Anda di halaman 1dari 3

INISIASI MENYUSUI DINI

No. Dokumen:
No. Revisi: 0
SOP TanggalTerbit :
Halaman : 1/2

UPTD drg. Asmaningsih,S.KG


PUSKESMAS
PAMMANA NIP.19760406 200902
2003

1. Pengertian Suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi pada persalinan pervaginam

2. Tujuan Meningkatkan pelayanan dan penanganan rupture perineum derajat 1-2

3. Kebijakan Sk Kepala UPTD Puskesmas Pammana

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentnag
panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan primer
5. Prosedur 1. Catgut
2. Pinset
3. Nalpuder
4. Gunting

6. Langkah - langkah Hasil anamnesis:


Perdarahan pervaginam
Etiologi dan factor Risiko
Rupture perinem umumnya terjadi pada persalinan, dimana :
a. Kepala janin terlalu cepat lahir
b. Persalinan tidak di pimpin sebagaimana mestinya
c. Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan
d. Pada persalinan dengan distosia bahu
e. Paetus pervaginam dengan tindakan
Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat di temukan adanya :
a. Robekan pada perineum
b. Perdarahan yang bersifat arterial atau bersifat merembes
c. Pemeriksaan colok dubur, untuk menilai derajan robekan perineum
Penegakan diagnosi
Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi rupture perineum dibagi menjadi 4 derajat :
a. Derajat I
Robekan terjadi hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa mengenai
kulit perineum
b. Derajat II
Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perineum transversalis, tetapi
tidak melibatkan kerusakan oto sfinter ani
c. Derajat IIIrobekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dengan
pembagian sebagai berikut :
- Robekan <50% sfingter ani eksterna
- Robekan > 50% sfinter ani eksterna
- Robekan juga meliputi sfingter ani interna
d. Derajat IV
Robekan mengenai perineum sampai dengan oto sfingter ani dan mukosa rectum
Penatalaksannan komprehensif
Penatalaksanaan
a. Menghindari atau mengurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul di
dahului oleh kepala janin dengan cepat
b. Kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama, karena
akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin, dan
melemahkan otot-otot ada dasar panggul karena digerakkan terlalu lam
c. Penataksanaan farmakologis:
Dosisi tunggal sefalosporin golongan II dan III dapat diberikan intravena sebelum
perbaikan dilakukan (untuk rupture perineum yang berat)
d. Manajemen rupture perineum :
Rupture perineum harus segera diperbaiki untuk meminimaslisir risiko
perdarahan, edema dan infeksi. Manajemen rupture perineum untuk masing-
masing derajat antara lain sebagai berikut :
1. Derajat I
- Bila hanya ada luka lecet, tidak diperlukan penjahitan. Tidak usah
menjahit rupture derajat I yang tidak mengalami perdarahan dan
mendekat dengan baik
- Penjahitan robekan perineum derajat I dapat dilakukan hanya dengan
memakai catgut yang dijahitkan secara jelujur (continuous suture) atau
dengan cara angka delapan ( figure of eight).
2. Derajat II
- Ratakan terlebih dahulu pinggiran robekan yang bergerigi, dengan cara
mengklem masing-masing sisi kanan dan kirinya lalu dilakukan
pengguntingan untuk meratakannya.
- Setelah pinggiran robek rata, baru dilakukan penjahitan luka robekan.
3. Derajat II dan IV
Dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki dokter spesialis
obstetric dan ginekologi
Konseling dan Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan suami mengenai cara menjaga kebersihan
daerah vagina dan sekitarnya setelah dilakukannyta penjahitan daerah perineum yaitu
antara lain :
a. Menjaga perineumnya selalu bersih dan kering
b. Hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya
c. Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih mengalir 3 sampai 4 kali
perhari
d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya. Ibu harus
kembali lebih awal jika ia mengalami demam atau mengeluarkan cairan
yang berbau busuk dari daerah lukanya atau jika daerah tersebut menjadi
lebih nyeri.
1. Bagan Alur

2. Hal – hal yang


perlu diperhatikan

3. Unit Terkait - Poli KIA


- Poli BPU
- RB
4. DokumenTerkait

Anda mungkin juga menyukai