Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya,
merupakan jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5
lapis, yaitu : epitel, membran bowman , stroma, membran descement, dan endotel
(American Academy of Opthalmology Section 5, 2009-2010) (Khurana,2007)
(Nema,2002). Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari
saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan
suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran bowman
melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada
kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf (American Academy of Opthalmology
Section 5, 2009-2010 (Nema, 2002) Kornea merupakan bagian mata yang tembus
cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat
dilakukan oleh kornea, dimana 40 Dioptri dari 50 Dioptri pembiasan sinar masuk
kornea dilakukan oleh kornea (American Academy of Opthalmology Section 5,
2009-2010) (Nema,2002).
Pembagian Astigmatisma
Patofisiologi Astigmatisma
Pada mata normal, permukaan kornea yang melengkung teratur akan
memfokuskan sinar pada satu titik. Pada astigmatisma, pembiasan sinar tidak
difokuskan pada satu titik. Sinar pada astigmatisma dibiaskan tidak sama pada
semua arah sehingga pada retina tidak didapatkan satu titik fokus pembiasan.
Sebagian sinar dapat terfokus pada bagian depan retina sedang sebagian sinar lain
difokuskan di belakang retina (American Academy of Opthalmology Section 5,
2009-2010). Jatuhnya fokus sinar dapat dibagi menjadi 5 (Ilyas dkk, 2018), yaitu :
1. Astigmaticus miopicus compositus, dimana 2 titik jatuh didepan retina
2. Astigmaticus hipermetropicus compositus, dimana 2 titik jatuh di belakang
retina
3. Astigmaticus miopicus simplex, dimana 2 titik masingmasing jatuh di depan
retina dan satunya tepat pada retina
4. Astigmaticus hipermetropicus simplex, dimana 2 titik masingmasing jatuh di
belakang retina dan satunya tepat pada retina
5. Astigmaticus mixtus, dimana 2 titik masing-masing jatuh didepan retina dan
belakang retina.
Penyebab Astigmatisma
Penyebab umum astigmatisma adalah kelainan bentuk kornea. Lensa kristalina
juga dapat berperan untuk timbulnya astigmatisma Astigmatisma paling sering
disebabkan oleh terlalu besarnya lengkung kornea pada salah satu bidangnya
Astigmatisma pasca operasi katarak dapat terjadi bila jahitan terlalu erat
(Vaughan,2009).
Pemeriksaan Astigmatisma
Karena sebagian besar astigmatisma disebabkan oleh kornea, maka dengan
mempergunakan keratometer, maka derajat astigmatisma dapat diketahui.
Keratometer adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur jari-jari
kelengkungan kornea anterior. Perubahan astigmatisma kornea dapat diketahui
dengan mengukur jari jari kelengkungan kornea anterior, meridian vertical dan
horizontal, sebelum dan sesudah operasi. Evaluasi rutin kurvatura kornea
preoperasi dan postoperasi membantu ahli bedah untuk mengevaluasi pengaruh
tehnik incisi dan penjahitan terhadap astigmatisma. Dengan mengetahui ini
seorang ahli bedah dapat meminimalkan astigmatisma yang timbul karena
pembedahan. Perlu diketahui juga bahwa astigmatisma yang didapat pada hasil
keratometer lebih besar daripada koreksi kacamata silinder yang dibutuhkan (O
Cara obyektif semua kelainan refraksi, termasuk astigmatisma dapat ditentukan
dengan skiaskopi, retinoskopi garis (streak retinoscopy), dan refraktometri
(Langston, Deborah pavan, 1996).
Penatalaksanaan Astigmatisma
Kelainan astigmatisma dapat dikoreksi dengan lensa silindris, sering kali
dikombinasi dengan lensa sferis. Karena tak mampu beradaptasi terhadap distorsi
penglihatan yang disebabkan oleh kelainan astigmatisma yang tidak terkoreksi
(American Academy of Opthalmology Section 5, 2009-2010).
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Opthalmology. 2009-2010. Clinical Refraction. Clinical
Optics. Section 5,Chapter 3.