DISPENSING”
PHARMACIST ARE UNIQUE
PROFFESIONALS”
Pharmacist roles ambulatory care, can
include :
Dispensing and compounding
medications
Counseling patientsMinimizing
medication errors
Enhancing patient
complianceMonitoring drug therapy
Minimizing drug expenditures.
Compounding ??? Compounding means
:
Inscriptio
Identitas dokter penulis resep, SIP,
alamat, kota, tanggal dan R/
PraescriptioInti resep terdiri dari:Nama
obat, bentuk sediaan obat, dosis, jumlah
SignaturaPetunjuk pemakaian dan nama
pasien
SubscriptioTanda tangan atau paraf
dokter
Contoh R/
Dokter Angelina Sondakh
Syr. Simplex 20 ml
AP O G R A P H
No : Tgl.Tertulis tgl. :
Dari dokter :
Untuk :R/p.c.ccap apotek
Tanda tangan APA
Apotek Udayana
Jl. Danau Batur No.60 Jakarta
APA: Olga Syahputra, S.Farm., Apt.
SIPA : 007/SIPA/22.12.123/2011
SIA : 400/007/22.12.123/2011
APOGRAPH
R/ Vanishing cream 20
SUE
Ndet
Jakarta, 2 Juni 2013
Pcc
Menurut Permenkes no. 922 th 1993 pasal
117
WaktuMakanAtauMinumObat
a.c = Ante Coenam = Sebelum makan
p.c = Post Coenam = Sesudah makan
d.c = Durante Coenam = Sedang makan
m = Mane = Pagi hari
Vesp = Vespere = Malam hari
m et v = Mane et Vespere = Pagi dan malam hari
noct = Nocte = Pada tengah malam
Jumlah yang diberikan
aa = ana = Dari masing-masing
aa.p.aeq = Ana Partea Aeguales = Dari masing-masing
sama
d.i.d = da in dimido = serahkan 12
jumlahnya
d.i.2.pl = da in duplo = serahkan 2X
jumlahnya
d.i.3.pl = da in triplo = serahkan 3X jumlahnya
d.i.4.pl = da in quadruplo = serahkan 4X jumlahnya
d.i.5.pl = da in quintuplo = serahkan 5X jumlahnya
Iter = iteretur = Ulanglah
Iter 2X = Iteretur bis = supaya diulang 2X
Iter 3X = Iteretur tres = supaya diulang 3X
Ad. = adde = Sampai
Ad 1 vic. = ad unam vices = Harus diminum sekali habis
Ad 2 vic. = ad duas vices = Harus diminum dua kali habis
a.u.prop. ( u.p ) = ad usum proprium = Untuk pemakaian sendiri
a.u.v. = ad usum veterinarium =Untuk pengobatan hewan
apograph = apographum = Salinan
aq. Dest = aqua destillata = Air suling
aq. Bidest = aqua bidestillata = Air yang disuling 2 X
aq. Bull = aqua billiens = Air mendidih
aq. Cal. = aqua callida = Air panas
aq. Coct = aqua cocta = Air masak
da = Serahkanlah
d.t.d = da tales doses = Serahkan dengan dosis sebanyak
m.f = misce fac = Campur dan buatlah
haust. = haustus = Minum sekali habis
i.m.m = in manus medici = Dalam tangan dokter
q.s = quantum satis = Secukupnya
R/ = recipe = Ambillah
r.p = recentum paratus = Dibuat segar
det = detur = Sudah diserahkan
nedet = nedetur = Belum diserahkan
Pcc = pro copie conform = Sesuai dengan aslinya
Jumlah yang diberikan
PELAYANAN RESEP
Skrining resep
Persyaratan administratif: nama, sip, alamat dokter, tanggal penulisan resep,
tt/paraf dokter, nama alamat, umur, jenis kelamin, berat badan pasien, nama
obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian yang jelas,
informasi laiinnya.Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, inkomp, cara dan lama pemberian.
Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian
(dosis, durasi, jumlah obat dll).
2Penyiapan obat
Peracikan: menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, memberikan
etiket pada wadah.Etiket: jelas dan dapat dibaca.
Kemasan obat yang diserahkan: rapi dalam kemasan yang cocok sehingga
terjaga kualitasnya.Penyerahan obat: sebelum diserahkan dilakukan
pemeriksaan akhir.
Penyerahan dilakukan apoteker disertai pemberian informasi dan konseling.
lanjutan
Informasi obat: Apoteker memberi informasi yang benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan
terkini. Informasi meliputi: pemakaian obat, cara penyimpanan, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan minuman
yang harus dihindari selama terapi.
Konseling: tentang sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan sehingga memperbaiki kualitas hidup
pasien.Monitoring penggunaan obat: terutama pasien DM, kardiovaskuler, TBC, asma, penyakit kronis lainnya.
3
3. Format kartu stok obat…
Format kartu stok obat….. A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-K-L-M-N-O-P-Q-R-S-T-U Z
Contoh
Apotek FARMAGAMA
Nama barang :……………….Jl.Colombo …………………………………..Yogyakarta,Tlp…
MACAM-MACAM DOSIS
Dosis terapi:takaran obat yang diberikan dan dapat menyembuhkan penderita
Dosis minimum; takaran obat terkecil yang masih dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan
resistensi
Dosis maksimum: takaran obat terbesar yang masih dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan
keracunan penderita
Dosis toksik: takaran obat yang dapat menyebabkan keracunan penderitaDosis letalis: takaran obat
yang menyebabkan kematian pada penderita
PERHITUNGAN DOSIS
Faktor penderita: meliputu umur, bobot badan, jenis kelamin, luas permukaan tubuh, toleransi,
habituasi, adiksi, sensitivitas, serta kondisi penderita
Faktor obat: sifat kimia fisika obat, sifat farmakokinetik (ADME) dan jenis obatFaktor penyakit: sifat dan
jenis penyakit
Apotek FARMAGAMA
Kepada Yth :…………Jl.Colombo PBF……………………………..Yogyakarta,Tlp… di………………………………
SP No :………….
SURAT-PESANAN
Mohon dikirim obat-obatan untuk keperluan apotek sbb :Yogyakarta,……………
Apoteker Pengelola ApotekNama/SIK…………..
No
Nama Obat
Jumlah
Ket.
APOTEK FARMAGAMA
Jl. Kolombo 345 jogjakartaTelp. (0274)
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
No :Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Utari Apt
Alamat : Barek Gg.Kinanti 4C Telp.(0274) Yogyakarta
Jabatan : Apoteker Pengelola Apotek
Mengajukan Permohonan kepada :Nama Perusahaan :Alamat :Jenis Psikotropika sebagai berikut
:Untuk keperluan apotek :
Nama Apotek : FARMAGAMA
Alamat :Jl. Kolombo 345 jogjakarta.Telp. (0274)Yogyakarta
,Penanggung JawabNama APA / No SIK
Cyclophosphamide dosis 4 g, 1 – 4 hari, maksudnya 4 gram untuk total 4 hari ( 1 gram per hari, tetapi
diberikan 4 gram per hari
AbbraviationsD/C – discharge and discontinue: digoxin, propranolol, insulin Pasien pulang, obat masih
diteruskan, dikira pulang obat discontinue
HS – half strength,. Pasien menerima HS – hora somni, hora somni dan full strength
3. DOSE MISCALCULATIONS
Biasanya terjadi pada obat yang digunakan pediatri dan sediaan yang digunakan intravenus.
Perhitungan dosis dapat mengakibatkan kesalahan 10 kali lipat atau lebih.
2. Moderate
Pembuatan obat racikan yang memerlukan perhitungan atau prosedur
khusus untuk menentukan jumlah komponen per-racikan atau per-unit
dosis individual. Atau membuat racikan yang data stabilitas formulasinya
tidak tersedia.
Contohnya Morfin Supositoria sulfat, hidroklorida diphenhydramine
troches dan mencampur dua atau lebih krim komersial yang stabilitas
campurannya tidak diketahui.
3. Complex
e. Permukaan kerja
Permukaan kerja dan furniture harus terbuat dari material yang halus,
kedap air dan tidak berpori, sebaiknya stainless steel. Bahan apa pun yang
digunakan untuk permukaan kerja harus mampu menahan pembersihan
dengan desinfektan dan tahan terhadap kerusakan dari produk pembersih
dan desinfektan. Setiap kerusakan harus diperbaiki dan disegel
b. Sumber bahan
Harus dipastikan bahwa bahan yang digunakan berasal
dari sumber yang diakui dan dapat dipercaya serta
mempunyai izin dari BPOM
c. Kualitas bahan
Kemurnian dan keamanan bahan-bahan yang
digunakan untuk peracikan harus diperhatikan. Hal
tersebut bisa dilakukan dengan cara menganalisis
dan memverifikasi reputasi pabrikan dan
keandalan pemasok.
8.Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 3
(1) Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek harus didukung oleh ketersediaan sumber daya
kefarmasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien.
(2) Sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. sumber daya manusia; dan
b. sarana dan prasarana.
Pasal 5
(1) Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Apotek, harus dilakukan evaluasi mutu Pelayananan Kefarmasian.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi mutu PelayanananKefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 6
Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Apotek harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.
Pasal 7
Penyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian di Apotek wajib mengikuti Standar Pelayanan Kefarmasian sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 8
Apotek wajib mengirimkan laporan Pelayanan Kefarmasian secara berjenjang kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Dinas KesehatanProvinsi, dan Kementerian Kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
TERIMA KASIH
STUDI KASUS
Cara menghaluskan obat:
a. Triturasi, yaitu proses menggerus obat dalam lumpang untuk
mengecilkan ukuran partikel
b. Spatulasi, suatu metode dimana sejumlah serbuk dapat di-
gerus di atas selembar kertas atau cetakan pembuat pil
dengan gerakan spatula obat.
c. Shifting, suatu metode pencampuran bahan obat dalam suatu
ayakan tertutup.
d. Tumbling, metode dimana mengguling-gulingkan atau
menggoyang-goyangkan serbuk yang ditutup dalam suatu
wadah besar, biasanya diputar oleh mesin.
e. Penggerus palu, merupakan penggerus datar yang meng-
gunakan rotasi berkecepatan tinggi (sampai 10.000 rpm)
dimana sejumlah penumbuk berayun teratur.
f. Penggerus bola, adalah terdiri dari tabung berongga yang
berputar horizontal berbentuk silinder dengan panjang dan
sedikit lebar besar dari diameter bola.
g. Penggerus energi-cairan, bahan ditahan dan dialirkan pada
kecepatan tinggi oleh udara atau uap yang melewati lubang-
lubang pada 100 sampai 150 lebar per inci.
Mesin penggerus
MASALAH SEDIAAN SERBUK:
1. Ukuran partikel
2. Bentuk partikel
3. Bobot jenis
4. Aglomerat (aglomerasi serbuk)
5. Serbuk kasar (coarse powder)
I. PERHITUNGAN KAPSUL
R/ Obat A 20 mg
Obat B 55 mg
1. Menentukan ukuran kapsul
Cangkang kapsul yang digunakan untuk manusia tersedia
dalam ukuran 000,0, 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan 000 merupakan
ukuran terbesar dan 5 merupakan ukuran terkecil. Tabel di-
bawah ini dapat digunakan untuk menentukan ukuran kapsul
yang diperlukan untuk setiap jumlah serbuk tertentu.
620 mg 20 mg
=
330 mg X
X = 10.65 mg
470 mg 55 mg
=
330 mg X
X = 38.62 mg
X = 5.12 mg laktosa
Estradiol :
190 mg 1 mg
=
320 mg X
X = 1.68 mg laktosa
Jumlah total laktosa yang digantikan :
5.12 mg + 1.68 mg = 6.8 mg
Jumlah laktossa per kapsul = 320 mg – 6.8 mg = 313.2 mg
4 mg estriol / 1 kapsul x 50 kapsul = 200 mg estriol
1 mg estradiol / 1 kapsul x 50 kapsul = 50 mg estradiol
313.2 mg laktossa / 1 kapsul x 50 kapsul x 1 g / 1000 mg =
15.66 g laktosa
= 3000 – (500+500)
= 2000 mg
Berat total supositoria: = 3000 mg
Obat,
Bahan obat, Obat tradisional, dan
Kosmetika
(UURI No 36 th 2009 tentang kesehatan)
Obat: (jadi)
Adalah sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap
untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
(PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
1. Digit 1,2 : Kategori
2. Digit 3,4 : Sub Kategori
3. Digit 5,6 : Tahun Pendaftaran (pembacaan dibalik).
4. Digit 7,8,9,10: Nomor Urut Pendaftaran produk
di Badan POM
Produk impor biasanya juga
mencantumkan kode lain selain kode CL,
Kode CA (kosmetik Asia),
kode CE (kosmetik Amerika) dan
kode CC (kosmetik Eropa)
beserta angka 11 digit.
REGISTRASI OBAT
Obat Keras
Obat Narkotika
Obat Bebas,
adalah obat yang dijula bebas tanpa resep dokter
Penandaan Lingkaran warna hijau
Obat bebas terbatas adalah obat
keras yang diserahkan tanpa resep
dokter tetapi ada peringatan
Penandaan linkaran warna biru
Dengan tanda peringatan P1-P6
P. No 1. P. No 2.
Awas ! Obat Keras, Awas ! Obat Keras,
Bacalah Aturan Memakainya Hanya untuk dikumur, jangan
ditelan
P. No 3. P. No 4.
Awas ! Obat Keras, Awas ! Obat Keras,
Hanya untuk bagian luar dari Hanya Untuk dibakar
badan
P. No 6.
P. No 5. Awas ! Obat Keras,
Awas ! Obat Keras, Obat Wasir Jangan ditelan
Tidak boleh ditelan
Obat keras adalah obat yang
diserahkan dengan resep dokter
Disebut golongan G
Penandaan lingkaran warna merah
dengan huruf K didalamnya
Obat Narkotika,
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintesis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangin sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat mnimbulkan
ketergantungan , yang dibedakan kedalam golongan-
golongan sebagai mana terlampir dalam undang-
undang ini atau yang kemudian ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan. (UURI No 22 Th
1997 tentang Narkotika )
obat ini pada kemasan nya ditandai dengan
lingkaran yang di dalamnya terdapat palang (+)
berwarna merah.
Obat narkotika bersifat adiksi dan
penggunaannya diawasi dengan ketat, sehingga
obat golongan narkotika hanya dapat diperoleh
di Apotek dengan resep dokter yang asli
(tidak dapat menggunakan kopi resep). Contoh
dari obat narkotika antara lain: Opium, coca,
ganja/marijuana, morfin, heroin, dan lain
sebagainya. Dalam bidang kedokteran, obat-
obat narkotika biasa digunakan sebagai
anestesi/obat bius dan analgetika/obat
penghilang rasa sakit.
Hal-hal khusus pada Obat
Narkotika :
Pada Resep, Obat Narkotika harus digaris
bawahi dengan tinta merah.
Pada resep harus tertera alamat pasien yang
jelas.
Pada etiket obat harus tertera etiket “Tidak
Boleh diulang tanpa resep dokter”
Resep obat Narkotika diarsip tersendiri,
terpisah dari resep lainnya
Penyimpanan obat narkotika harus dalam
almari khusus yang sesuai dengan peraturan
Menkes.
R/ Paracetamol 0,3
kodein 0.01
CTM 0,04
Sacarum album qs
Mf. Pulv dtd no XV
S. tdd p I
Pro Andi 7 tahun
Psikotropika
Psikotropika, adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahn khas pada aktifitas mental dan
perilaku. (UURI No 5 Th 1997 tentang
Psikotropika)
Obat psikotropika ini termasuk golongan obat
keras tertentu (OKT)
Contoh : diazepam, lorazepam, klordiazepoksid,
luminal
Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat keras yang diserahkan oleh apoteker
tanpa resep dokter
OWA No. 1,
OWA No 2,
OWA No 3.
Bentuk sediaan obat
Berkenaan dengan cara pemberian obat
Cara pemberian obat Berpengaruh pada
kecepatan obat mencapai kadar puncak
dalam darah
PULVIS (SERBUK)
JENIS SERBUK :
•SERBUK LUAR; (PULVIS) label warna biru
•SERBUK ORAL (PULVERES) label warna putih
Keuntungan:
Kertas Selofan
Contoh :
R/ Ampisillin 7,5
GG 1,5
Ephedrin 0,3
CTM 0,060
Mf caps no XV
S. tdd caps I
Pro Ananda 12 tahun
Latihan
1. Hitung lah TM
TM Efedrin ???
TM CTM …?
DEFINISI FI ed IV
TABLET adalah sediaan padat kompak
dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler kedua
permukaan rata atau cembung
mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa bahan tambahan.
Zat tambahan yang
digunakan dapat berfungsi
sebagai :
Zat pengisi
Zat pelincir
Zat pengikat
Zat pelicin
Zat pembasah
Tab Vaginal
Tab Effervescen
Tab Kunyah
Tab Hisap
Pembuatan Tablet
1. Tablet Cetak
2. Tablet Kempa
1. Granulasi basah
2. Granulasi kering
3. Kempa langsung
TABLET KEMPA
KOMPONENNYA
Bahan Obat (Zat aktif)
Bahan Pengisi
Bahan Pengikat
Disintegran
Lubrikan
Selain itu dapat pula mengandung:
– Bahan Warna
– LAK (bahan warna yang diadsorpsikan pada Al(OH)3 yang
tidak larut
– Bahan pengaroma
– Bahan pemanis
BAHAN PENGISI
Peran desintegran
“Membantu Hancurnya Tablet Setelah Ditelan”
Contoh disintegran
– Amilum (Pati) : paling banyak digunakan. Selain pati :
– Pati dan selulosa yang termodifikasi secara kimia
– Asam Alginat
– Selulosa Mikrokristal
LUBRIKAN
Fungsi : Mengurangi gesekan selama proses
pengempaan, Mencegah massa tablet melekat
pada cetakan
Contoh lubrikan:
– Magnesium Stearat
– Talk
Sifat : Biasanya hidrofobik cenderung
menurunkan
– Kecepatan disintegrasi dan
– Kecepatan Disolusi Tablet
GLIDAN
Tujuan Granulasi
Meningkatkan sifat air (free flowing)
Meningkatkan kemampuan kempa (Kompresibilitas)
Tablet Salut
Tab Salut gula
Tab salut selaput (film coating)
BAHAN PENGISI
– Umumnya Radix liquiritiae
– Untuk zat aktif yang sedikit dan menggunakan
bahan pengikat: Succus liquiritiae, maka:
Radix = 2 X Succus
– Pulvis Pro Pilulis (PPP)
Jumlah Succus dan Radix sama banyak
BAHAN PENGIKAT
– Succus Liquiritae, 2 gram untuk 60 pil
– PULV GUMMOSUS
Merupakan campuran Saccharum, PGA,
Tragacantha
Dengan berat 500 mg untuk 60 Pil
Serbuk
Granul
Minyak Lemak
alkohol dengan kadar >95 %
Minyak menguap
Bahan cair dalam sediaan
capsul
Jika harus dimasukkan kedalam capsul dengan cara
diteteskan, maka pipet tetes yang digunakan
harus ditara terlebih dahulu dengan cara :
Pipet baku memberikan tetesan pada air suling sebanyak
20 tetes per gramnya.
Pipet biasa ditara dengan cara air dimasukkan kedalam
pipet yang akan ditera, kemudian diteteskan dalam wadah
pada timbangan hingga 1 gram, hitung jumlah tetesan yang
diperlukan.
Penetesan harus dilakukan pada posisi tegak lurus
Larutan Oral
Larutan topical
Larutan oral
adalah sediaan cair yang dibuat untuk
pemberian oral, mengandung satu atau lebih
zat dengan atau tanpa bahwa pengaroma,
pemanis atau pewarna yang larut dalam air
atau campuran konsolven – air.
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau
gula lain kadar tinggi sirup
Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air
sirup simplek (64 %)
Larutan yang mengandung etanol sebagai
kosolven disebut eliksir
Larutan Topikal
R/ Sulfur praecip 10
Camphora 1
Gummi Arabicum 1,5
Sol. Calcii Hidroxid 50
Aquae aa
S. b.dd. ue.
Pro : Fatimah
Elixir adalah
Tipe Emulsi:
A/M; M/A ;
A/M/A; M/A/M
TEORI EMULSI
1. Emulgator Alam
2. Emulgator buatan
A. Emulgator Alam
1. Kuning telur
2. Pulvis Gummi Arabicum (PGA), setelah penambahan
minyak, PGA diaktifkan dengan penambahan air 1,5
kalinya.
3. Jumlahnya jika tidak dikatakan lain adalah 50 % dari
jumlah minyak. Untuk oleum Iecoris ???? untuk Oleum
Ricini ????????
4. Tragakan, harus diaktifkan dulu dengan air 20 kalinya,
1 gram tragakan setara dengan 10 gram PGA
5. Pulvis Gummosus, diaktifkan dengan penambahan air
sekaligus sebanyak 7 kalinya, 1 g Pulv. Gumosus setara
dengan 4 g PGA
6. dll
Emulgator buatan
Emulgator ionik
– Emulgator Anionik, mis Sabun alkali : Na
palmitat, Na oleat
– Emulgaton Kationik, mis Amonium
kuartener
Emulgator non ionik, mis: Setil alkohol,
Stearil alkohol
Emulgator amfoter, Misal : Protein,
Lesitin
STABILISASI EMULSI
Metode Continental
Metode Anglosaxon
Metode langsung
Metode Continental
yaitumetode pembuatan emulsi dengan
terlebih dahulu membuat corpus emulsi,
dengan perbandingan
Emulgator (PGA) : Air: Minyak =
1 : 1,5 : 2
Cara pembuatan :
emulgator ditambahkan kedalam minyak di
dalam mortir yang kering dan di
homogenkan, kemudian air yang telah di
ukur ditambahkan sekaligus dan diaduk
cepat hingga terbentuk corpus emulsi,
dengan ciri corpus berwarna lebih putih
dan kental, berbunyi khas bila diaduk. Jika
jumlah minyak melebihi 2 kali jumlah PGA
maka sisa minyak ditambahkan setelah
corpus emulsi jadi dengan sedikit demi
sedikit.
Metode Anglosaxon
yaitu metode pembuatan emulsi dengan
terlebih dahulu membuat mucillago, yaitu
emulgator ditambahkan pada sejumlah air yang
telah ditentukan sesuai dengan masing-masing
emulgator, di aduk hingga terbentuk mucillago,
baru kemudian minyak ditambahkan sedikit
demi sedikit, metode ini jika tidak hati-hati
emulsi sering tidak jadi.
Metode langsung
yaitumetode pembuatan emulsi dengan
cara langsung dibuat di dalam botol,
sering disebut dengan metode botol.
Metode ini biasanya sering digunakan
untuk bahan-bahan yang mudah menguap.
Definisi
FI ed IV adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi Sirup kering
– Ada tanda “….. untuk suspensi oral”
– Misal : sirup kering antibiotik
Untuk suspensi topikal sering disebut
Lotio
Alasan dibuat Suspensi
antara lain
1. Obat-obat tertentu tidak stabil secara kimiawi bila ada
dalam bentuk larutan, tetapi stabil dalam bentuk suspensi
2. Kloramfenikol Base adalah sediaan yang larut dalam air
tetapi berasa Pahit sehingga tidak dapat digunakan secara
peroral. Kloramfenikol palmilat merupakan sediaan yang
tidak larut dalam air, tetapi tidak berasa pahit sehingga
dapat digunakan secara peroral dengan demikian harus
dibuat sediaan dalam bentuk suspensi
3. Obat (yang tidak larut) lebih disukai bentuk larutan daripada
Padat
4. Untuk anak-anak
5. Dosis dapat diatur
Sifat-sifat yang diinginkan pada
suspensi
1. Relatif Stabil dalam penyimpanan,
Mengendap secara lambat dan harus
homogen kembali bila dikocok ringan.
2. Ukuran partikel dari Suspensoid tetap
agak konstan dalam waktu lama dalam
penyimpanan.
3. Dapat dituang dari wadah dengan cepat
dan homogen.
Laju Endapan Berdasarkan Hukum
Stokes
Suspensi yang baik mempunyai Diameter
1-50 mikron
> 50 mikron = mudah mengendap
< 1 mikron = mudah terjadi cake
D 1 2 g
2
v
18
Bahan Pensuspensi
PGA untuk zat berkhasiat keras 2-4 %,
untuk zat tidak berkhasiat keras 1 –2 %
Pulv. Gumosus, untuk zat berkhasiat
keras 2 %, untuk zat tidak berkhasiat
keras 1 %
CMC Na kadar 0,5 %
dll
Sulfur praecip
Camphora
PGA
Aq Rosae
Sol cal hydroksidi
STABILISASI
Tawas 67 bagian
R/ Kalii Bromida 5
Na. Subcarb 2
Extr. Gentian 2,5
Mf. Pil No XXX
Ektr. Gentian Bereaksi asam + Na Subcarb keluar gas CO2, pil dapat pecah
Dalam Sediaan Kapsul
Problem yang timbul
Isi kapsul meleleh
Misalnya pada bahan yang bereaksi satu dengan yang lain
Diatasi dengan dua bahan tersebut dipisah secara fisik
Misal,
salah satu dikeluarkan dalam capsul dipisah dengan bahan inert
Salah satu dibuat pil/capsul kecil lalu dimasukkan dalam kapsul
yg lebih besar
Isi kapsul bereaksi dengan cangkang kapsul
Misal Kreosot, naftol, thymol
Diatasi dengan diencerkan dengan minyak lemak, sehingga obat
tidak lebih dari 40 %
Dalam Sedian larutan
Fisis :
Tidak dapat bercampur, misal pada bahan polar dan non polar,
diatasi dgn cara dibuat emulsi
Bahan tidak larut dan tidak dapat diganti dgn bahan yang larut,
misalnya Kloramfenikol palmitat, diatasi dengan cara dibuat suspensi
Terjadi endapan
Larutan camphora dlm spiritus, bila ditambah air sedemikian banyak,
camphora akan mengkristal kembali
Perubahan viskositas
Mis larutan Gom/CMC dengan pemanasan viskositas akan menurun
Khemis
– Bikarbonat, dalam air/ larutan bersifat
asam akan terurai mengeluarkan gas CO2
– Borat, Garamnya yang larut dalam air
adalah garam alkali, akan mengendap
dengan adanya Zn Sulfat
R/ Zn Sulfas 0,04
Borat 0,1
Aqua ad 10 ml
m.d.s. t.d.d. gtt.opt II
Dalam sediaan Salep
Keluarnya air
– Karena sistem emulsi rusak, dapat disebabkan karena suhu, alkohol,
fenol
– Adanya air/larutan yg tak terserap basis
Diatasi dengan cara :
– Jangan sampai sistem emulsi rusak
– Sebagian basis diganti dengan yang mempunyai kemampuan menyerap
air, misalnya adepslanae
Misalnya salep basis krim dicampur dengan basis hidrokarbon
Terbentuknya senyawa lain karena terjadi reaksi
Diatasi dengan memisahkan obat menjadi 2 massa, kemudian baru
dicampur (secara tidak langsung)
SOLUTIO (LARUTAN)
TIK :
Mahasiswa kan dapat menjelaskan pengertian,
formula dan cara pembuatan bentuk sediaan
larutan
Pengertian
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia yang terlarut.
Mis : te rd is p e rs i s e c a ra m o le c u la r d a l a m p e la ru t y a n g
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
POLARITAS
PEMBENTUKAN
CO-SOLVENCY
KOMPLEKS
KELARUTAN
SALTING IN KELARUTAN
Contoh :
K2SO4, KOH, CaHPO4, minyak atsiri, gas-gas yang
larut.
5. Salting Out
Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai
kelarutan besar dibanding zat utama, akan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.
C ont oh :
Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila ke
dalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
Disini kelarutan NaCl dalam air lebih besar dibanding
kelarutan minyak atsiri dalam air, maka minyak atsiri
akan memisah.
6. Salting In
Peristiwa bertambahnya kelarutan dari suatu
s e n y a wa o r g a n i k d e n g a n p e n a mb a h a n s u a t u
garam dalam larutannya.
Contoh :
r ib o fla v i n t id a k la r u t d a la m a i r , t e t a p i la r u t
dalam larutan yang mengandung
nicotinamidum karena terjadi penggaraman
riboflavin + basa NH4.
7. Pembentukan Kompleks
Contoh :
I o d i u m l a r u t d a l a m KI a t a u N a I j e n u h .
KI + I 2 2K I 3
H gI 2 + 2 K I K 2H g I 4
K e c e p a t a n k e la r u t a n s u a t u za t d ip e n g a r u h i o l e h :
Su h u : p a d a u m u m n y a k e n a i k a n su h u
akan menambah kelarutan solute.
Pengadukan
K e u n t u n g a n dan K er ug ia n Bentuk Sed iaa n So lut io
GUTTAE POTIONES
LAR.ORAL
POTIO
ELIXIR
EFFERVESCENT
SATURATIO NETRALISASI
Potiones (Obat Minum)
Sediaan cair yang dibuat untuk
pemberian oral, mengandung satu atau
lebih zat dengan atau tanpa bahan
pengaroma, pemanis, atau pewarna
yang larut dalam air atau berbentuk
emulsi atau suspensi.
E lix ir
Sediaan yang mengandung bahan obat dan
bahan tambahan (pemanis, pengawet,
p e wa n g i ) s e h i n g g a m e mi l i k i b a u d a n r a s a y a n g
sedap dan sebagai pelarut digunakan
campuran air-etanol.
– S i r u p s i m p l e x , me n g a n d u n g 6 5 % g u l a d a l a m
l ar ut a n ni p a gi n 0, 2 5 % b / v
– S i r u p o b a t , me n g a n d u n g s a t u a t a u l e b i h j e n i s
obat dengan atau tanpa zat tambahan,
digunakan untuk pengobatan.
– S i r u p p e wa n g i , t i d a k me n g a n d u n g o b a t t e t a p i
m e n g a n d u n g za t p e w a n g i a t a u p e n y e d a p l a in .
Penambahan sirup ini bertujuan untuk
menutup rasa atau bau obat yang tidaeknak.
Netralisasi
Pembuatan:
– Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang
tersedia. Mis NaHCO3 digerus tuang kemudian masuk botol.
– Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang
tersedia.
– 2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang seluruhnya. Sisa
asam dituang hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan
sampagne knop sehingga gas yang terjadi tertahan.
Potio Effervescent
Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.
Pe m b u a t a n :
Langkah 1 dan 2 sama dengan pada saturatio
Langkah 3 : seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam basa dengan
hati-hati, segera tutup dengan sampagne knop.Gas CO2 umumnya
digunakan untuk pengobatan, menjaga stabilitas obat, dan kadang-
kadang dimasudkan untuk menyegarkan rasa minuman.
H a l y a n g h a ru s d i p e rh a ti k a n u n tu k s e d i a a n s a t u ra ti o d a n p o ti o
effervescent adalah :
Diberikan dalam botol yang kuat, berisi kira-kira 9/10 bagian dan tertutup
k e d a p d e n g a n g a b us at a u k ar et y a n g r a p at . K e m u di a n di i k at d e n g a n
s a m p a g n e k n o p.
Tidak boleh mengandung bahan obat yang sukar larut, karena tidak
boleh dikocok. Pengocokan menyebabkan botol pecah karena botol
b er i s i g as d al a m j u m l a h b es ar .
Penambahan Bahan-bahan
Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian asam
Zat netral dalam jumlah kecil. (jumlah besar dilarutkan
dalam asam sebagian dilarutkan dalam basa,
berdasarkan perbandingan jumlah airnya).
Zat-zat mudah menguap.
Ekstrak dalam jumlah kecil dan alkaloid
Sirup
LAR. TOPIKAL
EPITHEMA
INHALATIONES
OBAT KOMPRES
Collyrium
Catatan :
Pada etiket harus tertera : Masa penggunaan setelah
tutup dibuka dan ”obat cuci mata”.
– Nilai isotonisitas
Idealnya sama dengan nilai isotonis larutan NaCl 0,9 %b/v. Tetapi
mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis rendah yang setara
dengan larutan NaCl 0,6 % b/v dan tertinggi 2,0 % b/v NaCl.
– Pendaparan
Pendaparan larutan obat tetes mata adalah untuk mencegah
kenaikan pH yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil
oleh wadah kaca. Hal tersebut dapat menggangu kelarutan dan
stabilitas obat. Selain itu penambahan dapar juga dimaksudkan
untuk menjaga stabilitas obat tertentu misalnya garam-garam
alkaloid.
Air mata normal memiliki pH 7,4, secara ideal obat tetes mata
memiliki pH seperti air mata, tetapi karena beberapa bahan obat
tidak stabil pada pH tersebut maka sebaiknya obat tetes mata
supaya tidak terlalu merangsang mata.
– Pengawet
Wadah larutan mata harus tertutup rapat dan disegel
untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.
Larutan harus mengandung zat atau campuran zat yang
sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau
memusnahkan bakteri yang mungkin masuk pada waktu
wadah dibuka pada saat digunakan.
Pengawet yang dianjurkan :
– Nipagin dan nipasol
– Fenil merkuri nitrat, timerosol
– Benzalkonium klorid
– Klorbutanol, fenil etil alkohol
– Pengental
Ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan sehingga
obat lebih lama kontak dengan jaringan. Larutan obat
mata yang dikentalkan harus bebas dari partikel yang
dapat terlihat. Cth : metil selulosa, hidroksi propil selulosa,
polivinil alkohol.
Cara pembuatan obat tetes mata
O l e s b i b ir a d a l a h s e d i a a n c a ir a g a k
kental dan pemakaiannya secara
disapukan dalam mulut.
POLARITAS
PEMBENTUKAN
CO-SOLVENCY
KOMPLEKS
KELARUTAN
SALTING IN KELARUTAN
Contoh :
K2SO4, KOH, CaHPO4, minyak atsiri, gas-gas yang
larut.
5. Salting Out
Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai
kelarutan besar dibanding zat utama, akan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.
Contoh :
Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila ke
dalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
Disini kelarutan NaCl dalam air lebih besar dibanding
kelarutan minyak atsiri dalam air, maka minyak atsiri
akan memisah.
6. Salting In
Peristiwa bertambahnya kelarutan dari suatu
senyawa organik dengan penambahan suatu
garam dalam larutannya.
Contoh :
riboflavin tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam larutan yang mengandung
nicotinamidum karena terjadi penggaraman
riboflavin + basa NH4.
7. Pembentukan Kompleks
Contoh :
Iodium larut dalam KI atau NaI jenuh.
KI + I2 KI3
HgI2 + 2 KI K2HgI4
Kecepatan kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh :
Pengadukan
Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Solutio
GUTTAE POTIONES
LAR.ORAL
POTIO
ELIXIR
EFFERVESCENT
SATURATIO NETRALISASI
Potiones (Obat Minum)
Sediaan cair yang dibuat untuk
pemberian oral, mengandung satu atau
lebih zat dengan atau tanpa bahan
pengaroma, pemanis, atau pewarna
yang larut dalam air atau berbentuk
emulsi atau suspensi.
Elixir
Sediaan yang mengandung bahan obat dan
bahan tambahan (pemanis, pengawet,
pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang
sedap dan sebagai pelarut digunakan
campuran air-etanol.
Pembuatan:
– Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang
tersedia. Mis NaHCO3 digerus tuang kemudian masuk botol.
– Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang
tersedia.
– 2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang seluruhnya. Sisa
asam dituang hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan
sampagne knop sehingga gas yang terjadi tertahan.
Potio Effervescent
Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.
Pembuatan :
Langkah 1 dan 2 sama dengan pada saturatio
Langkah 3 : seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam basa dengan
hati-hati, segera tutup dengan sampagne knop.Gas CO2 umumnya
digunakan untuk pengobatan, menjaga stabilitas obat, dan kadang-
kadang dimasudkan untuk menyegarkan rasa minuman.
LAR. TOPIKAL
EPITHEMA
INHALATIONES
OBAT KOMPRES
Collyrium
Catatan :
Pada etiket harus tertera : Masa penggunaan setelah
tutup dibuka dan ”obat cuci mata”.
– Nilai isotonisitas
Idealnya sama dengan nilai isotonis larutan NaCl 0,9 %b/v. Tetapi
mata masih dapat tahan terhadap nilai isotonis rendah yang setara
dengan larutan NaCl 0,6 % b/v dan tertinggi 2,0 % b/v NaCl.
– Pendaparan
Pendaparan larutan obat tetes mata adalah untuk mencegah
kenaikan pH yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil
oleh wadah kaca. Hal tersebut dapat menggangu kelarutan dan
stabilitas obat. Selain itu penambahan dapar juga dimaksudkan
untuk menjaga stabilitas obat tertentu misalnya garam-garam
alkaloid.
Air mata normal memiliki pH 7,4, secara ideal obat tetes mata
memiliki pH seperti air mata, tetapi karena beberapa bahan obat
tidak stabil pada pH tersebut maka sebaiknya obat tetes mata
supaya tidak terlalu merangsang mata.
– Pengawet
Wadah larutan mata harus tertutup rapat dan disegel
untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama.
Larutan harus mengandung zat atau campuran zat yang
sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau
memusnahkan bakteri yang mungkin masuk pada waktu
wadah dibuka pada saat digunakan.
Pengawet yang dianjurkan :
– Nipagin dan nipasol
– Fenil merkuri nitrat, timerosol
– Benzalkonium klorid
– Klorbutanol, fenil etil alkohol
– Pengental
Ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan sehingga
obat lebih lama kontak dengan jaringan. Larutan obat
mata yang dikentalkan harus bebas dari partikel yang
dapat terlihat. Cth : metil selulosa, hidroksi propil selulosa,
polivinil alkohol.
Cara pembuatan obat tetes mata