KEJANG DEMAM
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang atau bangkitan adalah gangguan neurologi yang sering pada anak.
Hal ini terlihat bahwa sekitar 10% anak menderita paling tidak satu kali kejadian
kejang dalam 16 tahun pertama hidupnya. Penderita tertinggi ditempati oleh anak
yang berusia kurang dari tiga tahun. Data epidemiologi menunjukkan sekitar 150.000
epilepsy.
Salah satu bentuk kejang yang sering dijumpai pada anak adalah kejang
demam. Kejang demam adalah kejang disertai demam (suhu ≥ 100.4° F atau 38°C),
tanpa infeksi sistem saraf, yang terjadi pada bayi dan anak-anak 6 sampai 60 bulan.
Kejang demam terjadi pada 2% sampai 5% dari semua anak-anak, dengan demikian
menjadi bentuk yang paling umum terjadi. Pada tahun 1976, Nelson dan Ellenberg,
demam simpleks didefinisikan sebagai kejang yang terjadi setelah demam, yang
berlangsung selama kurang dari 15 menit dan tidak berulang dalam waktu 24 jam.
Kejang demam kompleks didefinisikan sebagai kejang fokal, berlangsung lebih dari
15 menit, dan atau berulang dalam waktu 24 jam. Anak-anak yang mengalami kejang
keterbelakangan mental. Sebuah konsensus pada tahun 1980 dari National Institutes
of Health menyimpulkan bahwa kejang demam simpleks memiliki prognosis yang
sangat baik.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang
dan penatalaksanaannya.
1.3 Manfaat
dan penangananannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
38°C), tanpa infeksi sistem saraf, yang terjadi pada bayi dan anak-anak 6
kejang dimana penggunaan obat - obatan tidak cukup kuat untuk menangani
kejang.
menjadi:
1. Kejang parsial
satu hemisfer serebri. Kejang parsial dapat berkembang menjadi kejang umum
pada 30% anak yang mengalami kejang. Pada umumnya kejang ini ditemukan
menjadi:
persepsi dan sensasi, dan disertai dengan perubahan kesadaran. Pada saat
mengecap – ngecap, jatuhnya air liur keluar dari mulut, dan seringkali
2. Kejang Umum
Kejang tonik
Kejang mioklonik
Kejang atonik
Kejang absens
Kejang ini termasuk kejang yang terjadi pada neonatus dan anak hingga
usia 1 tahun.
2.3 Etiologi
Demam itu sendiri, yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas,
Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak
2.4 Patofisiologi
seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh
dibandingkan dengan orang dewasa (hanya 15%) oleh karena itu, kenaikan
suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan membran sel neuron dan dalam
waktu singkat terjadi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran
dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dengan cepat yang disebabkan oleh
infeksi susunan saraf pusat, misalnya tonsilitis, otitis media kut, bronkitis,
klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang
berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah
beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa
2.6 Diagnosis
sebagai berikut:
1. Anamnesis
Kejadian Pre-Iktal
meliputi denyut nadi, laju pernapasan, dan terutama suhu tubuh harus
anak. Periksa kepala apakah ada kelainan bentuk, tanda – tanda trauma kepala,
dilakukan.
3. Pemeriksaan Penunjang
Penentuan ada tidaknya kejang ditentukan oleh kondisi klinis pasien yang
tepat sesuai klinis, tetapi pemeriksaan penunjang juga dapat membantu dalam
Pungsi Lumbal
lumbal pada anak kurang dari 12 bulan dan anak kurang dari 18 bulan.
Pencitraan
Electroencephalography (EEG)
anak di bawah usia tiga tahun dengan kejang dan peran yang terbatas
2.7 Tatalaksana
telah berhenti saat sampai diruang UGD. Penatalaksanaan kejang demam pada
fungsi vital tubuh. Saat ini diazepam intravena atau rektal merupakan
obat pilihan utama, oleh karena mempunyai masa kerja yang singkat. Jika
adalah mutlak.
2. Mencari dan mengobati penyebab dengan melakukan pemeriksaan pungsi
lumbal pada saat pertama kali terjadinya kejang demam. Pungsi lumbal
dianjurkan pada anak usia kurang dari 2 tahun karena gejala neurologis
sulit ditemukan.
3. Pengobatan profilaksis
secara bukal dicapai dengan mengalirkan sesuai dosis antara pipi dan gusi
dari rahang bawah dengan pasien dalam posisi pemulihan dari fase
KESIMPULAN
Kejang demam adalah kejang disertai demam (suhu ≥ 100.4° F atau 38°C), tanpa
infeksi sistem saraf, yang terjadi pada bayi dan anak-anak 6 sampai 60 bulan. Kejang
selamakurang dari 15 menit dan tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam
kompleks didefinisikan sebagai kejang fokal, berlangsung lebih dari 15 menit, dan
atau berulang dalam waktu 24 jam.Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam
pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk
tonik-klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang
berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa
detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf.
Penatalaksanaan kejang demam pada anak mencakup tiga hal yaitu: Pengobatan
fase akut yaitu membebaskan jalan nafas dan memantau fungsi vital tubuh, mencari
dan mengobati penyebab dengan melakukan pemeriksaan pungsi lumbal pada saat
2. Febrile Seizures: Guideline for the Neurodiagnostic Evaluation of the Child With
Hill. 2008.
2006;53:257-277
in Review. 2007;28:363-371.
Anak.Jakarta : FKUI
8. Saharso Darto. Kejang Demam, dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag./SMF
62.
10. Breton A. N. Seizures: Stages, Types, and Care. 10th Emergency & Critical Care