DAN
PROSEDUR PERAWATAN KATETER
OLEH :
KELOMPOK 4
SEMESTER 5
1. Yuyun Dwi W 6. Satli
2. Shinta Devi A 7. Angesti Pratiwi
3. Neni Arista A 8. Achmad Afandi
4. Ika Wahyu A 9. M. Rahmat Indika
5. Fauziadatin Q 10. Irfan Arif
Adapun penyelesaian makalah ini tak luput dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ika Ainur S. Kep. Ns., M. Kes selaku dosen mata kuliah Perkemihan
yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.
2. Segenap dosen dan staff di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto yang turut membantu menyediakan fasilitas belajar serta
arahan – arahan yang telah diberikan.
3. Ucapan terimakasih kepada Bapak, Ibu serta semua keluarga yang
telah mendukung, mendorong serta memberikan fasilitas kepada
penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan
4. Serta Rekan – rekan mahasiswa STIKes Bina SeHat PPNI yang
ikutsertadalammembantumenyelesaikanmakalahini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Sehingga saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
bab I pendahuluan .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
Tindakan 4
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Diabetes Melitus
2. Untuk mengetahui Klasifikasi Diabetes Melitus
3. Untuk mengetahui Penyebab dari penyakit Diabetes Melitus?
4. Untuk mengetahui Komplikasi yang terjadi pada penyakit Diabetes
Melitus
5. Untuk mengetahui proses terjadinya Diabetes Melitus
6. Untuk mengetahui cara penanganan atau penatalaksanaan pada
pasien Diabetes Melitus
7. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien lansia yang
mempunyai penyakit Diabetes Melitus
2
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Kateter adalah suatu selang untuk memasukan dan mengeluarkan
cairan. Kateterisasi urinarius/ kandung kemih adalah memasukkan kateter
melalui uretrake dalam kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urine.
Tindakan kateterisasi dapat menyebabkan infeksi nosokomial sehingga
sedapat mungkin tindakan kateterisasi dihindari.
Berdasarkan bahannya, kateter dapat dikategorikan menjadi dua
macam yaitu kateter folley lateks (terbuat dari lateks) dan kateter folley
silikon.
Ukuran kateter
Wanita dewasa Kateter no. 14 / 16
Laki-laki dewasa Kateter no. 18 / 20
Anak-anak Kateter no. 8 / 10
Wanita Pria
Panjang uretra (cm) 3,7 – 7 14 – 20
Kateter yang masuk 5 – 7,5 15 – 22,5
Yang diberi jelly 3–4 5 – 7,5
3
menstruasi, atau pada klien yang sedang mengalami masalah
inkontinensia urine;
f. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan sebelum
suatu pemeriksaan diagnostik;
g. Membantu memenuhi kebutuhan klien untuk mengosongkan kandung
kemih, yang digunakan bila klien mengalami sakit yang akut, sakit yang
hebat atau terbatas pergerakan;
h. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan penyembuhan luka;
i. Menjaga agar klien yang inkontinensia tetap kering pada daerah
perinium, agar kulit tetap utuh dan tidak infeksi;
j. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung
kemih secara normal.
4
2.4 Indikasi, Kontraindikasi, Komplikasi
2.4.1 Indikasi
a. Mengatasi retensi urine;
b. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat;
c. Untuk memperoleh bahan urine steril;
d. Mengukur jumlah residu urine dalam kandung kemih;
e. Memperoleh bahan urine bila tidak dapat ditampung dengan cara
lain: menampung urine agar tidak terkontaminasi pada wanita yang
sedang menstruasi, atau pada klien yang sedang mengalami
masalah inkontinensia urine;
2.4.3 Komplikasi
Komplikasi pemasangan kateter antara lain :
Bakterial Shock
Striktur uretra
Ruptur uretra
Perforasi buli-buli
Pendarahan
Balon pecah atau tidak bisa dikempeskan
2.5 Alat dan bahan yang digunakan
a. Urine bag, set kateter
b. Jelly
c. Plester
d. Set bengkok+pinset steril
e. Sarung tangan steril
f. Perlak/ alas pada klien
g. Spuit isi aquades
5
h. Kapas + cairan sublimat
i. Handuk kecil + Waskom isi air hangat + sabun
j. Sampiran
k. Penerangan yang cukup
6
terdorong ke luar. Tangan dominan menghubungkan ujung kateter
ke urine bag.
8) Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian tarik
kateter kira-kira 2,5cm.
9) Lepas sarung tangan steril
10) Plester kateter. Pria: ke abdomen bagian bawah. Wanita: kea rah
paha
11) Bantu klien pada posisi yang nyaman
12) Kumpulkan dan buang alat-alat yang sekali pakai, bersihkan alat-
alat yang bukan sekali pakai.
13) Cuci tangan
14) Evaluasi
Indwelling kateter masuk secara benar, straight kateter masuk
dan dilepas tanpa menimbulkan rasa sakit, dank lien nyaman.
2.7 Anatomi daerah tindakan
Uretra
Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh
melalui meatus utetra. Membran mukosa melapisi uretra dan kelenjar uretra
mensekresi lendir ke dalam saluran uretra. Lendir bersifat bakteriostatis dan
membentuk plak mukosa untuk mencegah masuknya bakteri. Lapisan otot
polos yang tebal mengelilingi uretra. Panjang uretra pada wanita yaitu 4
sampai 6,5 cm. Sfingter uretra eksterna yang terletak disekitar setengah
bagian bawah uretra memungkinkan aliran volunteer. Uretra pada pria yang
merupakan saluran perkemihan dan jalan keluar sel serta sekresi dari organ
reproduksi memiliki panjang 20 cm. Pada wanita meatus urinarius terletak di
labia minora di atas vagina dan di bawah klitoris sedangkan pada pria terletak
pada ujung distal penis.
7
8
9
2.8 Perawatan Kateter
a. Definisi
b. Tujuan
1) Memperlancar aliran urine.
2) Mencegah terjadinya infeksi.
3) Mencegah aliran balik urine (refluks).
c. Indikasi
Pasien yang dipasang kateter menetap.
d. Persiapan Pasien
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan.
e. Persiapan Alat
1) Sarung tangan steril.
2) Kassa steril.
3) Larutan antiseptik (betadine 10%)
4) Larutan NaCl 0,9%
5) Pinset anatomi 1, pinset sirugi 1.
6) Bengkok.
7) Cucing 2
8) Plester.
9) Gunting plester.
f. Prosedur Kerja
1) Mempersiapkan alat.
2) Beritahu dan jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan
dilakukan dan lihat respon klien.
3) Dekatkan alat ke klien.
4) Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
10
5) Bantu klien mengatur posisi sesuai kebutuhan sehingga luka
mudah di rawat.
6) Cuci tangan.
7) Gunakan skot dan handscoon.
8) Bersihkan meatus uretra eksterna seperti halnya rawat luka dengan
menarik kateter sejauh 0,5-1 cm keluar, bersihkan kotoran yang
menempel dengan pinset sirugi kemudian oleskan kassa betadin
dengan pinset anatomis sekitar kateter.
9) Bersihkan bekas plester dengan bensin menggunakan kasa dan
pinset.
10) Pasang plester/hypavik.
11) Rapikan pasien dan alat-alat bereskan.
12) Setiap hari posisi kateter harus diperhatikan dan harus pada posisi
yang benar yaitu dipasang fixasi antara paha bagian atas dan
abdomen bagian bawah.
13) Anjurkan klien minum air 2lt/hari kecuali ada kontra indikasi.
14) Amati selang kateter untuk mengetahui adanya kebocoran dan
lipatan.
15) Jangan melepaskan sambungan kateter kecuali jika akan dibilas.
16) Ambil urine untuk pemeriksaan dari selang yang ditusuk dengan
desinfektan.
17) Jangan sekali-kali meninggikan kanton urobag lebih tinggi dari
buli-buli eratkan urobag pada rangka tempat tidur bila pasien
terlentang dan pada daerah di bawah lutut bila pasien ambulasi.
18) Kosongkan urobag kegelas ukur dan gelas ukur harus dibersihkan
secara teratur.
19) Periksa kultur urine jika diperlukan.
20) Perhatikan urobag apakah ada sedimen atau kebocoran.
21) Kateter diganti kurang lebih dua minggu sekali kecuali ada indikasi
lain.
22) Melepaskan handscoon dan mencuci tangan.
11
BAB III
PROSEDUR PERAWATAN KATETER LAKI-LAKI DAN WANITA
A. Pengertian
Perawatan kateter adalah merupakan tindakan keperawatan pada pasien
yang tidak mampu melakukan perawatan kateter sendiri.
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya infeksi dan menjaga kebersihan penis.
C. Indikasi
Dilakukan pada pasien yang terpasang kateter permanent.
D. Prosedur Kerja
1. Tahap Pre Interaksi
a. Persiapan perawat
o Identifiksi catatan keperawatan dan medis pasien
o Perawat mencuci tangan.
b. Persiapan Pasien
o Menjelaskan prosedur kepada pasien
o Memberikan privacy kepada pasien dengan cara
menutup pintu atau pasang tirai
c. Persiapan alat
o Kapas sublimat atau desinfektan
o Kassa steril
o Pinset
o Bengkok
o Larutan desinfektan sesuai kebutuhan
o Pengalas
o Sarung tangan
12
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam, panggil pasien dengan namanya
b. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada
pasien/keluarga
3. Tahap Kerja
a. Memberikan pasien bertanya sebelum tindakan dilakukan.
b. Perawat mencuci tangan.
c. Pastikan privacy pasien terjaga.
d. Mengatur posisi pasien dengan posisi Supinasi/Terlentang.
e. Memasang pengalas diletakkan dibawah glutes pasien.
f. Melakukan tindakan perawatan kebersihan penis dengan
tangan kiri memegang penis, tangan kanan membersihkan
penis dengan cara memutas sampai di belakan penis sampai
bersih, kemudian skrotum dibersihkan dari arah depan ke
belakang, kapas yang kotor dibuang ke bengkok.
g. Tangan kiri mengfiksasi kateter, tangan kanan melakukan
pada selang kateter kurang lebih 10cm dari pangkal kateter.
h. Setelah selesai ambil pengalas, pasien diatur posisinya seperti
semula.
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi perasaan pasien
b. Menyimpulkan hasil kegiatan
c. Melakukan kontrak untuk kegiatan selnajutya
d. Perawat mencuci tangan
13
3.2 Prosedur Perawatan Kateter Pada Wanita
A. Pengertian
Melakukan tindakan perawatan pada daerah genetal wanita yang
terpasang kateter.
B. Tujuan
1. Mencegah Infeksi
2. Memberikan rasa nyaman
C. Alat dan Bahan
1. Bak Instrumen steril berisi lidi kapas
2. Sarungtangansteril
3. Desinfektan
4. Air hangat, waslap, handuk
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok
D. Prosedur Pelaksanaan
2. Tahap Orientasi
3. Tahap Kerja
14
b. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent
dan melepaskan pakaian bawah pasien.
c. Memasang perlak, pengalas.
d. Memakai sarung tangan.
e. Membersihkan genetalia dengan air hangat.
f. Memastikan posisi kateter terpasang dengan benar
(menarik dengan hati-hati, kateter tetap tertahan).
g. Memberikan desinfektan dengan lidi kapas pada ujung
pemasangan kateter.
h. Melepas pengalas dan sarung tangan.
i. Merapikan pasien.
E. TahapTerminasi
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kateter adalah suatu selang untuk memasukan dan mengeluarkan cairan.
seperti infeksi dan radang pada saluran kemih, dampak lain yang mengganggu
menjaga kebersihan kateter dan alat vital kelamin, menjaga kantong penampumg
urine dengan tidak meletakan lebih tinggi dari buli-buli dan tidak agar tidak
terjadi aliran balik urine ke buli-buli dan tidak sering menimbulkan saluran
dalam jangka waktu 7-12hari. Semakin jarang kateter diganti, resiko infeksi
makin tinggi.
4.2 Saran
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam
pembuatan makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana standar operasional
prosedur dari perawatan kateter.
16
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept,
Process, an Practice. (Terj). Asih, Y., et al. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Kelompok Keilmuan Dasar Keperawatan & Keperawatan Dasar FIK UI. (2007).
Panduan Praktikum Keperawatan Dasar I. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Price, S. A., & Lorraine, M. W. (2003). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. 6th Ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Barbara, K, dkk. (2002). Kozier and Erb’s Technique In Clinical Nursing. New
Jersey:Pearsson Education.
1
1
2