Anda di halaman 1dari 27

EPISIOTOMI &

RUPTUR PERINEUM

E v i t a L a r a s D ewaya n t i
E l ke Fe l ic i a n a
I l ya s a B a n i M a h e n d r a
S a l s a b i l a Yu z a A l aw i ya h
EPISIOTOMI

 Episiotomi berasal dari bahasa yunani


episton – daerah pubis dan tomy -- memotong
 Secara definisi, episiotomi adalah insisi pudendum (organ
genital external)
 Di beberapa tempat, episiotomi disebut juga perineotomi
EPISIOTOMI

 Episiotomi tidak dianjurkan sebagai tindakan rutin pada per salinan


karena beresiko mengakibatkan inkontinensi spingter anal .
 Prosedur episiotomi perlu dibatasi penggunaannya dan hanya
dilakukan jika terdapat indikasi:
- Distosia bahu
- Sungsang / Malpresentasi
- Bayi makrosomia
- Per salinan vaginal operatif
- Posisi posterior occiput yang menetap
- Resiko ruptur perineum yang signifikan
- Primipara (jaringan kaku)
EPISIOTOMI

• Ibu dengan episiotomi / luka 3 0 / 4 0 akan mengalami


edema, bruising, dan nyeri perineum.
• Luka ini umumnya cepat sembuh (2-3 minggu) karena aliran
darah yang cukup pada daerah perineum.
TEKNIK EPISIOTOMI

A. Midline episiotomi
Jari-jari dimasukkan antara
crowning kepala dan perineum.
Gunting diposisikan di arah jam
6 pada pembukaan vagina dan
diarahkan ke posterior. Panjang
sayatan bervariasi dari 2 hingga
3 cm tergantung pada panjang
perineum dan derajat penipisan
jaringan. Sayatan disesuaikan
untuk kebutuhan persalinan
tertentu namun harus berhenti
sebelum mencapai sfingter anal
eksternal.
TEKNIK EPISIOTOMI

B. Mediolateral episiotomi
Gunting diposisikan pada arah jam 7 atau 5 dan insisi sepanjang
3-4 cm mengarah ke ipsilateral ischial tuberosity.

Perbandingan antara midline dan mediolateral episiotomi


RUPTURA PERINEUM

 Definisi : robeknya mukosa vagina dan atau kulit badan perineum yang disebabkan proses
persalinan norma, episiotomi, persalinan buatan, atau trauma lainnya
 Anamnesis :
• Tidak dapat menahan flatus, feses cair atau lembek yang dirasakan setelah persalinan
• Fe s e s ke l u a r d a r i v a g i n a s a a t B A B
• R i waya t p e r s a l i n a n d e n g a n e p i s i o to m i
• R i waya t p e r s a l i n a n d e n g a n b a n t u a n a l a t
• Pe r s a l i n a n d e n g a n d u g a a n t r a u m a t r a k t u s g e n i t a l
• Pe r n a h m e n g a l a m i r o b e ka n p e r i n e u m s e b e l u m ny a
• A d a ny a f a k to r r i s i ko te r j a d i ny a r u p t u r a p e r i n e u m a n t a r a l a i n :
- Pe r s a l i n a n d e n g a n e k s t r a k s i fo r s e p ( 7 % )
- Nullipara (4%)
- Ka l a I I l e b i h d a r i 1 j a m ( 4 % )
- D i s to s i a b a h u ( 4 % )
- E p i s i o to m i m e d i a n a ( 3 % )
- Po s i s i o k s i p i t o p o s te r i o r m e n e t a p ( 3 % )
- b e r a t b ay i > 4 0 0 0 g r ( 2 % )
- induksi persalinan (2%)
- Analgesia epidural (2%)
RUPTURA PERINEUM

 Pemeriksaan ginekologis :
- Pemeriksaan inspeksi daerah genital
- Pemeriksaan inspekulo
- Pemeriksaan rectal toucher
- Pemeriksaan pill rolling action (setelah jari masuk rektum, bila sensasi seperti
meraba pil ini teraba, minta pasien untuk mengerutkan anusnya, maka akan jeas
terlihat perbedaan otot yang berkontraksi dan semakin menjauh)
 Pemeriksaan fisik
Klasifikasi trauma menurut (Sultan)
• Derajat 1 : robekan hanya mengenai epitel vagina dan kulit
• Derajat 2 : robekan sampai otot perineum tapi tidak sfingter ani
• Derajat 3 : robekan sampai sfingter ani :
3a. < 50 % ketebalan sfingter ani
3b. > 50 % ketebalan sfingter ani
3c. hingga sfingter interna
• Derajat 4 : robekan hingga mukosa anus
RUPTURA PERINEUM

Kriteria Diagnosis : USG, anal manometri


Terapi :
-Perbaikan perineum langsung dilakukan setelah persalinan atau maksimal 24 jam pascasalin
bila tidak ada infeksi atau inflamasi, dengan golden period 6-8 jam
-Bila lebih dari 24 jam pascasalin maka perbaikan perineum dilakukan 3 bulan pascasalin
-Teknik pembedahan: sfingterotrafi, perineoprafi, sfingteroplasti, perineoplasti
Perawatan rumah sakit : diperlukan
Penyulit : infeksi, keganasan
Prognosis : dubia ad bonam
ANATOMI PERINEUM

 Antara Vagina & Rektum


Panjang ± 3 - 4 Cm
 M Bulbocavernosus
 M. Tranv. Perinei
 M. Puborectalis
 M. Sf. Ani Eksternus
PENJAHITAN LASERASI PERINEUM

 Penjahitan dilakukan ketika plasenta sudah dilahirkan agar tidak


menghalangi dan terganggu dengan prosedur melahirkan plasenta
(terutama ketika manual plasenta dibutuhkan)
 Sebelum dilakukan penjahitan, berikan analgesia regional/ lidokain
lokal untuk memblok saraf pudendal bilateral sehigga mencegah
kesakitan pada ibu, dosis tambahan bila diperlukan
 Lakukan penjahitan yang tidak berlebihan dengan tetap
memperhatikan hemostasis dan tercapainya restorasi anatomis
PRINSIP-2 PENJAHITAN

 pemeriksaan colok dubur : untuk


mengetahui trauma mukosa rektal
dan spingter ani

 cahaya & visualisasi yg baik

 peralatan yg tepat

 jenis benang : yang biasa digunakan


adalah 2-0 chromic catgut atau
polyglactin 910 (vicr yl rapide) yang
dapat diserap tubuh.

 Te k n i k j a h i t : c o n t i n o u s s u t u r i n g
(karena cepat dan menggunakan lebih
sedikit benang)

 anestesi yg adekuat : lidocaine lokal


TEHNIK PENJAHITAN

 aproksimasi jaringan vagina,


otot dan kulit perineum
 apeks diidentifikasi
 gunakan retraktor vagina bila
laserasi jauh & dalam
 jahitan jangkar ± 1 cm dari
apeks vagina
 mukosa vagina & fascia
rektovagina dijahit jelujur dgn
polyglactin 3-0
 jahitan interlocking ->
hemostasis
TEHNIK PENJAHITAN

 penjahitan harus
mengikutser takan fascia
rektovagina
 jahitan jelujur sampai cincin
himen
 ligasi dibagian proksimal
cincin himen
 penjahitan mukosa vagina
secara lengkap
PENJAHITAN OTOT-OTOT PERINEUM

 identifikasi otot
perineum yg robek
 otot transversus perinei
dijahit dengan jahitan
satu-satu melintang
 bulbocavernosus
dijahit satu-satu dgn
jarum besar
PENJAHITAN FASCIA REKTOVAGINA PADA
OTOT PERINEUM

 jika laserasi meluas ke


fascia rektovagina
diperineum, penjahitan
fascia dijahit satu-satu
secara ver tikal
PENJAHITAN EPISIOTOMI MIDLINE
PENJAHITAN EPISIOTOMI MIDLINE
PENJAHITAN EPISIOTOMI MEDIOLATERAL

Perbaikan episiotomi mediolateral

Re a pro k simasi pe ri n e al
di m ul ai de n g a n m e nyat ukan otot
bul bo c avernosus da n otot
pe ri n e al t ra n s ver sus. H a l i n i
da pa t m e mba nt u m e m unc ulka n
ke m ba li pe nyo kong ba da n
pe ri n e al. Le m a k ya n g te rda pa t
pa da i s c hio rec t al fo s s a da n
te rl eta k di s ta l pa da otot i n i di i kut
s e r t a kan . Pa s t ikan un t uk
m e n c egah a da nya ro n g g a. Kul it
ke m udi an di t ut up de n g a j a h it an
s ubkut i kuler
PEMERIKSAAN LUKA EPISIOTOMI

Pemeriksaan luka episiotomi rutin perlu dilakukan untuk menilai


adanya resiko:

 Luka episiotomi terbuka


 luka terbuka
 Infeksi
FAKTOR RISIKO LUKA TERBUKA

 Perdarahan/hematoma
 Merokok
 Hubungan sex segera stl persalinan
 HPV
 Infeksi
 Teknik operasi yang salah
MANIFESTASI INFEKSI LUKA

  temp
 edema
 erythema
 panas
 luka terbuka
 nyeri
 lochia berbau, perub warna
HEMATOMA PERINEUM

 Hematoma kecil umumnya sembuh tanpa terapi.


 Hematoma besar dan nyeri : drainase utk mengeluarkan
darah.
PERAWATAN PERINEUM

 Perawatan perineum meningkatkan rasa nyaman ibu dan


mencegah infeksi
 Cuci tangan ibu sebelum & setelah BAK / BAB.
 Gunakan larutan antiseptik dengan air hangat utk
membersihkan perineum setelah buang air.
 Aliran air dari depan ke belakang dan keringkan perineum
dengan handuk bersih.
 Ganti pembalut setiap setelah buang air dan gunakan milik
sendiri untuk mencegah kontaminasi silang.
 Pakaian dalam diganti setiap hari atau jika basah.
PERAWATAN PERINEUM

 Bantu ibu berbaring miring atau menggunakan bantal saat duduk


 Bantu latihan daerah vagina (Kegel exercises), yang dapat
mendukung daerah perineum dan memperkuat tonus otot dasar
panggul yg tluka.
 Evaluasi efektivitas analgesia tiap 15’ hingga nyeri (-), jk dlm 30’ tdk
hilang : nonpharmacologic (pengalihan perhatian, panas, dan shower
dingin / hangat).
 Nyeri dan pembengkakan periurethral menyebabkan ibu tidak BAK
sehingga perlu kateterisasi.
 Jika ibu mengeluh nyeri perineal hebat langkah penting per tama
adalah periksa ulang daerah perineum.
PERAWATAN PERINEUM
 Sitz baths
 Ice Pack
 Lampu hangat perineal
 Tidak menggunakan vaginal douching
 Tidak segera berhubungan intim. Episiotomy / luka (+) : 4 -6 minggu
pasca salin. Jika laserasi derajat 3 atau 4 tunggu hingga luka
diperiksa.
 suplemen zinc, vitamin A , vitamin C, vitamin B6
TERIMAKASIH :)

Anda mungkin juga menyukai