Anda di halaman 1dari 41

PEMERIKSAAN STATUS

MATA

GHIFFARY ALIF MIRAZA, S.KED


71 2019 014
DOKTER PEMBIMBING: DR. FERA YUNITA RODHIYATI, SP. M

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
VISUS
No. Pemeriksaan  

Ketajaman penglihatan sentral diukur dengan


memperlihatkan sasaran dengan berbagai
ukuran yang terpisah pada jarak standar dari
mata. Setiap baris pada Snellen chart ditandai
Visus: sebuah angka yang disesuaikan dengan
jaraknya, dalam satuan kaki atau meter, dan
semua huruf dalam baris itu dapat dibaca oleh
mata normal. Setelah didapatkan visus kedua
mata, dapat dilakukan koreksi apabila visus
tidak normal. Menentukan koreksi visus
dilakukan dengan pemeriksaan refraksi
menggunakan trial lens hingga didapatkan visus
normal.
1.

 
TEKANAN INTRAOKULAR
• Pemeriksaan Secara Palpasi
• Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien.
• Menanyakan identitas pasien.
• Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
• Meminta izin pasien untuk melakukan pemeriksaan.
• Penderita dan pemeriksa dalam posisi duduk berhadap-hadapan.
• Meminta pasien untuk melirik ke bawah.
• Kedua jari telunjuk pemeriksa melakukan palpasi pada palpebra superior mata kanan penderita. Setelah itu periksa mata
kiri penderita.
• Pemeriksa menentukan apakah terjadi kenaikan tekanan pada bola mata penderita dengan menginterpretasikan
ketegangan pada sklera dengan menggunakan kedua ujung jari telunjuk pemeriksa.
Tonometri schiotz
• Melakukan persiapan yaitu kedua mata penderita terlebih dulu ditetesi dengan larutan anestesi lokal
(pantokain 1 tetes). Bila rasa sakit pada mata telah hilang, baru boleh dilakukan pemeriksaan.
• Dilakukan peneraan tonometer pada alat tera.
• Tonometer dipasangi beban 7,5 gram.
• Tonometer didesinfeksi dengan alkohol.
• Penderita diminta tidur telentang.
• Mata penderita yang akan diperiksa diminta melihat lurus ke atas tanpa berkedip.
• Tonometer diletakkan dengan perlahan-lahan dan hati-­hati tepat di atas kornea penderita.
• Pemeriksa membaca angka yang ditunjuk oleh jarum tonometer.
• Pemeriksa mencocokkan angka yang ditunjukan oleh tonometer dengan tabel tekanan bola mata.
• Interpretasi Hasil
• Pemeriksaan tekanan bola mata:
• Penilaian metode palpasi (subjektif):
• N = tekanan bola mata normal
• N+1, N+2, N+3 = tekanan bola mata tinggi (teraba lebih keras)
• N-1, N-2, N-3 = tekanan bola mata rendah (teraba lebih lunak)

• Penilaian metode Schiotz: tekanan bola mata normal 10 – 21 mmHg


KEDUDUKAN BOLA MATA
Kedudukan Bola Mata
3.  

Orthoforia : (normal) sama saat lihat 1 objek

Trofia/Tropia : deviasi nyata dari normal

EXO / ESO foria : berbakat juling ke luar /


dalam

EXO / ENDO tropia : juling ke luar / juling ke


dalam
Posisi

Eksoftalmus

  Kedudukan bola mata menonjol ke depan

 
PALPEBRAE
PUNCTUM LAKRIMAL
KONJUNGTIVA TARSAL SUPERIOR
KONJUNGTIVA TARSAL SUPERIOR
KONJUNGTIVA TARSALIS INFERIOR
KONJUNGTIVA BULBI
Kornea
Kejernihan    

Edema Penimbunan cairan secara abnormal di ruang intra sel / jaringan

Ulkus Terlepas/hilangnya sebagian/total lapisan epitel superficial

Erosi Terlepas/hilangnya sebagian/total lapisan epitel superficial

Infiltrat Timbunan sel radang, keruh, tes placido (+)


Flikten Peradangan + neovaskularisasi
Keratik presipitat Endapan sel radang di endotel kornea

Macula Jaringan parut (sikatrik) kornea, TEBAL, terlihat oleh senter

Nebula Jaringan parut (sikatrik) kornea, TIPIS, terlihat oleh slit lamp/sinar
celah

Leukoma Jaringan parut (sikatrik) kornea, TEBAL, terlihat oleh mata sendiri
Leukoma adherens Jaringan parut (sikatrik)/kekeruhan kornea, menempel dengan iris

Penonjolan setempat e.c. tukak perforasi kornea


Stafiloma ATAU
Kornea menipis dengan jar.uvea didalam/dibelakangnya

Neovaskularisasi Pembentukan pembuluh darah baru

Imbibisi Kemampuan dinding & plasma sel kornea menyerap air/cairan, berisi
penuh air

Pigmen iris    
Bekas jahitan    
Tes sensibilitas    
Limbus kornea
Cincin putih abu di lingkaran luar/pinggir kornea

Arkus senilis

Bekas jahitan    
Sklera

sklera menyaring warna merah yang mendasari koroid pleksus


Sklera biru pembuluh darah sehingga tampilannya menjadi seperti memar
atau hematom subkutan yang berwarna biru
(biasanya Osteogenesis Imperfecta)

Inflamasi granular jar. Ikat vaskular, terletak antara konjungtiva &


Episkleritis
permukaan sklera
Skleritis Inflamasi sklera difus/terlokalisir
Kamera Okuli Anterior

Kedalaman    

Kejernihan    

Flare Kekeruhan COA (+/++/+++), ada partikel-partikel kecil di COA

Sel    

Hipopion Penimbunan sel radang (Pus) di bag. Bawah COA (banyak flare & sel)

Hifema Penimbunan sel darah di COA


Iris

Warna    

Gambaran radier    

Eksudat Akumulasi cairan e.c. radang/inflamasi

Atrofi    

Sinekia posterior Perlengketan iris dengan lensa

Sinekia anterior Perlengketan iris dengan belakang kornea

Iris bombe Iris terdorong ke depan

Iris tremulans Tremor iris saat mata digerakkan (iridodonesis)


Pupil

Bentuk    

Besar    

Regularitas    

Isokoria Pupil Sama bentuk, sama besar

Letak    

Refleks cahaya langsung    

Lingkaran pupil melekat pada dataran depan lensa, bilasanya


Seklusio pupil dengan sinekia posterior

Oklusi pupil Pupil tertutup oleh sel radang di depan lensa

Leukokoria Pupil berwarna/memberi refleks putih


Lensa

Kejernihan    

Shadow test    

Refleks kaca    

Luksasi Dislokasi lensa secara total

Subluksasi Dislokasi lensa sebagian

Pseudofakia Ada lensa tanam (IOL)

Afakia Tidak ada lensa tanam (IOL)


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai