Anda di halaman 1dari 4

BAYI DENGAN ASFIKSIA

No. Dokumen

No. Revisi
KEPALA
SOP Tanggal Terbit PUSKESMAS
PUSKESMAS
KOLAKA
Halaman Drg. Dodi Susila
NIP. 19671001 200012 1
002
1. Pengertian Asfiksia pada bayi baru lahir adalah kegagalan nafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam mencegah komplikasi dan
kematian bayi baru lahir karena gagal nafas
3. Kebijakan Keputusan pemimpin atau kepala puskesmas tinanggea No :
07,11 / SK / PKM TNC / I / 2018 tentang pelayanan klinis
4. Referensi
5. Persiapan Alat
Alat Dan  Radias warner dengan pemancar panas (Lampu)
Bahan  Meja datar
 Kain bayi
 Bantalan bahu
 Balon dan sungkup resusitasi
 Oksigen
 Pipa oksigen
 Stetoskop
 Laringoskop dengan baterai cadangan
 Jam tangan atau waktu
 Pipa penghisap
Bahan
 Plester dan gunting
 Tempat sampah infeksiosus
 Larutan klorin

6. Prosedur Persiapan Pasien


 Memberitahu orang tua
 Posisi fleksi pada bayi
Pelaksanaan
1. Jaga bayi tetap hangat
 Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu
atau sekitar 45 cm dari perineum
 Selimuti bayi dengan kain tersebut, wajah, dada dan
perut tetap terbuka, potong tali pusat
 Pindahkan bayi yang telah diselimuti kain ke 1 ke
atas kain ke 2 yang telah digelar di tempat resusitasi
2. Atur posisi bayi
 Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu yaitu
kepala sedikit ekstensi dengan mengganjal bahu
3. Isap lendir
 Isap lendir mulai dari mulut kemudian hidung
 Lakukan pengisapan saat alat penghisap ditarik
keluar, tidak pada waktu dimasukkan
 Jangan lakukan pengisapan terlalu dalam yaitu
jangan lebih dari 5 cm ke dalam mulut karena dapat
menyebabkab denyut jantung bayi lambat dan bayi
tiba-tiba berhenti bernafas. Untuk hidung jangan
melewati cuping hidung
 Jika dengan balon karet penghisap lakukan dengan
cara tekan bola d luar mulut dan hidung
 Masukkan ujung penghisap di mulut dan lepaskan
tekanan pada bola
 Untuk hidung, masukkan di lubang hidung sampai
cuping hidung dan lepaskan
4. Keringkan dan rangsang bayi
 Keringkan bayi dengan kain mulai muka, kepala
dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan
 Lakukan rangsangan taktil dengan cara
menepuk/menyentil telapak kaki atau menggosok
punggung, perut, dada, tungkai bayi dengan telapak
tangan
 Ganti kain yang telah basah dengan kain kering
 Selimuti bayi dengan kain kering, jangan menutupi
muka dan dada agar bisa memantau pernapasan bayi
5. Atur kembali posisi kepala bayi
 Posisi bayi menghidu atau ekstensi
6. Penilaian bayi
 Nilai apakah bayi bernafas normal, tidak bernafas
atau megap-megap
 Bila bayi bernafas normal : Lakukan asuhan pasca
resusitasi
 Bila bayi megap-megap atau tidak bernafas mulai
lakukan ventilasi bayi

RESUSITASI BBL DGN VENTILASI


1. Pasang dan sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi dagu,
mulut dan hidung
2. Ventilasi 2 kali
 Lakukan tiupan atau remasan dengan tekanan air 30
cm
 Lihat apakah dada bayi mengembang :
Jika tidak mengembang :
 Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada
udara yang bocor
 Priksa posisi kepala, pastikan posisi sudah
ekstensi
 Periksa cairan atau lendir di mulut, bila ada
lendir atau cairan lakukan penghisapan
 Lakukan tiupan atau remasan 2x dengan
tekanan 30 cm air, jika dada mengembang
lakukan tahap berikutnya
3. Ventilasi 20 x dalam 30 detik
 Tiup tabung atau remas balon resusitasi sebanyak
20 x dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air
sampai bayi mulai bernafas spontan dan menangis
 Pastikan dada mengembang saat dilakukan tiupan
atau peremasan, setelah 30 detik lakukan penilaian
ulang nafas
 Lihat dada apakah ada retraksi
 Hitung frekuensi nafas permenit
Jika bernafas > 40x/menit dan tidak ada retraksi
berat
 Jangan ventilasi lagi
 Letakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit
dada ibu dan lanjutkan asuhan BBL
 Pantau setiap 15 menit untuk pernafasan dan
kehangatan
 Jangan tinggalkan bayi sendiri
 Lakukan asuhan pasca resusitasi
Jika bayi megap-megap atau tidak bernafas,
lanjutkan
 Ventilasi 20x dalam 30 detik (dengan tekanan
20 cm air)
 Setiap 30 detik, hentikan ventilasi, lakukan
penilaian ulang bayi apakah bernafas atau tidak
atau megap-megap
Jika bayi mulai bernafas normal atau menangis
hentikan ventilasi bertahap dengan lakukan asuhan
pasca resusitasi
 Jika bayi megap-megap atau tidak bernafas,
teruskan ventilasi 20x dalam 30 detik kemudian
lakukan penilaian ulang nafas setiap 30 detik
Siapkan rujukan jika bayi belum bernafas spontan
sesudah 2 menit resusitasi
 Jelaskan pada ibu apa yang terjadi, apa yang
dilakukan dan mengapa
 Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan
 Teruskan resusitasi selama mempersiapkan rujukan
 Catat keadaan bayi pada formulir rujukan dan
rekam medik persalinan
Lanjutkan ventilasi, nilai ulang nafas dan nilai denyut
jantung
 Lanjutkan ventilasi 20x dalam 30 detik (dengan
tekanan 20 cm air)
 Setiap 30 detik, hentikan ventilasi kemudian
lakukan nilai ulang nafas dan nilai jantung
Jika dipastikan denyut jantung bayi tidak terdengar,
ventilasi 10 menghentikan resusitasi jika denyut jantung
tetap tidak terdengar. Jelaskan kepada ibu dan berilah
dukungan kepadanya serta lakukan pencatatan
7. Bagan Alir
Atur posisi
Beritahu Jaga bayi
fleksi pada
orang tua tetap hangat
bayi

Keringkan dan Atur posisi


Isap lendir
rangsang bayi bayi

Atur kembali
Penilaian
posisi kepala
bayi
bayi

Bernafas normal tidak megap-


megap

Bernafas normal

Bayi megap-megap atau tidak


bernafas mulai lakukan
ventilasi

RESUSITASI BBL DENGAN VENTILASI


Pasang dan Ventilasi 2 Ventilasi 20 x
sungkup kali dalam 30 detik

8. Hal-hal yang Pemantauan pasca resusitasi


perlu Dokumentasi, mencuci dan mensterilkan alat
diperhatikan Membuat catatan tindakan resusitasi
9. Unit terkait Ruang KIA
Ruang Bersalin
Laboratorium
10. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal Mulai
Histori Diubah Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai