A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menerapkan prinsip penulisan resep
2. Menjelaskan komponen-komponen dalam sebuah resep
3. Melakukan cara penulisan resep tunggal (formula pre compound) dengan benar(tepat dosis, bentuk sediaan, cara
pemberian dan lama pemberian obat), jelas dan lengkap
B. PELAKSANAAN
I. Landasan Teori
Resep adalah permintaan tertulis dari prescriber/penulis resep (dokter, dokter gigi, dokter hewan) kepada
dispenser/pembaca resep (apoteker pengelola apotik, asisten apoteker) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
penderita sesuai peraturan perundangan yang berlaku. (Permenkes No 919/Menkes/Per/X/199)
Penulisan resep didasarkan pada serangkaian langkah-langkah rasional berikut:1) membuat diagnosis yang tepat;
2) mempertimbangkan patofisiologi dari diagnosis; 3) memilih tujuan terapeutik yang spesifik; 4) memilih obat pilihan
(drug of choice); 5) menentukan dosis yang tepat; 6) menyusun rencana untuk pemantauan aksi obat; 7) merencanakan
program edukasi pasien.
Resep harus ditulis dengan jelas, lengkap dan tidak mudah dihapus sehingga dapat menghindari adanya salah
perepsi. Kegagalan komunikasi dan salah interpretasi antara prescriber dan dispenser merupakan salah satu faktor
penyebab timbulnya kesalahan medikasi (medication error) yang dapat berakibat fatal bagi penderita.
Contoh kejadian kesalahan medikasi antara lain pemberian obat yang tidak tepat, dosis yang salah dan kesalahan
rute pemberian. Penyebab terjadinya kesalahan medikasi adalah salah interpretasi antara prescriber dan dispenser dalam
mengartikan resep. Misalnya tulisan tidak jelas terutama jika nama obat hampir sama, penulisan angka desimal dalam
resep, penggunaan singkatan yang tidak baku serta penulisan aturan pakai yang tidak lengkap.
Tidak ada standar global untuk pembuatan resep, setiap negara mempunyai peraturan masing-masing. Di
Indonesia Kepmenkes No.280/Menkes/SK/V/1984 menyebutkan bahwa pada resep harus dicantumkan:
1. Nama dan alamat penulis resep serta nomor izin praktek
2. Tanggal penulisan resep
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
4. Informasi tentang obat yang mencakup nama obat dan kekuatan atau konsentrasi serta bentuk
sediaan yang dikehendaki
5. Tanda tangan atau paraf penulis resep
6. Nama, umur, dan alamat pemilik resep
Berdasarkan cara peracikan obat, resep dibagi atas formula magistralis dan formula officinalis. Resep formula
magistralis atau resep racikan merupakan resep yang berisi obat/campuran obat yang disusun sendiri oleh dokter
sedangkan resep officinalis merupakan resep yang berisi obat/campuran obat dalam bentuk sediaan standar.
Komponen resep
Inscriptio
Nama dokter, nomor SIP, alamat/telp/HP/kota/tempat
Tanggal penulisan resep
Invocatio
Permintaan tertulis dokter “R/” (recipe) artinya ambilah atau berikanlah.
R/ dituliskan pada bagian kiri setiap penulisan resep
Prescriptio/Ordonatio
Nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan
Sangat direkomendasikan untuk menuliskan obat dengan nama generik.
Tata Nama
− Huruf permulaan ditulis dengan huruf besar, juga yang terdiri dari 2 atau lebih
• R/ Asetosal
• R/ Efedrini Hidroklorisi
• R/ Oleum Jecorus Aselli
Kecuali huruf berikut, sebagai sifat keterangan atau sebagai pereaksi
• R/ Sulfur praecipitatum
• R/ Aqua destilata
1
− Nama sediaan farmasi ditulis dibelakang nama obat atau bahan obat
• R/ Parasetamol syrup
Kecuali Sera dan Vaksin :
• R/ Serum Antitoxicum Diphtheriae
• R/ Vaccinum Poliomyelitis
− Sediaan berupa larutan dalam air
• R/ Sol. Acidi Borici
Berapa banyak (misalnya miligram), bentuk sediaan (misalnya tablet, kapsul,
supositoria).
Singkatan yang diterima secara internasional antara lain g: gram; ml:mililiter. Hindari
desimal, tulis kata dalam bentuk utuh untuk menghindari misunderstanding. Contoh:
Levothyroxin 50 mikrogram bukan 0,050 miligram atau 50 μg.
Signatura
Tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian
Interval pemberian
Contoh:
b.d.d… (2 dd…) = bis de die = 2 kali sehari
o.4.h. = omni cuatuor hora = setiap ¼ jam
Saat pemberian
Contoh:
a.c. = ante coenam = sebelum makan
p.c. = post coenam = sesudah makan
½ h.p.c. = semi hora post coenam = ½ jam sesudah makan
Teknik cara pakai
Contoh:
part dol.applie = part dolente applicatum = oleskan pada tempat yang sakit
ext. cres = oleskan tebal
Cara pakai khusus (dapat dipakai bahasa Indonesia)
Contoh
• Pagi 2 kap.
Siang 1 kap.
Malam 2 kap.
• Penurunan dosis / “Tappering off”
hari I – IV 3 d.d. tab. 2
hari IV – VII 3 d.d. tab. I
hari VII – X 3 d.d. tab. ½
• Lain – lain :
3 d.d. tab. I (selama 10 hari)
p.r.n. 1-2 d.d. tab. I = pro renata = bila perlu
Subcriptio
Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep
Berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut
Pro (diperuntukkan)
Nama, umur, dan alamat pasien
Data-data di atas adalah pokok dari sebuah resep, informasi lain dapat ditambahkan. Misalnya
Istilah resep yang dibuat segera
P.I.M. = periculum in mora (berbahaya jika ditunda)
Stat. = statim (segera)
Cito = segera
Media Pembelajaran
Penuntun LKK 4 Blok 23 FK UMP
Ruang periksa dokter
Kertas resep
DOEN 2013
FORNAS 2016
3
Soal no 1.
Pro : Ny. X
Umur : 40 tahun
Alamat : Jl. Banten 2 Palembang
Soal No 2.
R/ Captopril 25 mg tab. No LX
S. 2.d.d. tab 1
R/ Hidrocholrotiazid 12,5 mg tab. No XXX
S. 1.d.d. tab 1. o.m.
Pro : T. A
Umur : 50 tahun
Alamat : Jl. Banten 2 Palembang
Soal no 3
Pro : Tn. B
4
Umur : 25 tahun
Alamat : Jl. Banten 2 Palembang
Soal no 4
Pro : An. X
Umur : tahun
Alamat : Jl. Banten 2 Palembang
B. PELAKSANAAN
I. Landasan Teori
Resep adalah permintaan tertulis dari prescriber/penulis resep (dokter, dokter gigi, dokter hewan) kepada
dispenser/pembaca resep (apoteker pengelola apotik, asisten apoteker) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Permenkes No 919/Menkes/Per/X/199). Resep harus
ditulis dengan jelas, lengkap dan tidak mudah dihapus sehingga dapat menghindari adanya salah perepsi.
Penulisan resep didasarkan pada serangkaian langkah-langkah rasional berikut:1) membuat diagnosis yang
tepat; 2) mempertimbangkan patofisiologi dari diagnosis; 3) memilih tujuan terapeutik yang spesifik; 4) memilih obat
pilihan (drug of choice); 5) menentukan dosis yang tepat; 6) menyusun rencana untuk pemantauan aksi obat; 7)
merencanakan program edukasi pasien
Kepmenkes No. 280/Menkes/SK/V/1984 menyebutkan bahwa pada resep harus dicantumkan:
1.Nama dan alamat penulis resep serta nomor izin praktek
2.Tanggal penulisan resep
3.Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
4.Informasi tentang obat yang mencakup nama obat dan kekuatan atau konsentrasi serta bentuk sediaan yang
dikehendaki
5.Tanda tangan atau paraf penulis resep
6.Nama, umur, dan alamat pemilik resep
Berdasarkan cara peracikan obat, resep dibagi atas formula magistralis dan formula officinalis. Resep
formula magistralis atau resep racikan merupakan resep yang berisi obat/campuran obat yang disusun sendiri oleh
dokter sedangkan resep officinalis merupakan resep yang berisi obat/campuran obat dalam bentuk sediaan standar.
Pada formula magistralis sebaiknya memenuhi syarat berikut:
1.Bukan antimikroba
2.Interval pemberian obat harus sama
3.Lama hari pemberian hampir sama
4.Tidak terjadi interaksi yang berarti
5.Terurai pada bagian sama di saluran cerna
5
Komponen Resep
Inscriptio
Nama dokter, nomor SIP, alamat/telp/HP/kota/tempat
Tanggal penulisan resep
Invocatio
Permintaan tertulis dokter “R/” (recipe) artinya ambilah atau berikanlah.
R/ dituliskan pada bagian kiri setiap penulisan resep
Prescriptio/Ordonatio
Nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan
Sangat direkomendasikan untuk menuliskan obat dengan nama generik.
Tata Nama
− Huruf permulaan ditulis dengan huruf besar, juga yang terdiri dari 2 atau lebih
• R/ Asetosal
• R/ Efedrini Hidroklorisi
• R/ Oleum Jecorus Aselli
Kecuali huruf berikut, sebagai sifat keterangan atau sebagai pereaksi
• R/ Sulfur praecipitatum
• R/ Aqua destilata
− Nama sediaan farmasi ditulis dibelakang nama obat atau bahan obat
• R/ Parasetamol syrup
Kecuali Sera dan Vaksin :
• R/ Serum Antitoxicum Diphtheriae
• R/ Vaccinum Poliomyelitis
− Sediaan berupa larutan dalam air
• R/ Sol. Acidi Borici
Berapa banyak (misalnya miligram), bentuk sediaan (misalnya tablet, kapsul,
supositoria).
Singkatan yang diterima secara internasional antara lain g: gram; ml:mililiter. Hindari
desimal, tulis kata dalam bentuk utuh untuk menghindari misunderstanding. Contoh:
Levothyroxin 50 mikrogram bukan 0,050 miligram atau 50 μg.
Perintah pembuatan bentuk sediaan obat yang dikehendaki
Gunakan hanya singkatan baku/standar yang dapat diketahui apoteker
Misalnya
m.f. pulv. No. XX
® campur dan buatlah serbuk sebanyak 20 bungkus
m.f. pulv. d.t.d. No. X
® campur dan buatlah serbuk dengan takaran masing-masing sesuai di atas
sebanyak 10 bungkus
m.f. ung. 20
® campur dan buatlah salep sebanyak 20 gram
M.D.S. gutt. auric.
® campur dan tandailah obat tetes telinga
Signatura
Tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian
Interval pemberian
Contoh:
b.d.d… (2 dd…) = bis de die = 2 kali sehari
o.4.h. = omni cuatuor hora = setiap ¼ jam
Saat pemberian
Contoh:
a.c. = ante coenam = sebelum makan
6
p.c. = post coenam = sesudah makan
½ h.p.c. = semi hora post coenam = ½ jam sesudah makan
Teknik cara pakai
Contoh:
part dol.applie = part dolente applicatum = oleskan pada tempat yang sakit
ext. cres = oleskan tebal
Cara pakai khusus (dapat dipakai bahasa Indonesia)
Contoh
• Pagi 2 kap.
Siang 1 kap.
Malam 2 kap.
• p.r.n. 1-2 d.d. cap. I = pro renata = bila perlu
Subcriptio
Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep
Berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut
Pro (diperuntukkan)
Nama, umur, dan alamat pasien
Data-data di atas adalah pokok dari sebuah resep, informasi lain dapat ditambahkan.
R/ Metampiron 500 mg
Diazepam 2 mg
Kafein 50 mg
S.L. q.s
m.f.pulv.dtd.No.X da in cap
S.t.d.d. cap. 1 p.c.
III.Langkah Kerja
1. Mahasiswa diberikan pengarahan mengenai penulisan resep.
7
2. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil di ruangan yang berbeda.
3. Setiap kelompok dipandu oleh 1 pembimbing.
4. Mahasiswa akan diberikan skenario.
5. Mahasiswa membuat resep sesuai dengan skenario yang diberikan dengan jelas dan lengkap
Skenario 1
Tn T mengeluh sakit kepala sebelah. Setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan dokter mendiagnosis Tn T menderita
migrein dan ingin memberikan obat racikan berupa parasetamol 500 mg dan kafein 50 mg yang dibuat dalam bentuk
kapsul dan diminum 3 kali sehari. Bagaimana penulisan resepnya?
Skenario 2
Seno, seorang laki-laki, berusia 4 tahun (BB 15kg) didiagnosis menderita ISPA dan direncanakan akan diberikan obat
puyer yang terdiri dari parasetamol, ambroksol, dan chlorpheniramine maleate. Buatlah resepnya
Jawab:
Soal No 1.
R/ Paracetamol 500 mg
Cafein 50 mg
S. L. Q.S
m.f. pulv.d.t.d. No X da in cap.
S. 3.d.d. Cap I
Pro : Tn. T
Umur : tahun
Alamat : Jl. Banten 2 Palembang
Soal no 2
R/ Paracetamol 110 mg
Ambroksol 6,6 mg
Chlorpheniramine maleate 0,8 mg
8
Pro : An. Seno
Umur : 4 tahun (BB 15 kg)
Alamat : Jl. Banten 2 Palembang
10
c.c ( coch. cib) Cochlear cibarum Sendok makan
c.th. Cochlear thea Sendok teh
d.c. Durante coenam Sementara makan
d.t.d. Da tales dosis Dengan dosis demikian
da, det. Da , detur Berikan
f.l.a. Fac lege artis Buatlah menurut keahlian
gtt. Guttata Tetes
h.d Hora decubitus Jam tidur
h.m Hora matutima Pagi hari
haust. Haustus Sekali tegyuk, minum sekaligus.
in.d In dies Sehari, dalam sehari
In.lag.ben.obt In lagena bene obturata Dalam botol tertutup rapat
i.m.m In manus medici Serahkan ke dokter
inmitt, in. lag Inmitte, in lagena Masukkan dalam botol
m. Misce Campur
m.f Misce fac Campur dan buat
m.d.s Misceda signa Campur dan buat aturan pakai
m.et.v Mare et vaspare Pagi dan senja
m.i Mihi ipsi Untuk saya sendiri
No. Numero Jumlah
Jangan diberikan dalam botol
non.in lag.org Non in lagena originale
aslinya
11
Kode asal kata arti
a.c. ante cibum / cibos sebelum makan
a.d / AD aurio dexter telinga kanan
a.l. aurio laeva telinga kiri
a.s. / AS auris sinister telinga kiri
a.u. / AU auris utro kedua telinga
aa ana tiap-tiap
ad ad hingga /sampai
digunakan sesuai keinginan
ad. Lib. ad libitum
(bebas)
alt. die. alternus die setiap lain hari
alt. h. alternus hora setiap lain jam
amp. ampule 1 dosis unit
aq aqua air
b.d. bis die 2x sehari
b.i.d. bis in die 2x sehari
b.i.n. bis in noctus 2x semalam
bis bis dua kali
bol. bolus sebanyak dosis tunggal
cap capsula kapsul
cc cum cibos dengan makanan
cc cubic centimetres sentimeter kubik
comp. comsitus diloleskan
d dies hari
d.t.d dentur tales doses berikan sesuai dosis
dieb. alt. diebus alternis setiap lain hari
div. divide dibagi
emp. ex modo prescripto sesuai petunjuk
emul. emulsum cairan pengemulsi
eq. pts. equalis partis bagian yang sama
ex aq ex aqua dalam air
fl. ,fld. fluida cairan
g gram gram
gr grain grain (1 gram=15 grain)
grad. gradatim berangsur-angsur
gtt. gutta diteteskan
h. , hr. hora jam
h.s. hora somni waktu tidur
i, ii, iii, or iiii doses jumlah dosis
I.D. intra dermal disuntikkan di bawah kulit
12
I.M. intra muscularly disuntikkan ke dalam otot
I.P intra peritoneal disuntikkan di bawah selaput
I.V. intra veneously disuntikkan ke dalam nadi
inj. injectio suntikan
in p. aeq. dividiatur in partes aequales dibagi menjadi bagian yg sama
lin linimentum digosok
liq liquor solution
lot. lotion pelembab
m, min. minimum minimal
M. Misce campur
mane mane pagi hari
mcg microgram mikro gram
mEq milli equivalent mili ekuivalen
mg milligram mili gram
mist. mistura campur
mixt. mixtura mixture
ml millilitter mili liter
nebul nebula semprotan
no. numero nomor
nocte nocte malam
noct. maneq. noct maneque pagi dan malam hari
non rep. non repetatur tidak dapat diulang
npo nill per os tidak ada yg melalui mulut
o.d / OD oculus dexter mata kanan
o.l. oculus laeva mata kiri
o.m. omni mane pada pagi hari
o.n. omni nocte pada malam hari
o.s / OS oculus sinister mata kiri
o.u / OU oculo utro setiap mata
opth opthalmic pada mata
os ossa tulang
otic otical pada telinga
p.c. post cibum setelah makan
p.o. per os melalui mulut
p.p.a. phiala prius agitata dikocok dahulu
p.r pro rectum melalui anus
p.r.n. pro re nata sesuai kebutuhan
p.v. per vaginum melalui kelamin wanita
per per melalui
pil pilula pil
13
pulvis
pulv. bubuk
q quaque setiap
q._h quaque …. hora setiap …. jam
q.3h quaque 3 hora setiap 3 jam
q.a.d quaque alternis die setiap hari yang berbeda
q.d. / QD quaque die setiap hari
q.h.s quaque hora somni setiap menjelang tidur
q.i.d. quarter in die 4x sehari
q.o.d. / QOD quaque os die setiap hari yang berbeda
qq. hh. quaque hora setiap jam
q.q.h. quarter quaque hora setiap 4 jam
q.s. quantum sufficiat gunakan secukupnya
qAM quaque ante meridiem setiap pagi
ql quantum libet sebanyak yang diinginkan
q.p. quantum placeat sebanyak yang dianjurkan
qPM quaque post meridiem setiap sore
qv quantum vis sebanyak
R/ recipe ambil
rep. , rept. repetatur dapat diulang
Rx radix resep
s sine tanpa
s.a. secundum artum gunakan sesuai pertimbangan
s.i.d semel in die sekali sehari
s.o.s. si opus sit segera jika dibutuhkan
SC, subc, subq,subcut sub cutem disuntikkan di bawah kulit
Sig. / S signa, signetur tulis pada label
SL sub lingualy di bawah lidah
sol. solutio larutan
ss. semis setengah / separuh
stat. statim segera
supp. suppositorium obat perangsang
susp. suspentium penyerapan
syr. syrupus sirup
t.d.s ter die sumendum 3x sehari
t.i.d. ter in die 3x sehari
t.i.w. ter in w 3x seminggu
tab. tabella tablet
tal. talus seperti
tbsp. tablespoon sendok makan (15 ml)
14
tr, tinc., tinct. tincture larutan dlm alkohol
troche trochiscus obat batuk
tsp. teaspoon sendok teh (5 ml)
u.d. / ut dict. ut dictum sesuai petunjuk
ung. unguentum obat salep
vag. vaginum alat kelamin wanita
Sumber:
1. Katzung C Bertram. Basic and Clinical Pharmacology. 13th edition 2015
2. WHO. Guide to good prescribing. 1994
3. Penuntun LKK blok 21 FK UM Palembang tahun 2015.
15