Anda di halaman 1dari 17

Ruptur Perineum

Oleh : Imelda de KOCK


Pembimbing : dr. Novy Riyanti, Sp.OG
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang :

• Kehamilan + Persalinan  fisiologis normal pada Wanita.


• Persalinan  pervaginam dan per abdominal
• Pada persalinan per vaginam  Ruptur perineum  Persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi forsep, ekstraksi
vakum, versi ekstraksi
• Ruptur perineum  robeknya perineum pada saat janin lahir  traumatik
• Dampak ruptur perineum  infeksi dan perdarahan
• Penanganan komplikasi yang lambat  kematian pada ibu post partum
Dari latar belakang yang telah dijelaskan tersebut maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penulisan ini adalah “apa yang dimaksud dengan rupture perineum,

apa saja klasifikasinya dan bagaimana tatalaksananya ?”

Rumusan Masalah
1
Untuk mengetahui
anatomi perineum
3 Untuk mengetahui
klasifikasi rupture
perineum

Tujua
n 4 Untuk mengetahui

2 tatalaksana
perineum
rupture

Untuk mengetahui
definisi rupture
perineum
BAB II Pembahasan
Anatomi Perineum
• Ruptur  robek atau koyaknya jaringan secara paksa.
• Perineum  lantai pelvis dan struktur yang berhubungan yang
menempati pintu bawah panggul; bagian ini dibatasi disebelah
anterior oleh symphisis pubis, di sebelah lateral oleh tuber
ischiadicum,dan di sebelah posterior oleh os. Coccygeus.
• Ruptur perineum  robekan yang terjadi pada saat bayi lahir
baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau
tindakan.

Defeni
Epidemiol
ogi
Secara Global  sebesar 0,6-11%
dari seluruh wanita yang
melahirkan per vaginam mengalami
ruptur perineum derajat 3-4.
Di Asia ruptur perineum juga masalah yang
cukup banyak dalam masyarakat, 50% dari
kejadian ruptur perineum di dunia terjadi di
Berdasarkan data World Health Asia. Prevalensi ibu bersalin yang
Organization (WHO) terjadi 2,7 mengalami ruptur perineum di Indonesia
juta kasus ruptur perineum pada ibu dengan kejadian infeksi luka jahitan
bersalin. . sebanyak 5% dan perdarahan sebanyak 7%
dan kematian pada ibu postpartum sebanyak
8%.
Di Amerika 26 juta ibu bersalin
yang mengalami ruptur perineum,
40% diantaranya mengalami ruptur
perineum. .
Etiolog
i
01 Faktor Maternal : Nuliparitas, Usia ibu < 20 tahun, Usia kehamilan, Panjang perineum

02 Faktor janin

03 Faktor Penolong
Klasifikasi
a) Derajat 1 : Laserasi hanya pada mukosa
vagina dan kulit perineum,tetapi tidak
mengenai fasia dan otot.
b) Derajat 2 : Laserasi melibatkan otot-
otot perineum, tetapi tidak mengenai
spinchter ani.
c) Derajat 3A : laserasi pada <50% otot
sfingter anal eksterna
d) Derajat 3B : laserasi pada >50% otot
sfingter anal eksterna
e) Derajat 3C : laserasi pada otot sfingter
anal eksterna dan interna
f) Derajat 4 : Laserasi meluas sampai ke
mukosa rectum hinggalumen rektem.
Pada derajat ini, robekan mengenai
kulit, otot, dan melebar sampai Klasifikasi Ruptur Perineum Spontan
sphincter ani dan mukosa rectum.
Episioto
mi
Episiotomi adalah insisi bedah yang dibuat di perineum untuk
01 memudahkan proses kelahiran.

02 Jenis-jenis episiotomy : Medialis, mediolateral, lateralis


Tanda dan Gejala Ruptur Perineum

Gejala yang sering terjadi antara lain pucat, lemah, pasien menggigil. Ciri khas robekan jalan lahir yakni:

• kontraksi uterus kuat, keras dan mengecil;

• perdarahan terjadi langsung setelah anak lahir,

• perdarahan ini terus menerus setelah pijatan atau pemberian uterotonika langsung mengeras tapi

perdarahan tidak berkurang.


• Anamnesis  Jarang dilakukan
• Pemeriksaan Fisik  Pemeriksaan colok dubur
• Pemeriksaan penunjang  USG

Diagnosi
s
Tatalaksana
Tatalaksana
NonMedikamentosa Tatalaksana Medikamentosa

Tatalaksana Bedah
Komplikasi

Perdarahan

Inkontinensia Urine

Keterlambatan kembali ke
hubungan seksual
Kesimpulan

• Ruptur perineum adalah robeknya organ genital wanita yang biasanya terjadi pada saat melahirkan.

• Ruptur perineum dapat terjadi secara spontan maupun buatan

• Ruptur perineum dibagi lagi berdasarkan derajat keparahannya, dari derajat 1 yang hanya mengenai mukosa vagina dan kulit

perineum hingga derajat 4, yakni robekan yang meluas hingga epitel anus.

• Ruptur perineum dapat didiagnosis secara langsung melalui pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan colok dubur

• Pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi dapat digunakan juga untuk membantu diagnosis ruptur perineum.

• Tatalaksana ruptur perineum dilakukan dengan penjahitan robekan serta dengan non medikamentosa ataupun medikamentosa

seperti antibiotik,dan. penghilang nyeri.


Terima Kasih……

Anda mungkin juga menyukai