Pembimbing :
Disusun Oleh :
Yara Cantika
1810221028
Oleh :
Yara Cantika
1810221028
Ambarawa, 2018
Dokter pembimbing
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Sdr, YA, Usia 23 tahun dengan
Demam Tifoid”. Laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
kepaniteraan klinik bagian SMF Interna.
Ambarawa, 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
II.2 Subjektif
II.2.1 Keluhan Utama
Muntah-muntah
II.2.2 Keluhan Penyerta
Mual, kepala nyeri, demam sejak 12 jam SMRS, BAK agak pekat, badan
pegal-pegal, ulu hati terasa penuh, perut kanan atas terasa sakit, dan kadang perih.
II.2.3 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan muntah-muntah sejak 1 hari SMRS. Ulu hati pasien
juga terasa penuh dan kadang perih. Muntah terjadi setiap pasien diberi makan.
Ketika makanan masuk ulu hati bertambah nyeri lalu pasien muntah. Mual (+).
Pasien juga mengeluhkan demam, demam terasa naik mulai dari kemarin malam.
BAB (+) normal. BAK (+) pekat, pasien mengaku kurang minum. Kepala pasien
nyeri dan terasa pusing dan setiap berdiri terasa seperti mau terjatuh. Badan pasien
terasa pegal-pegal.
II.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi, DM, dan menderita penyakit yang sama disangkal.
II.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dan riwayat penyakit dan
keganasan lainnya disangkal.
II.2.6 Sosial Ekonomi
1. Pekerjaan : Swasta
2. Pendidikan : SMU
3. Gaya Hidup : Merokok (+)
4. Cara Bayar : Umum - Dahlia Klas II
II.3 Objektif
II.3.1 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
2. Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4M6V5
3. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 118/60 mmHg
b. Heart Rate : 133 x/menit
c. Respiratory Rate : 18 x/menit
d. Temperature : 39,4°C
e. SPO2 : 98%
4. Status Generalis :
a. Kepala : Mesocephal, Nyeri Kepala (+)
b. Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
c. Hidung : Nasal Discharge (-/-), Nafas Cuping Hidung (-/-)
d. Mulut : Bibir Pucat (-), Bibir Sianosis (-)
e. Telinga : Discharge (-/-)
f. Leher : Pembersaran KGB (-)
g. Thoraks :
Inspeksi : simetris, retraksi (-/-)
Perkusi
o Pulmo : seluruh lapang pulmo sonor
o Cor : batas cor dan pulmo
i. kiri atas SIC II linea parasternal sinistra
ii. kanan atas SIC II linea parasternal dextra
iii. kiri bawah SIC IV linea parasternal sinistra
iv. kanan bawah SIC V linea midclavicula sinistra
Palpasi : vocal fremitus simetris, thrill ictus cordis (-)
Auskultasi
o Pulmo : suara dasar vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-
o Cor : suara I dan II reguler, murmur (-) gallop (-)
h. Abdomen :
Inspeksi : Datar, Darm Contour, (-) Darm Steifung (-)
Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
Palpasi : Supel, Nyeri Tekan (+) Epigastrium dan
hipokondrium dextra
Perkusi : Timpani (+), Pekak Hepar (+)
i. Genitalia : dalam batas normal
j. Ekstremitas :
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral hangat +/+ +/+
Sianosis -/- -/-
Anemis -/- -/-
Clubbing finger -/- -/-
Capillary refill <1 detik <1 detik
II.3.2 Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Rutin dan IgM Salmonella
LABORATORIUM DARAH
25 November 2018
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Darah Rutin
Hemoglobin 13,6 g/dl 13,2-17,5
Leukosit 4.400 sel/uL 3.600-11.000
Trombosit 151.000 sel/uL 150.000-440.000
Eritrosit 5,29 juta sel/uL 4,4 juta – 5,0 juta
Hematokrit 42,3 % 35-47
Indeks Eritrosit
MCH 25,6 (L) Pg 26-34
MCV 79,8 (L) fL 80-100
MCHC 32,1 g/dL 32-36
Hitung Jenis
Limfosit 0,82 (L) 103 1,0-4,5
Monosit 0,35 103 0,2-1,0
Neutrofil 3,21 103 1,8-7,5
3
Eosinofil 0,02 (L) 10 0,04-0,8
Basofil 0,01 103 0-0,2
Kimia Klinik
SGPT 59 (H) mg/dl 0-50
Serologi
Anti Salmonella IgM 7 ≤ 2 : Negatif
3 : Boderline
4-5 : Positif Lemah
≥ 6 Positif Kuat
2. Urin Rutin
LABORATORIUM URIN
25 November 2018
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Urin Lengkap
Warna Kuning
Kekeruhan Jernih
Protein Urin Negatif g/L Negatif
Glukosa Urin Negatif mmol/L Negatif
pH 6,0 5-9
Billirubin Urin Negatif Umol/L Negatif
Urobilinogen 1+2 Umol/L Negatif
Berat Jenis Urin 1.020 1.000-1.030
Keton Urin Negatif mmol/L Negatif
Leukosit Negatif Sel/mL Negatif
Eritrosit Negatif Sel/mL Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Eritrosit 48,0 uL <6,4
Lekosit 10,2 uL <5,8
Epitel 22,8 uL <3,5
Silinder 0,48 uL <0,47
Bakteri 22,8 uL <23
Kristal 0,48 Negatif
Yeast 0,0 Negatif
Epitel Tubulus 17,3 Negatif
II.4 Diagnosis Kerja
Tifoid Fever
II.5 Plan
1. Inf. RL 20 tpm
2. Inj Ondansentron 3x1
3. Inj. Ranitidin 2x1
4. Inj. Ceftriaxone 1A/12jam
5. Paracetamol 3x1
6. Diet Lambung I
II.6 Catatan Perkembangan Pasien
Sabtu, 24 November 2018 Pukul 21.00
Subjektif Objektif Assesment Plan
Pasien Merasa KU/Kes: sakit sedang/CM Obs. Febris H2 Inf. RL 40 tpm 20 tpm
Gelisah Tanda Vital Inj. Ranitidin 2x1
Mual dan Muntah TD: 110/90 mmHg HR: 109x/menit reguler Inj Ondansentron 3x1
Demam RR: 21x/menit S: 39,5oC PO. Paracetamol 3x5 mg
Nyeri perut atas Status Generalis Inf. Paracetamol 500 mg (Extra)
Pusing Abdomen: Datar, BU (+) normal, Nyeri tekan (+) di DL I
BAB (+) Normal epigastrium dan hipokondrium dextra, Timpani (+)
BAK (+) Normal
Minggu, 25 November 2018 Pukul 06.00
Subjektif Objektif Assesment Plan
Mual dan Muntah KU/Kes: sakit sedang/CM Obs. Febris H3 Inf. RL 20 tpm
Demam turun Tanda Vital Inj. Ranitidin 2x1
Nyeri perut atas TD: 90/70 mmHg HR: 100x/menit reguler Inj Ondansentron 3x1
Pusing RR: 22x/menit S: 36oC PO. Paracetamol 3x5 mg
BAB (+) Normal Status Generalis Cek DR/UR/IgM Salmonella
BAK (+) Normal Abdomen: Datar, BU (+) normal, Nyeri tekan (+) di DL I
epigastrium dan hipokondrium dextra, Timpani (+)
Minggu, 25 November 2018 Pukul 16.00
Subjektif Objektif Assesment Plan
BAB Cair 3x KU/Kes: sakit sedang/CM Obs. Febris H3 + Diare Inf. RL 20 tpm
Mual dan Muntah Tanda Vital Inj. Ranitidin 2x1
Demam naik TD: 80/60 mmHg HR: 89x/menit reguler Inj Ondansentron 3x1
Nyeri perut atas RR: 22x/menit S: 38,3oC PO. Paracetamol 3x5 mg
Pusing Status Generalis PO Diaform 3x2tab jika diare
BAK (+) Normal Abdomen: Datar, BU (+) normal, Nyeri tekan (+) di DL I
epigastrium dan hipokondrium dextra, Timpani (+)
Senin, 26 November 2018 Pukul 05.30
Subjektif Objektif Assesment Plan
Mual (+) KU/Kes: sakit sedang/CM Demam Tifoid H4 Inf. RL 20 tpm
Muntah (-) Tanda Vital Inj. Ranitidin 2x1
Demam naik TD: 110/80 mmHg HR: 80x/menit reguler Inj Ondansentron 3x1
Nyeri perut atas RR: 20x/menit S: 39oC PO. Paracetamol 3x5 mg
Pusing Status Generalis PO Diaform 3x2tab jika diare stop
BAB (+) Normal Abdomen: Datar, BU (+) normal, Nyeri tekan (+) di Inj. Ceftriaxone 1A/12jam
epigastrium dan hipokondrium dextra, Timpani (+)
BAK (+) Normal DL I DL II
Pemeriksaan Anti Salmonella IgM : 7 Positif Kuat
1. Ingesti
Proses ini melibatkan mengambil makanan dan cairan ke dalam mulut.
2. Sekresi
Tiap hari, sel-sel sepanjang saluran digestif dan kelenjar organ aksesori
digestif mensekresikan sekitar 7 liter dari air, asam, buffer, dan enzym ke
dalam lumen saluran digestif.
3. Mengaduk dan Mendorong
Kontraksi dan relaksasi bergantian dari otot polos pada saluran digestif
mengaduk makanan dan sekresi maju ke arah anus. Kemampuan dari
saluran digestif untuk mencampur dan mendorong material ini disebut
motilitas.
4. Digesti
Proses mekanik dan kimiawi untuk menghancurkan makanan ke molekul
kecil. Pada pencernaan mekanis gigi memotong dan menggiling makanan
sebelum ditelan, dan otot polos dari lambung dan usus halus akan mengaduk
makanan untuk membantu lebih lanjut proses. Sebagai hasil, molekul
makanan menjadi larut dan secara keseluruhan tercampur dengan enzim
digestif. Pada pencernaan kimiawi karbohidrat, lipid, protein, asam nukleat
pada makanan dibagi menjadi molekul yang lebih kecil melalui hidrolisis.
Enzim digestif diproduksi oleh kelenjar ludah, lidah, lambung, pankreas,
dan usus halus yang dikatalisasi dengan reaksi katabolik. Beberapa
substansi pada makanan dapat diserap tanpa digesti kimiawi. Ini termasuk
vitamin, ion-ion, kolesterol, dan air.
5. Absorpsi
Masuknya bahan makanan yang dicerna dan cairan yang disekresi, ion-ion,
dan produk dari pencernaan ke dalam sel-sel epitelial dalam lumen saluran
cerna disebut absorpsi. Substansi yang diserap masuk ke darah atau limfa
dan bersikulasi ke sel-sel tubuh.
6. Defekasi
Hasil akhir, dan substansi yang sudah dicerna, bakteria, sel-sel yang
terkelupas dari saluran cerna, dan materi yang dicerna namun tidak di
absorpsi melalui saluran digestif meninggalkan tubuh melalui anus dalam
proses yang disebut defekasi. Material yang dibuang disebut feses.
2. Minggu Kedua
Gejala menjadi lebih jelas dengan demam, bradikardi relatifm lidah
tifoid (kotor di tengah, tepi dan ujung berwarna merah, disertai tremor),
hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan kesadaran, dan yang
lebih jarang roseolae (jarang pada orang indonesia) (Tanto et al., 2014).
III.3.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Keterangan Sensitivitas Spesifisitas
Pemeriksaan Darah Leukosit, Anemia,
Perifer Trombositopenia, LED,
SGOT dan SGPT
Widal Pembentukan aglutinin
O > 1:320 mulai pada akhir minggu
H > 1:640 pertama. Diawali oleh O
diikuti H. O menetap 4-6
bulan dan H menetap 9-
12 bulan.
TUBEX Positif menunjukan Sensitivitas 75-80%
infeksi Salmonella Spesifisitas 75-90%
serogroup D dan tidak
spesifik pada S.typhi.
Infeksi S.paratyphi
negatif.
Typhidot Deteksi IgM dan IgG Sensitivitas 98%
pada S.typhi. hasil positif Spesifisitas 76,6%
diperoleh 2-3 hari
setelah infeksi.
IgM dipstick Deteksi khusus IgM Sensitivitas 65-77%
spesifik S.typhi. Spesifisitas 95-100%
dilakukan 1 minggu
setelah muncul gejala.
Kultur darah Hasil positif memastikan
diagnosis. Hasil negatif
tidak menyingkirkan
Skor penilaian Tubex <2 negatif, 3 boderline (tidak dapat disimpulkan), 4-5 Positif
(infeksi aktif), >6 positif (indikasi kuat infeksi).
III.3.7 Penatalaksanaan
1. Istirahat dan perawatan untuk mencegah komplikasi
2. Diet lunak dan terapi suportif (antipiretik, antiemetik, cairan yang adekuat)
3. Antibiotik dengan pilihan antara lain :
Antibiotik Golongan Mekanisme Kerja Dosis
Kloramfenikol Kloramfenikol Hambat sintesis protein 4x500mg/hari
Tiamfenikol Gram (+) dan (-) aerob 4x500mg
anaerob.
Kotrimoksazol Sulfonamid dan Hambat enzim 2x960 mg (2mgg)
trimetoprim metabolisme Folat Gram
(-) aerob. Salmonella
Ampisilin dan Penisilin Hambat sintesis dan rusak 50-150mg/KgBB
Amoksisilin dinding sel. Gram (+) dan (2mgg)
(-)
Seftriakson Sefalosporin Hambat sintesis dan rusak 3-4 gram dalam
Generasi III dinding sel. Gram (+) dan dekstrosa 100cc selama
(-) setengah jam perinfus
sekali sehari (3-5 hari)
Norfloksasin Fluorokuinolon Mempengaruhi Sintesis 2x400mg/hari (14hari)
Siprofloksasin atau Metabolisme Asam 2x500mg/hari (6 hari)
Ofloksasin Nukleat. Salmonella. 2x400mg/hari (7 hari)
Sumber : Menkes, 2011 ; Tanto et al., 2014
Kombinasi antibiotik diberikan pada tifoid toksik, peritonitis atau perforasi,
syok septik. Pada kehamilan : ampisilin, amoksisilin, seftriakson.
III.3.8 Komplikasi
1. Intestinal : Perdarahan usus, perforasi usus, ileus paralitik
2. Kardiovaskular : syok, miokarditis, trombosit, tromboflebitis
3. Darah : anemia hemolitik, trombositopenia, koagulasi
intavaskulardiseminata, sindrom uremia hemolitik.
4. Paru : pneumonia, empiema, pleuritis
5. Hepar : Hepatitis, Kolelitiasis
6. Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, perinefritis
7. Tulang : osteomielitis, periostitis, spondilitis, artritis
8. Neuropsikiatrik : delirium, meningismus, meningitis, polineuritis perifer,
sindrom Guillain-Barre, psikosis, sindrom katatonia
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, pasien ini didiagnosis sebagai demam tifoid. Demam tifoid disebabkan
oleh bakteri Salmonella. Setelah bakteri masuk melalui saluran cerna terjadilah
bakteremia primer yang akan membuat bakteri sampai ke hepar dan lien. Hal ini
mungkin dapat membuat komplikasi hepatitis typhosa. Maka dari itu dapat terjadi
peningkatan kadar SGPT dan kadar urobilinogen urin. Namun, kurangnya gejala
pada pasien dan hasil laboratorium lain yang menunjang, maka diagnosis hepatitis
typhosa tidak dapat tegak. Pada pasien ini, terapi awal yang dilakukan untuk
melegakan gejala simtomatik pasien. Setelah diagnosis kerja tegak dan ditunjang
pemeriksaan anti Salmonella IgM pemberian antibiotik dilakukan. Setelah
dilakukan perawatan selama 6 hari di rumah sakit keadaan pasien membaik dan
diijinkan pulang.
DAFTAR PUSTAKA