Disusun Oleh:
Devva Gusmawaty
P1337434117076
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil laporan ini dengan judul
“Pemeriksaan Sputum dan Urin”. Penyusunan makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas Sitohistoteknologi.
Dalam penyusunan makalah ini kami tidak lepas dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada dr. Desi Amalia M.Si. Med selaku dosen mata
kuliah Sitohistoteknologi serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam
penyusunan hasil laporan ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.
Penulis berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan……………......…………………………………………….3
BAB II Pembahasan ……………..…………………………………………….4
A. Pengertian ………..………………………………………………….5
PENDAHULUAN
Sitologi berasal dari akar kata cytos yang artinya cel dan logos artinya
ilmu pengetahuan. Jadi sitologi berarti ilmu yang mempelajari tentang sel.
Definisi sel adalah sel merupakan unit struktural yang terkecil dari mahluk hidup
yang terdiri dari segumpal protoplasma dan inti sel. Selanjutnya seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan sehingga pada tahun 1930 ditemukan mikroskop
elektron. Definisi sel selanjutnya berbunyi “ Sel adalah merupakan unit struktural
dan fungsional yang terkecil yang mampu hidup di dalam suatu lingkungan yang
mati“.
Semua organisme tersusun atas sel sel. Sel merupakan unit terkecil dari
suatu bentuk kehidupan. Untuk ukuran sekecil itu, sel tergolong sangat luar biasa.
Sel seperti sebuah pabrik yang senantiasa bekerja agar proses kehidupan terus
berlangsung. Sel mempunyai bagian bagian untuk menunjang fungsi tersebut. Ada
bagian sel yang berfungsi untuk menghasilkan energi, ada yang bertanggung
jawab terhadap perbanyakan sel, dan ada bagian yang menyeleksi lalu lintas zat
masuk dan keluar sel. Dengan mengetahui komponen sel, kita dapat memahami
fungsi sel bagi kehidupan.
Diagnostik sitologi adalah ilmu penilaian (interpretasi) dari sel yang
berasal tubuh manusia, baik yang berasal dari sel yang terlepas (exfoliated) dari
permukaan epitel atau yang diambil dari beberapa tempat dengan cara tertentu.
Ilmu ini relatif masih baru dan banyak dipengaruhi oleh karya George N.
Papaniculau yang dianggap sebagai bapak sitologi. Pada masa kini sitologi telah
dipergunakan secara luas di negara-negara maju, sering kali dipergunakan untuk
pemeriksaan masal (mass screning), terutama untuk diagnosa dini kanker mulut
rahim. Pemeriksaan ini terkenal dengan nama pemeriksaan vaginal smear atau Pap
test. Sitologi mempunyai arti penting untuk :
1. Diagnosa kelainan patologi tertentu dari organ tubuh, terutama keganasan,
yang terpenting adalah diagnosa dini dari kanker, yang klinis tidak
menimbulkan gejala.
2. Pengaruh hormon ataupun kelainan hormonal dari genetalia wanita.
3. Pemeriksaan sex chromatin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Telah ditemukan
bahwa pada pemeriksaan sitologi, sel yang diperiksa dapat berasal dari exfoliasi
sel yang spontan sebagai hasil dari pertumbuhan yang terus-menerus sel
permukaan, dimana sel-sel yang paling atas selalu terlepas untuk diganti dengan
sel yang lebih muda. Exfoliasi sel yang terjadi spontan dapat kita temukan
misalnya pada: urine, dahak, cairan ascites dan cairan vagina. Sel-sel tersebut
akan mengalami degenerasi bila tidak segera difiksasi. Pada saat terlepas dari
jaringan, sel-sel tesebut terlepas pula dari tekanan sekelilingnya, hingga akan
mengambil bentuk tertentu yang khas, yang dapat sangat berbeda dari bentu
semula sewaktu masih berada dalam jaringan.
Kelebihan pemeriksaan sitologi:
1. Mudah
2. Murah
3. Cepat
4. Sederhana
5. Pendarahan sedikit, bahkan tanpa rasa nyeri.
6. Dapat dilakukan pada beberapa pasien dalam waktu singkat.
7. Dapat dilakukan sebagai tindakan massal.
8. Untuk screening lesi yang derajat keganasannya tinggiàtidak menimbulkan
stimulasi metastase.
9. Efektif untuk diagnosis tumor saluran pencernaan, paru, saluran air kemih,
dan lambung.
10. Dapat memberikan hasil positif meskipun pada pemeriksaan langsung dan
palpasi tidak menunjukkan kelainan. Karsinoma dapat terdiagnosis
meskipun masih dalam stadium in situ.
Diagnosa sitologi sering lebih sukar daripada diagnosa histologi, oleh
karena diagnosa sitologik hanya berdasar pada keainan-kelainan dari sitoplasma
dan inti dan perubahan-perubahan ini hanya akan berarti bila kelainan-kelainan
tersebut dapat dipastikan tidak disebabkan oleh kesalahan teknis.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan pada pemeriksaan sitologi
perlu adnya kerja sama yang baik antara : pengirim bahan (dokter umum atau
spesiali klinis dengan ahli sitologi).
Hal yang perlu diperhatikan oleh pengirim bahan adalah:
1. Mendapatkan bahan yang representatif dari penderita dan difiksasi dengan
baik.
2. Penjelasan singkat tetapi jelas tentang keadaan penyakit penderita.
3. Mengirimkan bahan secepatnya ke laboratorium sitologi.
Diagnosa sitologi baru dapat ditegakkan dengan baik apabila dibantu dengan data
klinik yang lengkap. Kadang-kadang pemeriksaan sitologi harus dilakukan di rumah
sakit, berhubung perlu pengawasan penderita sebelum pemeriksaan dilakukan,
misalnya pada pemeriksaan cairan lambung.
Langkah-langkah yang diambil dalam pemeriksaan sitologi :
1. Pengumpulan bahan yang representatif untuk pemeriksaan dikerjakan oleh
dokter umum atau spesialis klinis.
2. Pembuatan sediaan apus.
3. Menentukan adanya sel-sel abnormal.
4. Interpretasi yang teliti.
5. Penegasan (konfirmasi) dengan biopsi, disusul dengan pengobatan.
B. Pengambilan Sampel
2. Sputum atau dahak :
a. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan 3x berturut-turut dengan jarak 3 hari.
b. Sputum adalah hasil dari batuk yang dalam, dan berisi bahan yang berasal dari
bronchioli dan alveoli.
c. Penderita diminta untuk batuk yang dalam dan mengumpulkan sputumnya
dalam tempat (botol) yang telah disediakan yang berisi bahan fiksasi alcohol 70%
kirim ke laboratorium sitologi.
d. Bila sputum terlampau sedikit,penderita dapat diberi expectoransia selama 3 hari
dan diadakan sputum koleksi selama 24 jam dengan fiksasi alcohol 70%.
e. Untuk tempat-tempat yang jauh, pengiriman dapat dilakukan secara kering ialah
dengan jalan membuat sediaan apusan dari sputum yang telah terkumpul pada 3
object glass yng bersih.
Untuk membuat apusan, pilihlah bagian yang mengandung garis darah atau
bagian yang padat. Kemudian masukkan dalam alcohol 95% selama 2 jam,
keringkan diudara dan dikirim ke laoboratorium Sitologi.
3. Urine
Urine terbagi
-direct voided urine = urine langsung
-urine hasil kateter.
a. Paling sedikt 50 cc urine,fiksasi ethyl alcohol 50% aa- dikirim.
b. Pengiriman kering
c. Urine dengan alcohol 50% aa- centrifuge selama 10 menit, buat sediaan dari
endapan pada object glass yang telah diberi albumin dalam alcohol 95% selama
setengah jam dan keringkan dalam udara terbua – dikirim.
d. Bila kelainan diduga terletak dalam ureter/ginjal, harus dipakai urine kateter dari
ureter.
e. Untuk memperoleh bahan yang reprentatif, bila keadaan memungkinkan,penderita
dianjurkan exercise ringan sebelum penampungan urine.
4. Cairan dari tubuh lain :
a. Pleural effusion = cairan pleura
b. Cairan pericardium
c. Cairan ascites
d. Cairan cerebrospinal
e. Cairan sendi
Cairan diatas difiksasi dalam ethyl alcohol 50% dan dikrim ke laboratorium
Sitologi.
Untuk memperoleh bahan yang representative, sebaiknya posisi penderita diubah-
ubah sebelum dilakukan fungsi.
Pemeriksaan sediaan
Harris hematoxylin ( larutan stock)
Hematoxylin 5 gram
Etil alkohol 50 cc
Alumunium dan amonium sulfat 100 gram
Air destilata 1000 cc
Mercuric oxida (yellow) USP 2,5 gram
Larutan hematoxylin dalam alkohol, larutkan alumunium dan amonium
sulfat dalam air dan dipanaskan. Tambahkan larutan hematoxylin dan terus
dipanaskan . tambahkan larutan hematoxylin dan terus dipanaskan sampai titik
didih. Angkat dari api dan tambahkan mercuric oxida dengan segera. Aduk
sampai larutan berwarna ungu tua kemudian celupkan tempatnya kedalam air
dingin dengan agar cepat dingin. Setelah dingin saringlah kedalam botol gelap dan
diamkan kurang lebih 24 jam.
PEWARNA BANDING
Formula OG-6 dan EA terdiri dari larutan alcohol 95%. Apabila orange G light
dan Bismarck Brown (bubuk) tidak bisa larut dalam alcohol 95% maka siapkan
larutan aquadest dan encerkan dengan alcohol.
OG-6
Siapkan 10% larutan orange G, gunakan aquadest kemudian siapkan untuk
2 hari.
Larutan OG-6 terdiri dari “
Orange G, 10% aq. Sol. 50 cc
Etil akohol 95% 950 cc
Phospotungstic acid, C.P. 0,15 gram
Simpan ditempat gelap dan tutup rapat. Saring sebelum dipakai.
EA-36
1. Buat larutan seperti dibawah ini dengan menggunakan aquadest :
2% Light Green S.F., yellowfish
10% Bismarck Brown Y
Diamkan selama 2 hari.
EA-65
Menggunakan larutan light green 2%
A. Menggunakan larutan light green 0,05% dalam alkohol :
Larutan light green S.F. Yellowfish 25cc
Larutan etil alkohol 975cc
TEKNIK PEGECATAN
Terdapat 2 teknik pengecatan :
1. Teknik ini berdasarkan metode Papanicolaou. Hematoxylin digunakan secara
regresif akan tampak sel-sel lebih terang kemudian dipucatkan oleh asam HCl
lemah agar dapat tampak warna inti yang jelas dan untuk membuang sisa warna
dari sitoplasma. Air kran menetralkan asam dan menjadikan inti biru tua.
2. Sediaan diwarnai dalam waktu yang singkat dengan hematoxylin kuat, sehingga
inti dapat dibedakan dan dipucatkan oleh ammonia. Metode ini terutama baik
digunakan untuk pewarnaan urin dan lambung yang mempunyai kecenderungan
akan terhapus jika ditempatkan pada air mengalir. Apabila apusan tebal diwarnai
dengan teknik ini, sitoplasma akan menahan hematoxilin dan merusak efek
pewarna banding.
CARA PENGECATAN
cara 1 :
1. Pindahkan sediaan dari eter alkohol tanpa pengeringan kedalam tempat yang
berisi alkohol 95%
2. Masukkan kedalam larutan 0,5% celloidin dalam eter alkohol selama 2 menit
3. Masukkan dalam etil alkohol 80%, 6-8 celupan atau 10-15 detik
4. Masukkan kedalam etil alkohol 70%, 6-8 celupan atau 10-15 detik
5. Masukkan kedalam etil alkohol 50%, 6-8 celupan atau 10-15 detik
6. Masukkan kedalam larutan aquadest 6-8 celupan atau 10-15 detik
7. Masukkan kedalam larutan Harris hematoxylin yang diencerkan dengan aquadest
dalam volume yang sama selama 6 menit.
8. Masukkan kedalam aquadest, cuci di 2 tempat untuk menghilangkan sisa warna.
9. Masukkan kedalam larutan HCl 0,25%, 6 celupan.
10. Dibilas pada air kran yang mengalir selama 6 menit.
11. Masukkan dalam larutan etil alkohol 50%, 6-8 celupan atau 10-15 detik.
12. Masukkan dalam larutan etil alkohol 70%, 6-8 celupan atau 10-15 detik.
13. Masukkan dalam larutan etil alkohol 80%, 6-8 celupan atau 10-15 detik.
14. Masukkan dalam larutan etil alkohol 95%, 6-8 celupan atau 10-15 detik.
15. Masukkan dalam larutan OG-6 selama 1,5 menit.
16. Masukkan dalam larutan etil alkohol 95%, cuci dalam 2 tempat akan tetapi tidak
boleh dicelupkan dalam alkohol tersebut.
17. Masukkan dalam larutan EA-36 (EA-50 atau EA-65 bisa bergantian) selama 1,5
menit.
18. Masukkan kedalam larutan etil 95%, cuci dalam 3 tempat dan jangan dicelupkan.
19. Masukkan kedalam larutan etil alkohol 100%, 6-8 celupan atau 10-15 detik.
20. Masukkan dalam larutan etil alkohol 100% dan xylol dalam volume yang sama, 6-
8 celupan atau 10-15 detik
21. Masukkan dalam larutan xylol 6-8 celupan atau 10-15 detik.
22. Masukkan dalam larutan xylol 6-8 celupan atau 10-15 detik.
23. Masukkan dalam larutan xylol.
24. Tutup objek glass.
Cara II :
1,2,3,4,5,6, sama dengan teknik I.
7. Warnai dalam waktu ¾ menit pada Harris hematoxylin stok yang telah diencerkan
dan ditambah dengan 4cc glacial acetic acid per 100 cc pewarna.
8. Cuci dalam 3 tempat aquadest.
9. Masukkan kedalam larutan etil alkohol 50%, 6-8 celupan atau 10-15 detik.
10. Masukkan kedalam larutan ammonium hidroksida 1,5% dalam alkohol 70%, 1
menit.
11. Masukkan kedalam larutan etil alkohol 70%, 6-8 celupan atau 10-15 detik
12. Sama dengan tahap 1.
13. Masukkan kedalam larutan etil alkohol 80%, 6-8 celupan atau 10-15 detik.
14. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95% 6-8 celupan atau 10-15 detik.
15. Masukkan ke dalam larutan OG-6 selama 1 seperempat menit.
16. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95%, cuci secara perlahan dalam dua
tempat dan jangan direndamkan.
17. Masukkan dalam larutan EA-65 selama 3 menit.
18. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95%, cuci dalam 3 tempat dan jangan
direndam.
19. Tahap 19, 20, 21, 22, 23, 24 saama dengan tahap pada teknik pengecatan I.
Untuk kegunaan pada teknik pengecatan I, jika air kran (tahap 10) tidak bersih
atau hangat, lithium carbonate lemah (3 tetes aq. Sl. Lithium carbonate per 100 cc
aquadest) dapat menggantikannya. Cuci sediaan pada cairan aquadest setelah
tahap 9. Letakkan dalam lithium carbonate selama 1 menit, cuci lagi dalam
aquadest kemudian ke tahap 11 (sebelas).
Cara pengecatan :
1. Pindahkan sediaan dari eter alcohol tanpa pengeringan ke dalam tempat yang
berisi alcohol 95%.
2. Masukkan ke dalam larutan 0,5% celloidin dalam eter alcohol selama 2 menit.
3. Masukkan ke dalam etil alcohol 80%, 10 celupan.
4. Masukkan ke dalam etil alcohol 70%, 10 celupan.
5. Masukkan ke dalam etil alcohol 50%, 10 celupan.
6. Masukkan ke dalam larutan aquadest 10 celupan.
7. Masukkan kedalam larutan Harris hematoxylin yang diencerkan dengan
aquadest dalam volume yang sama selama 6 menit.
8. Masukkan ke dalam aquadest, cuci di 2 tempat untuk menghilangkan sisa warna
smapai bersih di air mengalir.
9. Masukkan ke dalam larutan HCl 0,25% 6 celupan.
10. Dibilas pada air kran yang mengalir selama 10 celupan.
11. Masukkan ke dalam lithium 10 celupan, cuci lagi dengan air 10 celupan.
12. Masukkan dalam larutan etil alcohol 50% 10 celupan.
13. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 70% 10 celupan.
14. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 80% 10 celupan.
15. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95% 10 celupan.
16. Masukkan ke dalam larutan OG-6 selama 3 menit.
17. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95%, cuci dalam 2 tempat 10 celupan,
akan tetapi tidak boleh direndam dalam alcohol tersebut.
18. Masukkan dalam larutan EA-36, (EA-50) atau EA-65 bisa bergantian selama 3
menit.
19. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95%, cuci dalam 2 tempat dan dikocok
10 celupan.
20. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 100%, celupkan atau hapus dengan kertas
serap, untuk menghilangkan alcohol.
21. Masukkan dalam larutan xylol 3 menit.
22. Tutup objek glass dengan deck glass.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel . Diagnostik sitologi
adalah ilmu penilaian (interpretasi) dari sel yang berasal tubuh manusia, baik yang
berasal dari sel yang terlepas (exfoliated) dari permukaan epitel atau yang diambil
dari beberapa tempat dengan cara tertentu. Metode pengecatan yang digunakan
adalah Papaniculaou. Metode ini efektif oleh karena penetrasi yang cepat dari sel
oleh fiksasi yaitu larutan eter dan etil alkohol 95% dalam volume yang sama.
B. Saran
Sebaiknya tahapan demi tahapan dalam pemeriksaan sitologi dilakukan
dengan benar dan sesuai prosedur agar didapatkan preparat yang baik atau
representative.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. Dr. Mukawi, Tanwir Y. 1989. Teknik Pengelolaan Sediaan Histopatologi
dan Sitologi. Bandung : FKUI.
2. http://potooloodental.blog.com/?p=109 diunduh 22 Oktober 2011 pukul 14.00
WIB
3. http://n1nt1.blogspot.com/2010/12/teknik-pembuatan-sediaan-pemeriksaan.html
diunduh 22 Oktober 2011 pukul 14.00 WIB