PATOLOGI KLINIK
MODUL HEMATOLOGI ONKOLOGI
Kelompok C1
BAB II
METODELOGI PRAKTIKUM (Putri)
2.1. Pemeriksaan Apus Darah Tepi
2.1.1. Alat
2.1.2. Bahan
2.1.3. Cara Kerja
2.2. Pemeriksaan Retikulosit
2.2.1. Alat
2.2.2. Bahan
2.2.3. Cara Kerja
2.3. Pemeriksaan Masa Perdarahan
2.3.1. Alat
2.3.2. Bahan
2.3.3. Cara Kerja
2.4. Pemeriksaan Masa Perdarahan
2.4.1. Alat
2.4.2. Bahan
2.4.3. Cara Kerja
BAB III
HASIL (Putri)
3.1 Pemeriksaan Apus Darah Tepi
Sel sel Rentang
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 %
Leukosit Normal
1 Basofil 1 1 0-1
2 Eosinofil 1 1 1 1 4 1-3
3 Sel batang 2 1 1 1 5
4 Neutrofil 4 7 5 8 4 4 8 5 5 7 58 52-76
5 Limfosit 2 3 4 4 3 3 3 5 3 5 35 20-40
6 Monosit 1 2 2 5 2-8
BAB IV
PEMBAHASAN
3.5 Pemeriksaan Apus Darah Tepi (Andini)
3.6 Pemeriksaan Retikulosit (Poppy)
3.7 Pemeriksaan Masa Perdarahan (Kak Rifna: Ivy, Sadam : Duke)
3.8 Pemeriksaan Masa Pembendungan
Percobaan ini bermaksud menguji ketahanan kapiler darah dengan cara
mengenakan pembendungan kepada vena-vena sehingga darah menekan
kepada dinding kapiler.
Pada praktikum yang telah dilakukan dengan pembendungan dilengan
atas selama 10 menit tidak didapatkan tanda-tanda petekie sehingga
dianggap normal. Pandangan mengenai apa yang boleh dianggap normal
sering berbeda-beda. Jika dari 10 petechiae dalam lingkungan itu maka test
biasanya baru dianggap abnormal dikatakan juga test itu positif.
Seandainya dalam lingkaran itu tidak ada petechiae, tetapi lebih jauh
distal ada, percobaan ini (yang sering dinamakan test rumple-leed) positif
juga.
Hasil tes ini ikut dipengaruhi juga oleh trombosit. Trombositopenia
tersendiri dapat menyebabkan test rumple-leed menjadi positif, makin
berat trombositopenia,makin berat pula kepositifannya.