Anda di halaman 1dari 11

KEJANG DEMAM PADA

ANAK DAN
PENCEGAHANNYA
Septi Fadhilah Sarabayan Pazka
712020051
Dosen pembimbing: IPDA. dr. Irma Yenni, Sp.A
Definisi
Berdasarkan International League Against Epilepsy (ILAE), kejang
demam merupakan kejang selama masa kanak-kanak setelah
usia 1 bulan, yang berhubungan dengan penyakit demam tanpa
disebabkan infeksi sistem saraf pusat, tanpa riwayat kejang
neonatus dan tidak berhubungan dengan kejang simptomatik
lainnya
Epidemiologi
Berdasarkan studi populasi, angka kejadian kejang
demam di Amerika Serikat dan Eropa 2–7%,
dan di Jepang sekitar 9–10%. Sedangkan di
Indonesia disebutkan kejang demam terjadi
pada 2-5% anak berumur 6 bulan sampai
dengan 5 tahun dan 30% diantaranya akan
mengalami kejang demam berulang
ETIOLOGI KEJANG

Semua jenis infeksi bersumber di luar susunan saraf pusat yang


menimbulkan demam dapat menyebabkan kejang demam. Etiologi
bisa infeksi atau non infeksi. Penyakit yang paling sering
menimbulkan kejang demam adalah infeksi saluran pernafasan atas
akut terutama tonsillitis dan faringitis, otitis media akut, infeksi
saluran kemih, dan infeksi saluran cerna
KLASIFIKASI KEJANG
Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) yaitu:
1. Kurang dari 15 menit, umumnya akan berhenti sendiri,
2. Berbentuk umum tonik dan atau klonik,
3. Tidak berulang dalam 24 jam.
Kejang demam komplek (complex febrile seizure) yaitu:
4. Lebih dari 15 menit,
5. Berbentuk kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial,
6. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
DIAGNOSIS

Hal – hal yang perlu ditanyakan saat anamnesis yaitu :


- Adanya kejang, jenis kejang , kesadaran, lama kejang
- Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval, keadaan anak pasca kejang
- Penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat (gejala infeksi saluran napas akut/ISPA, infeksi
saluran kemih/ISK. Otitis media akut/OMA, dll)
- Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsi dalam keluarga
- Singkirkan penyebab kejang yang lain (misalnya diare/muntah yang mengakibatkan gangguan
elektrolit, sesak yang mengakibatkan hipoksemia, asupan kurang yang dapat menyebabkan
hipoglikemia)
 
Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain:
- Kesadaran : apakah terdapat penurunan kesadaran
- Suhu tubuh: apakah terdapat demam
- Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, Bruzinski I dan II, Kerniq, Laseq dan pemeriksaan nervus
cranial
- Tanda peningkatan tekanan intrakranial: ubun ubun besar (UUB) membonjol, papil edema
- Tanda infeksi di luar susunan saraf pusat seperti infeksi saluran pernapasan, faringitis, otitis media,
infeksi saluran kemih dan lain sebagainya yang merupakan penyebab demam
- Pemeriksaan neurologi: tonus, motorik, reflex fisiologis, reflex patologis 11
Tatalaksana
Tatalaksana
• Miringkan anak dan bersihkan jalan napas. Jangan masukkan apapun ke dalam mulut anak
• Berikan 0,5 mg/kg diazepam cairan injeksi per rektal menggunakan syringe kecil 1 cc tanpa
jarum (seperti syringe tuberkulin) atau dengan menggunakan kateter
• Periksa gula darah, lalu lakukan tatalaksana atau cegah agar tidak turun
• Beri oksigen dan RUJUK
• Jika kejang tidak berhenti setelah 5 menit ulangi dosis diazepam (maksimal 2
• kali),
• Jika sudah terpasang akses vena maka diberikan diazepam 0,25-0,5 mg IV
• Jika kejang belum teratasi, dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg IV yang
• dilarutkan dengan NaCl 0,9% atau fenorbarbital 20 mg/kg IV (bila tidak tersedia fenobarbital
iv berikan sediaan im dalam dosis sama)
PENCEGAHAN
Pencegahan kejang demam adalah tindakan menghilangkan
penyebab ketidaksesuaian yang potensial atau situasi yang tidak
dikehendaki.
Pencegahan yang harus dilakukan pada anak yang mengalami kejang
demam adalah sebagai berikut :
• Imunisasi
• Edukasi Keluarga, memberitahukan cara penanganan kejang,
memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali,
pemberian obat unutk mencegah rekurensi memang efektif tetapi
diingat adanya efek samping obat.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai