R. menstruasi:
- Menarche 13 tahun
- Menstruasi teratur
- Lama 7 hari
- HPHT: 13 Desember
2021
- TPL: 26 September 2021
R. Perkawinan:
1x, lama 2 tahun
R. Kehamilan dan
persalinan: belum pernah
hamil dan melahirkan
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: Baik
GCS: 456
Vital sign:
Tekanan Darah: 120/80
mmHg
Nadi: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
SpO2: 98%
Suhu: 36,7°C
BB: 58 kg
TB: 152 cm
Status obstetric:
LI: TFU 30 cm, bulat,
lunak.
LII: Punggung kiri, DJJ:
128x/menit
LIII: keras,bulat, PAP
belum masuk.
LIV: bagian bawah kepala,
5/5
-genitalia:
Pembukaan
2cm/25%/kep/ket -/HI.
- His 2x, durasi 20-30
detik
Pemeriksaan tambahan:
DL:
- Hb: 12,6 g/dl
- MCV: 93,6
- MCH: 29,6
- MCHC: 31,7
- RDW-SD: 53,6
- RDW-CV: 15,4
- WBC: 12,43/uL
- RBC: 4,25 x
10^6/uL
- Hct: 39,8%
- PLT: 162 x
10^3/uL
Kimia Darah
Glu: 92,1 mg/dL
Alb: 3,52 g/dL
UL:
Makroskopis
- Warna: kuning
- Kekeruhan:
jernih
Kimia
- pH: 7,5
- berat jenis:
1.020
- protein: -
- leukosit: +
- nitrit: -
- blood: +
- keton: -
- urobilinogen: -
- bilirubin: -
- glukosa: -
sedimen
- eroitrosit: 8-10
- leukosit: 8-
10/LP
- silinder:
negatif
- epitel: 1-2/LP
- kristal: 0-1/LP
HBsAg:negative
Swab Naso Faring :
Negatif
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Persalinan dibagi menjadi tiga kala, kala pertama persalinan dibagi menjadi dua fase
yaitu fase laten dan fase aktif. Pada fase laten, kontraksi menjadi semakin terkoordinasi,
teratur, dan sering, dan berhubungan dengan perubahan serviks. Friedman mendefinisikan
fase laten memanjang sebagai > 20 jam pada wanita nulipara, dan > 14 jam pada wanita
1.2 Epidemiologi
Dari sampel penelitian sebanyak 1343 catatan kelahiran yang terdiri dari 662
primipara dan 681 wanita multipara yang memiliki onset persalinan spontan. Lama fase laten
bervariasi, dengan durasi untuk wanita primipara antara 0-96 jam, (Mean = 13.9, SD 15.1)
dan wanita multipara antara 0-105 jam, (Mean = 10.8, SD 12.7) (2). Prevalensi fase laten
memanjang >18 jam adalah 29,2% untuk wanita primipara dan 17% untuk wanita multipara,
berdasarkan waktu onset persalinan yang dilaporkan sendiri oleh wanita (2).
1.4 Diagnosis
Diagnosis fase laten berkepanjangan ditegakkan apabila lama fase ini lebih dari 20
jam pada nulipara dan 14 jam pada ibu multipara (4). Awitan persalinan laten didefinisikan
menurut Friedman yaitu ketika ibu mulai merasakan kontraksi yang teratur. Selama fase ini
orientasi kontraksi uterus berlangsung bersama perlunakan dan pendataran serviks (4).
Berdasarkan kurva Friedman laten berakhir dan fase aktif dimulai pada pembukaan serviks 4
cm (4).
1.5 Manajemen
Ada beberapa strategi untuk secara aktif mengelola tahap pertama persalinan ketika
tidak berjalan lancar. Penolong persalinan harus mengikuti dengan cermat kurva persalinan
setiap pasien dan waspada ketika persalinan tidak berkembang seperti yang diharapkan.
Dalam situasi tersebut, penolong harus memiliki ambang batas yang rendah untuk
menggunakan intervensi seperti oksitosin, tokodinamometri internal, dan amniotomi untuk
a. Oksitosin
Induksi atau peningkatan persalinan: Oksitosin tidak boleh dimulai selama 6 jam
setelah pemberian prostaglandin vagina. Oksitosin harus diberikan sebagai infus infus (i.v.)
infus atau, lebih disukai, melalui pompa infus berkecepatan variabel. Untuk infus tetes
larutan elektrolit fisiologis (seperti natrium klorida 0,9%). Untuk pasien yang infus natrium
klorida harus dihindari, larutan dekstrosa 5% dapat digunakan sebagai pengencer. Untuk
memastikan pencampuran yang merata, botol atau kantong harus dibalik beberapa kali
b. Internal Tokodinamometri
digunakan sebagai sarana untuk lebih akurat mengukur frekuensi, durasi, dan besarnya
Hal ini tidak dianjurkan untuk penggunaan rutin pada semua pasien yang bersalin,
tetapi dianjurkan dalam banyak keadaan khusus. Salah satu keadaan tersebut adalah ibu
obesitas atau kondisi lain di mana tokodinamometri eksternal tidak dapat secara akurat
ketika pasien tidak membuat kemajuan yang diharapkan dalam persalinan atau tidak
Amniotomi adalah metode lain yang umum digunakan untuk manajemen kala I
persalinan yang abnormal. Sebuah uji coba terkontrol secara acak pada wanita nulipara
dalam persalinan spontan menemukan bahwa amniotomi dini mengurangi panjang rata-
rata waktu untuk berkembang menjadi dilatasi serviks lengkap dan mengurangi tingkat
distosia persalinan. Tidak ada perbedaan dalam hasil ibu atau bayi, termasuk hasil
infeksi (5).
sebagai intervensi bersama untuk wanita dalam persalinan spontan atau untuk wanita dengan
pengurangan durasi kala satu persalinan (perbedaan rata-rata, -1,11 jam; 95% CI, 21,82
hingga 20,41) dan sedikit pengurangan pada tingkat persalinan dengan operasi caesar bila
dibandingkan dengan manajemen hamil (RR, 0,87; 95% CI, 0,77-0,99) (6).
DAFTAR PUSTAKA
1. Bauer Callie. (2019). Management of Prolonged Latent Phase. The Society for
Academic Specialists in General Obstetrics and Gynecology.
2. Angeby, Karen. (2018). Prolonged Latent Phase of Labour : Prevalence, Labour
Outcomes, Quality of Care, Women’s Experiences and Preferences, and Psychometric
Properties of A Questionnaire. Sweden : Karlstad University
3. Blankenship, S. A., Raghuraman, N., Delhi, A., et al. (2020). Association of abnormal
first stage of labor duration and maternal and neonatal morbidity. American Journal of
Obstetrics and Gynecology, 223(3), 445.e1–445.e15. doi:10.1016/j.ajog.2020.06.053
(https://doi.org/10.1016/j.ajog.2020.06.053)
4. Prawirohardjo, Sarwono; Winkjosastro, Hanifa; Rukmono, Siswohanto, et all. (2016).
Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
5. Rhoades, J. S., & Cahill, A. G. (2017). Defining and Managing Normal and Abnormal
First Stage of Labor. Obstetrics and Gynecology Clinics of North America, 44(4),
535–545. doi:10.1016/j.ogc.2017.07.001 (https://doi.org/10.1016/j.ogc.2017.07.001)
6. ACOG Committee Opinion No. 766. (2019). Obstetrics & Gynecology, 133(2), e164–
e173. doi:10.1097/AOG.0000000000003074