MAKALAH
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan "MAKALAH SITOLOGI
SALURAN KEMIH" yang disusun sebagai tugas dari Mata Kuliah Promosi
Kesehatan ini sesuai waktu yang telah di tentukan. "MAKALAH SITOLOGI
SALURAN KEMIH" disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Dosen Ni'matul
Murtafi'ah,S.Pd.,M.Sc. pada Mata Kuliah Sitoteknologi di Institut Kesehatan Rajawali.
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Pengumpulan Spesimen, Lesi Jinak, Neoplasma Papilloma, dan
Malignant Lesi pada Saluran Kemih.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
REFERENSI.........................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
a) Voided urine
Voided urine adalah urin yang berasal dari porsi tengah dan diambil sekitar
25-100cc. voided urine tidak dianjurkan berasal dari urin pagi karena sel-
sel stagnan dalam keseimbangan asam basa (pH) rendah dan lingkungan
hipertonik sehingga berdegenerasi dan sudah lama dalam vesika urinaria
sehingga menyulitkan analisis. Kelebihan prosedur specimen urine ialah
prosedur non invasive karena tak ada kerusakan pada kulit atau kontak
dengan mukosa saat prosedur dilakukan sedangkan kekurangannya ialah
selularitas rendah, kontaminasi vagina, dan pengawetan hanya 1-2 jam jika
tak dimasukkan ke refrigerator. Prosedur pengambilan specimen ini ialah
pasien diminta untuk minum banyak air putih, lalu pasien mengeluarkan
urin kurang lebih 30 menit setelahnya dan ditampung pada pot urin steril.
Jika tidak memungkinkan untuk segera diperiksa, maka simpan pada suhu
4o C atau fiksasi dalam alcohol dengan perbandingan 2:1. yang harus
diperhatikan ketika mengambil specimen ialah (a) Pot urin harus
bersih/steril dan bebas dari partikel substansi yang mengganggu. (b) Pot
urin harus mempunyai penutup yang aman dan tahan bocor(leak-proof).
3
Pot yang leak-proof akan membantu mengurangi specimen bocor dan
menghindari petugas kesehatan dari terkenanya specimen dan memproteksi
specimen dari kontaminan. (c) Pot urin yang dibuat dari bahan yang tahan
pecah sangat direkomendasikan. (d) Pot urin tidak boleh mengandung
bahan yang mengandung zat yang larut ketika bercampur dengan specimen.
(e) Pot urin yang sudah dipakai tidak boleh digunakan lagi (re-use). (f)
Label harus dipasang di pot urin agar tidak tertukar dengan specimen yang
lain. Di label tersebut, waktu dan tanggal pengumpulan specimen juga
harus tertera. (g) Volume specimen harus cukup untuk menjalankan test. (h)
Jika specimen tidak langsung diperiksa melebihi batas waktu yang
ditentukan, Pengawet yang sesuai harus digunakan.
b) Urin kateter
4
(b)Sampel harus segera dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Jika tidak.
memungkinkan untuk segera dianalisis, petugas laboratorium harus
memasukkan sampel urine terlebih dahulu ke dalam lemari pendingin. (c)
Setelah specimen dimasukkan kedalam wadah, tutup rapat agar tidak
tumpah atau terkontaminasi. (d) Pasien harus membersihkan area
kemaluannya menggunakan tisu steril, agar bakteri dan sel di sekitar
kemaluan tidak ikut terbawa ke dalam sampel.
c) Bladder Irrigation
5
d) Ileal Loop
Specimen ileal loop adalah specimen urin yang didapat dari stoma. Stoma
adalah perlubangan sementara atau permanen antara dinding abdomen
pada waktu prosedur pembedahan untuk mengeluarkan urine.
(2)Kekurangan dari prosedur ini terdapat sedikit sel, tidak tahan lama
sedangkan kelebihannya digunakan sebagai pemeriksaan skrining untuk
deteksi kanker kandung kemih. Specimen ileal loop digunakan saat pasien
dengan stoma adalah perlubangan sementara atau permanen dinding
abdomen pada waktu prosedur pembedahan untuk mengeluarkan air seni.
2. Pipet pasteur
Larutan fiksatif
6
Prosedur:
3. Sentrifuge urine
6. Fiksasi terbagi atas fiksasi kering dan fiksasi basah. Untuk pewaraan
seperti giemsa, May-Griinwald/Giemsa, (Pappenheim panoptic stain),
dan pewarnaan hemacolor menggunakan fiksasi kering dengan
mengeringkan di udara selama 10 menit dengan sediaan tipis.
Sedangkan fiksasi basah dilakukan pada pewarnaan Papanicolaou atau
Szczepanik . Larutan fiksasi basah dapat terdiri dari (a) Alkohol 95-
96%. Larutan ini merupakan lariutan fiksatif yang ideal yang
dianjurkan di sebagian besar laboratorium sitologi. Hasil dari fiksasi ini
menghasilkan karakteristik inti Alkohol 95-96 ini adalah larutan
dehidrasi dan dapat menyebabkan penyusutan sel karena akan
menggantikan air di dalam sel. (b)Methanol absolut, larutan fiksasi
yang baik karena menghasilkan sediaan yang tidak begitu menyusut
jika dibanding dengan alkohol 95-96%. (c) Eter: alkohol 95% Fiksasi
basah menggunakan campuran eter : alkohol 95% = 1:1 Hasil dari
fiksasi menggunakan campuran ini menghasilkan sediaan yang lebih
baik dibanding dengan alkohol 95-96%. Namun eter yang digunakan
memiliki sifat yang berbahaya, berbau dan mudah mengikat air di
sekitar (higroskopis).(d)Propanol dan isopropanol 80% menyebabkan
penyusutan sel lebih sedikit dari eter-etanol atau metanol. Oleh karena
itu 80% propanol atau isopropanol merupakan pengganti etanol 95-
96% yang direkomendasikan. (e)Denaturasi alkohol, pada dasarnya
semua mengandung etanol sebagai bahan utama, dan karenanya ini
7
dapat digunakan pada konsentrasi 95% atau 100%. Salah satu
formulasi yang telah digunakan adalah campuran dari 90 bagian etanol
95% + 5 bagian 100% methanol + 5 bagian 100% isopropanol.(f)
Formalin Based yang digunakan untuk sediaan sitologik yang
ditargetkan pada pemeriksaan imunologi. Fiksasi kering dilakukan
selam 15 menit. Fiksasi terakhir ialah fiksasi coat/spray dengan
menyemprotkan larutan fiksatif dengan jarak 20-30cm. Larutan yang
bisa dipakai ialah 96% ethanol, methyl alcohol, 90% acetone, 99%
isopropyl alcohol, politylen glikol
7. Pewarnaan
a) Pewarnaan rapid
1. Giemsa
8
2. Methylene Blue
b) Pewarnaa Diferensial
1. May-Grünwald/Giemsa (Pappenheim).
9
f) Letakkan kaca objek yang miring pada kertas saring atau
kertas isap hingga kering.
3. Pewarna Papanicolaou
10
difiksasi(Leopold, 2006). Pewarnaan Papanicolaou yang
dilakukan Hijrawati (2018), preparat apusan terdapat sel-sel
yang berukuran besar dan jelas. Hal ini disebabkan karena pada
perlakuan apusan tidak dilakukan pemanasan yang akan
menyebabkan denaturasi protein. Kemudian sebelum dilakukan
fiksasi sediaan apusan tidak boleh kering karena dapat
menyebabkan kerusakan sel. Prosedur:
11
g) Dehidrasi spesimen dalam alkohol naik dalam 50%, 70%,
80%. dan etanol 95% masing-masing selama 30 detik.
8. Mounting
12
2.2 Lesi Jinak Pada Saluran Kemih
Voided urine
Sel payung
Voided urine
13
Sel Basal Urotelial
Polyomavirus
14
Herpes Simplex Virus
Sel multinukelar
Papanicolaou
Toxoplasma gondii
15
Sel reaktif urotelial dengan
sitoplasma kasar
Casts
Crystal
16
dapat berubah bentuk. Epitel transisional ditemukan di area yang banyak
mengalami peregangan dan pergerakan, seperti kandung kemih, yang perlu
mengembang jika sudah penuh dengan urin. Kandung kemih terdiri dari
urothelium, yang merupakan lapisan dalam. Di dalam tubuh manusia terdapat
sel urothelial (disebut juga sel transisi). Urothelium epitel transisi dikenal
dalam konteks urothelium epitel epitel. Ini adalah lapisan tipis jaringan ikat
yang mengelilingi urothelium yang disebut lamina propria (juga dikenal
sebagai submukosa). Sel epitel transisi adalah penghalang permeabilitas yang
sangat efektif yang mematikan semua molekul kecil dan air. Jaringan ini
kemungkinan merupakan salah satu jaringan yang paling sensitif terhadap
osmotik. Ini terdapat di saluran kelenjar prostat serta kandung kemih, ureter,
dan uretra.
17
dengan latar belakang inflamasi campuran dan seluler. Setiap sel urothelial
yang ada biasanya menunjukkan perubahan reaktif. Jika Candida terdapat
dalam urin pasien wanita, kemungkinan kontaminasi vagina harus
dipertimbangkan. Kontaminasi vagina, bukan infeksi sebenarnya,
kemungkinan besar terjadi ketika latar belakang vagina mengandung banyak
sel skuamosa dan bakteri serta sedikit neutrofil.
18
Polyomavirus manusia (virus JC dan BK), anggota keluarga
papovavirus, umumnya menginfeksi sel urothelial pada individu yang sehat
dan sistem imunnya lemah, dan perubahan sitopatik virus yang khas terlihat
pada 4% sampel urin." Infeksi ini biasanya tidak memiliki gejala klinis.
penting, namun sel yang terinfeksi tampak atipikal dan dapat disalahartikan
sebagai sel ganas. Sel urothelial yang terinfeksi memiliki inti yang besar dan
terletak eksentrik dengan inklusi inti basofilik yang sepenuhnya menggantikan
inti dan tampak seperti kaca, buram, atau keruh sangat menebal Pada anak-
anak pada orang dewasa dengan imunosupresi, sel-sel yang mengalami
perubahan jumlahnya banyak, sedangkan pada orang dewasa dengan
imunokompeten, sel-sel tersebut biasanya jumlahnya sedikit. Berbeda dengan
sel yang terinfeksi sitomegalovirus, yang mana terdapat lingkaran cahaya di
sekeliling inklusi, inklusi poliomavirus mengisi seluruh nukleus. Karena
peningkatan ukuran inti dan hiperkromasia, sel yang terinfeksi poliomavirus
dapat disalahartikan sebagai sel ganas, oleh karena itu dinamakan "sel umpan".
Namun, tidak seperti kebanyakan sel ganas, sel pemikat mempunyai inti yang
sangat halus dan bulat. Berbeda dengan sel tumor yang sering bergerombol
membentuk kelompok, sel urothelial yang terinfeksi poliomavirus hanya
ditemukan sebagai sel terisolasi. Karena sel UC yang mengalami degenerasi
dapat menyerupai sel umpan, namun spesimen tidak boleh didiagnosis sebagai
negatif kecuali jika morfologi sel umpan memang klasik. Diagnosis banding
sel umpan juga mencakup sel urothelial jinak yang mengalami degenerasi. Inti
yang terinfeksi poliomavirus tampak tercoreng dan basofilik padat, dan tekstur
kromatinnya lebih seragam dibandingkan sel urothelial yang mengalami
degenerasi. Human papillomavirus dapat menginfeksi saluran kemih,"tetapi
dengan perubahan sitopatik yang khas dari virus initerlihat pada spesimen urin
yang keluar dari seorang wanita, sel kemungkinan besar berasal dari vulva atau
vagina. Namun, koilosit dalam spesimen yang dikateterisasi menunjukkan hal
inikondiloma pada saluran kemih.
19
2.3 Neoplasma Papilloma
20
dasar asal sel / jaringan (histogenesis) Tumor sel yang berdiferensiasiJenis sel
dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-lat tubuh pada
kehidupan pot natal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel
berdiferensiasi.Tata nama tumor ini merupakan gabungan berbagai faktor yaitu
perbedaan antara jinak dan ganas, asal sel epnel dan mesenkim lokasi dan
gambaran deskriptif lain. Salah satunya ialah tumor epitel jinak disebut
adenoma jika terbentuk dari epitel kelenjar misalnya adenoma tiroid, adenoma
kolon. Jika berasal dari epitel permukaan dan mempunyai arsitektur popiler
disebut papiloma. Papiloma dapat timbul dari eitel skuamosa (papiloma
skuamosa), epitel permukaan duktus kelenjar (papiloma interaduktual pada
payudara) atau sel transisional (papiloma sel transisional ).Tumor ganas epitel
disebut karsinoma. Kata ini berasal dari kota yunani yang berarti kepiting. Jika
berasal dari sel skuamosa disebut karsinoma sel skuamosa. Bila berasal dari
sel transisional disebut karsinoma sel transisional. Tumor ganas epitel yang
berasal dari epitel belenjar disebut adenokarsinoma.
21
sitologi dan arsitektur atipia sedang hingga berat; itu bisa berupa tumor invasif
atau tumor papiler noninvasif. CIS Urothelial adalah lesi datar dan non-invasif
yang terbatas pada epitel dan terdiri dari sel-sel ganas secara sitologis.
Sitomorfologi karsinoma in situ dan urothelial high grade kanker: rasio nuklir-
sitoplasma yang tinggi ditandai hiperkromasia nuklirkromatin butiran kasar,
garis inti tidak beraturannukleolus besar (beberapa kasus). Inti bersifat
hiperkromatik dengan kromatis granular kasar.membran inti matin dan tidak
beraturan; diperbesar dannukleolus sudut terlihat dalam beberapa kasus.
Beberapa sel ganas mengandung badan Melamed-Wolinska. Latar belakang
dapat berisi puing-puing nekrotik, darah, dan sel-sel inflamasi dan tidak
membantu membedakan tumor in-situ dari tumor invasif. UC tingkat tinggi
dapat menunjukkan diferensiasi skuamosa atau kelenjar. Dalam kebanyakan
kasus, diagnosisnya mudah. Sensitivitas sitologi urin untuk UC tingkat tinggi
adalah 79%,dan spesifisitasnya lebih besar dari 95%,
22
Malignant Lesi
23
Grade 3 kromatin abnormal nukleus gelap,
hyperkromatik
Berdasarkan diferensiasi dan anaplasia sel, sel tumor jinak, atau benign
tumor, mampu berdiferensiasi dengan baik sehingga sulit dibedakan antara sel
kanker itu sendiri dengan sel-sel normal dalam tubuh.
24
BAB III
KESIMPULAN
25
tubuh dan bersifat parasitic.
26
REFERENSI
Fouzia Siraj. 2022. Peniruan Kanker Kandung Kemih yang Jinak: Seri Kasus.
https://www-ncbi-nlm-nih_gov.translate.goog/pmc/articles/PMC7732960/
Ghina NurAzizah. Tanpa Tahun. Tumor non-kanker dan kondisi kandung kemih.
https://cancer-ca.translate.goog/en/cancer-information/cancer-
types/bladder/what-is-bladder-cancer/nocanceroustumours?_x_tr_sl=en&
x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc 7
Jennifer Garcia. 2022. Tumor Kandung Kemih Jinak: Jenis, Gejala dan
Pengobatannya. https://www-patientpower-info.translate.goog/bladder
cancer/benign-bladder.tumor?x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr..hl=id&_x_tr
pto=tc&_x_tr_hist=true
27