3. Paracetamol tab sebagai analgetik, bekerja dengan meningkatkan ambang rasa
sakit dan sebagai antipiretik yang diduga bekerja langsung pada pusat pengatur
panas di hipotalamus. Pemberian paracetamol diberikan untuk mengurangi rasa
nyeri akibat diare dan sewaktu waktu pasien demam saat kondisi tersebut.
Pemberian dalam resep sehari 3 kali 1 tablet, sesudah makan.
Efek samping yang mungkin terjadi Paracetamol tab bisa menyebabkan
kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan.
Apabila keadaan semakin memburuk segera periksa ke dokter yang
bersangkutan ataupun terdekat.
Penyimpanan simpan pada suhu 15-30 derajat celcius, di tempat kering dan
sejuk.

4. Vit B kompleks berperan dalam proses metabolisme karbohidrat dan protein


dalam tubuh dalam menghasilkan energi. Sehingga pemberian vitamin ini dapat
membantu memulihkan tenaga pasien serta dapat membantu menambah nafsu
makan.
Pemberian dalam resep sehari 2 kali 1 tab sesudah makan.
Efek samping yang mungkin terjadi yaitu pusing, sering buang air kecil,
perubahan warna urin, tinja berwarna hitam, sembelit, diare, sakit perut, mual.
Penyimpanan simpan pada suhu 15-30 derajat celcius, di tempat kering dan
sejuk.

E. PEMBAHASAN DAN KIE


Pada kasus pertama menurut riwayat penyakit pasien yaitu riwayat penyakit pasien
yaitu BAB ± 3× sehari encer, muntah muntah, makan dan minum susu menurun, badannya
panas. Sudah diperiksakan ke puskesmas tetapi tidak kunjung membaik. Serta didiagnosis
Gastroenteritis Vomiting, sehingga diberikan obat terapi yaitu Cotrimoxazole diberikan
sehari 2 kali 1 sendok teh (5ml) setiap 12 jam sekali harus habis sesudah makan. Pemberian
cotrimoxazole bekerja dengan cara menghambat dua tahap sintesis asam folat dan protein
yang sangat esensial untuk mikroorganisme. Trimethoprim sendiri adalah bakterisida
(membunuh bakteri) sedangkan Sulfamethoxazole adalah bakteriostatik (menghentikan
perkembangbiakan bakteri). Sehingga pemberian cotrimoxazole ini dapat membantu untuk
membunuh dan menghambat bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut. Selain pemberian
antibiotik , oralit juga diberikan agar pasien tidak mengalami dehidarsi akibat frekuensi BAB
yang berlebih. Oralit diberikan 1 bungkus setiap setelah BAB, penggunaan dilarutkan
terlebih dahulu dengan air matang sebanyak 200ml. Dikarenakan pasien mengalami mual
muntah, maka perlu obat untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan pemberian Vometa tab
yang mengandung domperidone. Dimana domperidone ini dapat digunakan untuk mengatasi
mual dan muntah, dan gangguan motilitas gastrointestinal (kontraksi otot-otot polos di
saluran pencernaan) atau reaksi tidak nyaman dibagian perut.Vometa diberiakan sehari 3 kali
sebanyak 1,5mg/bungkus 15- 30menit sebelum makan. Selain 3 obat tadi Paracetamol syr
juga diresepkan untuk kasus ini karena pasien mengalami demam, sehingga membutuhkan
obat untuk menurunkan demamnya. Paracetamol merupakan analgesik dan antipiretik,
sehingga dalam penggunaanya diberikan sehari 3 kali sebanyak 125mg /2.5ml (setengah
sendok takar atau bisa menggunakan sendok teh ). Dari kasus ini pasien akan segera pulih
apabila ditunjang dengan makan makanan yang sehat dan bergizi seperti buah dan sayur,
banyak minum air putih, dan menjaga pola hidup yang baik seperti mencuci tangan sebelum
makan, tidak makan sembarangan, serta menjaga kebersihan lingkungan.

Pada kasus kedua menurut riwayat pasien yaitu mengatakan bab encer 3 kali sehari
sejak tadi pagi, pasien mengatakan lemas, pasien mengatakan kurang nafsu makan dan
minum, bibir kering, turgor kulit menurun. Serta didiagnosis mengalami diare, sehingga
diberikan obat terapi yaitu Cotrimoxazole diberikan 2 kali 2 tablet setiap 12 jam sekali harus
habis sesudah makan. Pemberian cotrimoxazole bekerja dengan cara menghambat dua tahap
sintesis asam folat dan protein yang sangat esensial untuk mikroorganisme. Trimethoprim
sendiri adalah bakterisida (membunuh bakteri) sedangkan Sulfamethoxazole adalah
bakteriostatik (menghentikan perkembangbiakan bakteri). Sehingga pemberian
cotrimoxazole ini dapat membantu untuk membunuh dan menghambat bakteri yang
menyebabkan penyakit tersebut. Selain pemberian antibiotik ,pemberian obat diare yaitu
loperamide yang digunakan untuk mengatasi diare. Obat ini bekerja dengan cara
memperlambat gerakan saluran pencernaan, sehingga usus punya lebih banyak waktu untuk
menyerap cairan dan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Sehingga pemberian ini dapat
membantu mengurangi frekuensi BAB pasien. Loperamide diberikan sehari 3 kali 1 tablet
disusul 1 tablet setiap BAB. Dalam kasus ini paracetamol juga diberikan karena untuk
mengurangi rasa nyeri akibat diare serta sewaktu waktu pasien mengalami demam. Obat ini
diberikan sehari 3 kali 1 tablet sesudah makan atau saat merasa nyeri dan demam. Karena
pasien mengalami lemas, bibir kering dan dehidarasi pemberian B komplek berperan dalam
proses metabolisme karbohidrat dan protein dalam tubuh dalam menghasilkan energi
sehingga pasien memiliki tenaga serta nafsu makan juga bertamabah. Dari kasus ini pasien
akan segera pulih apabila ditunjang dengan makan makanan yang sehat dan bergizi seperti
buah dan sayur, banyak minum air putih, dan menjaga pola hidup yang baik seperti mencuci
tangan sebelum makan, tidak makan sembarangan, olahraga secara teratur, istirahat yang
cukup serta menjaga kebersihan lingkungan.

F. KESIMPULAN
Pada kasus pertama dan kedua memiliki salah satu gejala yang sama yaitu mengalami
diare akan tetapi pemberian obat dan swamedikasi berbeda. Karena sebab dari
gejala/keluhan diare itu tadi dari setiap kasus berbeda.
1. Kasus pertama pemberian Cotrimoxazole sirup anak karena mengandung antibiotik
kombinasi yaitu Trimethoprim bakterisida (membunuh bakteri) dan
Sulfamethoxazole adalah bakteriostatik (menghentikan perkembangbiakan bakteri).
Sehingga pemberian cotrimoxazole ini dapat membantu untuk membunuh dan
menghambat bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut. Selain antibiotik Oralit
juga diberikan agar pasien tidak dehidrasi, pemberian Vometa digunakan untuk
mengurangi rasa mual muntah pada pasien, serta pemberian Paracetamol untuk
mengatasi demam dan nyeri. Obat tersebut merupkan terapi obat yang digunakan
untuk kasus ini ,yang mana obat ini telah disesuaikan dengan riwayat pasien yang
diderita. Dan jika dalam waktu 3 hari tidak sembuh atau bertambah parah sebaiknya
konsultasi dengan dokter
2. Kasus kedua pemberian Cotrimoxazole tab antibiotik kombinasi yaitu Trimethoprim
bakterisida (membunuh bakteri) dan Sulfamethoxazole adalah bakteriostatik
(menghentikan perkembangbiakan bakteri). Selain antibiotik, obat diare yaitu
Loperamide HCl juga diberikan untuk mengatasi frekuensi BAB yang berlebih,
pemberian Paracetamol tab untuk mengatasi nyeri perut saat diare serta mengatasi
jika terjadinya demam saat kondisi ini, pemberian vit B komplek untuk membantu
memulihkan tenaga pasien serta dapat membantu menambah nafsu makan. Obat
tersebut merupkan terapi obat yang digunakan untuk kasus ini ,yang mana obat ini
telah disesuaikan dengan riwayat pasien yang diderita. Dan jika dalam waktu 3 hari
tidak sembuh atau bertambah parah sebaiknya konsultasi dengan dokter.
3. Kedua kasus sama sama menggunakan antibiotik Cotrimoxazole, karena ke dua kasus
mengalami diare akibat infeksi bakteri. Namun memiliki gejala dan keluhan yang
berbeda.
4. Dari kedua kasus tersebut pasien akan segera pulih apabila ditunjang dengan makan
makanan yang sehat dan bergizi seperti buah dan sayur, banyak minum air putih, dan
menjaga pola hidup yang baik seperti mencuci tangan sebelum makan, tidak makan
sembarangan, olahraga secara teratur, istirahat yang cukup serta menjaga kebersihan
lingkungan.
G. DAFTAR PUSTAKA

https://www.klikdokter.com/obat/cotrimoxazole#Efek%20Samping (28 Maret 21,12.34)

https://hellosehat.com/obat-suplemen/larutan-oralit-adalah/ (28 Mar. 21, 12.47)

https://www.klikdokter.com/obat/vometa (28 Mar. 21, 12.59)

https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/paracetamol-sirup-60-ml ( 28 Mar. 21,


13.46)

https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/loperamide-2-mg-10-tablet (28 Mar. 21,


15.04)

ISO Vol. 50 2016

MIMS vol 16 2016 - 2017

Anda mungkin juga menyukai