ambliopia YOSEP ANDRIANU LOREN I4061172089 Anatomi Mata Pendahuluan Daya akomodasi Perubahan kecembungan lensa saat melihat objek dekat
Refleks dekat Pandangan dialihkan dari objek jauh ke objek dekat, terjadi sinkinesis
Daya akomodasi mata
kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya dari objek pada berbagai jarak, jauh maupun dekat, untuk membentuk bayangan yang jelas pada retina. Emetropia Status refraktif dimana (media refraksi) sinar dari jarak jauh (tak terhingga) yang masuk kedalam mata mampu dibelokkan sehingga jatuh pada titik fokus tepat diretina (makula) Normalnya : 6 meter Ametropia Kondisi refraktif dimana fungsi refraktif bola mata tidak dapat memfokuskan bayangan tepat dimakula terdiri dari: 1. Miopia bayangan jatuh pada satu titik fokus di depan retina Keluhan kesulitan melihat objek jauh Diagnosis pemeriksaan refraksi baik subjektif (optotip snellen) dan objektif (streak retinoscopy) 2. Presbiopia Keadaan berkurang hingga hilangnya akomodasi lensa, yang berhubungan dengan usia, sehingga sulit melihat jarak dekat. Keluhan dimulai usia setelah 40 tahun, dapat mengeluhkan sakit kepala dan kelelahan mata Diagnosis pemeriksaan refraksi subjektif (koreksi kelainan refraksi di lanjutkan pemeriksaan penglihatan dekat dengan koreksi refraksi jarak jauh • Pada pasien presbiopia, lensa + diperlukan untuk membaca: • +1,00D untuk usia 40 tahun • +1,50D untuk usia 45 tahun • +2,00D untuk usia 50 tahun • +2,50D untuk usia 55 tahun • +3,00D untuk usia 60 tahun 3. Hipermetropia • Bayangan jatuh pada satu titik fokus di belakang retina. • Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya panjang sumbu atau menurunnya indeks refraksi. 4. Astigmatisme • Bayangan jatuh pada dua titik fokus yang berbeda akibat perbedaan kelengkungan media refraksi dimeridian yang berbeda • Diagnosis pemeriksaan refraksi subjektif menggunakan juring astigmat (astigmatism dial technique) /alat jackson-cross cylinder Amblopia • Kondisi berkurangnya tajam penglihatan walau dengan koreksi terbaik (best corrected visual acuity) • Biasanya terjadi unilateral dan jarang bilateral • Terjadi akibat gangguan perkembangan penglihatan pada usia dini yang disebabkan oleh keadaan keadaan tertentu 1. Strabismus 2. Anisometropia atau kelainan refraksi bilateral berat (isoametropia) 3. Deprivasi stimulus (akibat kekeruhan pada jalur penglihatan, misalnya ptosis,katarak, tumor palpebra) Ambliopia strabismik • Bentuk paling umum ini terjadi pada mata yang mengalami juling/strabismus. • Heteropia yang terus menerus terjadi pada satu mata adalah penyebab kondisi ini • Penurunan tajam penglihatan saat menggunakan snellen chart tidak terjadi seberat kemampuan mendeteksi bentuk Ambliopia Anisometropia • Terjadi akibat perbedaan status refraksi diantara kedua mata • Pada amblyopia ringan (<3D) terdapat perbedaan sebesar 1-2 D pada kedua mata • Pada amblyopia berat terjadi pada myopia unilateral yang lebih dari 6D • Mata yang amblyopia anisometropia ini terlihat normal, kecuali terdapat strabismus sering kali menyebabkan keterlambatan deteksi dan penatalaksanaan. Ambliopia (iso)ametropia • penurunan visus ringan pada kedua mata yang terjadi akibat kelainan refraksi yang relatif berimbang antara kedua mata • Hal ini terjadi karena pada masa anak anak tidak terkoreksi dengan baik kelainan refraksi yang terjadi. • Hiperopia lebih dari 5D dan miopia lebih dari 6D merupakan predisposisi terjadinya amblyopia bilateral. Ambliopia deprivasi • Terjadi jika terdapat hambatan di manapun di sepanjang sumbu penglihatan (kekeruhan media refraksi) sehingga terjadinya penurunan stimulus pembentukan bayangan. • Penyebab utama seperti: 1. Katarak kongenital atau katarak pada usia dini (katarak juvenil) 2. Kekeruhan kornea dan perdarahan vitreus Tatalaksana • Menghilangkan penyebab terhalangnya media penglihatan (ekstraksi katarak) • Mengoreksi setiap kelainan refraksi dengan tepat • Mendayagunakan atau merangsang penggunaan mata yang normal/dominan (oklusi) Terima kasih