DOSEN PENGAMPU :
ANGGOTA KELOMPOK :
TAHUN 2024
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
HASIL PRAKTIKUM
2. Bahan :
a) Air Kolam
b) Sediaan Koloni bakteri
c) Methylene Blue
2. Sediaan 1 Stapilococus X 10
Aureus
3. Sediaan 2 E-coli X 10
Spesies Perbesar
1. Epital rongga X 10
mulut
3.4 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada air kolam, sediaan 1&2, dan rongga
mulut, diketahui bahwa terdapat mikroorganisme Paramecium,Staphylococus Aureus, E-
coli, dan Epital.
a. Sel Prokariotik
1. Paramecium
Paramecium adalah salah satu organisme yang termasuk ke dalam
kingdom protista mirip hewan atau protozoa yang paling mudah
ditemukan di sekitar perairan kolam atau sawah. Protozoa atau protista
mirip hewan berasal dari kata proto (pertama) dan zoa (hewan).
Di dunia ini ada lebih dari 40.000 spesies protozoa hidup di
berbagai tempat misalnya perairan, tanah yang lembab atau beberapa lagi
hidup sebagai parasit. Bentuk organisme ini memanjang seperti telapak
kaki, lebarnya sekitar 0.06 milimeter, dan panjang sekitar 0,3 milimeter.
Paramecium memiliki dua inti sel, yaitu insel besar dan inti sel
kecil. Inti sel besar berguna untuk menjaga kelangsungan hidup,
sedangkan inti sel kecil berguna untuk reproduksi. Reproduksi organisme
ini berlangsung dengan pembelahan diri atau konjungsi dua paramecium.
Bagian tubuhnya terdapat lubang yang berfungsi sebagai mulut.
Makanannya terdiri atas mikroorganisme lain dan bahan-bahan organik.
Makanan ini dilumat dan diolah dalam organ yang berfungsi sebagai usus,
kemudian dilepas kebagian tubuh lainnya sebagai cadangan makanan.
2. Staphylococus Aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk
bulat berdiameter 0,7-1,2 µm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang
tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk
spora, dan tidak bergerak Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 ºC,
tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25 ºC). Koloni
pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai kuning keemasan,
berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90% isolat
klinik menghasilkan Staphylococus aureus yang mempunyai kapsul
polisakarida atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri.
3. E-coli
Bakteri E-coli yang merupakan kependekan dari Escherichia coli
adalah sekelompok jenis bakteri. Sama seperti bakteri jenis lain, bentuk
bakteri E coli tidak kasat mata dan hanya bisa dilihat dengan
menggunakan bantuan miskroskop. Bakteri E coli berasal dari usus, baik
usus manusia maupun usus hewan berdarah panas. Ciri-ciri bakteri E coli
termasuk strukturnya yang berupa batang-batang, bersifat gram negatif,
dan tidak menghasilkan spora. Ciri-ciri bakteri E coli yang lain adalah
sifatnya yang menguntungkan inangnya karena membantu menghasilkan
vitamin K2.
Manfaat utama bakteri E. coli adalah untuk membantu proses
pencernaan manusia. Dalam hal ini, bakteri E. coli juga bekerja untuk
memecah senyawa dan melepaskan nutrisi yang tidak dapat diakses.
Manfaat bakteri E. coli yang lain adalah dapat membantu produksi vitamin
K melalui pembusukan makanan. Bagi manusia, vitamin K berfungsi
sebagai faktor pembekuan darah. Jadi, jika kamu tidak sengaja terluka
atau mimisan, vitamin K bisa membantu untuk menghentikannya.
Ciri-ciri E-coli :
a) E-coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek
b) Tumbuh pada MacConkey Agar (MCA) dengan bentuk koloni
bulat dan cembung, bersifat memfermentasikan laktosa
c) E. coli memiliki panjang 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4 – 0,7
μm, dan bersifat anaerob fakultatif.
d) Dapat menyebar melalui bahan makanan, air dan peralatan yang
bersentuhan dengan bahan makanan mentah.
b. Sel Eukariotik
1. Epital rongga mulut
Epitel rongga mulut adalah lapisan sel yang melapisi bagian dalam
rongga mulut dan berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh untuk
melindungi rongga mulut dari mikroorganisme dan pengaruh dari berbagai
faktor. Epitel rongga mulut merupakan bagian dari sistem jaringan epitel
yang melindungi dan menyaring zat-zat yang masuk ke dalam organisme.
Sel epitel rongga mulut bersifat transisi antara kulit dan mukosa traktus
gastro, dan mereka terusun oleh inti sel, membran sel, dan sitoplasma.
Epitel rongga mulut tersusun dari sel squamous bertingkat, mirip
dengan epitel squamous bertingkat yang ditemukan di bagian tubuh lain,
yaitu memiliki aktivitas regenerasi. Struktur sel epitel mukosa secara
histologis terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan epitelium dan lapisan
jaringan ikat.
Fungsi utama dari mukosa oral adalah sebagai pelindung jaringan
yang lebih dalam pada rongga mulut dari lingkungan eksternal, serta
sebagai organ sensoris, aktivitas kelenjar, dan sekresi.
Ciri-ciri sel epital rongga mulut :
a) Memiliki membran sel inti sel dan sitoplasma
b) Bentuk pipih dan tipis seperti sisik (squamosa)
c) Terdapat nukleus di tengah
d) Memiliki daya regenerasi yang tinggi untuk menggantikan sel-sel
epitel yang telah rusak
e) Beberapa jenis jaringan epitel memiliki tonjolan yang disebut
mikrovili
f) Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari pratikum ini adalah:
a. Setelah melakukan pratikum ini mahasiswa dapat mengetahui dan menganalisis
struktur serta fungsi sel prokariotik dan eukariotik.
b. Sel prokariotik pada umumnya terdiri dari membran plasma yang berfungsi untuk
melindungi isi sel, sitoplasma yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
pembongkaran dan penyusunan zat zat melalui reaksi kimia, ribosom yang
berfungsi untuk sintesis protein, materi genetik yang membawa informasi genetik
yang tersebar di sitoplasma, dinding sel yang berfungsi memberi bentuk pada sel
dan flagela yang membantu dalam gerak sel.
c. Sel eukariotik pada umumnya disusun dari organel organel sel, yaitu membran
plasma yang berfungsi untuk melindungi isi sel, sitoplasma yang berfungsi
sebagai tempat terjadinya pembongkaran dan penyusunan zat zat melalui reaksi
Kimia, nukleus yang berfungsi mengatur aktivitas selm ribosom yang berfungsi
untun sintesis protein, badan golgi yang berfungsi mensinyesis glikopida dan
mitokondria yang berfungsi pada respirasi sel.
DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, Priastini R, 2019, Kajian Sel dan Molekuler, CV Pena Persada Sutiman B. Sumitro
dkk, 2017, Biologi Sel: Sebuah Perspektif Memahami Sistem Kehidupan,
Malang: UB Press
Erlangga Nugroho, L.H. dan Sumardi, I., 2004. Biologi Dasar, Swadaya. Jakarta Wilbur, E.B. et
al., 2005. Campbell Biology, Manufactured in the United States of America
Lukitasari Marhaeny, 2015, Biologi Sel, Universitas Malang, Gade, Struktur, 2014, Fungsi
Organel Dan Komunikasi Antar Sel, Unversitas Jabal Ghapur Banda Aceh.
Biologi Perkembangan Indonesia Pustaka. Washudi dan Hariyanto, 2016, Biomedik Dasar,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.