Anda di halaman 1dari 25

Water Birth

Kelompok 1 :

• Ezi Olivia
• Dinda Dwi Putri
• Nabila Tsurayya
• Yeni Putri
Water Birth

• Merupakan metode alternative persalinan


pervaginam  ibu hamil aterm tanpa
komplikasi bersalin dengan jalan berendam di
air hangat (yang dilakukan pada bathtub atau
kolam khusus) dengan tujuan mengurangi rasa
nyeri kontraksi dan memberi rasa nyaman pada
ibu saat proses persalinan berlangsung
Metode Water Birth

• Water birth murni  ibu masuk ke kolam


persalinan setelah mengalami pembukaan 6
sampai proses melahirkan terjadi.
• Water birth emulsion  ibu hanya berada di
dalam kolam hingga masa kontraksi akhir.
Proses melahirkan tetap dilakukan di tempat
tidur.
Keuntungan Water Birth

Keuntungan Keuntungan
Bagi Ibu Bagi Bayi
Keuntungan Bagi Ibu

• Mengurangi nyeri persalinan dan


memberi rasa nyaman
• Mengurangi tindakan episiotomi
• Pemendekan persalinan kala I
• Menurunkan tekanan darah
Keuntungan Bagi Bayi

• Air hangat menyerupai lingkungan


intrauterine  memudahkan transisi
bayi dari jalan lahir ke dunia luar
• Mengurangi resiko trauma kepala bayi
Kerugian Water Birth

Kerugian Bagi Kerugian Bagi


Ibu Bayi
Resiko Maternal

• Infeksi
• Perdarahan post-partum
• Trauma perineum
Resiko Neonatal

• Terputusnya tali pusat


• Takikardi
• Infeksi
• Hipoksia
• Aspirasi air dan tenggelam
Patofisiologi

• Pengurangan rasa nyeri


berendam dalam air hangat  sirkulasi
darah di sekitar uterus menjadi lebih
lancar  oksigenasi darah dan otot
uterus lebih efisien  tekanan abdomen
berkurang  ibu menjadi lebih rileks 
meningkatnya produksi endorphin serta
pelepasan katekolamin
Patofisiologi
• Pengurangan resiko aspirasi pada bayi
– Saat lahir level prostaglandin masih tinggi,
otot pernafasan bayi blm bekerja maksimal
– Bayi yg mengalami hipoksia akut saat proses
kelahiran merupakan respon proses
kelahiran
– Temperatur air dlm kolam yg disesuaikan
temp.ibu membuat bayi lebih tenang dan tdk
akan menghirup air sampai kepala bayi
kontak dgn udara
Syarat- syarat

• Ibu hamil risiko rendah


• Ibu hamil tidak mengalami infeksi vagina, saluran
kencing dan kulit
• Tanda vital ibu dalam batas normal dan denyut jantung
bayi normal
• Idealnya, air hangat digunakan untuk relaksasi dan
penanganan nyeri setelah dilatasi serviks mencapai 4-
5 cm
• Pasien setuju mengikuti instruksi penolong, termasuk
keluar dari kolam tempat berendam jika diperlukan
Indikasi

• Merupakan pilihan ibu


• Kehamilan normal ≥ 37 minggu
• Fetus tunggal presentasi kepala
• Tidak menggunakan obat-obat penenang
• Ketuban pecah spontan < 24 jam
• Kriteria non klinik seperti staf atau peralatan
• Tidak ada komplikasi kehamilan (preeklampsia,
gula darah tak terkontrol,dll)
Indikasi

• Denyut jantung normal


• Cairan amnion jernih
• Persalinan spontan atau setelah menggunakan
misoprostol atau pitocin
Kontra Indikasi

• Infeksi yang dapat ditularkan melalui kulit dan


darah
• Infeksi dan demam pada ibu
• Herpes genitalis
• HIV, Hepatitis
• Denyut jantung abnormal
• Perdarahan pervaginam berlebihan
Prosedur Persalinan

• Instrument essential yg harus disiapkan


 termometer air, termometer ibu,
doppler anti air, sarung tangan, apron,
jaring utk mengangkat kotoran, alas
lutut kaki, bantal, instrument partus set,
shower air hangat, birth pool, handuk,
selimut, warmer dan peralatan resusitasi
bayi
• Selama berlangsung persalinan:
– Ibu mulai berendam dlm air
direkomendasikan saat Ø 4-5cm dgn
kontraksi uterus baik, dan ibu dpt
mengambil posisi yg disukainya
– Volume air berada di bawah pusar ibu
– Suhu air 37⁰ C
– Observasi dan monitoring  DJJ, penipisan
dan pembukaan serviks, status ketuban,
vital sign ibu /3jam
Manajemen Kala II

– Mengedan seharusnya secara fisiologis. Ibu


diperkenankan mengedan spontan.
– Persalinan, bila mungkin metode “hand off”. Ini
akan meminimalkan stimulasi.
– Tidak diperlukan palpasi tali pusat ketika
kepala bayi lahir, karena tali pusat dapat lepas
dan melonggar ketika bayi lahir.
– Untuk meminimalkan risiko tali pusat terputus
 hindari tarikan ketika kepala bayi ke
permukaan air.
Manajemen Kala II

– Tali pusat jangan diklem dan dipotong ketika


bayi masih ada di dalam air.
– Bayi seharusnya lahir lengkap dalam air.
Kemudian sesegera mungkin dibawa
kepermukaan. Pada saat bayi telah lahir kepala
bayi berada diatas permukaan air dan
badannyamasih di dalam air untuk menghindari
hipotermia. Sewaktu kepala bayi telah berada
di atas air, jangan merendamnya kembali.
Manajemen Kala III

• Manajemen aktif dan psikologi tetap diberikan


sampai ibu keluar kolam
• Saat manajemen aktif kala III, syntometrine
dapat diberikan
• Estimasikan perdarahan
• Penjahitan perineum dapat di tunda sekurang-
kurangnya 1 jam untuk menghilangkan retensi
air dalam jaringan (jika perdarahan tidak
berlebihan)
Kesimpulan
• Water birth merupakan metode alternative bagi
ibu hamil yang akan melahirkan dan merupakan
suatu metode melahirkan dengan keuntungan
lebih rileks dan dapat mengurangi rasa sakit
secara signifikan sampai sekitar 80%
• Air hangat pada kolam juga akan memberikan
rasa nyaman, tenang dan rileks, pada keadaan
rileks ini tubuh akan melepaskan endorphin
• Air hangat juga mampu untuk menghambat
impuls-impuls saraf yang menghantarkan rasa
sakit
KAMU MAU NANYA?

Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai