Anda di halaman 1dari 15

ADANG DURACHIM,S.Pd.,M.

Kes
WIWIN WIRYANTI S.Pd.,M.Kes,
DANI MAHMUD ST.,MMKes,
SITI HAPSAH S.ST
LEMBAR KERJA
Prodi D3 RPL 2022
SITOHISTOTEKNOLOGI

NAMA MAHASISWA : FUJI ASTUTI

NIM : P17334121147

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2022
Praktikum 1
Validasi spesimen

RE V I E W M AT E RI

angkaian proses pemeriksaan histologi diawali dengan persiapan spesimen yaitu jaringan yang akan diperiksa di
R bawah mikroskop.

Deskripsikan bahan yang akan di periksa meliputi :


1. menilai kelengkapan data klinik dalam formulir
2. mendiskripsikan secara lengkap gambaran makroskopis jaringan (tekstur, berat-ukuran, jumlah, warna,
konsistensi, bau) yang disesuaikan dengan data klinik dan jumlah jaringan yang diterima

Ada 3 jenis specimen yang diterima di laboratorium patologi yaitu :


1. Specimen yang besar, merupakan organ yang didapatkan melaui operasi misalnya uterus, tonsil dan sebagainya
2. Bagian jaringan yang didapatkan melalui biopsi
3. Cairan dan bagian jaringan yang sangat kecil seperti sel yang berasal dari cairan tubuh

Spesimen diterima di laboratorium dalam container dengan identitas :


1. Nama lengkap pasien
2. No rekam medic
3. Tanggal lahir / usia
4. Jenis kelamin
5. Tanggal pengambilan specimen
6. Nama organ/jaringan /deskripsi specimen
7. Dokter pengirim

Ref : Geoffrey Rolls


Gambar 1. Spesimen dalam larutan fiksatif

Apabila specimen lebih dari 1, maka dipisahkan ke dalam container lain dengan identitas lengkap. Bila specimen harus
dikirim ke laboratorium lain, maka dilakukan pengemasan yang benar untuk menghindari kerusakan specimen.

Persiapan
Sebelum jaringan tubuh diambil beberapa pesiapan perlu dilakukan terdiri dari :
1. Persiapan alat dan bahan/cairan
Perangkat peralatan yang harus dipersiapkan untuk melakukan isolasi atau pengambilan jaringan tubuh terdiri atas peralatan
bedah minor (gunting, pinset, scalpel, klem, pemegang jaringan, kassa, dll), meja operasi, lampu, peralatan anestesi (disposible
syringe, sungkup/masker anestesi) dan obat anestesi (eter, ketalar, phenobarbital dll) serta perangkat pengawetan jaringan
(fiksasi jaringan) seperti wadah untuk fiksasi emersi, cairan fiksasi (Formol salin, Muller, Bouin, Zenker dll), peristaltik
pump/syringe pump untuk fiksasi supravital dan lain-lain

2. Persiapan sampel
Untuk jaringan yang diambil dari kadaver atau manusia, jaringan segera diambil dan dimasukkan kedalam caian fiksasi.

TUJ U A N P R A KTI K U M

Aktivitas praktikum bertujuan mahasiswa mampu memvalidasi spesimen jaringan dan menjelaskan solusi dari permasalahan
yang ada pada sepsimen jaringan tersebut.

B AH A N & AL A T P RA KT I KU M

1. Specimen jaringan
2. Larutan fiksatif
3. Wadah
4. Label
5. Formulir permintaan pemeriksaan

P E L AK S A N A AN PR A KT I KU M

Pelaksanaan Praktikum
1. Peserta praktikum diberikan contoh specimen jaringan dalam larutan fiksatif
2. Setiap mahasiswa memvalidasi dan mencatat temuan specimen jaringan yang ditayangkan
3. Ada kasus pada setiap specimen yang ditayangkan
4. Mahasiswa menguraikan solusi dari permasalahan tersebut pada lembar kerja sebagai berikut:
HA S I L V A LI DA S I

Nama Pasien : NY. Surtilah


Tempat/tanggal lahir: Jakarta, 1 januari 1950
Jenis kelamin : Perempuan

Validasi specimen jaringan:

No Aspek Hasil Sample

1 Identitas pasien Nama : Ny. Surtilah

Tempat/tanggal lahir : Jakarta , 1 januari 1950

Jenis Kelamin : Perempuan

MR : 130211

Dokter Pengirim : dr. Jefferson , SpB

2 Fiksasi NBF 10% ( terendam dengan baik )

3 Jumlah jaringan 1 buah jaringan usus dan 1 buah jaringan uterus

4 Jenis spesimen Sample 1 : Usus

Sample 2 : Uterus

5 Ukuran Diukur dengan dimensi Panjang (P) x Lebar (L) x Tinggi (T)

Usus : 3,7 x 1,0 Xx1,0 cm

Uterus : 9,0 x 8,0 x4,0 cm

6 Warna Usus : Putih Keabuan

Uterus : Abu-abu

7 Konsistensi Kenyal
UR AI A N S am p l e 1

Diterima sebuah jaringan usus dengan ukuran 3.7 x 1.0 x 1.0 cm Warna putih keabuan dengan

konsistensi kenyal . Pemotongan jaringan dengan ukuran 1.5 x 1.0 x 0.3 cm . Dimasukkan 1 cup ke dalam

kaset jaringan diberi label kuning ( kode 01). Dan dimasukkan ke dalam NBF 10%.

UR AI A N S am p l e 2

Diterima sebuah jaringan uterus dengan ukuran 9,0 x 8,0 x 4,0 cm . Warna abu-abu dengan

konsistensi kenyal. Pada lamelasi ditemukan massa tumor 1,5 cm berwarna putih.

Adnexa kiri dengan ukuran 2,5 cm , ovarium dengan ukuran 2,1 cm

- Dipotong 1 cup kaset serviks bagian adnexa kiri diberi label 02-1 dimasukkan ke dalam NBF

10%.

- Dipotong 1 cup kaset bagian dari ovarium diberi label 02-2 dimasukkan ke dalam NBF 10%.

- Dipotong 1 cup kaset bagian dari tuba diberi label 02-3 dimasukkan ke dalam NBF 10%.

Bagian adnexa kanan

- Dipotong 1 cup kaset bagian dari ovarium diberi label 02-4 dimasukkan ke dalam NBF 10%.
Praktikum 2
PEMATANGAN JARINGAN

RE V I E W M AT E RI

Pematangan jaringan adalah suatu rangkaian proses untuk menyiapkan jaringan menjadi lebih mudah
diolah, dipotong, diwarnai dan dibuat preparat. Proses pematangan jaringan melalui berbagai tahap
sampai dengan menghasilkan preparat yang berkualitas.

Tahap pematangan jaringan


https://www.slideshare.net/khusumaari/2-laboratorium-histopatologi-rpl

Tugas :

Perhatikan dan cermati video di link ini:

https://drive.google.com/file/d/10ZrkcHt6ucHXsV6T6CcTapobxhyp9xp_/view?usp=sharing

Terdapat beberapa tahap proses pematangan jaringan.


Sebutkan tahapan di video ini dan jelaskan tujuan tahapan tersebut !
UR AI A N :

❖ PROSES PEMATANGAN JARINGAN


1. Dilakukan fiksasi dengan memasukkan semua cup/ kaset ke dalam NBF 10% selama 1.5 jam ,
angkat lalu tiriskan dengan kertas saring
2. Dilakukan prosesing jaringan dengan pencelupan alkohol 70% selama 1 jam

❖ Tahap Dehidrasi bertujuan menghilangkan air dalam jaringan


3. Dilakukan prosesing jaringan dengan pencelupan Alkohol 95 % I selama 1 jam
4. Dilakukan prosesing jaringan dengan pencelupan Alkohol 95 % II selama 1 jam
5. Dilakukan prosesing jaringan dengan pencelupan Alkohol 95 % III selama 1 jam
6. Dilakukan prosesing jaringan dengan pencelupan ethanol I selama 1 jam
7. Dilakukan prosesing jaringan dengan pencelupan ethanol II selama 1 jam
8. Dilakukan prosesing jaringan dengan pencelupan ethanol III selama 1 jam

❖ Tahap Clearing bertujuan menghilangkan sisa alcohol dari jaringan


9. Dilakukan prosesing jaringan dengan pencelupan xylol I selama 1 jam
10. Dilakukan prosesing jaringan dengan pencelupan xylol II selama 1 jam

❖ Tahap Infiltrasi bertujuan untuk pengisian paraffin ke dalam pori-pori jaringan yang
dimaksudkan untuk mengeraskan jaringan agar mudah dipotong setipis mungkin dengan
pisau mikrotom
11. Di dalam incubator lakukan pencelupan ke dalam parafin cair I selama 1.5 jam
12. Dilakukan pecelupan ke dalam parafin II selama 2 – 4 jam maksimal 12 jam

❖ Tahap Embedding /Blocking bertujuan untuk memadatkan paraffin yang sudah diisi dengan
jaringan specimen dengan memberikan suhu yang dingin (dalam freezer atau nitrogen cair
suhu -60° C )
13. Disiapkan base mould , dimasukkan parafin cair sampai memenuhi base mould, diambil kaset
jaringan, di buka kaset dan di ambil potongan jaringan ke dalam base mould yang berisi parafin,
dan tutup dengan kaset
14. Kemudian masukkan ke lemari pendingin

❖ Trimming dan sectioning bertujuan memotong blok paraffin berisi jaringan


15. Setelah beku,di lakukan pemotongan blok parafin menggunakan microtome
16. Dibuat pita jaringan dengan ketebalan 4 – 6 mikron

❖ Floating bertujuan untuk mengembangkan pita-pita jaringan


17. Disiapkan objeck glass dan diberi keterangan identitas sampel / kode
18. Dipotong pita jaringan , masukkan ke dalam air lalu tempelkan objeck glass tegak lurus (sudut 90°)
hingga pita jaringan menempel
19. Lalu dicelupkan kembali objeck glass tersebut ke dalam air hangat kurang lebih suhu 40°C
20. Dikeringkan , kemudian segera lakukan pewarnaan
Praktikum 3
PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN

RE V I E W M AT E RI

Pemeriksaan histologi ditegakkan berdasarkan pemeriksaan preparat jaringan, untuk dapat


melakukan hal tersebut diperlukan preparat yang berkualitas yang minim artefak. Pemeriksaan preparat
jaringan didasarkan interpertasi arsitektur jaringan dan sel-sel yang telah diwarnai untuk memudahkan
identifikasi. Salah satu pewarnaan yang secara rutin digunakan untuk preparat histologi adalah
Hematoksilin Eosin.

https://medicallabtechnology.com/hematoxylin-eosin-staining-principle/

Tugas :

Perhatikan dan cermati video di link ini:

https://www.youtube.com/watch?v=J9Ixve9sR_k
Terdapat beberapa tahap proses pewarnaan jaringan Hematoksilin Eosin
Sebutkan tahapan di video ini dan jelaskan tujuan tahapan tersebut !

UR AI A N :

Tujuan : Untuk mewarnai preparat blanko dengan prosedur pewarnaan hematoxylin eosin
Prinsip : Inti sel yang bersifat asam akan menyerap zat warna basa sehingga inti sel berwarna biru,
sitoplasma yang bersifat basa akan menyerap zat warna asam sehingga sitoplasma berwarna merah

Alat yang digunakan :


1. Hot plate 6. Cover glass
2. Staining jar 7. Slide Holder
3. Lidi 8. Inkubator
4. Kertas saring/tissue 9. Preparat blanko
5. Pinset

Bahan yang digunakan


1. Xylol 6. Alkohol 90%
2. Hematoxylin 7. Eosin 1 %
3. Lithium Carbonate 0,5% 8. HCl Alkohol 0.5%
4. Alkohol 70% 9. Entelan
5. Alkohol 80% 10. Air bersih

Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan

❖ Tahap Deparafinasi bertujuan untuk melarutkan paraffin pada jaringan


2. Preparat dipanaskan di atas hot plate sampai parafin disekitar mencair , taruh slide pada slide
holder
3. Dilakukan proses pencelupan dengan Xylol I selama 5 menit
4. Dilakukan proses pencelupan dengan Xylol II selama 5 menit, tiriskan diatas tissue

❖ Tahap Rehidrasi bertujuan memasukkan air ke dalam jaringan


5. Dilakukan proses pencelupan 10 kali pada Alkohol 90%
6. Dilakukan proses pencelupan 10 kali pada Alkohol 80%
7. Dilakukan proses pencelupan 10 kali pada Alkohol 70%
8. Dilakukan proses pencelupan dengan air mengalir selama 1 menit

❖ Tahap Pewarnaan I bertujuan untuk memberikan warna pada inti dan sitoplasma
9. Dilakukan proses pewarnaan Hematoxylin diamkan selama 3 menit
10. Dilakukan proses pembilasan dengaan air mengalir sekana 1 - 5 menit

❖ Tahap Diferensiasi bertujuan mengurangi warna biru pada inti sel


11. Dilakukan proses pencelupan dengan HCL alkohol 0.5% , 1 kali celup
12. Dilakukan proses pembilasan dengan air mengakur selama 1 menit

❖ Tahap Blueing bertujuan untuk memperjelas warna biru pada inti sel sedangkan
sitoplasma tidak terpengaruh
13. Dilakukan proses pencelupan dengan lithium carbonate 0,5% selama 1 menit
14. Dilakukan proses pencelupan dengan alkohol 70% selama 1 menit

❖ Tahap Pewarnaan 2 bertujuan untuk memberikan warna merah pada sitoplasma


15. Dilakukan proses pewarnaan dengan eosin 1% diamkan selama 2,5 menit

❖ Tahap Dehidrasi bertujuan menghilangkan air dalam jaringan


16. Dilakukan proses pencelupan dengan alkohol 70% sebanyak 10 kali
17. Dilakukan proses pencelupan dengan alkohol 80% sebanyak 10 kali
18. Dilakukan proses pencelupan dengan alkohol 90% sebanyak 10 kali
19. Dilakukan proses pencelupan dengan alkohol absolut sebanyak 10 kali
20. Dimasukkan ke dalam incubator/ hot plate 1 – 15 menit pada suhu 40° - 60° C

❖ Tahap Mounting bertujuan untuk mengawetkan jaringan yang sudah diwarnai agar
preparate bisa disimpan hingga jangka waktu 20 tahun
21. Dilakukan proses pencelupan dengan Xylol I sebanyak 10 kali
22. Dilakukan proses pencelupan dengan Xylol II sebanyak 10 kali
23. Diteteskan entelan diatas preparat sebanyak 1 tetes lalu tutup dengan cover glass
24. Siap di periksa di bawah mikroskop

Hasil Pewarnaan Preparat Hematoxylin Eosin

Preparat jaringan hati dengan pewarnaan Hematoxylin eosin dengan gambaran jaringan hari
normal
Praktikum 4
PAPSMEAR PEWARNAAN PAPANICOLOU

RE V I E W M AT E RI

Pemeriksaan sitologik adalah pemeriksaan yang sampelnya dari cairan tubuh manusia yang
kemudian diproses, yaitu dilakukan fiksasi dan pemberian pigmen kemudian dilakukan pembacaan
dengan mikroskop. Sediaan yang baik adalah suatu sediaan yang mampu menggambarkan kondisi sel
atau jaringan layaknya ketika sel atau jaringan itu masih di dalam tubuh. Untuk menghindari atau
memperkecil kerusakan sel dan jaringan ketika terlepas dari tubuh maka perlu dilakukan suatu
tindakan yang membuatnya tidak berubah. Tindakan tersebut kita sebut dengan “fiksasi”
Fiksasi pada sediaan sitologik terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fiksasi kering, fiksasi
lembab dan fiksasi basah. Pada jenis fiksasi basah, sediaan sitologik harus direndam dalam larutan
fiksasi terpilih segera setelah pengambilan specimen sitologi masih dalam kondisi yang lembab. Fiksasi
spesimen sitologi yang dilakukan dengan segera dilakukan guna mencegah pengeringan dan
perubahan bentuk sel akibat faktor luar. Hasil dari fiksasi tersebut akan memungkinkan pewarnaan
menjadi jelas dan tentunya menghasilkan diagnosis yang benar.
Lain halnya ketika fiksasi sitologi dilakukan dengan teknik pengeringan, metode ini dilakukan
untuk sel-sel yang relatif kuat dari faktor lingkungan dandigunakan untuk jenis pewarnaan yang
memiliki prinsip sederhana. Kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalamfiksasi sediaan sitology
adalah :
a. Melapisi sel dengan cepat
b. Minimal menjaga sel dari kerusakan atau kehilangan komponen sel layaknya ketika sel masih dalam
kondisi hidup.
c. Menjaga secara struktur sel maupun komponen sel (kimiawi, enzimatik,imunologi)
d. Menghentikan proses metabolisme autolysis
e. Menghentikan pertumbuhan selular dan mikroorganisme.
f. Meningkatkan diferensiasi optik dan meningkatkan pewarnaan struktur dan komponen sel.

Tugas :

Perhatikan dan cermati video di link ini:

https://drive.google.com/file/d/11-LmQ7mHDyOtZf60JME8tJWnmOfS3z0_/view?usp=sharing

Terdapat beberapa tahap proses pewarnaan sitology Papanicolou


Sebutkan tahapan di video ini dan jelaskan tujuan tahapan tersebut !
UR AI A N :

Tujuan : untuk mewarnai preparat blanko dari cairan tubuh dan papsmear dengan prosedur
pewarnaan papanicolaou
Prinsip : preparat blanko yang sudah dibuat dari cairan tubuh dan papsmear diwarnai dengan
pewarnaan Papanicolaou sehingga inti sel berwarna biru dan sitoplasma berwarna merah

❖ Alat yang digunakan :


1. Kertas saring 5. Pinset
2. Staining jar 6. Lidi
3. Slide holder 7. Inkubatir
4. Cover glass 8. Preparat blanko

❖ Bahan yang digunakan


1. Xylol 7. Alkohol 95%
2. Hematoxylin 8. HCl alkohol 0,5 %
3. Lithium carbonate 0,5% 9. Entelan
4. Alkohol 70% 10. Air bersih
5. Alkohol 80% 11. Orange G- 6 (OG-6)
6. Alkohol 90 % 12. EA -50

❖ Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan serta preparat papsmear

❖ Tahap Fiksasi tujuannya untuk mempertahakan sel atau jaringan seperti pada saat
didalam tubuh dan mencegah degenerasi
2. Preparat blanko di fiksasi dahulu dalam cairan alkohol 95% selama kurang lebih 24 jam

❖ Tahap rehidrasi bertujuan untuk memasukkan air ke dalam jaringan untuk mengisi
rongga yang kosong
3. Dilakukan pencelupan dengan alkohol 95% sebanyak 10 kali
4. Dilakukan pecelupan kembali dengan alkohol 80% sebanyak 10 kali
5. Dilakukan pecelupan kembali dengan alkohol 70% sebanyak 10 kali
6. Dilakukan proses pencelupan dengan air mengalir selama 1 menit

❖ Tahap Pewarnaan I bertujuan mewarnai inti dan sitoplasma sehingga berwarna


biru
7. Dilakukan proses pewarnaan Hematoxylin diamkan selama 3 menit
8. Dilakukan proses pembilasan dengan air mengalir sekana 1 - 5 menit

❖ Tahap Deferensiasi bertujuan mengurangi warna biru pada inti sel dan
menghilangkan warna biru pada sitoplasma
9. Dilakukan proses pencelupan dengan HCL alkohol 0.5% , 1 kali celup
10. Dilakukan proses pembilasan dengan air mengakur selama 1 menit

❖ Tahap Blueing yaitu befungsi untuk memperjelas warna biru pada inti sel
11. Dilakukan proses pencelupan dengan lithium carbonate 0,5% selama 1 menit
12. Dilakukan proses pembilasan dengan air mengakur selama 1 menit

❖ Tahap pewarnaan 2 bertujuan membuat deferensiasi menjadi lebih baik


13. Dilakukan proses pewarnaan OG-6 diamkan selama 2 menit
14. Dilakukan pencelupan dengan alkohol 95% sebanyak 10 kali
15. Dilakukan pencelupan Kembali dengan alkohol 95% sebanyak 10 kali

❖ Tahap Pewarnaan 3 bertujuan memberikan warna merah pada sitoplasma


16. Dilakukan proses pewarnaan EA-50 diamkan selama 1 – 3 menit

❖ Tahap Dehidrasi bertujuan menghilangkan air dari sel jaringan secara bertahap
17. Dilakukan pecelupan kembali dengan alkohol 70% sebanyak 10 kali
18. Dilakukan pecelupan kembali dengan alkohol 80% sebanyak 10 kali
19. Dilakukan pencelupan dengan alkohol 90% sebanyak 10 kali
20. Dilakukan pencelupan dengan alkohol absolut sebanyak 10 kali
21. Dimasukkan ke dalam incubator 1 – 15 menit pada suhu 40° - 60° C

❖ Tahap Clearing bertujuan menghilangkan sisa alcohol


22. Dilakukan proses pencelupan dengan Xylol I sebanyak 10 kali
23. Dilakukan proses pencelupan dengan Xylol II sebanyak 10 kali

❖ Tahap Mounting bertujuan mengawetkan jaringan yang sudah diwarnai


24. Diteteskan entelan diatas preparat sebanyak 1 tetes lalu tutup dengan cover glass
25. Siap di periksa di bawah mikroskop

Hasil Pewarnaan Papanicolaou pada preparat papsmear


Didapatkan gambaran sitologi serviks normal

Anda mungkin juga menyukai