StabilisasiNeonatus1000HPK - IDAI
StabilisasiNeonatus1000HPK - IDAI
1
Latar belakang (lanjutan)
• Penting bagi kedua tim untuk mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan dalam hal stabilisasi neonatus, untuk
berkerjasama memastikan bahwa penilaian dan keputusan
mengenai pemindahan ke asuhan neonatus pada tingkatan
yang sesuai terjadi secepat mungkin.
• Merujuk neonatus bukan hanya memindahkan kematian.
• Transpor neonatus risiko tinggi ke rumah sakit rujukan
sebaiknya dikerjakan oleh tim transpor khusus, bukan oleh
keluarga ataupun tim yang tidak berpengalaman
2
Pentingnya stabilisasi neonatus
• Stabilisasi neonatus normal➔ asuhan rutin
• Neonatus berisiko dan kurang bulan ➔ asuhan khusus
• Penilaian langsung dan seksama serta penata laksanaan yang
tepat, diperlukan di ruang bersalin
• Bidan memastikan neonatus sudah distabilisasi dan bila perlu
dikirim ke unit asuhan neonatus secepat mungkin.
• Bila akan merujuk pastikan kondisi bayi stabil
3
Memastikan jalan napas
terbuka dan stabil
• Merupakan hal utama pada stabilisasi
• Jika terdapat gawat napas, bebaskan jalan napas dengan
cara:
• Mengubah posisi, menghisap lendir
• Gunakan balon dan sungkup resusitasi
• Jika ditemukan tanda distress napas➔ gunakan CPAP
4
Memastikan jalan napas
terbuka dan stabil (lanjutan)
• Catatan : hati–hati posisi kepala jangan sampai tertekuk,
karena dapat terjadi apnea yang disebabkan oleh obstruksi
jalan napas, terutama bayi prematur
5
Penilaian status sirkulasi
• Termasuk penilaian mengenai:
• Waktu pengisian ulang kapiler ( Capillary refill time/CRT)
• Kuat tidaknya denyut nadi perifer
• Laju denyut jantung
6
Pentingnya pengaturan suhu
Suhu lingkungan yang mendukung merupakan hal essensial
selama stabilisasi untuk menghindari kehilangan panas yang
diikuti oleh hipotermia.
Di ruang bersalin:
• Lingkungan yang hangat (± 24-26 ºC), bebas angin
• Segera mengeringkan neonatus
• Pakaikan plastik bila berat lahir ≤ 1500 gram
7
Pentingnya pengaturan
suhu (lanjutan)
• Kontak kulit dengan kulit berfungsi sebagai sumber panas.
Tutupi ibu dan bayinya dengan selimut atau pakaian
• Gunakan penghangat saat kelahiran bayi dengan nilai
APGAR rendah dan/atau ibunya mempunyai faktor risiko
pranatal dan intrapartum atau stres saat akan bersalin
• Pakaikan topi pada kepala bayi
8
Inisiasi menyusu dini
9
Inisiasi menyusu dini (lanjutan)
Pantau
• Bayi bernapas
• Sianosis
• Tanda vital
10
Evaluasi faktor risiko infeksi
pada neonatus
Evaluasi faktor risiko infeksi termasuk yang berasal dari ibu
misalnya:
Persalinan kurang bulan
Ketuban pecah dini (> 18 jam atau ketuban berbau)
Partus lama
Ibu demam saat persalinan (≥ 38,5º C)
Peningkatan sel darah putih ibu(bila ada hasil lab)➔ > 18.000/µL
11
Tanda bayi sakit
12
Tanda bayi sakit (lanjutan)
Bayi memiliki kesulitan menyusu Bayi mengalami kesulitan bernapas sesaat
• Tidak bisa menghisap setelah kelahiran
• Menghisap lemah • Bayi bernapas sangat lambat
• Berhenti menyusu lebih cepat dari • Napas cuping hidung
biasanya • Laju napas > 60 x/ menit
• Kulit disekitar tulang rusuk tertarik
kedalam ketika bayi napas
Bayi memiliki sedikit energi Bayi kejang
• Kurang aktif • Bayi melakukan gerakan yang kaku atau
• Tidak menyusu gerakan jerky pada lengan dan kakinya
• Bergerak hanya bila disentuh
• lemas
Bayi yang terlalu dingin atau terlalu panas. Pusat bayi, mata atau kulit sangat
• Suhu >37, 5 ºC atau < 36,5 ºC terinfeksi
• Akral dingin • Kelopak mata bengkak atau merah
• Tali pusat bau busuk
• Terdapat cairan kuning/ nanah dimata
/tali pusat
13
Prinsip transportasi
• Transport intrauterin : terbaik
• Merujuk setelah bayi stabil
• Merujuk bukan memindahkan KEMATIAN ke tempat lain
14
• Transportasi neonatus
menggunakan metode
KMC
15
Menjaga bayi tetap hangat
selama proses transpor
16
Transportasi neonatus
• Pastikan suhu 36,5-37,5 oC
• Pastikan jalan napas tetap terbuka
• Bila didapatkan distress napas CPAP
• Edukasi orang tua
• Komunikasi dengan pihak rujukan
17
TERIMA KASIH
18