PENYAKIT TROPIS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS : II.B
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS BENGKULU
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karnuia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang “Askep Mers dan Ebola” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Penyakit
Tropis, ibu Ns. Tuti Anggraini Utama, S.Kep.,M.Kep
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh
dari buku panduan dan hasil dari browsing internet yang berkaitan dengan Asuhan
Keperawatan Mers dan Ebola dan hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Asuhan Keperawatan Mers dan
Ebola dan segala hal yang berkaitan dengan hal tersebut, serta mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya bagi para praktisi medis yang bersangkutan dengan hal-hal
ini.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Identitas Masalah............................................................................... 2
C. Rumusan Masalah............................................................................. 2
D. Tujuan Penulisan............................................................................... 2
E. Manfaat Karya ilmiah........................................................................ 3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kementerian Kesehatan RI, MERS merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh corona virus yang disebut Middle East Respiratory Syndrome Corona
virus (MERS-Cov), yang pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 di Arab Saudi. Virus
ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya, sehingga
kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus
memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini
tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS),
namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.(Hafidzer,2014)
Penyakit virus ebola (PVE) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola, yang
merupakan anggota keluarga filovirus. Penyakit ini dikenal dengan Ebola Virus Disease
(EVD) atau Ebola Hemorrhagic Fever (EHF). Terdapat lima macam genus virus ebola
penyebab penyakit ini, yaitu Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Reston Ebolavirus, Sudan
ebolavirus (SUDV), Zaire ebolavirus, dan Tai Forest virus (TAFV) yang dulu dikenal
dengan Ivory Coast Ebolavirus (CIEBOV). Menurut WHO jumlah yang terkonfirmasi
virus MERS-COV dari tahun 2012-2019 sebanyak 2.494 dengan jumlah kematian 858
dengan jumlah negara yang berkasus sebanyak 27 negara Termasuk Indonesia
(Danudamarjati,2020)
Virus ebola pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 di dua tempat secara simultan
yakni di Yambuku, sebuah desa tidak jauh dari sungai ebola di Republik Demokratik
Kongo dan di Nzara, Sudan Selatan. Wabah di Afrika Barat (kasus pertama pada Maret
2014) adalah yang terbesar dan paling kompleks sejak virus ebola pertama kali ditemukan
pada tahun 1976. Negara yang terkena dampak paling parah yakni, Guinea, Liberia dan
Sierra Leone. Enam negara di Afrika Barat yang mengalami kejadian luar biasa (KLB)
yaitu Liberia, Guinea, Sierra Leone, Nigeria, Sinegal, dan Mali dengan jumlah 28.652
kasus, dan 11.325 kematian, dengan total kematian/total kasus 39,52% (data WHO per 10
Juni 2016). Berdasarkan hal tersebut WHO menyatakan penyakit virus Ebola sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Virus ini hanya
mewabah di negara bagian Afrika barat saja, Hingga saat ini belum ditemukan kasus
Ebola di Indonesia. Kemudian ditemukan beberapa kasus kluster yang sumber
penularannya dari survivor Ebola baik di Liberia, Guinea, dan Sierra Leone. Penularan
tersebut diketahui karena adanya kontak dengan cairan tubuh survivor.(Kemenkes,2021)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan MERS ?
2. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Ebola ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Mers.
Untuk mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Ebola
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Untuk mengetahui pengertian Ebola dan Mers.
b. Untuk mengetahui Etiologi Ebola dan Mers.
c. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Virus Ebola dan Mers.
d. Untuk mengetahui Cara Penularan Virus Mers dan Ebola.
e. Untuk mengetahui Patofisiologi Mers dan Ebola.
f. Untuk mengetahui Faktor penyebab Mers dan Ebola
g. Untuk mengetahui Cara penularan Virus Mers dan Ebola
h. Untuk mengetahui pengobatan pada virus Mers dan Ebola
i. Untuk mengetahui Dampak virus Mers dan Ebola
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
1. Etiologi Mers
Middle East Respiratory Syndrome atau yang dikenal dengan MERS, adalah
coronavirus golongan betacoronavirus. Reservoir dari MERS adalah kelelawar dan
dromedari (unta berpunuk satu). Saat ini, dromedari menjadi reservoir utama karena
sudah terbukti dapat menularkan MERS kepada manusia, sedangkan peran kelelawar
sebagai reservoir masih dalam penelitian.
MERS-Cov memiliki RNA single stranded, dengan 2 protein replikase. Protein
struktural yang terdiri dari membran, spike, nukleokapsid dan envelope, serta protein
lain untuk replikasi dan menyebabkan penyakit. Coronavirus penyebab MERS sendiri
dapat bertahan pada suhu yang cukup tinggi. Suatu penelitian menunjukkan bahwa
coronavirus dapat bertahan mencapai suhu 30 derajat Celsius. Selain itu, pada
penelitian menggunakan aerosol, coronavirus dapat bertahan pada suhu 20 derajat
Celsius dengan kelembaban yang relatif rendah. Hal ini berbeda dengan virus
influenza yang sudah tidak dapat bertahan dengan keadaan lingkungan yang sama.
Unta, terutama dromedari (unta berpunuk satu), merupakan reservoir utama dari
coronavirus. Sedangkan host untuk coronavirus adalah manusia dan penyebarannya
dapat terjadi melalui hewan maupun antar manusia.
Coronavirus tidak mudah menular antar manusia kecuali terdapat kontak yang
dekat antara individu. Penyebaran dari hewan ke manusia dapat terjadi akibat kontak
langsung dengan dromedari, walaupun mekanismenya masih belum diketahui.
Penularan dicurigai berasal dari urin, feses, susu, dan cairan tubuh dromedari.
Sedangkan transmisi antar manusia dapat terjadi apabila ada kontak langsung,
walaupun sebenarnya hal ini jarang terjadi. Selain kontak langsung, kontak harus
berlangsung dalam waktu yang lama, seperti di dalam keluarga dan layanan
kesehatan. Sebuah studi di Korea Selatan menunjukkan bahwa terjadi 82 kasus MERS
baru di rumah sakit akibat tidak digunakannya alat pelindung diri yang berasal dari 1
orang terjangkit. Studi lain menuliskan bahwa transmisi antar manusia terjadi pada
setting rumah sakit, dengan periode inkubasi kurang lebih 5 hari.
Saat ini, identifikasi coronavirus dapat dilakukan dengan melakukan sekuensi
gen dan membagi coronavirus menjadi 2 klad gen, A dan B. Melakukan sekuensi gen
dapat menentukan infeksi varian coronavirus berdasarkan tempat, keparahan, tingkat
penyebaran, replikasi, dan respons obat
2. Etiologi Ebola
Virus Ebola merupakan virus RNA yang terbungkus, linier, nonsegmented,
negatif, serta beruntai tunggal. Terdapat 6 spesies virus Ebola, yaitu Zaire ebolavirus,
Sudan ebolavirus, Taï Forest ebolavirus (sebelumnya Cote d'ivoire ebolavirus),
Bundibugyo ebolavirus, Reston ebolavirus, dan Bombali ebolavirus. Namun, hanya 4
spesies pertama yang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia.
Host reservoir alami dari virus ini belum diketahui, tetapi beberapa ahli
mengungkapkan bahwa berdasarkan sifat virus, reservoir yang memungkinkan adalah
kelelawar. Virus Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976, di dekat sungai
Ebola, Republik Demokratik Kongo yang kemudian menyebar di Afrika. Virus Ebola
menyebar melalui cairan tubuh penderita atau hewan yang terinfeksi, misalnya dari air
liur, keringat, urin, feses, muntahan, ASI, cairan ketuban, air mani, dan darah. Virus
dapat menginfeksi melalui:
a) Kontak langsung dengan kulit yang terluka, atau mukosa mata, hidung dan mulut
b) Kontak tidak langsung, yaitu menyentuh benda yang sudah terkena cairan tubuh
yang terinfeksi
c) Hubungan seksual dengan pasien EVD
Masa inkubasi EVD antara 6−21 hari. Penderita EVD dapat menularkan virus
setelah memperoleh tanda dan gejala penyakit. Virus tidak menular melalui makanan,
maupun nyamuk atau serangga lain.
a) Mengenakan masker dan segera mencari petugas medis jika terjadi gejala
pernapasan.
b) Menjaga kebersihan tangan.
c) Menutup hidung dan mulut dengan kertas tisu ketika bersin dan buang kertas
tisu kotor di tempat sampah berpenutup.
d) Meningkatkan kekebalan tubuh yang baik dengan menjalani diet yang
seimbang, olahraga teratur istirahat yang cukup, jangan merokok dan hindari
konsumsi alkohol.
e) Meskipun virus corona dapat bertahan hidup selama beberapa waktu di
lingkungan, tetapi virus tersebut mudah dihancurkan dengan sebagian besar
detergen dan agen pembersih.
f) Menjaga ventilasi yang baik
2. Pencegahan Ebola
Pada Desember 2019 silam, Badan Pengawas Obat dan Makanan dari Amerika
sudah menyetujui vaksin Ebola rVSV-ZEBOV, disebut juga Ervebo, untuk
pencegahan penyakit virus Ebola. Namun vaksin ini hanya aman dan bisa melindungi
kamu dari spesies Ebola bernama Zaire ebolavirus. Kamu perlu melakukan tindak
pencegahan lebih lanjut bila kamu tinggal atau bepergian ke daerah dimana terjadi
penyebaran Ebola. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu
ambil:
a) Hindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh (seperti urine, feses,
ludah, keringat, muntahan, air susu, air mani, dan cairan vagina) orang yang
sedang sakit
b) Hindari menyentuh benda yang mungkin dipakai oleh orang yang terinfeksi,
seperti baju, tempat tidur, jarum suntik, atau peralatan medis
c) Hindari kontak langsung dengan hewan primata (seperti kelelawar dan monyet)
yang mungkin terinfeksi, terutama darah, kotoran, dan daging mentah dari hewan
tersebut
d) Hindari pemakaman, terutama jika harus menyentuh jasad seseorang yang mati
karena Ebola atau diduga karena Ebola
e) Hindari rumah sakit yang menangani pasien Ebola
f) Pergi ke dokter setelah kembali untuk memastikan kamu tidak terinfeksi Ebola