Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK PROFESI STASE

KETERAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK

Disusun oleh :

Nama : Ulfa Angelia

NIM : 2310046159010224

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEBIDANAN UNIVERSITAS

PRIMA NUSANATARA

BUKITTINGGI

2023
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK PROFESI

STASE KETERAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK

Laporan Pendahuluan Keterampilan Dasar Praktek Klinik Ini Telah


Memenuhi Syarat dan Disetujui untuk di laksankan ke tahap Laporan Kasus

Bukittinggi, Tanggal November 2023

Menyetujui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

_______________________ _______________________
NIDN : NIP :
KATA PENGANRAT

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan

memberi petunjuk dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini dengan judul “ Laporan Pendahuluan KDPK ” . Dalam menyelesaikan

makalah ini kami banyak sekali mendapat bantuan, dukungan moril maupun

materi dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terima

kasih kepada Ibu Dosen Pembimbing dan kepada teman-teman yang sudah

memberikan bantuan dan masukan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin

untuk menyajikan yang terbaik, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran dan

kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat

dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bukittingi , November 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manuasia merupakan salah satu makhluk hidup. Dikatakan sebagai

makhluk hidup karena manusia memiliki ciri-ciri diantaranya: dapat bernafas,

berkembang biak, tumbuh beradaptasi, memerlukan makan , dan

mengeluarkan sisa metabolisme tubuh (eliminasi). Setiap kegiatan yang

dilakukan tubuh di karenakan peranan masing-masing organ. Membuang

urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah satu aktivitas pokok yang harus

dilakukan oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak dilakukan

setiap manusia akan menimbulkan berbagai macam gangguan seperti retensi

urine, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola eliminasi urine,

konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai macam yang telah disebutkan

diatas akan menimbulkan dampak pada system organ lain seperti: system

pencernaan, ekskresi dll.

Kateterisasi merupakan tindakan memasukan kateter kedalam kandung

kemih melalui uretra untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi,

sebagai pengambilan bahan pemeriksaan.

Kateter terbagi dua, yaitu : kateter tetap dan kateter sementara. Kateter

Tetap biasanya dipasang bagi pasien yang tidak bisa buang air kecil secara

langsung. Tindakan ini di lakukan pada pasien untuk memenuhi kebutuhan

nya, untuk mempermudah BAK seseorang yang terkena gangguan. Kateter

sementara salah satu fungsinya bisa digunakan sebagai pengambilan bahan


pemeriksaan. Pemasangan kateter tersebut diantaranya meliputi persiapan

alat yang akan di gunakan , persiapan pasien,dan langkah-langkah kerja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kateter ?

2. Apa tujuan kateter ?

3. Bagaimana indikasi dari kateter ?

4. Bagaiman kontraindikasi dari kateter ?

5. Apa saja jenis jenis kateter ?

6. Apa saja persiapan alat dan bahan kateter ?

7. Bagaimana langkah pelaksanaan dari ka eter?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian kateter ?

2. Untuk mengetahui tujuan kateter ?

3. Untuk mengetahui indikasi dari kateter ?

4. Untuk mengetahui kontraindikasi dari kateter ?

5. Untuk mengetahui jenis jenis kateter ?

6. Untuk mengetahui persiapan alat dan bahan kateter ?

7. Untuk mengetahui langkah pelaksanaan dari kateter ?


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian tentang tindakan


Kateter adalah suatu selang untuk memasukan dan mengeluarkan cairan.
Kateterisasi urinarius/ kandung kemih adalah memasukkan kateter melalui
uretrake dalam kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urine. Tindakan
kateterisasi dapat menyebabkan infeksi nosokomial sehingga sedapat mungkin
tindakan kateterisasi dihindari.
Berdasarkan bahannya, kateter dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu
kateter folley lateks (terbuat dari lateks) dan kateter folley silikon.
Ukuran kateter
Wanita dewasa Kateter no. 14 / 16
Laki-laki dewasa Kateter no. 18 / 20
Anak-anak Kateter no. 8 / 10

Wanita Pria
Panjang uretra (cm) 3,7 – 7 14 – 20
Kateter yang masuk 5 – 7,5 15 – 22,5
Yang diberi jelly 3-4 5 – 7,5

2. Tujuan dari tindakan


a. Mengatasi retensi urine;
b. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat;
c. Untuk memperoleh bahan urine steril;
d. Mengukur jumlah residu urine dalam kandung kemih;
e. Memperoleh bahan urine bila tidak dapat ditampung dengan cara lain:
menampung urine agar tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang
menstruasi, atau pada klien yang sedang mengalami masalah inkontinensia
urine;
f. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan sebelum
suatu pemeriksaan diagnostik;
g. Membantu memenuhi kebutuhan klien untuk mengosongkan kandung kemih,
yang digunakan bila klien mengalami sakit yang akut, sakit yang hebat atau
terbatas pergerakan;
h. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan penyembuhan luka;
i. Menjaga agar klien yang inkontinensia tetap kering pada daerah perinium,
agar kulit tetap utuh dan tidak infeksi;
j. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih
secara normal.

3. Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki untuk melakukan tindakan


tersebut
Bila melakukan kateterisasi kita harus mempunyai pengetahuan dasar tentang
sistem urinarius bagian bawah, yaitu:
a. Kandung kemih secara normal merupakan kantong yang steril;
b. Spincter urethra bagian luar tidak steril;
c. Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri, dapat
mengosongkan urine sendiri secara teratur dan mempertahankan keasaman
lingkungannya, yang bersifat anti bakterial yang dapat membantu kandung
kemih tetap steril dan mencegah terjadinya infeksi;
d. Kuman patogen yang masuk ke dalam urethra dapat menyebabkan infeksi
kandung kemih dan ginjal;
e. Kandung kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi kecuali ada cidera.
Klien yang mempunyai daya tahan yang rendah akibat suatu penyakit atau stres
yang berat merupakan predisposisi untuk infeksi saluran kencing.

4. Indikasi, Kontraindikasi, Komplikasi


1. Indikasi
a. Mengatasi retensi urine;
b. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat;
c. Untuk memperoleh bahan urine steril;
d. Mengukur jumlah residu urine dalam kandung kemih;
e. Memperoleh bahan urine bila tidak dapat ditampung dengan cara lain:
menampung urine agar tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang
menstruasi, atau pada klien yang sedang mengalami masalah inkontinensia
urine;
2. Kontra Indikasi
Produk kateter yang menggunakan bahan lateks dapat menimbulkan reaksi
alergi.
3. Komplikasi
Komplikasi pemasangan kateter antara lain :
- Bakterial Shock
- Striktur uretra
- Ruptur uretra
- Perforasi buli-buli
- Pendarahan
- Balon pecah atau tidak bisa dikempeskan

5. Alat dan bahan yang digunakan


a. Urine bag, set kateter
b. Jelly
c. Plester
d. Set bengkok+pinset steril
e. Sarung tangan steril
f. Perlak/ alas pada klien
g. Spuit isi aquades
h. Kapas + cairan sublimat
i. Handuk kecil + Waskom isi air hangat + sabun
j. Sampiran
k. Penerangan yang cukup

6. Protokol atau prosedur dari tindakan


1) Prainteraksi (siapkan diri perawat dan peralatan )
Diri perawat:
 Cuci tangan
 Kaji status klien dan cek instruksi dokter
 Pilih tipe dan ukuran kateter yang spesifik. Tentukan apakah
menggunakan indewelling kateter atau straight kateter.
 Kaji kebutuhan untuk mengumpulkan urine
Siapkan alat
2) Orientasi (persiapan klien)
 Jelaskan prosedur
 Pertahankan privasi klien: pasang sampiran/ tarik tirai
 Berikan posisi yang nyaman: posisi dorsal recumbent dengan lutut
fleksi (wanita) dan posisi supine dengan kaki abduksi (pria)
3) Implementasi
Perkusi dan palpasi kandung kemih untuk mengkaji adanya retensi urine
4) Pasang sarung tangan
5) Lakukan vulva hygine atau perineal hygine
6) Buka set kateter dan berikan jelly di ujung kateter
7) Masukkan kateter sampai urine mengalir. Ketika urine mengalir, pindahkan
tangan yang tidak dominan dari labia atau dari penis ke kateter, 2cm dari
meatus untuk menahan kateter agar tidak terdorong ke luar. Tangan dominan
menghubungkan ujung kateter ke urine bag.
8) Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian tarik kateter kira-
kira 2,5cm.
9) Lepas sarung tangan steril
10) Plester kateter. Pria: ke abdomen bagian bawah. Wanita: kea rah paha
11) Bantu klien pada posisi yang nyaman
12) Kumpulkan dan buang alat-alat yang sekali pakai, bersihkan alat-alat yang
bukan sekali pakai.
13) Cuci tangan
14) Evaluasi
Indwelling kateter masuk secara benar, straight kateter masuk dan dilepas
tanpa menimbulkan rasa sakit, dank lien nyaman.
7. Definisi Perawatan Folley Catheter
Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam memelihara
kateter dengan antiseptik untuk membersihkan ujung uretra dan selang kateter
bagian luar serta mempertahankan kepatenan posisi kateter.

8. Tujuan
Tujuan dari perawatan kateter adalah:
1. Menjaga kebersihan saluran kencing
2. Mempertahankan kepatenan (fiksasi) kateter
3. Mencegah terjadinya infeksi
4. Mengendalikan infeksi

9. Alat dan Bahan


1. Sarung tangan steril
2. Pengalas
3. Bengkok
4. Kapas steril
5. Kasa steril
6. Antiseptic (povidine iodine)
7. Aquadest/air hangat
8. Korentang
9. Plester
10. Gunting
11. Pinset
12. Kantung sampah

10. Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan
2. Beritahu pasien maksud dan tujuan tindakan
3. Dekatkan alat dan bahan yang sudah disiapkan
4. Pasang tirai, gorden yang ada
5. Cuci tangan
6. Oles bensin pada plester dan buka dengan pinset
7. Buka balutan pada kateter
8. Pakai sarung tangan steril
9. Perhatikan kebersihan dan tanda-tanda infeksi dari ujung penis serta kateter
10. Oles ujung uretra dan kateter memakai kapas steril yang telah dibasahi
dengan aquadest / air hangat dengan arah menjauhi uretra
11. Oles ujung uretra dan kateter memakai lidi waten + bethadin dengan arah
menjauhi uretra
12. Balut ujung penis dan kateter dengan kasa steril kemudian plester
13. Posisikan kateter ke arah perut dan plester
14. Rapikan klien dan berikan posisi yang nyaman bagi pasien
15. Kembalikan alat ke tempatnya
16. Cuci tangan
17. Dokumentasikan tindakan

11. Evaluasi
1. Kita evaluasi apakah indwelling kateter terpasang dengan baik (straight
kateter yang telah dimasukkan dapat dikeluarkan kembali dengan baik)
2. Fiksasi eksternal nya
3. Fiksasi kenyamanan klien

12. Dokumentasi
1. Tanggal dan waktu pemasangan kateter
2. Jenis dan ukuran kateter
3. Jumlah urine
4. Warna kekeruhan urine
5. Respon pasien terhadap tindakan
6. Nama perawat yang bertugas
DAFTAR PUSTAKA

Kelompok Keilmuan Dasar Keperawatan & Keperawatan Dasar FIK UI. (2007).
Panduan Praktikum Keperawatan Dasar I. Jakarta: Lembaga Penerbit
FE UI.
Potter, P. A. & Perry, A. G. (1997). Fundamental of Nursing: Concepts, Process,
and Practice. 4th Ed. St. Louise, MI: Elsevier Mosby, Inc.
_______. (2005). Clinical Nursing Skill & Technique. 6th Ed. St. Louise, MI:
Elsevier Mosby, Inc.
Price, S. A., & Lorraine, M. W. (2003). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. 6th Ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
.

Anda mungkin juga menyukai