stabilisasi 1
TATALAKSANA BAYI DENGAN
ASFIKSIA
Pemberian
obat2an
Kadang-
kadang
Bernapas atau menangis ?
Perhatikan dada bayi
ii. Posisikan;
bersihkan jalan napas
bila perlu
iii. Keringkan, rangsang,
reposisi
i. MEMBERIKAN KEHANGATAN
Letakkan bayi di bawah alat pemancar panas
… ii. MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS
• Mengeringkan
.. kehilangan panas
merangsang napas
• Rangsang taktil
.. merangsang napas
1. Menepuk/menyentil
telapak kaki
2. Menggosok punggung/
perut/dada/
ekstremitas
Penilaian :
1. Pernapasan ………….... spontan dan teratur ?
2. Frekuensi jantung …….. > 100 kali/menit ?
(hitung dalam 6 detik, kalikan 10)
3. monitor SpO2
RESUSITASI TERINTEGRASI
BAYI TIDAK BERNAPAS /
MEGAP-MEGAP/
HR<100x/mnt
VENTILASI TEKANAN POSITIF
..... Oksigen dan udara tekan?
Kecepatan Melakukan Ventilasi
40-60 kali/menit
Gerakkan jari
sepanjang tepi
bawah iga sampai
mendapatkan sifoid
SALAH
Jari terangkat
dari dada
FREKUENSI
Satu Dua Tiga Pompa
Indikasi Intubasi Endotrakea
• Indikasi lain:
sangat prematur & hernia diafragmatika
Teknik Intubasi
Obat dan Cara Pemberian
STABILISASI NEONATUS
I. Filosofi
II. Stabilisasi Suhu
III. Stabilisasi Pernapasan
IV. Stabilisasi Glukosa
V. Stabilisasi Sirkulasi
stabilisasi 51
Stabilisasi Neonatus
Yang dimaksud dengan Stabilisasi
Neonatus disini ialah:
Stabilisasi Pre Transport /
Pasca Resusitasi dari Neonatus
Sakit
stabilisasi 52
Filosofi
Semua rumah sakit / fasilitasi kesehatan harus
siap melakukan Resusitasi, Stabilisasi,
Transportasi dari bayi sakit atau prematur
Proses penanganan yang seragam,
terstandarisasi dan pendekatan tim yang
komprehensif dapat memperbaiki
stabilitas, keamanan dan hasil akhir dari bayi
secara keseluruhan
stabilisasi 53
STABLE STABILISASI
STABLE STABILISASI
• Sugar + Safe Care • Oksigenasi
• Temperature • Sirkulasi
• Airway • Kehangatan
• Blood Pressure • Stabilitas glukosa
• Lab Work • Pemantauan fungsi-
• Emotional Support fungsi tubuh
• Penyuluhan/persiapan
orang tua
stabilisasi 54
PENANGANAN NEONATUS
A BC STABLE
Resusitasi Stabilisasi
stabilisasi 55
Stabilisasi Pre-Transport (1)
Jika mungkin dan aman rujuk ibu sebelum
persalinan ke pusat yang menyediakan
pelayanan spesialistik untuk ibu dan bayi.
Metode paling aman → transport in utero.
Pada semua keadaan, pada semua setting
petugas kesehatan harus:
Antisipasi
Cepat mengenali keadaan
Menangani masalah yang terjadi
stabilisasi 56
Stabilisasi Pre-Transport (2)
• Tujuan tim transport neonatus
melakukan transport bayi dalam keadaan
stabil baik.
• Tujuan dapat dicapai jika
–Mengikutkan semua anggota tim kesehatan
–Terkoordinasi
–Waktunya tepat
–Terorganisasi
–Konsisten
stabilisasi 57
Peningkatan Kualitas
Pertanyaan (self assessment):
? Apakah pasien dalam keadaan stabil baik?
? Apakah masalah yang terjadi mempengaruhi
kemampuan stabilisasi bayi?
Peralatan, pendidikan/pengetahuan, pengalaman
? Bagaimana sikap kita sebagai satu tim?
? Apa yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki
performance?
? Apakah kita memberikan penanganan pasien yang
aman?
Identifikasi kesalahan yang dapat dicegah?
? Bagaimana hasil akhir pasien?
stabilisasi 58
Tujuan Peningkatan Kualitas –
Perbaikan Hasil Akhir
Pranatal -- Perinatal -- Pascanatal
Perhatian pada:
• Oksigenasi
• Sirkulasi
• Kehangatan
• Stabilitas glukosa
• Pemantauan fungsi-fungsi tubuh
• Penyuluhan/persiapan orang tua
stabilisasi 59
Stabilisasi
Suhu/Temperatur
stabilisasi 60
HIPOTERMIA
Bayi yang paling RENTAN
adalah bayi:
• Prematur/BBLR
• KMK
• Resusitasi berkepanjangan
• Bayi sakit
• Lain-lain , a.l. Gastroschisis /
defek spinal
stabilisasi 61
Temperatur tubuh bayi (neonatus)
Klasifikasi hipotermia*
berdasarkan temperatur
(core temperature):
• Ringan, 36,4 ⁰C – 36⁰C
• Sedang, 35,9 ⁰C – 32 ⁰C
• Berat, <32 ⁰C
Tujuan:
• Mempertahankan
temperatur 36,5 ⁰C – 37,5⁰C,
diukur melalui aksila
(*WHO (1997). Thermal protection of
stabilisasithe newborn: A practical guide) 62
Konsumsi Oksigen dan Temperatur
stabilisasi 63
Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan
panas
Konduksi
Konveksi
Evaporasi
Radiasi
stabilisasi 64
Kehilangan Panas – Konduksi
• Konduksi panas berpindah antara dua
obyek solid
• Untuk mengatasi:
– Hangatkan benda-benda sebelum tersentuh
bayi tempat tidur, tangan, stetoskop, plat
X-ray, selimut; kenakan topi
– Lapisi timbangan dengan selimut hangat
dan atur skala 0 sebelum menimbang bayi
stabilisasi 65
Kehilangan Panas – Konveksi
• Konveksi ialah kehilangan panas karena aliran udara
• Kehilangan panas akan lebih cepat jika suhu ruangan
dingin. Naikkan suhu ruangan terutama untuk bayi
prematur
• Bayi <1,5 kg selimuti dengan plastik dari leher
sampai kaki (jangan menutupi jalan napas)
• Tutup lubang jendela inkubator
• Hangatkan dan lembabkan oksigen segera sedapat
mungkin
stabilisasi 66
stabilisasi 67
Kehilangan Panas – Evaporasi
• Keringkan seluruh badan singkirkan kain
basah, lindungi dari lembab, pasang topi
• Berikan lingkungan hangat di ruang bersalin
dan perawatan terutama untuk prematur
• Bayi <1,5 kg selimuti dengan plastik dari
leher sampai kaki, jangan menutupi jalan
napas
• Jangan memandikan bayi jika bayi hipotermia
atau tidak stabil
stabilisasi 68
stabilisasi 69
Kehilangan Panas – Radiasi
• Radiasi: Panas berpindah antara permukaan
padat tanpa bersentuhan, melalui jendela dan
dinding luar.
• Risiko panas yang berlebihan lindungi dari
sinar matahari langsung.
• Melalui jendela dan dinding
luar.
stabilisasi 70
Panduan untuk menghangatkan
bayi (1)
Hangatkan hati-hati
Monitor ketat
Suhu aksila
Laju dan ritme jantung
Tekanan darah
Laju dan usaha napas
Saturasi oksigen
Status asam basa (jika ada)
Glukosa darah
stabilisasi 71
Panduan untuk menghangatkan
bayi (2)
Inkubator
Keuntungan kontrol laju penghangatan yang lebih baik
Atur suhu udara 1⁰–1,5 ⁰ C (atau lebih) di atas suhu kulit
Mungkin memerlukan gradient suhu udara
sebelum suhu bayi akan
naik
Naikkan suhu udara
perlahan yang ditoleransi
stabilisasi 72
Panduan untuk menghangatkan
bayi (3)
Radiant warmer
Kurang kontrol terhadap laju penghangatan
Pembuluh darah sensitif terhadap
panas risiko vasodilatasi jika
luaran panas terlalu tinggi
Siap untuk memberikan
dukungan tekanan darah
dengan volume dan obat
inotropik
stabilisasi 73
Kangoroo Mother Care
stabilisasi 74
Kangoroo Mother Care
stabilisasi 75
Stabilisasi Pernapasan
stabilisasi 76
Penilaian Gawat Napas
Nilai dan catat: Laju
• Laju Napas (frekuensi napas) Usaha
• Usaha Napas Kebutuhan O2
Gas Darah
– Kualitas air entry pada auskultasi
– Retraksi – lokasi, keparahan
– Merintih/grunting, napas cuping hidung
– Apnea frekuensi, lama, laju jantung dan saturasi O2
selama apnea, hilang sendiri vs perlu stimulasi
• Kebutuhan O2
• Saturasi O2
• Gas Darah jika membutuhkan O2 atau curiga syok (jika
ada)
stabilisasi 77
Penilaian Gawat Napas
Down Score (1)
0 1 2
stabilisasi 79
Definisi Apnea
stabilisasi 80
Aminofilin
Apnea Neonatal
• Dosis awal :
- 6 mg/kg/dosis
• Dosis rumatan :
- < I kg, 24 jam setelah dosis awal
- 1 kg, 12 jam setelah dosis awal
• Umur < 7 hari :2,5 mg/kg/dosis, setiap 12 jam IV
• Umur 8 – 14 hari : 3 mg/kg/dosis, setiap 12 jam IV
• Umur > 14 hari : 4 mg/kg/dosis, setiap 12 jam IV
stabilisasi 81
Kafein Sitrat
Apnea neonatal
• Dosis awal
IV, Oral : 20 mg/kg
• Dosis rumatan
(24 jam setelah dosis awal)
IV, Oral : 5 mg/kg/hari
Dosis rumatan dapat ditambah, sampai
maksimum 10 mg/kg/hari
stabilisasi 82
Penilaian Gawat Napas (1)
Laju Napas <30/menit: Laju
• Jika terjadi, dapat merupakan tanda Usaha
Kebutuhan O2
kelelahan (exhaustion) Gas Darah
• Periksa beratnya apnea dan kualitas air entry
• Gasping
– Tanda Utama akan akan terjadinya henti
kardiorespirasi
Laju Napas >60/mnt:
• Nilai ventilasi dan oksigenasi
• Kerja napas
• Gas Darah stabilisasi 83
Penilaian Gawat Napas
Laju
Kerja pernapasan atau usaha napas Usaha
• Merintih/grunting usaha untuk Kebutuhan O2
↑ tekanan intratoraks sebagai respons Gas Darah
terhadap kolaps alveoli
– Membentu mempertahankan sedikit
volume udara dalam alveoli
• Napas cuping hidung usaha untuk
↓ resisten jalan napas
– Tanda perlu udara
• Retraksi
stabilisasi 84
Penilaian Gawat Napas (1)
Laju
Kebutuhan O2 Usaha
• Terjadi sianosis sentral? Kebutuhan O2
– Diskolorasi kebiruan pada membran Gas Darah
lidah dan mukosa
– Desaturasi darah arteri sekunder
terhadap disfungsi
kardiak/respirasi
• Jika bayi sianosis pada udara kamar
dan terdapat gawat napas
nilai saturasi O2 dan siapkan O2
stabilisasi 85
Penilaian Gawat Napas
Laju
Nilai normal gas darah Usaha
Kebutuhan O2
Gas Darah
Arteri Kapiler
pH <48 jam 7.30 – 7.40 Sama
> 48 jam 7.35 – 7.45 Sama
PCO2 35 - 45 35 - 50
PO2 udara kamar 50 - 80 (35 – 45...)
HCO3 <48 jam 19 – 22 Sama
> 48 jam 20 - 26 Sama
Base Excess −4 sampai +4 Sama
stabilisasi 86
Stabilisasi Glukosa
stabilisasi 87
Glukosa Panduan
Jika bayi sakit hindari minum enteral (oral
atau melalui selang)
• Risiko aspirasi:
– Distres pernapasan berhubungan dengan koordinasi isap
telan napas
– Cepat lelah, mengisap lemah
– Berisiko untuk terjadinya ileus
waktu pengosongan lambung
terlambat dan muntah
stabilisasi 88
Glukosa Panduan (lanj)
Jika bayi sakit hindari minum enteral (oral
atau melalui selang)
• Gangguan aliran darah ke usus dengan hipoksi dan
syok
• Obstruksi usus duodenum, jejunum, ileum, kolon
Malrotasi dan volvulus
stabilisasi 89
Glukosa Panduan (lanj)
Jika bayi sakit hindari minum enteral (oral
atau melalui selang)
• Pasang akses intravena (IV) secepatnya untuk
memberikan:
– Cairan glukosa untuk
mendapatkan glukosa
normal
– Jalan untuk obat-obat
emergensi
stabilisasi 90
Review: Bayi yang berisiko
hipoglikemia
KMK • ↓ simpanan glikogen
IDM • Hiperinsuinisme
BMK • Hiperinsuinisme
stabilisasi 92
Target level glukosa
Untuk neonatus sakit yang memerlukan
transport atau perawatan intensif , dan untuk
mendapatkan perawatan yang aman dan
menyeluruh/uniform,
Pertahankan gula darah 50 – 110 mg/dL (2,8-
6,0 mmol/L)
stabilisasi 93
Stabilisasi Sirkulasi
stabilisasi 94
SYOK Apakah itu?
• Perfusi organ vital dan pasokan O2 yang inadekuat
• Suatu keadaan kompleks dari disfungsi sirkulasi yang
menyebabkan pasokan O2 dan nutrien yang
insufisien untuk kebutuhan jaringan yang baik
Corneli (1993)
Pediatric Clinic of North America
Kourembanas (2004)
Manual of Neonatal Care
stabilisasi 95
SYOK Tiga Penyebab Utama
Hipovolemia Syok
Hipovoemik
stabilisasi 96
Penilaian Syok (1)
Usaha Napas
• ↑ work of breathing (WOB)
• Takipnea
• Apnea
Gasping
• Gas darah arteri
– Asidosis respiratorik,
metabolik atau campuran
stabilisasi 97
Penilaian Syok (2)
Nadi
• Kekuatan nadi
– Lemah nilai syok
– Bounding pastikan adanya PDA, malformasi
asteriovena yang besar, trunkus arteriosus
• Bandingkan brakial sampai femoral
– Brakial > kuat daripada
femoral pastikan
adanya koarktasia atau
arkus aorta
stabilisasi 98
Penilaian Syok (3)
Perfusi perifer
• Capillary refill time (CRT)
– Normal ≤3 detik
– Bandingkan bagian atas dan
bawah tubuh
• Kulit yang dingin
stabilisasi 99
Penilaian Syok (4)
Warna
• Sianosis
• Pucat, putih
Hb rendah
• Kulit cutis marmorata
(mottled)
stabilisasi 100
Penilaian Syok (5)
Laju Jantung
• Normal
– 120 – 180 kali/menit
– Dapat bervariasi 80 – 200 kali/menit
• Bradikardia
– Laju Jantung <100 / menit
– Hipoksemia, hipotensi, asidosis menekan sistem
konduksi
– Pikirkan dan singkirkan blok jantung
• Takikardia
– Laju Jantung menetap >180 /menit
– Dapat ↓ cardiac output, gagal jantung kongestif
– Pikirkan dan singkirkan aritmia
stabilisasi 101
Penilaian Syok (6)
Tekanan Darah
• Dapat tetap normal walaupun bayi syok
• Nilai sistolik, diastolik dan mean
• Ukur dalam keadaan tenang dan gunakan cuff yang
tepat
– Terlalu kecil TD lebih tinggi
– Terlalu besar TD lebih rendah
• Ulangi/laporkan temuan abnormal
stabilisasi 102
Penilaian Syok (7)
Cardiac Output
• Laju Jantung X Stroke Volume = Cardic Output
• Compliant yang buruk dari miokardium neonatus
menyebabkan kapasitas yang terbatas untuk ↑
stroke volume
• Untuk ↑ cardiac output,
laju jantung harus dinaikkan
takikardia
stabilisasi 106
Manifestasi klinik
• Gejala awal saat lahir tidak khas, berat dan panjang lahir biasanya normal
• Berat badan pada pesentil tinggi/miksedema, lingkar kepala relatif
meningkat, 95% normal
• Letargia
• Suara tangisan yang kasar
• Makroglosia
• Hernia umbilikal
• Hipotonia
• Fontanella yang lebar
• Kulit kering
• Hipotermia
• Prolong jaundice
• Hernia umbilikal
• Kutis marmorata
• Hipotermia
stabilisasi 107
SKRINING HIPOTIROID
• Komponen skrining
Persiapan
Pelaksanaan
Pengambilan Lab
Pengambilan spesimen
Pengiriman
stabilisasi 108
Proses pelaksanaan
• Persiapan orangtua (informed consent)
• Persiapan Bayi (usia 48-72 jam menghindari
RSH surger)
• Persiapan Nakes (ketrampilan, pengetahuan,
sikap)
• Persiapan logistik (lancet, kertas saring,
alkohol swab, kasa steril, rak pengering)
stabilisasi 109
Tindak lanjut
• Cut Off TSHs sangat variatif di berbagai negara
• Di Indonesia cut Off TSH > 20mU/L
• Bayi dengan TSH tinggi positif
• Bayi dengan hasil tes positif bukan berarti
langsung diobati
stabilisasi 110
Interpretasi hasil
TSH
Positif
Normal
tinggi
Hipotiroid
negatif
kongenital
stabilisasi 111
TERIMA KASIH
9/17/2019 112