Anda di halaman 1dari 3

PENDARAHAN DENGAN ROBEKAN

JALAN LAHIR
NO.
DOKUMEN
NO.
SOP REVISI
TANGGAL
TERBIT
HALAMAN
KABUPATEN FERI BOEDI
BELITUNG ARTOMO
TIMUR NIP 19760919
200804 1 001

1. Pengertian Suatu kondisi robeknya jalan lahir yang terjadi pada


persalinan pervaginam diperkirakan labih 85%
wanita yang melahirkan pervaginam mengalami
robekan spontan yaitu 60% - 70% diantaranya
membutuhkan penjahitan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
melaksanakan penanganan robekan jalan lahir.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Dendang Nomor
………. Tentang ……….
4. Alat dan Alat :
Bahan 1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Handscoon
4. Leanek
Bahan :
1. Rekam medik
2. pulpen
5. Prosedur 1. Petugas melakukan salam, sapa, senyum
kepada pasien dan keluarga.
2. Petugas melakukan informed consent kepada
pasien dan keluarga pasien
3. Petugas menganamnesa keluhan dan gejala
utama :
 Pada pemeriksaan fisik
a. Robekan pada perineum
b. Perdarahan yang bersifat arterial/
yang bersifat merembes
c. Pemeriksaan anus, digunakan jari
tangan petugas untuk memasukkan
kedalam anus pasien untuk menilai
derajat robekan perineum.
 Pemeriksaan penunjang : -
4. Petugas melakukan penegakkan diagnosis
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klarifikasi robekan perineum dibagi menjadi 4
:
 Derajat I
Robekan terjadi hanya pada selaput
lendir vagina atau tanpa mengenai kulit
perineum.
 Derajat II
Robekan mengenai selaput lendir vagina
dan otot perinea transvesalis. Tetapi
melibatkan keusakan otot sfingter ani.
 Derajat III
Robekan mengenai perineum sampai
dengan otot sfingter ani
 Derajat IV
Robekan mengenai perineum sampai
dengan otot sfingter ani dan mucosa
rectum.
5. Penatalaksanaan kompherensif plan
pelaksanaan
 Menghindari/mengurangidengan
menjaga sampai dasar panggul didahului
oleh kepala janin dengan cepat.
 Kepala janin yang akan lahir jangan
ditahan terlalu kuat dan lama, karena
menyebabkan asfiksia dan perdarahan
dalam tengkorak janin dan melemahkan
otot – otot.
 Penatalaksanaan farmakoklogis : dosisi
tunggal sefalosforin gol II/III dapat
diberikan IV sebelum perbaikan
dilakukan ( untuk rupture perineum
yang berat )
 Manajemen rupture perineum, rupture
perineum harus segera diperbaiki untuk
meminimilasir risiko perdarahan, edema
dan infeksi. Manajemen rupture
perineum untuk masing – masing
derajatnya, antara lain sebagai berikut :
a. Derajat I : bila hanya ada luka lecet
tidak dilakukan penjahitan. Tidak
usah menjahit rupture derajat I yang
tidak mengalami perdarahan dan
mendekat dengan baik. Penjahitan
robekan perineum derajat I dapat
dilakukan hanya dnegan memakai
catgut yang dijahitkan secara jelujur.
b. Drajat II : ratakan dulu pinggiran
robekan yang bergigi, dengan cara
mengklein masing – masing sisi
kanan dan kirinya lalu dilakukan
pengguntingan untuk meratakannya
setelah pinggiran robekan rata, baru
dilakukan penjahitan luka robekan.
c. Derajat III dan IV
Dirujuk kefasilitas pelayanan
kesehatan yang memiliki dokter
spesialis kandungan.
6. Konseling dan edukasi

6. Diagram alir
Sapa, salam, senyum Melakukan informed
consent

Melakukan penegakan Anamnesis pasien


diagnosis

Penatalaksanaan Konseling dan edukasi


kompherensif

7. Referensi Permenkes no 5 tahun 2014 tentang pelayanan


primer.
8. Dokumen  Rekam medik
Terkait  Register
 Surat persetujuan tindakan
 Surat rujukan jika pasien harus dirujuk
9. Unit Terkait  Bidan
 Keluarga Pasien

10. Rekaman Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan TanggalMulai


Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai