Anda di halaman 1dari 33

MANAJEMEN ASPIKSIA BAYI

BARU LAHIR UNTUK BIDAN

DINAS KESEHATAN
2019
LATAR BELAKANG

 Menurut WHO, sekitar 3% (3,6 jt) dari 120 bayi yang


lahir mengalami aspiksia, hampir 1 juta kemudian
meninggal
 Di Indonesia sebanyak 47% meningal pada masa
neonatal
 Upaya yang efektif untuk mencegah adalah dg
pelayanan ANC berkualitas, APN dan pelayanan
neonatal oleh tenaga profesional
ASPIKSIA BAYI BARU LAHIR

 Adalah keadaan bayi lahir tidak bernafas secara


spontan dan teratur
PENYEBAB ASPIKSIA

 Keadaan Ibu
 Keadaan Tali Pusat
 Keadaan Bayi
KEADAAN IBU
 Pre eklampsi dan eklampsi
 Perdarahan Abnormal
 Partus Lama
 Demam selama persalinan
 Infeksi Berat
 Kehamilan Post matur
KEADAAN TALI PUSAT
 Tali Pusat pendek
 Lilitan Tali Pusat
 Simpul tali Pusat
 Prolapsus Tali Pusat
KEADAAN BAYI
 Bayi Prematur
 Persalinan sulit (sungsang, kembar,
distosia bahu, ekstraksi vakum, forceps)
 Kelainan kongenital
 Air Ketuban bercampur meconium
GAWAT JANIN
 Adalah reaksi ketika janin TIDAK memperoleh
oksigen yang cukup
 Dapat diketahui dengan :
 Frekwensi DJJ <120 atau > 160 x/menit
 Berkurangnya gerakan janin
 Adanya meconium dalam air ketuban
 Dapat dicegah dengan cara
 Gunakan partograf
 Anjurkan ibu utk sering berganti posisi selama proses
persalinan
GAWAT JANIN
 Gawat janin dapat di identifikasi dengan cara
 Periksa djj tiap 30 menit pada kala 1 dan 15 menit
pada kala 2
 Periksa ada tidaknya meconium dalam air ketuban
 Dapat ditangani dengan cara
 Tingkatkan oksigen pada janin dg cara rubah posisi,
pemberian cairan atau oksigen
 Periksa kembali DJJ
 Bila tidak membaik RUJUK, bila tidak memungkinkan
merujuk siaplah untuk menolong BBL dengan ASPIKSIA
PERSIAPAN RESUSITASI BAYI BARU
LAHIR
 Persiapan keluarga
 Persiapan tempat resusitasi
 Persiapan Alat resusitasi
 Persiapan diri
Persiapan Keluarga
 Sebelum menolong persalinan
bicarakan dengan keluarga mengenai
kemungkinan yang terjadi pada ibu dan
bayi selama proses persalinan dan
persiapan proses persalinan
PERSIAPAN TEMPAT RESUSITASI
 Meliputi persiapan ruangan bersalin dan
tempat resusitasi
 Ruangan hangat dan terang
 Tempat resusitasi rata, keras, bersih
dan kering
PERSIAPAN ALAT RESUSITASI
 Kain 1 : untuk mengeringkan bayi
 Kain 2 : untuk membungkus bayi
 Kain 3 : untuk mengganjal bahu bayi
 Alat penghisap lendir delee
 Sungkup
 Kotak alat resusitasi
 Sarung tangan
 Jam/pencatat waktu
PERSIAPAN DIRI
► Memakai alat pelindung diri
► Lepaskan perhiasan, cincin dan jam tangan sebelum cuci
tangan
► mencuci tangan dengan air mengalir
► Keringkan dengan lap bersih
► Gunakan sarung tangan sebelum menolong persalinan

14
KEPUTUSAN RESUSITASI BBL
Penilaian
☻ Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah
Apakah air ketuban bercampur meconium pada letak kepala
☻ Segera setelah bayi lahir
Apakah bayi menangis, bernafas spontan dan teratur, megap megap atau tidak
bernafas

Keputusan
a. Bayi tidak bernafas atau megap megap
b. Air ketuban bercampur meconium

Tindakan :
a. Bila bayi tidak bernafas atau megap megap lakukan tindakan resusitasi bayi baru
lahir
b. Bila air ketuban bercampur mekonium lakukan resusitasi dengan menajemen air
ketuban bercampur mekonium

15
DASAR ASUHAN BBL

 Kering, bersih dan hangat


 Bebaskan dan bersihkan jalan
nafas BBL
 Rangsangan Taktil
 Pemberian ASI

16
PENATALAKSANAAN RESUSITASI BAYI BARU
LAHIR
 Pemotongan Tali pusat:
 Melakukan tindakan resusitasi
 Melakukan tindakan resusitasi BBL
jika air ketuban bercampur
meconium

17
TINDAKAN RESUSITASI

TAHAP 1 : Langkah Awal (dilakukan 30 detik)


1. Jaga Bayi tetap hangat
2. Atur Posisi
3. Isap Lendir
4. Keringkan dan rangsang Bayi
5. Atur posisi kembali
6. Lakukan Penilaan

18
Jaga Bayi tetap hangat
a. Letakkan bayi diatas perut ibu atau depan perineum
b. Bungkus bayi dengan kain, potong tali pusat
c. Pindahkan ke tempat resusitasi

Atur Posisi
a. Baringkan bayi telentang dengan kepala dekat penolong
b. Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi

Isap Lendir
a. Isap mulai dari mulut kemudian hisung
b. Hisap saat ditarik
c. Isap jangan terlalu dalam, 5 cm di mulut, 3 cm di hidung

19
Keringkan dan rangsang bayi
a. Keringkan mulai dari muka, kepala, bagian tubuh lainnya
dengan sedikit tekanan
b. Lakukan rangsang taktik dengan menyentil kaki atau
mengsosok punggung, perut, dada dan tungkai bayi

Atur Posisi kembali


a. Ganti kain yang basah dengan kain dibawahnya
b. Bungkus nayi dengan kain tersebut
c. Atur kembali posisi bayi dengan kepala sedikit ekstensi

Lakukan penilaian
a. Apakah bayi bernafas normal, tidak bernafas atau megap2
b. Bila bernafas normal letakan bayi diatas dada ibu dan
selimuti keduanya
c. Bila Tidak bernafas atau megap megap lakukan ventilasi
20
Tahap 2 : Ventilasi
 Yaitu tahapan tindakan resusitasi untuk memasukan
sejumlah volume udara ke dalam paru paru dengan
tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar
bayi bisa bernafas spontan dan teratur

21
LANGKAH LANGKAH
1. Pasang sungkup
2. Ventilasi 2 kali
3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
4. Hentikan ventilasi tiap 30 detik, lakukan
penilaian
5. Siapkan rujukan bila bayi tidak bernafas
dalam 2 menit
6. Lanjutkan ventilasi, setelah 20 menit
hentikan
22
TAHAP 3 : Asuhan pasca resusitasi
 Merupakan asuhan yang diberikan setelah tindakan
resusitasi selama 2 jam pertama
 Lakukan konseling, Asuhan BBL dan pemantauan
intensif
 Asuhan yang diberikan sesuai hasil resusitasi :
a. Bila resuistasi berhasil
b. Bila Perlu rujukan
c. Bila Resusitasi tidak berhasil
TINDAKAN RESUSITASI JIKA AIR KETUBAN
BERCAMPUR MEKONIUM
 Mekonium adalah faeses pertama BBL
 Janin mengeluarkan mekonium sebelum persalinan biasanya
disebabkan karena janin kekurangan oksigen, sehingga
meningkatkan gerakan usus dan membuat relaksasi otot anus
 Bayi dapat kemasukan meconium kedalam paru parunya selama
didalam rahim atau sewaktu bayi mulai bernafas begitu lahir
 Tersedak mekonium dapat menyebabkan pnemonia dan kematian
 Yang harus dilakukan adalah :
a. Saat kepala lahir sebelum bahu lahir, isap lendir dari mulit lalu
hidung
b. Setelah seluruh badan lahir lakukan penilaian
Jika bernafas : potong tali pusat, lanjutkan langkah awal
Jika Tidak bernafas : Buka mulut lebar, usap mulut dan ulangi isap
lendir, potong tali pusar, lanjutkan langkah awal

24
ASUHAN PASCA RESUSITASI

Resusitasi berhasil
☻ Lakukan konseling
a. Jelaskan asuhan yang telah diberikan
b. Ajari cara menghangatkan bayi
c. Pemberian ASI
d. Mengenali tanda tanda bahaya pada bayi
☻ Berikan Asuhan Neonatal
e. Berikan bayi pada ibunya
f. Lakukan pemantauan selama 2 jam pertama
g. Jaga bayi tetap hangat
h. Bila kondisi memburuk, RUJUK
i. Lakukan ASUHAN TINDAK LANJUT ( kunjungan ulang
hari ke tiga
25
BAYI PERLU RUJUKAN

Tanda bayi perlu rujukan :


 Frekwensi pernafasan kurang dari 30 kali permenit atau
lebih dari 60 kali permenit
 Adanya tarikan dinding dada
 Bayi merintih atau megap megap
 Tubuh bayi pucat atau kebiruan
 Bayi lemas
26
Yang harus dilakukan
Konseling :
 Jelaskan ke ibu dan kelg

 Minta keluarga menyiapkan sarana transportasi, ada

pendamping keluarga
 Beritahu tpt rujukan bila memungkinkan

 Bawa alat resusitasi dan perlengkapan lain selama rujukan

Asuhan neonatal :
 Periksa keadaan bayi selama perjalanan

 Jaga bayi tetap hangat

 Lindungi dari sinar matahari

 Jelaskan ttg pemberian ASI pada ibu kecuali ada gangguan

nafas dan kontra indikasi lainnya


27
RESUSITASI TIDAK BERHASIL
Konseling :
 Dukungan moral

 Menjelaskan tentang tindakan yg telah dilakukan

 Beri dukungan pd ibu

 Beri dukungan pada keluarga

Asuhan Ibu :
 Payudara ibu akan bengkak, gunakan BH ketat atau balut

payudara dengan sedikit tekanan, beri anti nyeri bila perlu,


jgn memerah ASI
Asuhan Tindak Lanjut :
 Anjurkan Ibu Kontrol nifas dan KB secepatnya, Ibu yg tidak

menyusui akan mengalami ovulasi setelah 3 minggu post


partum 28
ASUHAN TINDAK LANJUT
 Gunakan algoritma MTBM
 Bila pada kunj rumah (hari 1) menunjukan klasfikasi merah
RUJUK
 Bila klasifikasi kuning, bayi harus dikunjungi pada hari ke 2
 Bila klasifikasi hijau, berikan nasehar utk prwtan bayi dirumah

Bayi AMAN bila Ibunya:


 Tak memiliki kekhawatiran mengenai perilaku bayinya
 Memegang dan berbicara pada bayi dengan penuh kasih sayang
 Mengetahu Tanda bahaya dan apa yang harus dilakukan
Dukungan dan konseling perawatan bayi:
 Menjelaskan dengan kalimat yang mudah dimengerti
 Meninformasikan asuhan bayi pada keluarga tentang : tanda bahaya
bayi, ASI, menjaga kehangatan dan melindungi bayi dari infeksi

29
TANDA TANDA BAHAYA BAYI BARU
LAHIR
Kemungkinan Kejang
 Tremor disertai kesadaran menurun
 Menangis melengking tiba tiba
 Gerakan yang tidak terkendali
 Gerakan bola mata yang berputar putar
 Mulut mencucu
 Kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan
Gangguan Nafas:
 Nafas cepat atau lambat
 Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
 Pernafasan cuping hidung
 Bayi tampak biru
 Terdengar suara merintih

30
TANDA TANDA BAHAYA BAYI BARU
LAHIR
Kemungkinan Infksi Bakteri
 Bayi mengantuk, letargis atau tidak sadar
 Gerakan bayi kurang dari normal
 Tidak bisa minum atau malas minum
 Nanah pada mata
 Nanah pada telinga
 Nanah pada pusar
 Pustul dikulit
 Ubun ubun teraba atau terlihat cembung

Ikterus :
 Bayi kuning muncul di < 3hr atau di 3-7 hr atau >8 hr
 Kuning menetap sampai umur >10 hr
 Kuning sampai daerah kepala, pusar, lutut, siku atau lebih
 Warna Tinja seperti dempul
31
TANDA TANDA BAHAYA BAYI BARU
LAHIR

Kemungkinan Gangguan Saluran Cerna


 Bayi muntah segera setelah minum, berulang atau muntah berwarna
hijau
 Ada darah dalam tinja
 Bayi tidak BAB dalam 24 jam terakhir
 Bayi gelisah dan perut kembung
 Air liur berlebihan atau keluar terus menerus
 Tidak terdapat lubang anus

32
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai