Anda di halaman 1dari 4

Teori kelainan Vaskularisasi plasenta

Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otor
arteria spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga dilatasi arteri
spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks
menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan
vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan
resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta. Akibatnya, aliran
darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin
pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan "remodeling arteri spiralis".

1. Pertanyaan: apa hubungan teori kelainan vaskularisasi plasenta dengan hipertensi


dalam kehamilan? Patogenesisnya
Jawaban:
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri
spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras
sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.
Akibatnya, arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi, dan terjadi kegagalan "remodeling
arteri spiralis", sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia
plasenta. Dampak iskemia plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang dapat
menjelaskan patogenesis HDK selanjutnya. Diameter rata-rata arteri spiralis pada hamil normal
adalah 500 mikron, sedangkan pada preeklampsia rata-rata 200 mikron. Pada hamil normal
vasodilatasi lumen arteri spiralis dapat meningkatkan 10 kali aliran darah ke utero plasenta. 12

Teori Imunologik antara ibu dan janin


Pada perempuan hamil normal, respons imun tidak menolak adanya "hasil konsepsi" yang
bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya human leukocyte antigen protein G (HLA-G), yang
berperan penting dalam modulasi respons imun, sehingga si ibu tidak menolak hasil konsepsi
(plasenta).

2. Apa fungsi dari human leukocyte antigen protein G (HLA-G)?


Jawab:
human leukocyte antigen protein G (HLA-G), yang berperan penting dalam modulasi respons
imun, sehingga si ibu tidak menolak hasil konsepsi (plasenta). Adanya HLA-G pada plasenta
dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel Natural Killer (NK) ibu³. Selain itu, adanya
HLA-G akan mempermudah invasi sel trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu. Jadi HLA-G
merupakan prakondisi untuk terjadinya invasi trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu, di
samping untuk menghadapi sel Natural Killer. Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi
penurunan ekspresi HLA-G. 12
Berkurangnya HLA-G di desidua daerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke dalam
desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak, dan gembur
sehingga memudahkan terjadinya dilatasi arteri spiralis. HLA-G juga merangsang produksi
sitikon, sehingga memudahkan terjadinya reaksi inflamasi. Kemungkinan terjadi Immune-
Maladaptation pada preeklampsia. Pada awal trimester kedua kehamilan perempuan yang
mempunyai kecenderungan terjadi preeklampsia, ternyata mempunyai proporsi Helper Sel yang
lebih rendah dibanding pada normotensif.12
3. Apa yang terjadi jika mengalami disfungsi endotel ?
- Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi sel endotel, adalah
memproduksi prostaglandin, yaitu menurunnya produksi prostasiklin (PGE2): suatu
vasodilatator kuat.
- Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi sel
trombosit ini adalah untuk menutup tempat-tempat di lapisan endotel yang mengalami
kerusakan. Agregasi trombosit memproduksi tromboksan (TXA2) suatu vasokonstriktor
kuat. Dalam keadaan normal perbandingan kadar prostasiklin/tromboksan lebih tinggi
kadar prostasiklin (lebih tinggi vasodilatator). Pada preeklampsia kadar trombok- san lebih
tinggi dari kadar prostasiklin sehingga terjadi vasokonstriksi, dengan terjadi kenaikan
tekanan darah.
- Perubahan khas pada sel endotel kapilar glomerulus (glomerular endotheliosis).
- Peningkatan permeabilitas kapilar.
- Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor, yaitu endotelin. Kadar NO (vaso- dilatator)
menurun, sedangkan endotelin (vasokonstriktor) meningkat.
- Peningkatan faktor koagulasi12

4. Apa dampak preeklampsia pada janin?


Dampak preeklampsia dan eklampsia pada janin adalah: 12
Intrauterine growth restriction (IUGR) dan oligohidramnion peningkatan morbiditas dan
mortalitas janin, secara tidak langsung akibat intrauterine growth restriction, prematuritas,
oligohidramnion, dan solusio plasenta.
Dampak pada Janin
Patogenesis preeklamsia adalah kompleks dan tidak sepenuhnya dipahami, namun diketahui
melibatkan disfungsional plasentasi, peradangan sistemik, dan stres oksidatif seperti yang telah
dijelaskan di tempat lain. Plasentasi abnormal terjadi karena kegagalan pembentukan kembali
arteri spiralis yang sesuai, mengakibatkan resistensi yang lebih tinggi terhadap aliran darah
plasenta dan hipoperfusi plasenta. Hal ini menyebabkan iskemia plasenta kronis dan
berkurangnya aliran darah ke janin yang sedang berkembang. Proses maladaptif ini dapat
memicu hipoksia janin dan hasil yang merugikan termasuk IUGR, kelahiran prematur (baik
spontan maupun iatrogenik), oligohidramnion, solusio plasenta, gawat janin, dan kematian janin
dalam rahim. Frekuensi komplikasi janin berbeda tergantung pada timbulnya preeklamsia.
Awitan awal preeklamsia telah dikaitkan dengan tingkat efek samping yang lebih tinggi secara
signifikan untuk janin, termasuk IUGR, oligohidramnion, dan kematian janin.2

5. Pencegahan untuk Preeklampsia?


o Pencegahan dengan nonmedikal
Pencegahan nonmedikal ialah pencegahan dengan tidak memberikan obat. Cara yang
paling sederhana ialah melakukan tirah baring. Hendaknya diet ditambah suplemen yang
mengandung (a) minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh, misalnya omega-
3 PUFA, (b) antioksidan: vitamin C, vitamin E, ß-karoten, CoQ10, N-Asetilsistein, asam
lipoik, dan (c) elemen logam berat: zinc, magnesium, kalsium. 12
o Pencegahan dengan medikal
Pemberian kalsium: 1.500 – 2.000 mg/hari dapat dipakai sebagai suplemen pada risiko
tinggi terjadinya preeklampsia. Selain itu dapat pula diberikan zinc 200 mg/hari,
magnesium 365 mg/hari. Obat antitrombotik yang dianggap dapat mencegah preeklampsia
ialah aspirin dosis rendah rata-rata di bawah 100 mg/hari, atau dipiridamole. Dapat juga
diberikan obat-obat antioksidan, misalnya vitamin C, vitamin E, B-karoten, COQ10, N-
Asetilsistein, asam lipoik.12

6. Apa hubungan teori iskmeia plasenta dan radikal bebas dengan preeklampsia?
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut
juga radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima elektron
atau atom/molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Salah satu
oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang
sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Sebenarnya
produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses normal, karena oksidan memang
dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. 12
Adanya radikal hidroksil dalam darah mungkin dahulu dianggap sebagai bahan
toksin yang beredar dalam darah, maka dulu hipertensi dalam kehamilan disebut
"toxaemia". Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang mengandung banyak
asam lemal tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan
merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel. Produksi
oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi dengan
produksi antioksidan. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam
kehamilan.12

Pemeriksaan penunjang pada preeklampsia?


ISSHP merekomendasikan ibu hamil dengan hipertensi dengan tes laboratorium mengukur
hemoglobin, jumlah trombosit, kreatinin serum, enzim hati, dan asam urat serum untuk
menentukan adanya disfungsi organ ibu dan diagnosis preeklamsia. Pedoman baru juga telah
menerapkan pengujian rasio PlGF atau sFlt-1:PlGF untuk diagnosis preeklamsia dalam keadaan
tertentu.

Pertanyaan untuk dokter


1. Preeklampsia sangat peka terhadap pemberian cairan intravena yang terlalu cepat dan banyak.
Demikian sebaliknya preeklampsia sangat peka terhadap kehilangan darah waktu persalinan.
Sedangkan pada kasus preeklampsia pasien mengalami hipovolemi dan oliguria. Hal ini berarti
menggambarkan pula berat ringannya preeklampsia. Pemberian cairan intravena hanya karena
oliguria tidak dibenarkan.
Jadi, bagaimana dokter apakah tetap diberikan cairan intravena atau bagaimana dokter?

2. Sebagian pasien itu mengalami stress ketika mau diperiksa tekanan darahnya, atau dikenal
dengan hipertensi jas putih. Itu bagaimana dokter untuk membedakannya apakah pasien ini
hipertensi dalam kehamilan atau hipertensi jas putih agar lebih objektif dan tepat untuk
diagnosisnya?

3. pada pasien dengan usia kehamilan <37 minggu mengalami preeklampsia, apakah janin harus
segera dilahirkan?

Anda mungkin juga menyukai