0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
214 tayangan18 halaman
Episiotomi adalah tindakan bedah yang melebarkan vagina dengan mengiris perineum untuk memfasilitasi persalinan. Terdapat beberapa jenis episiotomi tetapi yang paling umum adalah median dan mediolateral. Episiotomi rutin tidak lagi direkomendasikan kecuali dalam kondisi tertentu. Komplikasi episiotomi dapat terjadi dalam jangka pendek maupun panjang seperti infeksi, inkontinensia, dan disfungsi seksual.
Episiotomi adalah tindakan bedah yang melebarkan vagina dengan mengiris perineum untuk memfasilitasi persalinan. Terdapat beberapa jenis episiotomi tetapi yang paling umum adalah median dan mediolateral. Episiotomi rutin tidak lagi direkomendasikan kecuali dalam kondisi tertentu. Komplikasi episiotomi dapat terjadi dalam jangka pendek maupun panjang seperti infeksi, inkontinensia, dan disfungsi seksual.
Episiotomi adalah tindakan bedah yang melebarkan vagina dengan mengiris perineum untuk memfasilitasi persalinan. Terdapat beberapa jenis episiotomi tetapi yang paling umum adalah median dan mediolateral. Episiotomi rutin tidak lagi direkomendasikan kecuali dalam kondisi tertentu. Komplikasi episiotomi dapat terjadi dalam jangka pendek maupun panjang seperti infeksi, inkontinensia, dan disfungsi seksual.
DEFINISI • Episiotomi adalah tindakan pembedahan untuk melebarkan orifisium vagina dengan menginsisi perineum. Terdapat dua tipe episiotomi yang utama yaitu median dan mediolateral, namun sebenarnya terdapat 7 jenis episiotomi.
• Episiotomi dipertimbangkan sebagai suatu metode yang secara
adekuat menurunkan tingkat dari robeknya perineum yang berat. Tujuan dari episiotomi adalah untuk meningkatkan diameter dari jalan keluar vagina agar memfasilitasi jalur kepala fetal dan mencegah robekan vagina. Episiotomi Rutin VS Selektif • Reviw Cochrane terbaru menyimpulkan bahwa episiotomi rutin tidak diperuntukan pada pasien yang tidak melakukan persalinan menggunakan bantuan instrument. Maka Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists tidak menyarankan penggunaan episiotomi rutin dan hanya merekomendasikan episiotomi jika : • Kemungkinan robek perineum derajat 3 dan 4 • Distosis jaringan lunak • Kebutuhan mempercepat persalinan karena compromised fetus • Kebutuhan untuk memfasilitasi operasi persalinan vaginal • Riwayat mutilasi genital Jenis Episiotomi 1. Median Episiotomy 2. Modified Median Episiotomy 3. J-Shaped Episiotomy 4. Mediolateral Episiotomy 5. Lateral Episiotomy 6. Radical Lateral (Schuchardt incision) 7. Anterior Episiotomy Modified Median Median Episiotomy J-Shaped Episiotomy Episiotomy • Median Episiotomy • Modifikasi dari • Episiotomi ini dimulai dimulai dari posterior episiotomi median dengan insisi medial dari fourchette dilakukan dengan lalu melengkung ke (pertemuan ujung menambahkan dua lateral untuk bawah labia minora insisi transversal pada menghindari anus. dan labia mayora) arah berlawanan tepat Cara dilakukannya hingga tendon tengah di atas perkiraan lokasi adalah membuat insisi dari perineum. dari sfingter ani. Insisi di garis tengah hingga Perluasan insisi secara transversal dilakukan 2-5 cm dari anus. Lalu kasar mencapai pada tiap sisi, tegak bentuk J dibuat setengah dari panjang lurus terhadap garis dengan mengarahkan perineum. tengah, dengan insisi ke tuberositas panjang 2 hingga 5 cm. ischial menjauhi sfingter ani. Mediolateral Lateral Episiotomy J-Shaped Episiotomy Anterior Episiotomy Episiotomy • Insisi dimulai dari • Dimulai dari introitus • Adalah suatu insisi • Anterior episiotomi garis tengah dan vagina 1 atau 2 cm dalam pada satu (prosedur membuka diarahkan ke lateral lateral dari garis sulkus vagina yang bekas luka yang bawah menjauhi tengah dan melengkung ke berasosiasi dengan rektum. diarahkan ke bawah bawah dan lateral beberapa derajat menuju tuberositas yang berada disekitar dari mutilasi genital) ischial. rektum. Biasanya biasanya dilakukan dilakukan pada awal ketika persalinan dari histerektomi pada wanita yang vaginal radikal atau pernah mengalami trachelectomy infibulasi atau (tindakan bedah mutilasi genital untuk mengangkat sebelumnya. Jari bagian serviks) dokter dimasukan melalui introitus dan diarahkan ke arah pubis lalu di insisi. Komplikasi Episiotomi Jangka Pendek • Laserasi Perineum • Hemoragi dan Peningkatan Kehilangan darah Jangka Panjang • Edema pada lokasi luka • Infeksi Kronis • Infeksi pada lokasi luka • Disfungsi Anorektal • Kerusakan Sfingter ani dan mukosa • Inkontinensia Urin rektum • Prolaps Organ Pelvic • Cedera uretra • Cedera Vesika urinaria • Disfungsi Seksual • Pembentukan Hematoma • Nyeri • Nyeri dan dyspareunia • Episiotomi dehissence (terpisahnya ujung luka insisi bedah Cara Melakukan Episiotomi 1. Cuci tangan, gunakan glove steril, bersihkan area perineal dengan air steril atau cairan antiseptik dengan teknis aseptik. 2. Periksa pasien sudah mendapatkan anti nyeri yang adekuat. Jika pasien terpasang epidural dapat dilakukan penambahan anti nyeri. Jika tidak dapat diberikan N2O sebelum diberikan anastesi lokal. 3. Cek pasien tidak memiliki kontraindikasi dari lidokain 4. Lakukan infiltrasi anestesi lokal (langkah 5-8) dengan jarum dan spuit berisikan lidokain 1% 10-15ml dosis efektif dengan dosis maksimum 20 ml, yang harus dipertimbangkan hingga tindakan repair episiotomy. 5. Letakkan dua jari pada vagina pasien untuk melindungi infant dan memandu infiltrasi dari anestesi lokal. 6. Masukkan jarum pada jaringan perineum pada titik tengah dari fourchette dan arahkan sudut dari jarum ke tengah antara tuberositas ischial dan anus 7. Lakukan aspirasi untuk mengecek ujung jarum tidak berada pada pembuluh darah. Jika darah teraspirasi lakukan reposisi 8. Masukkan lidokain secara pelan, lakukan aspirasi dan injeksi anestesi lokal secara kontinu. 9. Tunggu kira-kira 3 hingga 5 menit agar anestesi lokal bekerja. Cek pasien pada lokasi injeksi apakah anestesi sudah didapatkan. 10. Letakkan dua jari pada vagina dan masukkan gunting bedah pada titik tengah dari fourchette. 11. Lakukan episiotomi ketika kontraksi, karena hal ini akan memberikan gambaran jelas dari perineum yang teregang dan meminimalisir risiko dari perdarahan berat. 12. Lakukan insisi pada sudut antara 45 hingga 60 derajat dari fourchette dengan satu kali potongon, kira kira 4-5 cm. 13. Lanjutkan dengan kelahiran terfasilitasi dan kontrol kelahiran kepala untuk menurunkan risiko perluasan insisi 14. Berikan penekanan pada luka episiotomi antara kontraksi jika kelahiran dari kepala tidak dekat dengan luka untuk menurunkan jumlah perdarahan dan meminimalisir risiko hemoragi post partum 15. Periksa insisi, perineum, vagina, vulva, dan rektum untuk mengidentifikasi tingkat keparahan dari trauma perineal dan robekan labia. 16. Segera lakukan perbaikan luka episiotomi dan trauma lainnya. Perbaikan Robekan Perineum
1st 2nd 3rd 4th
• Laserasi derajat • Menutup • Rujuk • Rujuk
1 tidak selalu epitelium vagina • End to end • Pada satu titik 1 membutuhkan dan technique cm proksimal repair, dan menghubungkan • Overlapping dari puncak luka, sutura diletakan otot technique suture diletakan untuk bulbospongiosus kira-kira 0.5 cm mengkontol dan superfisial dari otot rectal perdarahan atau transversal dan tidak mengembalikan perineal. memasuki bentuk anatomi • Jahitan kontinu lumen anorectal. lebih cepat. 2nd Degree 3rd Degree 4th Degree Perawatan Laserasi Perineum • Secara lokal letakkan kompres es untuk mengurangi bengkak dan mengurangi rasa tidak nyaman. • Beberapa hari kemudian mandi dengan berendam di air hangat untuk membuat nyama dan kebersihan. • Untuk nyeri berikan lidokain 5% topical dan oral analgesik tergantung tingkat nyeri. • Bagi pasien dengan laserasi derajat 2 atau robeknya sfingter anal, hubungan seks dilarang hingga minggu ke 6. dibandingkan dengan pasien yang perineumnya intak, pasien dengan trauma perineum menunjukkan penundaan hubungan seks hinggan 3 sampai 6 bulan.