Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN PEMASANGAN CATHETER URINE

PADA NY J/TN U USIA 43 TH G4P3A0 HAMIL 39 MINGGU

INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN PEB

PERSIAPAN PRA RUJUKAN RS

DI PUSKESMAS MAMPU PONED CIKEMBAR

LIA BUDIARTI

8121035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan
makalah tepat waktu.Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya penulis tidak akan maapu menyelesaikan
makalah ini dengan baik.Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada nabi agung
Muhammad SAW yang syafaatnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapakan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya sehingga
makalah``Asuhan kebidanan ny j/u usia 43 th G4P3A0 hamil 39 mgg inpartu kala I fase laten
persiapan pra rujukan RS`` dapat terselesaikan.Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
keterampilan dasar kebidanan.

Dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Anne Loisza,S.ST,
M.Keb sebagai dosen pembimbing yang memberikan bimbingannya dan tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah berjasa dalam
membantu penyelesaian makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi tenaga kesehatan. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa tenaga
kesehatan /bidan tetap melaksanakan setiap pelayanan kebidanan dengan selalu berpegang teguh
pada standar asuhan kebidanan agar dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Mudah-mudahan
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kehidupan kita,atas perhatiannya penulis
mengucapkan terimakasih.

Cikembar 16 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................................... 1
C.Manfaat ....................................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORITIS
A.Pengertian ................................................................................................................... 3
B.Tujuan tindakan .......................................................................................................... 3
C.Indikasi dan komplikasi .............................................................................................. 3
D.Kompetensi dasar yang harus dimiliki ....................................................................... 4
E.Hal-hal yang harus diperhatikan ................................................................................. 5
F.Alat-alat yang dibutuhkan ........................................................................................... 5
G.Pelaksanaan ................................................................................................................ 6
H.Hasil penelitian terkait pemasangan kateter ............................................................... 9
I.Hal-hal yang perlu dicatat ............................................................................................ 13
J.SOP .............................................................................................................................. 14

BAB III PEMBAHASAN KASUS


A.Data subyektif ............................................................................................................ 18
B.Data obyektif .............................................................................................................. 22
C.Assesment ................................................................................................................... 24
D.Planning ...................................................................................................................... 24
BAB IV PENUTUP
A.Simpulan..................................................................................................................... 26
B.Saran ........................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 27

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan salah satu makhluk hidup. Dikatakan sebagai makhluk hidup
karena manusia memiliki ciri-ciri diantaranya: dapat bernafas, berkembang biak, tumbuh
beradaptasi, memerlukan makan, dan mengeluarkan sisa metabolisme tubuh (eliminasi).
Setiap kegiatan yang dilakukan tubuh di karenakan peranan masing-masing organ. Membuang
urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah satu aktivitas pokok yang harus dilakukan oleh
setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak dilakukan setiap manusia akan menimbulkan
berbagai macam gangguan seperti retensi urine, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola
eliminasi urine, konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai macam yang telah disebutkan
diatas akan menimbulkan dampak pada system organ lain seperti: system pencernaan, ekskresi
dll.
Kateterisasi merupakan tindakan memasukan kateter kedalam kandung kemih melalui
uretra untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi, sebagai pengambilan bahan
pemeriksaan.

Kateter terbagi dua, yaitu: kateter tetap dan kateter sementara. Kateter Tetap biasanya
dipasang bagi pasien yang tidak bisa buang air kecil secara langsung. Tindakan ini di lakukan
pada pasien untuk memenuhi kebutuhan nya, untuk mempermudah BAK seseorang yang
terkena gangguan. Kateter sementara salah satu fungsinya bisa digunakan sebagai
pengambilan bahan pemeriksaan. Pemasangan kateter tersebut diantaranya meliputi
persiapan alat yang akan di gunakan, persiapan pasien, dan langkah-langkah kerja.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa bisa memahami dan mengetahui bagaimana tata cara serta indikasi
dan komplikasi “pemasangan kateter kandung kemih pada pasien sesuai prosedur.”.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kateter
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pemasangan kateter
c. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan komplikasi pemasangan kateter

1
d. Mahasiswa mampu mengetahui kompetensi dasar yang harus dimiliki
e. Mahasiswa mampu mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan
f. Mahasiswa mampu mengetahui alat-alat yang dibutuhkan
g. Mahasiswa mampu melaksanakan pemasangan kateter sesuai prosedur.

C. Manfaat
Sebagai proses pembelajaran dalam penerapan ilmu pengetahuan dan memperluas
wawasan yang diperoleh selama masa perkuliahan tentang asuhan kebidanan pemasangan kateter

2
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian tindakan
Catheter merupakan suatu selang yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk
mengeluarkan urine.. Catheterisasi urinarius adalah memasukkan catheter melalui uretra ke
dalam kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urin dan untuk memenuhi kebutuhan
eleminasi serta mengambil sebagai bahan pemeriksaan (Lydon,2013) Pemasangan catheter
urine merupakan suartu tindakan invasive dengan cara memasukan selang ke dalam kandung
kemih dan untuk membantu proses pengeluaran urine dalam tubuh ( Mobalen,Tansar &
Maryen, 2019).Catheter urine adalah suatu metode primer dekompresi kandung kemih dan
menjadi alat diagnosis pada keadaan retensi urine akut (Semaradana,2014).Catheter urin dapat
dipasang untuk jangka waktu pendek seperti di lingkungan rawat inap atau kronis lingkungan
rumah.

2. Tujuan Tindakan
a. Menghilangkan ketidak nyamanan karena distensi kandung kemih
b. Mendapatkan spesimen urine
c. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya dikosongkan.
d. Mengatasi obstruksi aliran urine.
e. Mengatasi retensi urine akut atau kronis.
f. Monitoring urine output dengan cara ketat.
g. Pengaliran urine untuk persiapan operasi atau pasca operasi.

3. Indikasi dan komplikasi


Indikasi:
a. Inkontinensia urin
b. Retensi urin akut atau kronis.
c. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat
d. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi.
e. Memperoleh bahan urin steril
f. Mengukur jumlah residu urin dalam kandung kemih

3
g. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih secara normal
h. Menjaga agar pasien yang inkontinen tetap kering pada daerah perineum, agar kulit tetap
utuh dan tidak infeksi
i. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan penyembuhan luka pengobatan beberapa
infeksi dan operasi suatu organ dari system urinarius dimana kandung kemih tidak boleh
tegang sehingga menekan struktur yang lain.
j. Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk mengosongkan kandung kemih yang
digunakan bila pasien mengalami sakit yang akut atau terbatas pergerakana atau tidak sadar
akan lingkungan.
Komplikasi:
a. Trauma
b. Infeksi
c. Sepsis
d. Alergi atau sensitive terhadap latex

4. Kompetensi dasar yang harus dimiliki


a. Saat melakukan catheterisasi ada beberapa pengetahuan dasar tentang system urinarius
bagian bawah yang harus dimiliki, yaitu
1) Kandung kemih secara normal merupakan kantong yang steril
2) Spincter uretra bagian luar tidak steril
3) Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri dapat mengosongkan urin
sendiri secara teratur dan mempertahankan keasaman lingkungannya
4) Kuman pathogen yang masuk ke dalam uretra dapat menyebabkan infeksi kandung
kemih dan ginjal
5) Kandung kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi kecuali cedera.
b. Tipe, ukuran, bahan catheter
Tipe:
1) Nelaton catheter/straight catheter/catheter sementara

4
2) Folley catheter/catheter tetap

Foley catheter Nelaton catheter

Ukuran
Ukuran catheter Wanita Pria
Wanita dewasa catheter no 14/16 Panjang catheter 3,7 – 7 14 - 20
Laki-laki dewasa catheter no 18/20 Cateter yang masuk 5 – 7,5 15 – 22,5
Anak-anak catheter no 8/10 Yang diberi jelly 3–4 5 – 7,5

5. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Bila pemasangan dilakukan tidak hati-hati bisa menyebabkan luka dan perdarahan uretra
yang berakhir dengan striktur uretra seumur hidup
b. Balon yang dikembangkan sebelum memasuki buli-buli juga dapat menimbulkan luka pada
uretra. Karenanya, balon dikembangkan bila yakin balon akan mengembnag dalam buli-
buli dengan mendorong catheter sampai ke pangkalnya

6. Alat –alat yang dibutuhkan al:


 Bak instrument steril
 Kateter steril sesuai ukuran
 Sarung tangan steril
 Sarung tangan bersih
 Duk steril

5
 Kapas cebok
 Kom
 Cairan antiseptic
 Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
 jelly
 Urine bag
 Plaster
 Gunting verban
 Selimut mandi
 Tirai/sampiran
 Perlak dan pengalas
 Bengkok/nierbekken
 Tempat specimen (jika perlu)
 Kassa

7. Pelaksanaan
a. Tahap Pra Interaksi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dalam melakukan tindakan.
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

b. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

6
2. Validasi data : nama klien dan data lain yang diperlukan
3. Meminta persetujuan tindakan
4. Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan
5. Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur
6. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan
c. Tahap Interaksi
1. Memberikan sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent, dan melepaskan pakaian bawah
3. Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien
4. Menutup area pinggang dengan selimut serta menutup bagian ekstremitas bawah
sehingga hanya area perineal yang terpajang
5. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
6. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
7. Gunakan sarung tangan bersih
8. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
9. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong plastic yang
telah disediakan
10. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan di bak
instrumen steril. Jika pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan KY jelly
di dalam bak steri. Jangan menyentuh area steril
11. Gunakan sarung tangan steril
12. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan jelly pada
ujung kateter (dengan meminta bantuan atau dilakukan sendiri) dengan tetap
mempertahankan teknik steril
d. Tahap Terminasi
1. Menginformasikan hasil tindakan kepada klien
2. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam
3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang penyimpanan)
4. Mencuci tangan
e. Tahap Evaluasi
1. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur pemasangan kateter.

7
2. Mengevaluasi produksi urine
f. Tahap Dokumentasi
1. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan yang dilaksanakan
2. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
3. Mencatat nama petugas yang melakukan tindakan/tanda tangan

8
8. Hasil penelitian terkait Pemasangan katetere Urine
Judul Riset, Peneliti Dan Tahun Link Jurnal Metode Pemilihan Rekomendasi
Penelitian
Perbedaan Risiko Infeksi Nosokomial https://www.academia.edu/down Analitik Sebaiknya
Saluran Kemih Berdasarkan Kateterisasi load/54404670/Perbedaan_Risik dengan pendekatan dilakukan
Urin, Umur, Dan Diabetes Melitus. o_Infeksi_Nosokomial.pdf Case Control observasi
(Edel Weisela Permata Sari et all, 2016) secara berkala
mengenai
kondisi kateter
urine pasien
dengan umur >
55 tahun dan
mempunyai
penyakit DM
yaitu dengan
selalu
pengisian
formulir
bundle
prevention
CAUTI
(catheter
associated
urinary tract
infection)
sebagai strategi
berbasis bukti
pencegahan
dan
pengendalian
infeksi

9
nosokomial
saluran kemih
secara tepat
dan sesuai
dengan kondisi
pasien
I Identifikasi Mikroorganisme Penyebab I http://jurnal.fk.unand.ac.id/index Deskriptif Diperlukannya
n infeksi Saluran Kemih pada Pasien P .php/jka/article/view/670 satndar
pengguna Kateter Urine pemasangan
( (Inayah Afrilina, 2017) yang tepat dan
sesuai karena
Kateterisasi
yang kurang
hati-hati dapat
menimbulkan
lesi pada
saluran kemih
sehingga
memudahkan
terjadinya
kolonisasi dan
infeksi pada
saluran kemih.
Perawatan Kateter Pada Pasien Rawat https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/i Deskriptif Menetapkan
Inap (Srinalesti Mahanani, 2015) ndex.php/STIKES/article/view/1 standar
05 operasional
prosedur
(SOP)
perawatan
kateter
sehingga

10
perawat
memiliki
panduan dalam
melakukan
perawatan
kateter bagi
pasien yang
terpasang
kateter untuk
meminimalkan
terjadinya
komplikasi
yang dapat
dialami oleh
pasien dengan
terpasangnya
kateter.
TTeknik Pemasangan Kateter Pada http://journal.stikeshb.ac.id/inde survey analitik kebijakan
kKejadian Infeksi Saluran Kemih x.php/jurkessia/article/view/253 dengan pendekatan pelayanan
( (Diny Vellyana et al., 2021) /162 cross sectional kesehatan rumah
sakit untuk
mencapai
penurunan
kejadian ISK.
Meskipun
penelitian ini
memiliki
kelemahan
hanya melihat
dari tanda dan
gejala ISK secara

11
pemeriksaan
fisik, sebaiknya
menggunakan
data kelengkapan
dari proses
pemeriksaan
Laboratorium
untuk
memperkuat
adanya infeksi
pada saluran
kemih

Upaya Pencegahan Infeksi Saluran https://media.neliti.com/media/p Deskriptif Korelatif Meningkatkan


Kemih Oleh Perawat Pada Pasien ublications/295301-upaya- dengan pendekatan kepatuhan
Terpasangnya Kateter pencegahan-infeksi-saluran- Cross Sectional dalam
(Edisyah Putra Ritonga, 2018) kemih-o-09aec8bc.pdf melakukan
perawatan
kateter urine
dalam
pencegahan
infeksi saluran
kemih.

12
9. Hal-hal yang perlu dicatat
a. Tanggal dan waktu tindakan
b. Tipe dan ukuran catheter
c. Specimen atau bahan urin yang didapat
d. Jumlah urin
e. Deskripsi urin
f. Respon pasien terhadap prosedur

13
PEMASANGAN CATHETER URINE

No. Dokumen : C/SOP-PONED


/.VII..../2020../012......

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit : JULI 2020

Halaman : 1/5

ENDANG
PPK BLUD SURYANA,SKM
PUSKESMAS NIP.196701011989011
CIKEMBAR 001

1. Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk memasukkan catheter melalui uretra ke


dalam kandung kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urin dan untuk
memenuhi kebutuhan eleminasi serta mengambil sebagai bahan
pemeriksaan .

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas medis/paramedis


dalam melakukan pelayanan penanganan tindakan pemasangan catheter
urine
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas no: 800/.012.. /PKM-CKB/ VII..... /2020
Tentang pelayanan klinis.
4. Referensi KMK No 514 Tahun 2015 tentang panduan praktis klinis bagi Dokter di
FPKTP
5.Prosedur/ Petugas : Bidan dan perawat
Bahan dan alat antara Lain :
Langkah-
- Bak instrument steril
Langkah
- Kateter steril sesuai ukuran
- Sarung tangan steril
- Sarung tangan bersih

14
- Duk steril
- Kapas cebok
- Kom
- Cairan antiseptic
- Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
- jelly
- Urine bag
- Plester
- Gunting verban
- Selimut mandi
- Tirai/sampiran
- Perlak dan pengalas
- Bengkok/nierbekken
- Kassa
- Tempat specimen (jika perlu)
Langkah-langkah Pelaksanaan al :
a.Tahap Pra Interaksi
1) Petugas mengucapkan salam;
2) Petugas memperkenalkan diri;
3) Petugas menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan;
4) Selama komunikasi petugas menggunakan bahasa yang
jelas, sistematis serta tidak mengancam;
5) Petugas memberikan kesempatan bertanya kepada pasien
dan keluarga untuk klarifikasi;
6) Petugas menghargai privacy klien selama komunikasi;
7) Petugas memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan,
dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dalam
melakukan tindakan;.
8) Petugas membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)

15
b.Tahap Orientasi
1) Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri;
2) Petugas memvalidasi data : identitas pasien secara lengkap;
3) Petugas meminta persetujuan tindakan;
4) Petugas menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan;
5) Petugas menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur;
6) Petugas membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan;
c. Tahap Interaksi
1) Petugas memberikan sampiran dan menjaga privacy;
2) Petugas mengatur posisI dorso recumbent, dan melepaskan
pakaian bawah;
3) Petugas memasang perlak, pengalas di bawah bokong pasien;
4) Petugas menutup area pinggang dengan selimut serta menutup
bagian ekstremitas bawah sehingga hanya area perineal yang
terpajang;
5) Petugas.meletakkan nierbekken di antara paha pasien;
6) Petugas menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom;
7) Petugas mengunakan sarung tangan bersih;
8) Petugas membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic;
9) Petugas membuka sarung tangan dan membuang ke kantong
plastic;
10) Petugas membuka bungkusan luar set kateter ,urin bag dan
kemudian simpan di bak instrumen steril. Jika pemasangan
kateter dilakukan sendiri, maka siapkan jelly di dalam bak
steril. Jangan menyentuh area steril;
11) Petugas menggunakan sarung tangan steril;
12) Petugas membuka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang
kateter dan berikan jelly pada ujung kateter (dengan meminta
bantuan atau dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan
teknik steril;

16
c. Tahap Terminasi
1) Petugas .menginformasikan hasil tindakan kepada klien;
2) Petugas Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam;
3) Petugas merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula
(ruang penyimpanan);
4) Petugas mencuci tangan;
d.Tahap Evaluasi
1) Petugas mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur
pemasangan kateter;
2) Petugas mengevaluasi produksi urine;
e.Tahap Dokumentasi
1) Petugas melakukan Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan yang
dilaksanakan;
2) Petugas mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam);
3) Petugas mencantumkan nama setiap melakukan tindakan/tanda
tangan;

6. Bagan Alur -

7. Hal-hal Yang -Pelaksanaan harus sesuai dengan SOP


perlu -Perhatikan penggunaan APD
diperhatikan
8.Unit Terkait Dokter Umum,Bidan ,Perawat dan petugas lab

5. Dokumen Askeb
Terkait
6. Rekaman
Historis Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Perubahan diberlakukan

17
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Tanggal Pemeriksaan : 02 Desember 2021

Jam : 03.00 WIB

No. RM : 2J000030

Identitas Pengkaji : Lia Budiarti

A. DATA SUBYEKTIF

1. IDENTITAS
Nama Pasien : Ny.J
Umur : 43 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kebon jeruk RT 3//10 Desa Sukamulya Kec CIkembar Kab Sukabumi

Nama Suami : Tn. U


Umur : 46 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan :SI
Pekerjaan : PNS

18
2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengaku hamil 9 bulan anak ke 4,melahirkan 3x belum pernah keguguran,mengeluh
terasa mules sejak pukul 00.05 WIB disertai keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
3. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
Ibu mengatakan kehamilan sekarang merupakan gagal kb implant.
HPHT tanggal 29 pebruari 2021,TP tanggal 6 Desember 2021
Gerakan janin dirasakan sejak hamil 5 bulan semakin besar semakin aktif sampai
melahirkan,pemeriksaan rutin dilakukan ke PKM Cikembar sebanyak 5x sesuai jadwal dan
ke dr SPOG sebanyak 2x.
Ibu mengaku selama hamil ini tidak pernah merasakan pusing kepala yang hebat,mata
kunang-kunang,nyeri perut yang hebat,perdarahan ataupun keputihan yang bau atau gatal.
Ibu telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 1x,ibu mengaku tidak pernah
merokok,minum-minuman keras dan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selain obat
vitamin yang diberikan oleh tenaga kesehatan yaitu Fe,Lc dan Asam folat dengan dosis
1x1.
4. RIWAYAT KEHAMILAN YANG LALU

Tahun Kehamilan Persalinan Nifas Keadaan anak


Usia penyulit Jenis penolong penyulit penyulit Jenis Bb
kehamilan persalinan kelamin lahir
1999 9 bulan Tidak Spontan Bidan Tidak Tidak Perempuan 3.500
ada ada ada gram
2003 9 bulan Tidak Spontan Bidan Tidak Tidak Laki-laki 3.200
ada ada ada gram
2013 9 bulan Tidak Spontan Bidan Tidak Tidak Laki-laki 3.200
ada ada ada gram
Hamil ini

19
5. RIWAYAT KESEHATAN

Ibu mengatakan bahwa dirinya dan keluarga sampai saat ini belum pernah mengidap
penyakit menular,penyakit keturunan , penyakit kronis dan juga tidak ada keturunan
kembar baik dari keluarga ibu atau suami.

6. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Ibu mengatakan lama pernikahan sudah 22 tahun,ibu menikah pada usia 21 tahun dan
suami pada usia 24 tahun,ini merupakan pernikahan yang pertama baik ibu maupun suami.

Kehamilan ini tidak direncanakan oleh ibu,suami dan keluarga karena ibu masih
menggunakan alkon implant dan mengingat usia yang sudah resiko tinggi.tapi walaupun
demikian suami dan keluarga masih mendukung terhadap kehamilan ini.

Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah hasil musyawarah bersama antara ibu dan
suami.Ibu berencana melahirkan di Puskesmas di damping suami dan keluarga.

20
7. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

Kegiatan Sebelum Hamil Selama Hamil


a. Nutrisi
Makanan
 Jenis makanan Nasi, Sayur, Lauk Nasi, Sayur, Lauk
 Frekuensi Pauk 2x Sehari Pauk 3x Sehari
 Porsi 1 Piring 1 Piring
Minum
 Jenis Air Putih, Teh Air Putih, Teh, Susu
Minuman Sering Sering
 Frekuensi ± 8 gelas ± 10 gelas
 Jumlah

b. Istirahat
 Tidur Siang 2 jam 2 Jam
 Tidur Malam 8 Jam 8 Jam
c. Personal Hygiene
 Mandi 2x Sehari 2x Sehari
 Gosok Gigi 2x Sehari 2x Sehari
 Keramas 1x Sehari 1x Sehari

 Ganti Celana 2x Sehari 3x Sehari

Dalam
 Ganti Baju 2x Sehari 2x Sehari

d. Eliminasi
BAK
 Frekuensi 6x Sehari
 Warna Urine 4x Sehari Jernih
 Bau Kuning Jernih Khas
BAB Khas

 Frekuensi 2 – 3x Sehari

21
 Warna 1 – 2x Sehari
 Bau Kuning
Kuning Khas
Khas
e. Aktifitas Pekerjaan Ibu mengerjakan pekerjaan Ibu mengerjakan pekerjaan
Yang Dilakukan Ibu ibu sebagai ibu rumah tangga ibu sebagai ibu rumah tangga,
Sehari-hari tetapi ibu mengurangi
pekerjaan dan dibantu dengan
keluarga
f. Seksualitas
 Frekuensi 2x seminggu 1x Seminggu
 Nyeri Tidak Ada Tidak Ada
Postcoitus

B. DATA OBYEKTIF
1) PEMERIKSAAN UMUM

a. Keadaan umum : baik

b.Kesadaran : Compos mentis

c.Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 170/100 MmHg

Nadi : 80x/mnt

Respirasi : 20x/mnt

Suhu : 36,8 °C

TFU : 34 cm

LP : 105 cm

22
TB : 158 CM

BB : 83 kg

TBJ : 3410 gr

DJJ : 134x/mnt

HIS : 2x 10 menit durasi 20 detik

P/D : V/V tak,portio tebal lunak,pembukaan 3 cm ketuban

Positif,presentasi kepala,hodge 1+

Pemeriksaan penunjang tgl 27 Oktober 2021

HB : 12,6 gr%

HIV-AIDS : NR

HBSAG : NR

SIFILIS : NR

Protein urine : Negatif ( tgl 2 Des 2021)

Antigen : NR

2) PEMERIKSAAN FISIK

Muka : Tidak oedem,Cloasma gravidarum tidak ada

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning

Mulut : Rahang tidak pucat ,gigi bersih

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limpe tidak ada tekanan vena
jugularis.

23
Payudara : Bentuk simetris,puting susu menonjol sudah keluar colostrum
tidak teraba masa, dan tidak nyeri tekan.

Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi tampak linea nigra dan striae albikan.

Leopold I : TFU 2 jari bawah prosesus xypoideus, teraba bulat lunak tidak
melenting.

Leopold II : Teraba datar dan memanjang di sebelah kiri dan bagian kecil di
sebelah kanan.

Leopold III : Dibagian bawah teraba keras,bulat dan melenting

Leopold IV : Bagian terbawah sudah tidak bisa digerakan kepala sudah masuk
PAP (devergent)

Genitalia : Tidak ada varices tidak ada pembesaran kelenjar bartolini

V/V tak, portio tebal lunak, pembukaan 3 cm,ketuban positif,


presentasi kepala,hodge 1+

Anus : Tidak ada haemoroid

Ekstremitas atas : tidak ada oedem ,kuku berwarna tidak pucat

Ekstremitas bawah : ada oedem tidak ada varices, ada reflek patella pada kaki kanan
dan kiri.

C. ASSESMENT

Pemasangan catheter urine pada Ny J/ Tn U usia 43 tahun G4P3A0 hamil 39 minggu


inpartu kala I fase laten dengan PEB persiapan pra rujukan RS

D. PLANNING
1. Melakukan Informed consent.
2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, ibu dan keluarga
sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih serta air kencingnya di
tampung di tempat yang sudah di siapkan.

24
4. Menganjurkan keluarga untuk menemani dan memberikan semangat pada ibu,
keluarga mau menemani ibu.
5. Kolaborasi dengan dokter puskesmas, advis: pemberian dopamet tab 500 mg
6. Melakukan call senter
7. Mengobservasi kemajuan persalinan.
8. Menunggu jawaban call senter
9. Jam 05.00 WIB ada jawaban call senter bahwa ibu di terima di RS dengan advis
10. Dilakukan protap PEB, Loading dosis 4gr MgSO4 habiskan di PKM dilanjutkan dg
dosis maintenance 6gr MgSO4.
11. Melakukan pemasangan DC.
12. Memberikan nifedipin 10mg per oral.
13. Membawa vaksin hb 0
14. Melakukan pemeriksaan rapid, lengkapi form screening covid dan upload hasil
isian form beserta hasil rapid antigen yg sdh di ttd oleh dr penanggung jawab.
15. Dampingi dgn keluarga yang tidak ada resiko covid max 2 org
16. Pasien dan keluarga wajib memakai masker.
17. Sertakan data pasien berupa: KTP / KK, kartu jaminan (BPJS),.
18. Observasi TTV dan DJJ selama dalam perjalanan.
19. Membawa surat rujukan dan observasi selama di perjalanan
20. Informed consent keadaan ibu dan bayi sampai resiko teburuk tertulis.
21. Memberitahukan kepada keluarga bahwa ibu diterima di rs dan mempersiapkan
keperluan untuk ibu dan bayinya.
22. Mempersiapkan dokumentasi untuk prarujukan (BAKSOKUDA)
23. Mengantarkan ibu dengan menggunakan ambulance di dampingi oleh bidan dan
keluarga.

25
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau plasrtik,
melalui uretra atau kandung kemih.untuk mengeluarkan urine dan untuk memenuhi
kebutuhan eleminasi serta mengambil urine sebagai bahan pemeriksaan. Kateter urine
adalah metode primer dekompresi kandung kemih dan menjadi alat diagnosis pada keadaan
retensio urine akut. Kateter ini dapat dipasang untuk jangka waktu pendek seperti di
lingkungan rawat nginap atau kronis lingkungan rumah.

B. SARAN
Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan para tenaga kesehatan maupun
mahasiswa kesehatan dapat lebih mengetahui dalam menerapkan cara pemasangan kateter
sesuai dengan standar operasional dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

26
DAFTAR PUSTAKA

Anik (2014). Buku Ilmu Kedokteran Umum Indonesia. Edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Baradero mary (2010). Klien Gangguan Ginjal: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Carpenito L.J, (2013). Diagnosa Keperawatan; aplikasi pada praktek klinik. Edisi 9.
Jakarta:EGC
Dermawan, Deden (2012). Proses keperawatan penerapan konsep. Goysen publishing:
Yogyakarta.
Digiulio Mary, Donna Jackson, Jim keogh (2014). Keperawatan Medikal bedah. Edisi
1.Yogyakarta. Rapha publishing.
Hawari, Dadang (2011). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Volume: 2, Edisi: 1. FKUI:
Jakarta.
Kozier & Erb berman (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume: 1, Edisi: 7.
EGC: Jakarta
Kusharyadi (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien lanjut Usia. Edisi 1. Salemba Medika:
Jakarta
Lynch CF, Platz CE (2011). Cancer of urinary bladder. American Cancer Society, Cancer
facts & figures 2011. Ilmu bedah. Edisi 3. EGC: Jakarta
Mary B., Wilfird, Mary D., Yakobus, S (2010). Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
ginjal. Jakarta: Kedokteran EGC
Black & Hawks ( 2014). Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, Jakarta: Salemba Medika.
NANDA ( 2012-2014). Diagnosa Keperawatan. Jakarta:EGC
Nursalam (2009). Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika
Purnomo, Basuki B (2012). Dasar-Dasar Urologi. Edisi 3. Jakarta: Sagung seto.
Rachadian, Dani (2010). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Kimia Farma. Edisi:3.
Pharmasi. EGC: Jakarta
Rani, A.Aziz, dkk (2008). Infeksi Saluran kemih. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Universitas Indonesia. 46

27
Ratih L (2014). Buku Analisa Pemasangan Kateterisasi. Jilid 2. Salemba Medika. Jakarta:
EGC
Wilkinson, J.M & Ahern N.R (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NIC
(Nursing International Classification) NOC (Nursing Outcome Classifications). Edisi
9. Jakarta: EGC

28

Anda mungkin juga menyukai