Anda di halaman 1dari 23

BIOPSI JARINGAN &

Sumsum Tulang
KELOMPOK 3

1. Nanda T Sembiring
2. Putri Hartanti Hulu
 Defenisi Biopsi
Biopsi adalah suatu prosedur medis di mana
dilakukan pengambilan sampel beruapa
jaringan dan diperiksa di bawah mikroskop.
Sampel jaringan yang diambil dapat berupa
jaringan apapun, seperti kulit, lambung, ginjal,
hati, atau paru-paru .
 Fungsi Biopsi
Biopsi dilakukan untuk penyelidikan penyebab penyakit sesorang atau membantu
memastikan diagnosis. Pemeriksaan biopsi juga digunakan untuk melihat sel-sel
yang abnormal.
Beberapa contoh kondisi atau penyakit yang dapat diperiksa melalui biopsi, antara
lain:
Kanker
Ulkus peptikum (luka di lambung);
Hepatitis (peradangan di hati);
Penyakit ginjal;
Endometriosis (kondisi di mana sel rahim ditemukan berada di bagian tubuh lain di
luar rahim).

Adanya suatu massa atau benjolan di tubuh sulit diketahui apakah kondisi tersebut
merupakan tumor jinak atau ganas. Biopsi dapat memeriksa massa tersebut dan
menentukan jenis tumor, baik jinak maupun ganas.
 Jenis-jenis Biopsi
1.Biopsi Sumsum Tulang
Biopsi Sumsum tulang adalah
Satu dari dua prosedur dalam
Pemeriksaan sumsum tulang,
Selain aspirasi sumsum tulang.
Biopsi sumsum tulang dilakukan
Dengan mengambil sampel kecil
Dari tubuh pasien untuk
Membantu mendiagnosis
Penyakt yang di derita.
Dapat ditemukan diidalam tulang, sumsum tulang adalah
Jaringan lentur yang menghasilkan sel darah merah. Proses
Ini dikenal sebagi hemapotopoeiesis dan terjadi didalam
Inti sel sumsum tulang yg dapat itemukan di tulang panjang
Seseorang .
Biopsi sumsum tulang dapat digunakan untuk mendiagnosis
Dan mengawasi penyakit pada sumsum tulang, darah, dan
Beberapa kanker.
Kumpulan jaringan yg menyusun sumsum tulang memiliki
Dua tekstur berbeda ada bagian yg cair dan padat.
Kedua jaringan ini dibutuhkan untuk pemeriksaan sumsum
Tulang. Pada bagian yang padat diambl dengan
Menggunakan jarum dalam biopsi, sedangkan dalam bagian
Yang cair di ambil menggunakan aspirasi sumsum tulang.
Penyakit dpada biopsi sumsum tulang :
• Anemia
• Leukosiosis
• Leukopenia
• Pansitopenia
• Trombositopenia
• Polisitemia
• trombositosis
BMP (Bone Marrow Puncerture)
BMP adalah sebuah proses
Pemeriksaan sumsum tulang
Belakang dengan cara mengambl
Sedikit sampel massa dari
Sumsum tulang belakang pasien
Yg terindikasi LEUKIMIA, untuk
Dalam sumsum tulang terdapat sel
Kanker atau tidak.
Sumsum Tulang :
 Tempat Hemopoiesis ( Sumsum merah tulang )
ditemukan terutama pada :
• Tulang pipih : tulang pinggul, tulang dada, tengkorak,
tulang rusuk tulang punggung.
• tulang panjang : ujung tulang humerus dan femur

Aspirasi Sumsum Tulang :


 Digunakan untuk menentukan komposisi, selularitas dan
maturasi sel-sel hemopoetik disumsum tulang.
 Diilakukan dengan reknik aseptik
2. Biopsi Endoskopik (Endoscopic Biopsy)
Biopsi endoskopik dilakukan jika
ingin memperoleh sampel dari organ-
organ dalam seperti paru-paru, usus
besar dan kandung kemih.
Prosedur biopsi endoskopik
dilakukan dengan menggunakan
tabung fleksibel berukuran kecil
bernama endoskop. Endoskop
memiliki kamera kecil dan senter
pada ujungnya.
Gambar yang ditangkap kamera dan
senter ini nantinya akan dapat dilihat
oleh dokter dari monitor. Alat bedah
kecil juga dipasangkan pada
endoskop untuk mengambil sampel.
3. Biopsi Jarum (Needle Biopsy)
Biopsi jarum dilakukan untuk
memperoleh sampel dari kulit
atau jaringan lainnya yang
mudah dijangkau.
Selama proses biopsi ini, dokter
menggunakan jarum untuk
mengekstrak sel dari wilayah
yang dianggap bermasalah.
Biopsi jarum biasanya
digunakan pada tumor yang bisa
diraba oleh dokter, seperti
misalnya benjolan pada
payudara dan pembesaran pada
kelenjar getah bening.
4. Biopsi Kulit (Skin Biopsy)
Biopsi kulit merupakan
tindakan pengambilan
sebagian kecil jaringan
yang ada pada kulit untuk
dilakukan pemeriksaan
histopatologi dibawah kulit.
Tujuan biopsi kulit adalah
untuk menegakkan
diagnosis secara pasti untuk
lesi kulit seperti keganasan,
infeksi .
 Makroskopis Jaringan
1.Makroskopis jaringan dilakukan oleh dokter ahlli PA
atau residen dibantu oleh petugas labooratorium
2.Jaringan dikeluarkan dari wadah semula ( harus dengan
kran/air mengalir )
3.Diletakan pada tempat terbuka beserta no dan keterangan
Jika akan di makroskopi.
4.Makroskopi diidentifikasi : ukuran, bentuk, warna luar dan
Dalam, dan kosistensi.
5.Petugas Laboratorium mengambil satu kope/beberapa
Kope dari satu tempat.
6.Masing-masing pengambilan diberi nomoor
7.Kalau pengambilan ditemukan tulang, maka tulang
tersebut sebelum diproses harus di declafikasi.
8.Pengambilan masing-masing kope adalah dengan
ketentuan 2 x1,5 x 0,2-0,3 cm. jika jaringan sedikit atau
pecah belah ±3cc diproses.
9.Jaringan tersebut dilakukan Processing.
10.Sekiranya jaringan yg diterima belum terfiksi maka
mikroskopis ditunda satu hari/beberapa jam tergantung
besarnya jaringan.
11.Sisa mikroskopis di masukan dalam plastik dsn
nomor/keterangan dijepitkan diujung plastik setelah diberi
cairan formalin.
perlengkapan yang digunakan dalam teknik
Biopsi :
1. Alas dari bahan kayu/plastik untuk pemotong jaringan.
2. Scalpel untuk memotong jaringan menjadi ukuran lebih kecil.
3.  Pensil dan kertas untuk memberi tanda/kode jaringan.
4. Cassette berukuran kurang lebih 3 x 4 x 1 cm untuk menaruh
jaringan setelah dipotong kecil-kecil.
5. Tabung gelas berukuran 500- 1000 cc sebanyak kurang lebih
10 buah untuk proses dehidrasi, clearing dan bloking dengan
parafin.
6. Microtome untuk memotong jaringan setebal 4-7 um.
7. Waterbath untuk mengembangkan hasil potongan jaringan
yang ditaruh diobyek gelas.
8. Mesin pemanas (incubator temp 56oC – 60oC) untuk
mencairkan parafin selama proses blocking.
9.  Kulkas untuk menyimpan bahan kimia dan menyimpan
hasil blocking.
10. Gelas obyek dan gelas penutup (cover).
11. Light/ compound mikroskop.
tahapan teknik Biopsi adalah sebagai berikut :
1. Fiksasi ; bertujuan agar jaringan diusahakan mati
secepatnya sehingga tidak terjadi perubahan pasca mati
(autolisis post mortem) sehingga struktur jaringan sampel
dapat dipertahankan seperti saat sampel masih hidup.
2. Preparasi organ atau jaringan target dari sampel ;
Seluruh organ target dalam pemeriksaaan dimasukkan
dalam embedding cassete.
3. Dehidrasi ; Tahap ini merupakan proses menarik air dari
jaringan dengan menggunakan bahan kimia tertentu.
4. Clearing ; Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan bahan
kimia dehidrasi sehingga contoh sampel menjadi transparan.
5. Infiltrasi ; Teknis histologi ini untuk menyusupkan paraffin ke
dalam jaringan sampel untuk menggantikan xylol yang telah
hilang, sehingga sampel tidak rusak waktu pemotongan dengan
mikrotom.
6. Teknik embedding ; Sampel yang sudah diiris pada bagian yang
mengalami perubahan dimasukkan kedalam cassete embedding
yang sudah diberi label dengan menggunakan pensil.
7. Pemotongan ; Pemotongan dilakukan dengan menggunakan
mikrotom dengan ketebalan irisan 4-6 um.
8. Pewarnaan jaringan dan sediaan preparat ; Pewarnaan ini
dipergunakan dengan teknik pewarnaan ganda haematoksilin
dengan eosin.
9. Pengamatan ; Pengamatan hasil untuk diagnosis dengan metode
komparasi dibawah mikroskop cahaya pada pembesaran 100-
1000 x
 Spesimen Cairan
1.Spesiemen Pleura
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang
berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya
kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak
normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang
normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului
oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi
pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang
ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan
menghilangnya silia.
 Prosedur
1.Persiapan preparat apus
Bahan yang diambil untuk preparat apus yang dipakai adalah
cairan pleura oleh karena cairan ini encer serta mengandung
sedikit sel maka dilakukan centrifuge (pemusingan) dalam
waktu tertentu sehingga tampak endapan dengan cairan yang
jernih. Kemudian cairan ini secara hati-hati dibuang.
Endapannya dipisahkan ke objek glass dengan pipet atau alat
yang serupa kemudian dilakukan apusan dengan
menggunakan salah satu sisi objek glass yang lain. Setiap
sediaan, baik yang berasal dari sediaan langsung maupun
hasil pemusingan haruslah mempunyai hasil yang baik untuk
dapat dilihat dibawah mikroskop.
2.Fiksasi untuk bahan pemeriksaan sitologi
Untuk memeriksa struktur sel dengan jelas dan dengan perubahan
yang minimal perlu suatu proses yang disebut sebagai fiksasi. Bahan
fiksasi ini akan mengeraskan sel sehingga tahan terhadap berbagai
reagen yang akan diberikan dan merubah susunan protein degenerasi
yang disebabkan oleh aktivitas bakteri..
Metode yang ditemukan oleh Papaniculaou untuk keperluan sitologi
eksfoliatif sangat mudah. Metode ini efektif oleh karena penetrasi yang
cepat dari sel oleh fiksasi yaitu larutan eter dan etil alkohol 95% dalam
volume yang sama. Jika bahan yang segar difiksasi dengan segera
perubahan sel akan minimal. Selanjutnya komposisi bahan fiksasi ini
digunakan untuk pengecatan Papaniculaou.
Segera setelah bahan siap, celupkan bahan tersebut tanpa dikeringkan
kedalam larutan eter alkohol sampai akan dilakukan pengecatan.
Sebelum difiksasi sediaan tidak boleh kering oleh karena dapat
menyebabkan kerusakan sel dan hilangnya afinitas untuk pewarnaan.
3.Pengecatan
1. Pindahkan sediaan dari eter alcohol tanpa pengeringan ke
dalam tempat yang berisi alcohol 95%.
2. Masukkan ke dalam larutan 0,5% celloidin dalam eter
alcohol selama 2 menit.
3. Masukkan ke dalam etil alcohol 80%, 10 celupan.
4. Masukkan ke dalam etil alcohol 70%, 10 celupan.
5. Masukkan ke dalam etil alcohol 50%, 10 celupan.
6. Masukkan ke dalam larutan aquadest 10 celupan.
7. Masukkan kedalam larutan Harris hematoxylin yang
diencerkan dengan aquadest dalam volume yang sama
selama 6 menit.
8. Masukkan ke dalam aquadest, cuci di 2 tempat untuk
menghilangkan sisa warna smapai bersih di air mengalir.
9. Masukkan ke dalam larutan HCl 0,25% 6 celupan.
10.Dibilas pada air kran yang mengalir selama 10 celupan.
11. Masukkan ke dalam lithium 10 celupan, cuci lagi dengan
air 10 celupan.
12. Masukkan dalam larutan etil alcohol 50% 10 celupan.
13.Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 70% 10 celupan.
14. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 80% 10 celupan.
15. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95% 10 celupan.
16.  Masukkan ke dalam larutan OG-6 selama 3 menit.
17. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95%, cuci dalam
2 tempat 10 celupan, akan tetapi tidak boleh direndam
dalam alcohol tersebut.
18. Masukkan dalam larutan EA-36, (EA-50) atau EA-65
bisa bergantian selama 3 menit.
19. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95%, cuci dalam
2 tempat dan dikocok 10 celupan.
20. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 100%, celupkan
atau hapus dengan kertas serap, untuk menghilangkan
alcohol.
21. Masukkan dalam larutan xylol 3 menit. Tutup objek
glass dengan deck glass.

Anda mungkin juga menyukai