Anda di halaman 1dari 42

PRINSIF 6

Peran Perawat Dalam Farmakologi


( The Role of Nurses in Pharmacology)

1. Bertanggung jawab penuh terhadap penggunaan obat-


obat kimia untuk meningkatkan derajat kesehatan &
meminimalkan efek obat yg merugikan (adverse affects).
2. Menguasai & mengerti persoalan yg bersusila & legal &
tidak hanya pengetahuan tentang ilmu fisika & sosial
saja.
3. Mempunyai kemampuan untuk mengelola, mengontrol &
memberikan obat secara aman (safety).
SIMBOL OBAT YANG PERLU DI KETAHUI

obat yang berbahan dasar herbal atau tanaman tradisional yang


biasa disebut dengan jamu.

Obat Herbal Terstandar atau OHT., berbeda dengan jamu. diolah


dengan teknologi tinggi dan higienis sudah diuji toksisitas dan
kronisnya. sudah melalui penelitian pre-klinik untuk mengetahui
standar kesehatannya. Contoh Kiranti dan Diapet

Fitofarmaka diolah dengan proses yang terstandar dengan bukti


ilmiah di uji klinik pada manusia dengan kriteria ilmiah, protokol
uji yang telah disetujui, yang kompeten dengan prinsip etika, dan
tempat pelaksanaan proses pengolahan memenuhi syarat.
Contoh STIMUNO

Obat-obatan yang beredar bebas dapat dijual atau beli tanpa


batasan. Contoh obat ini adalah paracetamol seperti Panadol,
Paramex,
Obat bebas terbatas. tak memerlukan resep dokter. tergolong
obat keras karena kandungannya perlu berhati-hati dan
memperhatikan petunjuk penggunaan pada kemasannya.

Tergolong obat keras dan psikotropika. memerlukan resep


dokter bisa dibeli dengan bebas. Contoh pereda nyeri seperti
asam mefenamat, spasminal, neuralgin.

Tergolong paling berbahaya adalah golongan narkotika


dengan simbolnya seperti tanda plus berwarna merah atau
dikenal dengan lambang 'Palang Medali Merah'. Narkotika
adalah obat-obatan yang berasal dari tanaman ataupun tidak,
baik berupa sintesis maupun semi sintetis.
Kesimpulan proses keperawatan

• Mengelola pasien dg DRP (drug related problem)


– Proses keperawatan dapat dipakai untuk semua situasi
pelayanan keperawatan (nursing care).
– Perawat harus memutuskan masalah yg timbul dari
pemberian obat, regimen obat & penggunaan obat yg tepat
atau penyalahgunaan obat.
– Tujuannya adalah mengeliminer penggunaan obat yg tidak
tepat , mendeteksi & merawat dg segera reaksi yg
merugikan & memberi penyuluhan kepada pasien untuk
perawatan / pengobatan sendiri secara tepat.
– Mengevaluasi secara terus-menerus bagi pasien yg
memerlukan monitoring efek obat.
ETIKET

Label yg berisi petunjuk atau aturan penggunaan obat yg harus


disertakan / ditempel pada kemasan / wadah obat (yg dibeli dg resep)
pada saat dispensing.

• Warna etiket :
1. Putih → untuk obat dalam : obat yg digunakan melalui mulut
masuk kerongkongan → perut .

2. Biru → untuk obat luar : obat yg digunakan melalui mata, hidung,


telinga, vagina, rektum, sediaan parenteral, obat kumur,
dan topikal.
• Etiket Biru / Obat Luar, dicantumkan :

a. nama & alamat apotek


b. nama & no SP/SIK APA
c. no. R/ & tanggal pembuatan
d. nama pasien
e. nama & jumlah obat
f. aturan pemakaian
g. tulisan “obat luar”
h. tanda lain : obat gosok, obat kumur, kocok dulu
Dosis Obat
• Dosis toksik : dosis yg menimbulkan gejala keracunan
• Dosis minimal : dosis terkecil yg masih mempunyai efek
terapetik
• Dosis maksimal : dosis terbesar yg mempunyai efek
terapetik, tanpa gejala/efek toksik
• Dosis terapetik : dosis diantara dosis minimal &
maksimal,dipengaruhi oleh : umur, BB,
jenis kelamin, waktu pemberian obat, cara
pemberian obat kecepatan ekskresi,
kombinasi obat, luas permukaan badan,
penyakit.
• Dosis lazim : dosis rata-rata yg biasanya (lazim)
memberikan efek yg diinginkan.
• Dosis letal : dosis yg mungkin cukup untuk
mematikan.
Rumus Augsberger
Usia 2 – 12 bulan = (m + 13)% x D
Usia 1 – 11 tahun = (4n + 20)% x D
Usia 12 – 16 tahun = (5n + 10)% x D

m = usia (bulan) ; n = usia (tahun) ; D = dosis dewasa

Berdasarkan berat badan / rumus Clark


W xD
68

W = berat badan (kg) ; D = dosis dewasa


Perhitungan dosis
Satuan berat : 1 kg = 1000 g (gram)
1g = 1000 mg (miligram)
1 mg = 1000 mcg (mikrogram)

Satuan volume : 1 L (liter) = 1000 ml (mililiter)

Konversi gram ke mg (sebaliknya) :


1g = 1000 mg
2g = (2 x 1000) mg = 2000 mg
1,23 g = (1,23 x 1000) mg = 1230 mg
1050 mg = 1050 : 1000 g = 1,05 g

Menyatakan persentase dg istilah kuantitatif


- sediaan padat : gram (mg) - sediaan cair : ml
- ex : krim 1%
1% = 1 g : 100 g = 0,01 g/g = 0,01 g/g x 1000 mg = 10
mg/g
= 10‾² g/g = 10‾² g/g x 10³ mg = 10 mg/g
larutan 1% = 10 mg/ml
Perhitungan Dosis Tablet/kapsul/
Obat Cair/injeksi
Tablet / kapsul
Rumus 1.
Jumlah yg diminta = dosis yg diminta x 1 tablet
dosis yg tersedia

ex : berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapatkan dosis


0,125 mg ? 1 tablet = 62,5 mcg digoksin
jwb : 0,125 mg = (0,125 x 1000) mcg = 125 mcg
= {125 mcg : 62,5 mcg} x 1 = 2 tablet

Obat cair/injeksi
X = dosis yg diminta x volume yg tersedia
Rumus 2.
dosis yg tersedia

• ex : seorang perawat diinstruksikan untuk menyuntik 150 mg penisilin V.


tersedia flakon dg label 125 mg/5 ml. berapa ml harus diberikan?
jwb : X = {150 mg : 125 mg} x 5 ml = 6 ml
Lanj…
X = konsentrasi yg diminta x jumlah yg diminta
Rumus 3. konsentasi yg tersedia

ex : diperlukan larutan betadin 1 : 2000,


tersedia larutan 20%.
berapa banyak larutan betadin 20% untuk membuat
2 liter betadin 1 : 2000 ?

jwb : 20% = 20/100 = 1/5 2 L = 2000 ml


X = {1/2000} : {1/5} x 2000 ml
= {1/2000} x {5/1} x 2000 ml
= {5 x 2000} : 2000 ml
= 5 ml
• 5/2000 X 2000
5 X 2000 = 5
2000 1 1
Perhitungan kecepatan infus
Berapa kecepatan aliran diperlukan untuk memasukkan
500 ml dextrosa 5% dalam air selama 8 jam ? Larutan itu
memberi 15 tetes/ml.

jwb : a). 8 jam = 8 x 60 menit = 480 menit

b). Menghitung kecepatan yg dibutuhkan dalam


ml per menit.
Jika 500 ml harus diberikan dalam 480 menit
&
Y ml diberikan dalam 1 menit :
y = {500 : 1} ml x {1 : 480} menit = 1 ml

c). Konversi ke tetes/menit


kecepatan pemberian = 1ml/menit.
Larutan mengandung
15 tetes/ml, maka jumlah tetes per menit
= 1 x 15 tetes/menit atau 15 tetes/menit.
1. Tepat Pasien
A. Jika perawat harus memesan obat ke IFRS (instalasi farmasi
RS).
- obat dipesankan ke IFRS berdasarkan daftar obat
pasien / resep yg terbaru dg keterangan sbb : nama
lengkap pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, alamat/no. telp, nama/no.ruang,
nama/no.kamar, dan no.bed/tempat tidur pasien.

- periksa identitas pasien yg tertera dalam kartu


pesanan obat / MR dg cara :
a). Dicocokkan dg gelang identitas pasien / papan
identitas di tempat tidur pasien.
b). Komunikasi dg pasien/keluarganya jika pasien
koma, kesulitan bahasa/tidak kooperatif.
B. Jika perawat harus menyiapkan obat di bangsal / ruang rawat
inap.
- obat disiapkan berdasarkan daftar obat pasien/resep
yg terbaru dg keterangan sbb : nama lengkap pasien,
umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, alamat/no.
telp, nama/no.ruang, nama/no.kamar, dan no.bed/tempat
tidur pasien.

- sebelum obat diberikan ke pasien, panggil nama


lengkap pasien/cocokkan identitas pasien dalam MR dg
tanda pengenal yg ada.
Bagaimana jika perawat salah memberikan obat ?

• Segera mengakui kesalahan


• Hubungi dokter / laporkan kepada institusi terkait
• Evaluasi (pribadi maupun institusi) untuk mencari
kesalahan & tindakan pencegahan guna mencegah
terulangnya kesalahan yg sama / kesalahan lainnya.
• Dokumentasikan dg benar pd MR / form khusus kekeliruan
: penjelasan kesalahan & langkah yg sudah diambil untuk
mengatasinya.

Terima kasih
Menyiapkan Obat dari Ampul
PERSIAPAN ALAT
1.Catatan pemberian obat atau Kartu Obat
2.Ampul obat sesuai resep
3.Spuit dan jarum yg sesuai
4.Kapas Alkohol
5.Kasa steril
6.Baki Obat
7.Gergaji ampul bila perlu
8.Label obat
9.Baki Spuit
10.Bengkok
PROSEDUR PELAKSANAAN
MENYIAPKAN OBAT DARI VIAL
ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA
1.KELOPAK MATA
•Melindungi bola mata
•Selalu terlubrikasi dan terbasahi olehcairan dari kelenJar
lakrimal
2. BOLA MATA :
-Dinding bola mata terdiri dari :
a. Lapisan /brous terluar
b. Lapisan Vaskular bagian tengah.
•lapisan bersyaraf : retina
3. KONJUNGTIVA
•Membran konjungtiva menutupi permukaan luardari
putih mata dan bagian dalam kelopak mata
•Melekat tidak kuat (longgar) sehingga bola mata dapat
bergerak bebas
4. KORNEA
Tebal : 0,5 - 1 mm disusun oleh :
a. Epithelium kornea (pelindung invasi bakteri)
b. Substantia propria (stroma)
c. Endotelium kornea
5. SISTEM LAKRAMIL
•Permukaan konjungtiva dan kornea tetutup dan terlubrikasi
oleh lapisan film yang tersusun dari cairan yang disekresi oleh
kelenjar lakrimal dan kelenjar konjungtiva

FUNGSI AIR MATA :


•Menjaga kelicinan mata (lubrikasi)
•Melindungi kornea dari penguapan
•Menetralkan efek sediaan tetes mata
Syarat Sediaan Obat Mata
• Steril
• Isotonis dengan air mata
• Bila mungkin isohidris
• Tetes mata berupa larutan harus  jernih
• Bebas vartikel asing
• Basis salep mata tidak boleh iritan
ABSORBSI KORNEA
 Obat yang dikenakan pada mata harus mampu penetrasi
mata khususnya melewati kornea
 Absorbsi kornea lebih efektif dari pada absorbsi sklera atau
konjungtiva sebab akan terjadi penyebaran obat ke sirkulasi
darah dalam tubuh
 Untuk mempertahankan kelarutan dan stablitasnya pH
 larutan dibuat sedikit asam.
ABSORBSI KORNEA lanjutan

 Setelah obat diteteskan! akan terjadi netralisasi oleh


cairan lakrimal! sehingga pH berubah menjadi
7,4 secara cepat
 Akhirnya obat yang terdisosiasi meninggalkan endotel
dan menuju aqueous humor langsungberdifusi pada
iris dan filiary body yangmerupakan Site Of
Pharmacological action
 Kornea adalah membran yang bersifat hidrofil dan
lipofil sehingga penetrasi paling efektif akan terjadi
apabila obat bersifat baik hidrofil maupun lipofil.
 Obat yang mudah larut dalam air sulit mengalami
penetrasi sebaliknya bila obat sukar larut air danlebih
lipofilik akan mudah penetrasi
SALEP MATA
• Salep mata (oculenta)
adalah sedian setengah
padat yg mudah dioleskan
dan di gunakan sebagai
obat luar. Bahan obatnya
harus larut atau terdispersi
hom0gen dalam dasar salep
(Arief, 2000)
• Tujuan Utama pemberian
salep mata yaitu untuk
memperlama kontak dengan
permukaan mata
Beberapa jenis obat tetes telinga
• Obat tetes telinga dengan kandungan
antibiotik. Jenis obat tetes ini biasanya
dimanfaatkan untuk masalah telinga akibat
infeksi bakteri.
• Obat tetes telinga dengan kandungan steroid.
Jenis yang satu ini bertujuan untuk
menghilangkan nyeri atau bengkak.
• Obat tetes untuk antijamur. Sesuai jenisnya,
obat tetes ini dipakai untuk mengatasi
masalah infeksi jamur di telinga.
Antibiotik

• Antibiotik digunakan jika infeksi telinga


disebabkan oleh bakteri. Obat yang diberikan
biasanya berbentuk tetes telinga, tapi bila perlu,
dokter juga akan memberikan obat antibiotik
yang diminum.
• Bila diresepkan antibiotik tetes telinga, pastikan
Anda menggunakannya dengan benar. Antibiotik
tetes digunakan dalam posisi berbaring miring
dengan telinga yang sakit menghadap atas.
Teteskan beberapa tetes antibiotik, lalu diamkan
selama 1–2 menit.
JENIS OBAT TETES TELINGA Beberapa Jenis Obat Pembersih
Telinga
1. Polymyxin kombinasi 1. Natrium dokusat
(Otopain) (Melunakan Kotoran)
2. Chloramphenicol
2. Fenol gliserin
kombinasi (Otolin, Colme)
3. Neomycin sulfat pelembap dan zat yang
kombinasi (Otopraf, melunakan
Otozambon) 1. Hidrogen peroksida 3%
4. Chloramphenicol atau perhidrol sifatnya mirip
(Erlamycetin, Reco, natrium dokusat, bahan ini
Ramicort) biasanya dicampur dengan
5. Clotrimazole (Canesten) air hangat, dengan
perbandingan 1:1.
PEMBERIAN TETES TELINGA
TETES HIDUNG PADA RHINITIS

PROSEDUR KERJA
1.Jelaskan prosedur yg akan dilakukan
2. Cuci Tangan
3. Atur posisi pasien dg cara :
Dududk di kursi dg kepala tengadah ke belakang
Berbaring dg kepala ekstensi pada tempat tidur
Berbaring dg bantal di bawah bahu dan kepala
tengadah ke belakang
4. Berikan tetesan obat pada masing-masing lubang hidung
(sesuai dengan dosis)
5. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5 menit
6. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan
FORMULIR CATATAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN RAWAT INAP

NAMA : BERAT BADAN : RIWAYAT


TEMPAT/TGL LAHIR : TINGGI BADAN : ALERGI :
NO. MR :

DIAGNOS
JENIS KELAMIN : A :
UMUR :
PEMBERIAN
ATURAN APOTEKE
NO NAMA BARANG CARA PARAF PARAF PARAF PARAF
PAKAI R JAM JAM JAM JAM
PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT
 08.0
INFUS  Dex 5 %  20 gtt  IVFD   0              
                         
                         
                         
                         
INJEKSI                        
   Ampicilin 1 g  3 x 500 mg  IV                  
                         
                         
                         
                         
                         
ORAL                        
   PCT  3 X 500MG                    
                         
                         
                         

Anda mungkin juga menyukai