Anda di halaman 1dari 2

SOP RUPTUR PERINEUM TINGKAT I DAN II

No. Dokumen : SOP / UKP /


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 01-01-2016
Halaman :1/2

UPTD
dr. PuguhHari S, MSi
PUSKESMA
NIP :1968101120120110
S TAPEN
5

Ruptur perineum adalah suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi pada persalinan
1. Pengertian
pervaginam.
1. Menegakkan diagnosa
2. Tujuan 2. Penatalaksanaan
3. Mencegah komplikasi
3. Kebijakan Agar pasien mendapat pelayanan yang optimal
Permenkes RI Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
4. Referensi
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Sarana Prasarana:
a. Lampu
b. Kassa steril
5. Prosedur c. Sarung tangan steril
d. hecting set
e. benang jahit: catgut
f. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin, golongan darah
Anamnesis
Gejala klinisnya adalah perdarahan pervaginam.

Pemeriksaan Fisik
Dapat ditemukan adanya:
a. Robekan pada perineum
b. Perdarahan yang bersifat arterial atau yang bersifat merembes
c. Pemeriksaan colok dubur untuk menilai derajat robekan perineum.
Klasifikasi rupture perineum:
a. Derajat I, robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina atau tanpa mengenai
kulit perineum.
b. Derajat II, robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinea
transversalis, tetapi tidak melibatkan kerusakan otot sfingter ani.
c. Derajat III, robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dengan
pembagian sebagai berikut:
III. a. Robekan < 50% sfingter ani eksterna
III. b. Robekan > 50% sfingter ani ekterna
III. c. Robekan juga meliputi sfingter ani interna
d. Derajat IV, robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan
6. Langkah -
mukosa rektum
Langkah
Penatalaksanaan
a. Menghindari atau mengurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul
didahului oleh kepala janin dengan cepat.
b. Kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama, karena
akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin, dan
melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu
lama.
c. Penatalaksanaan farmakologis:
Dosis tunggal sefalosporin golongan II atau III dapat diberikan intravena
sebelum perbaikan dilakukan (untuk ruptur perineum yang berat).
d. Manajemen Ruptur Perineum:
Ruptur perineum harus segera diperbaiki untuk meminimalisir risiko
perdarahan, edema, dan infeksi. Manajemen ruptur perineum untuk masing-
masing derajatnya, antara lain sebagai berikut :
1. Derajat I
Bila hanya ada luka lecet, tidak diperlukan penjahitan. Tidak usah menjahit
ruptur derajat I yang tidak mengalami perdarahan dan mendekat dengan
baik.
Penjahitan robekan perineum derajat I dapat dilakukan hanya dengan
memakai catgut yang dijahitkan secara jelujur (continuous suture) atau
dengan cara angka delapan (figure of eight).
2. Derajat II
Ratakan terlebih dahulu pinggiran robekan yang bergerigi, dengan cara
mengklem masing-masing sisi kanan dan kirinya lalu dilakukan
pengguntingan untuk meratakannya. Setelah pinggiran robekan rata, baru
dilakukan penjahitan luka robekan.
3. Derajat III dan IV
Dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki dokter spesialis
obstetric dan ginekologi.

Melakukan anamnesis sesuai dengan keluhan


pasien

Melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Penegakan diagnosis dari hasil pemeriksaan fisik


7. Bagan Alur

Rencana penatalaksanaan komprehensif


- Pengobatan utama
- Konseling edukasi
- Kriteria Rujukan

Konseling dan Edukasi


Memberikan informasi kepada pasien, dan suami, mengenai, cara menjaga kebersihan
daerah vagina dan sekitarnya setelah dilakukannya penjahitan di daerah perineum, yaitu
antara lain:
a. Menjaga perineumnya selalu bersih dan kering.
8. Hal-hal
b. Hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya.
yang perlu
c. Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3 sampai 4 kali
diperhatikan
perhari.
d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya. Ibu harus
kembali lebih awal jika ia mengalami demam atau mengeluarkan cairan yang
berbau busuk dari daerah lukanya atau jika daerah tersebut menjadi lebih nyeri.

A. Unit terkait UGD


B. Dokumen
terkait
C. Rekaman
historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggalmulaidiberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai