Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PADA PASIEN DENGAN ASTIGMATISMA


DI UPT RS KHUSUS MATA HELVETIA PROVINSI
SUMATRA UTARA

SYIFA HUMAIRA 21114041481


Prodi Optometri
1 Latar Belakang Masalah
Mata merupakan salah satu organ indra manusia yang mempunyai
fungsiyang sangat besar. Penyakit mata seperti kelainan refraksi akan sangat
membatasifungsi tersebut. Kelainan refraksi terjadi apabila mata tidak
mampu memfokuskan bayangan dengan jelas, sehingga penglihatan menjadi
kabur. Kelainan refraksidapat diakibatkan oleh kelainan kurvatur atau
kelengkungan kornea atau lensa,indeks bias atau refraktif berkurang pada
lensa matur, ataupun karena kelainanaksial atau sumbu mata (Ilyas, 2006).
Kelainan refraksi adalah kelainan pada pembiasan sinar yang masuk
ke mata,sehingga sinar tidak dapat difokuskan dengan baik pada retina,
tetapi bisa pada depan, belakang atau tidak tepat pada titik fokus. Kelainan
refraksi dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu: miopia, hipermetropia dan
astigmatisme (Khairunnisa, 2017).

2
Kelainan Refraksi
2
Kelainan Refraksi adalah kondisi di mana
Apa itu Astigmatisama ?
cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat
Astigmatisma adalah gangguan penglihatan akibat kelainan
difokuskan dengan jelas. Hal ini membuat
pada kelengkungan kornea atau lensa mata. Kondisi ini
bayangan benda terlihat buram atau tidak tajam.
menyebabkan pandangan kabur atau menyimpang, baik
Penyebabnya bisa karena panjang bola mata
dalam jarak dekat maupun jauh. Astigmatisma adalah
terlalu panjang atau bahkan terlalu pendek,
keadaan dimana terdapat variasi pada kurvatur kornea atau
perubahan bentuk kornea, dan penuaan lensa
lensa pada meridian yang berbeda yang mengakibatkan
mata. (P2PTM Kemenkes RI).
berkas cahaya tidak difokuskan pada satu titik.
Astigmatisma terjadi akibat bentuk kornea yang oval seperti
telur. Makin lonjong bentuk kornea, makin tinggi astigmat
mata tersebut. Umumnya setiap orang memiliki astigmat
3
yang ringan (Riordan-Eva dan Whitcher,2008).
3 Definisi kelainan refraksi
Sample Heading

Kelainan refraksi merupakan suatu keadaan


dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina
(makula retina atau bintik kuning) melainkan di
Astigmatisma biasanya diturunkan atau terjadi sejak lahir, dan
bagian depan atau belakang bintik kuning dan
biasanya berjalan bersama dengan miopia dan hipermetropia
tidak terletak pada satu titik yang tajam.
serta tidak banyak terjadi perubahan selama hidup. Bayi yang
baru lahir biasanya memiliki kornea yang bulat atau sferis dan
di dalam perkembangannya terjadi keadaan yang disebut
astigmatism with the rule (astigmatisma lazim) yang berarti
kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah atau
lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari
kelengkungan kornea di bidang horisontal. (Olver dan
Cassidy, 2014). 4
4 Pembagian Astigmatisma berdasarkan tipe terbagi menjadi 5, yaitu:

Astigmatisma
Hipermetropia Astigmatisma
Simplek Hipermetropia Astigmatisma
Kompositus
mikstus
Astigmatisma Astigmatisma
Miopia Simplek
Miopia
Kompisitus

5
5 Pemeriksaan Kelainan Refraksi

Terdapat 2 cara untuk melakukan pemeriksaan refraksi, yaitu :


Refraksi Subyektif
Memeriksa kelainan refraksi dengan menggunakan kartu lihat jauh
(Ortotype Snellen) dan memasang lensa yang sesuai dengan hasil pemeriksaan.
Refraksi Obyektif
Melakukan pemeriksaan dengan alat tertentu tanpa perlunya kerjasama
dengan pasien. Dapat dilakukan dengan refraktometer atau retinoskop.

6
6 Faktor Resiko Penyebab Astigmatisme

Astigmatisme dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya astigmatisme, yaitu :
1.Rabun jauh atau rabun dekat yang sudah parah.
2.Riwayat astigmatisme atau gangguan mata lain, seperti penonjolan kornea secara
abnormal (keratoconus).
3.Terlahir prematur atau st unting.
4.Mengalami sindrom down.
5.Riwayat penyakit astigmatisme dalam keluarga.
6.Memiliki luka atau penipisan pada kornea.
7.Kondisi pada kelopak mata yang mengganggu struktur kornea. Seperti adanya benjolan
pada kelopak mata yang menekan kornea.
8.Riwayat cedera mata atau operasi mata, seperti operasi katarak.
9.Bekas luka pada kornea akibat infeksi atau cedera 7
7 Tanda dan Gejala Astigmatisme

Gejala yang dialami penderita dapat berbeda-beda, meliputi:


1.Benda terlihat berubah bentuk, misalnya garis lurus menjadi terlihat miring atau huruf “C”
terlihat seperti “O”.
2.Pandangan yang kabur (samar) atau tidak fokus, baik pada jarak dekat maupun jauh.
3.Sulit melihat pada malam hari.
4.Mata mudah lelah dan terasa tidak nyaman. Sering menyipitkan mata saat melihat sesuatu.
5.Sakit kepala.
6.Sensitif terhadap sorotan cahaya (fotofobia).
7.Kesulitan membedakan warna-warna yang letaknya bersebelahan.
8.Pada astigmatisme parah, pengidap dapat mengalami penglihatan ganda.
Pada astigmatisme parah, pengidap dapat mengalami penglihatan ganda.

8
8 Diagnosa
Untuk mendiagnosis astigmatisme dan menentukan ukurannya,
pemeriksa mata perlu melakukan pemeriksaan mata secara
menyeluruh dan tes mata silinder, meliputi:

1.Tes ketajaman penglihatan atau uji refraksi mata


2.Keratometry
3.Topografi kornea
4.Tes pembiasan cahaya
9
9 Hasil Penelitian
No Nama Umur Hasil Pemeriksaan
1 HENDA ZULKARNAEN (L) 38 OD = S-1,75 C-1,5O X5 6/6
0S = S-1,00 C-1,25 X180 6/6

2 IBNU TAYBOENO (L) 18 OD = S-8,00 C-2,25 X180 6/7,5


OS = S-9,00 C-2,00 X180 6/6

3 IRA MELINA (P) 35 OD = S-4,50 C-1,00 X74 6/6


0S = S-3,25 C-0,25 X 14 6/6

4 LUTHFIAH RAMADHANI (P) 17 OD = S-0,25 C-1,5O X80 6/9


0S = S-0,75 C-1,OO X11 06/9

5 JOHANNES BUDIMAN (L) 65 OD = S-0,50 C-1,75 X5 6/6


0S = S-1,00 C-1,25 X 1180 6/6 10
8 Diagnosa
Untuk mendiagnosis astigmatisme dan menentukan ukurannya,
pemeriksa mata perlu melakukan pemeriksaan mata secara
menyeluruh dan tes mata silinder, meliputi:

1.Tes ketajaman penglihatan atau uji refraksi mata


2.Keratometry
3.Topografi kornea
4.Tes pembiasan cahaya
11
Sekian dan Terima Kasih

12
Optometri 2021

Anda mungkin juga menyukai