Anda di halaman 1dari 40

RESEP, PERHITUNGAN DOSIS & PENGELOLAAN

OBAT

Siti Hajar Nur Safita, S.Farm., Apt


RESEP
 Adalah permintaan tertulis dari dokter/drg/drh kepada Apoteker untuk
membuat &/ menyerahkan obat kepada pasien.

 Yg berhak menulis resep :


- dokter
- dokter gigi
- dkter hewan

 Yg berhak membuat/meracik obat yg tertulis di resep :


- apoteker
- asisten apoteker dibawah pengawasan apoteker.
Dalam resep harus tertulis :

1. Nama, alamat, no. ijin praktek dr / drg / drh.


2. Tempat & tanggal penulisan resep.
3. Supersriptio
- tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
- R/ = “recipe” = ambillah!
- falsafah dalam penulisan resep →keyakinan & kekuatan
prescriber.
- sebaiknya ditulis tangan dg penuh keyakinan.
4. Inscriptio / invocatio
- nama setiap obat & komposisinya.
- tujuan : membantu menyembuhkan & mengurangi penyakit
pasien.
- pedoman : 6T1W (tepat pasien, tepat diagnosa, tepat indikasi, tepat
pemilihan obat, tepat dosis regimen, tepat evaluasi & waspada ES).
- nama obat dalam resep :
- diawali huruf besar
- nomenclatur generik (INN).
- ditulis jelas, lengkap, atau dg singkatan resmi.
INH = Isoniazida
HCT = Hidroklorothiazida
Vas.alb. = vaselin album
paraf.liq. = parafin liqiudum
 Lanj…
 Dosis obat ditulis dg angka bulat diikuti satuan (100 mg; 50 ml).
 Sebaiknya dihindari angka pecahan & desimal.
(0,2 g →200 mg ; ½ g →500 mg).
 Dosis obat yg tidak lazim, cantumkan “qr” (quantitum rectum =
jumlahnya sudah tepat) dibelakang nama obat.
mis : antalgin 650 mg qr.
5. Subscriptio

 Perintah untuk dibuatkan bentuk sediaan obat yg diinginkan & jumlah


obat yg diminta.
 mfla →pulv / sol / susp / emul / caps / cr.
 mfla = misce fac lege artis = campur & buatlah menurut / sesuai dg
seninya.
 Jika pasien tidak menyukai BSO yg tertulis dalam resep, konsultasikan
dg prescriber.
 Jumlah obat yg diminta ditulis dg angka romawi
(I,II,III,IV,V,X,L,C)
 Untuk narkotika & psikotropika sebaiknya ditulis dg huruf.
R/ Braxidin tab no.VI (enam)
6. Signatura

 Aturan pemakaian obat yg tertulis dalam resep.


 Aturan pemakaian obat harus ditulis dg jelas & mudah dibaca.
 Contoh signatura dg bahasa latin yg lazim ditulis dalam resep :
 ac : ante coenam artinya sebelum makan
 ad: auris dextra artinya telinga kanan
 bdd: bis de die artinya sehari dua kali
 Bddc: bis de die cochlear artinya sehari dua kali satu sendok makan
 c : cohclear artinya sendok makan, 15 ml
 cth: cochlear these artinya sendok teh, 5 ml
 Dc: durante coenam artinya selagi makan
 dtd :da tales dosis artinya berikanlah dg takaran sebanyak itu
7. Tanda tangan / paraf dokter penulis resep.

8. Pasien
- nama pasien ditulis lengkap
- anak/lansia : dg umur & BB
- alamat & no. telepon
- pelaporan narkotika & psikotropika
- pelaporan OWA
- nama sama
- salah obat →melacak
- menghindari penyalahgunaan obat
- obat titipan
Dr. Arraihana
SIP : DU/27/I/2005
Alamat : Jl Harum 01 Yk
Telp. 081555666777
Yogyakarta, 18 Feb 2009

Iter 3x
R/ Isoniazid mg 100
Piridoxin mg 5
Rifampicin mg 300
M f pulv dtd No XV
Ђ

R/ Curcuma Syr Fl I
S s d d Cth I
Ђ

Pro : Annie (5 th)


Alamat : Jl Seroja 5 Yk
Resep Narkotika

 n.i. = Ne Iterasi / tidak boleh diulang

 Ditulis nama pasien, tidak boleh m.i. = mihi ipsi = untuk dipakai
sendiri, alamat pasien harus jelas

 Signatura jelas, tidak boleh s.u.c. = signa usus cognitus = sudah tahu
pakainya
COPIE RESEP / SALINAN RESEP

 Adalah salinan tertulis dari suatu resep


 Sinonim : apograph, exemplum, afschrift
 Ditulis oleh apoteker / AA dg sepengetahuan apoteker.
 Ditandatangani oleh apoteker.

 Salinan resep selain memuat semua keterangan yg termuat dalam R/ asli, harus
memuat :
1. Nama & alamat apotek
2. nama & no. SP / SIK APA (Apoteker Pengelolah Apotek)
3. tanda tangan / paraf APA (bagian bawah sebelah kanan)
4. tanda “det” = detur (untuk obat yg sudah diserahkan)
tanda “nedet” = ne detur (untuk obat yg belum diserahkan)
tanda “det orig” = detur originalae (sudah diberikan sesuai dg resep aslinya),
untuk resep asli dg tanda “iter” (diulang).
5. no.resep & tanggal pembuatan
6. pada bagian bawah R/ sebelah kanan ditulis :
- P.C.C. = Pro Copie Conform = sesuai dg aslinya
- cap / stempel apotek
ETIKET
 Label yg berisi petunjuk atau aturan penggunaan obat yg harus disertakan / ditempel
pada kemasan / wadah obat (yg dibeli dg resep) pada saat dispensing.
 Warna etiket :
1. Putih → untuk obat dalam : obat yg digunakan melalui mulut masuk
kerongkongan → perut .
2. Biru → untuk obat luar : obat yg digunakan melalui mata, hidung,
telinga, vagina, rektum, sediaan parenteral, obat kumur, dan topikal.

 Etiket Putih / Obat Dalam, dicantumkan :


a. Nama & alamat apotek
b. Nama & no. SP/SIK APA
c. No. R/ & tanggal pembuatan R/
d. Nama pasien
e. Aturan pemakaian
f. Tanda lain : kocok dulu, harus habis, tidak boleh diulang tanpa R/ dr.
g. paraf pembuat.
 Etiket Biru / Obat Luar, dicantumkan :

a. nama & alamat apotek


b. nama & no SP/SIK APA
c. no. R/ & tanggal pembuatan
d. nama pasien
e. nama & jumlah obat
f. aturan pemakaian
g. tulisan “obat luar”
h. tanda lain : obat gosok, obat kumur, kocok dulu
Dosis Obat
 Dosis toksik : dosis yg menimbulkan gejala keracunan
 Dosis minimal : dosis terkecil yg masih mempunyai efek terapetik
 Dosis maksimal : dosis terbesar yg mempunyai efek terapetik, tanpa
gejala/efek toksik
 Dosis terapetik : dosis diantara dosis minimal &
maksimal,dipengaruhi oleh : umur, BB, jenis kelamin, waktu
pemberian obat, cara pemberian obat kecepatan ekskresi, kombinasi
obat, luas permukaan badan, penyakit.
 Dosis lazim : dosis rata-rata yg biasanya (lazim) memberikan
efek yg diinginkan.
 Dosis letal : dosis yg mungkin cukup untuk mematikan.
USIA
1. Lansia
 usia > 65 tahun, sensitif obat karena sirkulasi darah <<, albumin
darah <<, fungsi hati & ginjal turun, eliminasi lambat.
 Ex : antikoagulan & fenilbutazon (obat encok) krn albumin darah
<<, pengikatan obat-protein <<, obat bebas >>, shg keracunan.
 Ex : obat tidur (barbiturat, nitrazepam),opioid, psikotropika →
kerusakan umum pada SSP/sel-sel otak, shg terjadi peningkatan
kepekaan obat-obat yg bekerja pada SSP.
 Ex : digoksin, insulin, adrenalin adalah obat pd dosis biasa
→keracunan pd lansia.
 Dosis lansia : < dasis biasa
 Usia 65 – 74 tahun : dosis biasa – 10%
 Usia 75 – 84 tahun : dosis biasa – 20%
 Usia 85 tahun >> : dosis biasa – 30%
2. Anak kecil / pediatri

 Bayi baru lahir (neonatus) : > rentan obat → fungsi hati , ginjal &
sistem enzim belum berkembang.
 Ex : kloramfenikol → grey baby sindrom

 Perhitungan dosis pediatri, sbb :


I. Berdasarkan usia
I.A. Rumus Young
usia anak antara 1 – 12 tahun

n x D
dosis anak = n + 12

n = usia (tahun)
D = dosis dewasa
I.B. Rumus Augsberger

Usia 2 – 12 bulan = (m + 13)% x D


Usia 1 – 11 tahun = (4n + 20)% x D
Usia 12 – 16 tahun = (5n + 10)% x D

m = usia (bulan) ; n = usia (tahun) ; D = dosis dewasa

II. Berdasarkan berat badan / rumus Clark


W xD
68

W = berat badan (kg) ; D = dosis dewasa


III. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh
(body surface area = BSA)
 Metode ini adalah yang paling tepat karena ada korelasi langsung
antara luas permukaan tubuh dengan kecepatan metabolisme obat.

BSA (m²) = (tinggi badan x BB)


3600
tinggi badan (cm) ; BB = berat badan (kg); BSA (m²)

Dosis anak = BSA (m²) x dosis dewasa


1,73 (kg)
Perhitungan dosis
 Satuan berat : 1 kg= 1000 g (gram)
1 g = 1000 mg (miligram)
1 mg = 1000 mcg (mikrogram)

 Satuan volume : 1 L (liter) = 1000 ml (mililiter)

 Menyatakan persentase dg istilah kuantitatif


- sediaan padat : gram (mg) - sediaan cair : ml
- ex : krim 1%
1% = 1 g : 100 g = 0,01 g/g = 0,01 g/g x 1000 mg = 10 mg/g
= 10‾² g/g = 10‾² g/g x 10³ mg = 10 mg/g

larutan 1% = 10 mg/ml
Perhitungan Dosis Tablet/kapsul/
Obat Cair/injeksi
I. Tablet / kapsul
 Rumus 1.
Jumlah yg diminta = dosis yg diminta x 1 tablet
dosis yg tersedia

 ex : berapa tablet digoxin diperlukan untuk mendapatkan dosis


0,125 mg ? Diketahui 1 tablet = 62,5 mcg digoksin
jwb : 0,125 mg = (0,125 x 1000) mcg = 125 mcg
= {125 mcg / 62,5 mcg} x 1 = 2 tablet

II. Obat cair/injeksi


 Rumus 2. X = dosis yg diminta x volume yg tersedia
dosis yg tersedia

 ex : seorang perawat diinstruksikan untuk menyuntik 150 mg penisilin V. tersedia


flakon dg label 125 mg/5 ml. berapa ml harus diberikan?
jwb : X = {150 mg : 125 mg} x 5 ml = 6 ml
 Lanj…
 Rumus 3.
X = konsentrasi yg diminta x jumlah yg diminta
konsentasi yg tersedia

 ex : diperlukan larutan betadin 1 : 2000, tersedia larutan 20%.


berapa banyak larutan betadin 20% untuk membuat 2 liter betadin
1 : 2000 ?

Jawab : 20% = 20/100 = 1/5 2 L = 2000 ml


X = {1/2000} / {1/5} x 2000 ml
= 0.0005/0,2 x 2000 ml
= 5 ml
Perhitungan dosis dewasa (dalam R/)
R/ Ephedrin HCl 40 mg dalam F.I. dosis max (DM) untuk :
CTM 5 mg Ephedrin HCl : 50 mg/150 mg
Antalgin 250 mg CTM : 40 mg/hari
Sacch. lact. q.s. Per kuur / pk : sekali pakai
m.f. pulv. dtd. No. XX per etmoral/pet : sehari
s.t.dd.pulv.I
pro : Tn. Joyo (dewasa)

Jwb: perhitungan dosis


- pk efedrin Hcl : 40 mg → T.O.D
- pet : 40 x 3 = 120 mg → T.O.D
- pk CTM : 5 mg → T.O.D
- pet : 5 x 3 = 15 mg → T.O.D
 Lanj…
 Penimbangan / perhitungan jumlah tablet yg diambil :
sediaan yg ada : - efedrin 25 mg
- CTM 4 mg
- antalgin 500 mg

 Efedrin Hcl = {40 mg : 25 mg} x 20 = 32 tablet


 CTM = {5 mg : 4 mg} x 20 = 25 tablet
 Antalgin = {250 mg : 500 mg} x 20 = 10 tablet
Perhitungan kecepatan infus

1. Berapa kecepatan aliran diperlukan untuk memasukkan 500 ml dextrosa 5%


dalam air selama 8 jam ? Larutan itu memberi 15 tetes/ml.

jwb : a). 8 jam = 8 x 60 menit = 480 menit

b). Menghitung kecepatan yg dibutuhkan dalam ml per menit.


Jika 500 ml harus diberikan dalam 480 menit & y ml diberikan
dalam 1 menit :
y = {500 : 1} ml x {1 : 480} menit = 1,04 ml

c). Konversi ke tetes/menit


kecepatan pemberian = 1,04 ml /menit. Larutan mengandung
15 tetes/ml,
maka jumlah tetes per menit = 1,04 x 15 tetes/menit
atau 15,6 tetes/menit = 15 tetes /menit (dibulatkan)
Pemberian obat yg aman (safety)

 Berpedoman kepada “6T”


1. tepat pasien
2. tepat diagnosa keperawatan
3. tepat indikasi
4. tepat obat
5. tepat regimen obat
6. tepat evaluasi

 Tujuan : untuk menghindari & mencegah kesalahan pemberian obat


& adverse drug reactions (ADR).
1. Tepat Pasien
A. Jika perawat harus memesan obat ke IFRS (instalasi farmasi RS).
- obat dipesankan ke IFRS berdasarkan daftar obat pasien /
resep yg terbaru dg keterangan sbb : nama lengkap pasien, umur,
jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, alamat/no. telp,
nama/no.ruang, nama/no.kamar, dan no.bed/tempat tidur pasien.

- periksa identitas pasien yg tertera dalam kartu pesanan obat /


MR dg cara :
a). Dicocokkan dg gelang identitas pasien / papan
identitas di tempat tidur pasien.
b). Komunikasi dg pasien/keluarganya jika pasien
koma, kesulitan bahasa/tidak kooperatif.
B. Jika perawat harus menyiapkan obat di bangsal / ruang rawat inap.
- obat disiapkan berdasarkan daftar obat pasien/resep yg terbaru
dg keterangan sbb : nama lengkap pasien, umur, jenis kelamin,
berat badan, tinggi badan, alamat/no. telp, nama/no.ruang,
nama/no.kamar, dan no.bed/tempat tidur pasien.

- sebelum obat diberikan ke pasien, panggil nama lengkap


pasien/cocokkan identitas pasien dalam MR dg tanda pengenal yg
ada.
2. Tepat Diagnosa keperawatan
 Sesuai dg tujuan diagnosa keperawatan (mengidentifikasi timbulnya
masalah yg sebenarnya dari regimen obat dan
masalah yg potensial dari regimen obat).

3. Tepat Indikasi

• Ketepatan diagnosa keperawatan → intervensi terapi → tepat


indikasi.
• Khususnya indikasi medik → intervensi dg obat → manfaat
terapetik ?? → evaluasi hasil terapi.
• Kemungkinan intervensi terapi → intervensi tanpa obat /
kombinasi.
4. Tepat obat

1. Periksa dg teliti obat yg tertulis dalam resep atau MR (lakukan


sesuai dg tanggung jawab perawat terhadap obat).

2. Obat yg tertulis dalam resep/MR harus ditandatangani dokter &


merupakan program terapi terbaru.

3. Jika perawat diminta untuk menulis ulang/menyalin obat yg tertulis


dalam MR ke dalam draft permintaan obat, tulislah nama obat dg
jelas & benar.
4. Jika dokter menginstruksikan pengobatan melalui telepon, dokumentasikan hal-hal
sbb :
- tanggal & jam instruksi pengobatan.
- nama/identitas dokter
- nama/identitas pasien
- nama obat
- kekuatan obat
- jumlah obat yg diberikan
- dosis obat
- rute/cara pemberian
- frekuensi & waktu pemberian
- lama pemberian
- diusahakan <24 jam instruksi pengobatan sudah harus ditandatangani dokter
ybs.
Con : yogya, 09-09-2009, dr. Cantika,SpD.
untuk Ny. Juwita (55 th), ruang dahlia, kamar I/bed. No.2
R/ Simvastatin 10 mg no.X, per oral, s.1dd1tab., tiap jam 21.00 malam
(ttd).
5. Pengamanan , persiapan, & pemindahan obat dari IFRS / pos obat
ke pasien.
 Lingkungan sehat & kondusif (aman, tenang, terang), membantu
keakuratan proses.
 Baca dg teliti label/etiket obat 3 kali.
I : membaca permintaan obat & mengambil wadah/kemasan
dari rak obat.
II : label/etiket wadah/kemasan dicocokkan dg isi obatnya
sebelum dituang.
III : setelah menuang obat & mengemballikan wadah obat ke
rak.
tujuan : menghindari kesalahan pengambilan obat karena banyak
obat yg namanya hampir sama.
con : aminopirin – aminofilin; nichoviton – nichobion;
betason – betason N; minoksidil – minoksiklin.
 Lanj…
 Jika label/etiket obat tidak terbaca, rusak, hilang, tidak tertulis, segera
kembalikan ke IFRS.
 Jika isi obat dalam kemasan tidak sesuai dg yg tertulis dalam etiket,
rusak, bau, berubah warna, retur/kembalikan ke IFRS.
 Jika nama obat yg tertulis dalam resep/MR tidak sama dg obat yg
tersedia, konfirmasi dg apoteker.
Con : cefat 500 mg – qidrof 500 mg.
 Atur obat dalam baki/kereta obat sesuai urutan kamar/bed/pasien yg
paling sedikit/mudah menggunakan obat.
 Jaga keamanan baki/kereta obat.
 Saat obat diberikan, ingat kembali riwayat pengobatan pasien
(penyakit, nama obat, cara kerja obat & kemungkinan ESO yg timbul).
5. Tepat regimen obat

A. Besar dosis & frekuensi pemberian


 penting untuk keberhasilan terapi & meningkatkan ketaatan pasien.
 Dosis obat harus tertulis dg jelas & benar.
con : R/ Parasetamol 500 mg no.X
s.tdd1tab. Sprn
 Sebaiknya dosis dihitung sesuai dg kondisi individual pasien (usia,
BB, BSA).

B. Cara/rute pemberian (ingat kembali faktor yg mempengaruhi cara


pemberian). Con :
- cedocard 5 mg, sublingual 1dd1tab.
- ultrapoct N suppo, perektal 2dd1suppo.
- inflammide aerosol 200 mcg, intrarespiratori 2dd2puff.
C. Bentuk sediaan obat (ingat faktor BSO).
con : - efek lokal →konjungtivitis →chloramfenikol 1% ED,
stdd1gtt ODS.
- anak →puyer / sirup lebih disukai.
- emergency/efek sistemik →infus i.v / injeksi i.v.

D. Lama pemakaian obat / lama terapi yg tepat.


 Antibiotik diberikan dalam waktu tertentu untuk menghindari
resistensi & kambuhnya penyakit. Biasanya diteruskan 2 – 3 hari
setelah gejala menghilang.
 Penyakit tifus, malaria, TBC, endocarditis, terapinya dianjurkan
lebih lama, & lama terapi lepra seumur hidup.
 Obat simptomatis (mis : analgetik, antipiretik), pemakaiannya
seperlunya (s.p.r.n) & dihentikan jika gejala hilang.
 Terapi untuk penyakit stabil & kronis (mis : hipertensi, DM), terus –
menerus.
E. Waktu pemakaian obat yg benar.
 Tujuan :
1. Untuk memperoleh efek terapetik yg maksimal.
2. untuk menghindari ES yg tidak dikehendaki.
 Contoh waktu pemakaian obat yg benar :
- ac (segera) : analgetik (kecuali asetosal NSAIDs).
- 1 jam ac / 2 jam pc : antibiotik (penisilin, sefalosporin, eritromisin,
spiramisin, linkomisin, klindamisin, rifampisin), dan antasid / obat gangguan
lambung.
- ½ jam ac – om : antidiabetik oral
- dc : antiepileptik, garam ferro, lithium, kalium, vasodilator,
kemoterapetik (kotrimoksazol, sulfasalazin, metronidazol & derv),
griseofulvin, nitrofurantaoin, danazol (garis bawah : absorpsi meningkat bila
diminum bersama makanan berlemak / susu).
- pc (segera) : glukokortikoid, NSAIDs, & asetosal, INH,
reserpin, spironolakton.
- pc – om : diuretika (lengkungan/furosemida, thiazida),
dianjurkan banyak makan makanan kaya kalium (pisang, kacang- kacangan,
minum teh).
6. Tepat evaluasi hasil pengobatan / penilaian kondisi pasien &
tindak lanjut efek pengobatan.
A. Tertib administrasi
 Setelah obat diberikan ke pasien & diminum, harus dicatat dg
segera pd form pengobatan dg tulisan yg jelas, benar & dibubuhi
tanda tangan serta nama terang pembuat laporan (untuk
pelacakan/pertanggungjawaban bila terjadi hal yg tidak
dikehendaki).
 Hal yg perlu dicatat/dilaporkan :
- identitas pasien
- nama, kekuatan, & jumlah obat.
- dosis obat
- rute/cara pemberian
- waktu pemberian obat
- lama pemakaian obat
- tempat pemberian (sesuai dg rute pemberian), mis : eye drop
OD atau OS atau ODS.
B. Menilai ketaatan pasien (patient compliance)

 Pastikan obat diterima langsung oleh pasien (bayi / lansia oleh


keluarganya.
 Bila perlu jangan meninggalkan ruangan hingga obat tsb benar-
benar diminum pasien & untuk menghindari hal yg tidak
diinginkan.
 Bila obat tidak diminum oleh pasien, catat alasannya, dilaporkan &
obat dikembalikan ke IFRS.
Bagaimana jika perawat salah memberikan obat ?

 Segera mengakui kesalahan


 Hubungi dokter / laporkan kepada institusi terkait
 Evaluasi (pribadi maupun institusi) untuk mencari kesalahan &
tindakan pencegahan guna mencegah terulangnya kesalahan yg sama /
kesalahan lainnya.
 Dokumentasikan dg benar pd MR / form khusus kekeliruan :
penjelasan kesalahan & langkah yg sudah diambil untuk
mengatasinya.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai