Anda di halaman 1dari 18

KASUS I

MALARIA e.c Plasmodium vivax

Tutorial A4

1410211003 Zahra Normansyah


1410211026 Rian Mourbas
1410211038 Kartika Putri Amalia
1410211042 Yara Cantika
1410211147 Dalasta Ayu Annisa
1410211159 Ni Kadek Ajeng H
1410211164 Dian Ayu Safitri
1410211165 Adelina Enggar Pertiwi
1410211168 Ari Aprianto
1310211174 Febyola Nur Fitriyani

Tutor : dr. M. Fiki Fauzan

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN

2017
OVERVIEW KASUS
PENATALAKSANAAN KASUS
Obat Dosis Sediaan Maksimal
Artesunat (3 Hari) 4 mg/KgBB 50 mg 4 Tablet
Amodiakuin (3 Hari) 10 mg/KgBB 200 mg 4 Tablet
Primakuin (14 Hari) 0.25 mg/KgBB 15 mg 3 Tablet
PATOFISIOLOGI
BASIC SCIENCE
A. Plasmodium
1. Taksonomi
Kingdom : Protista
Filum : Apicomplexa
Kelas : Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : Plasmodium sp

2. Spesies yang menginfeksi Manusia


Plasmodium falciparum
Plasmodium vivax
Plasmodium ovale
Plasmodium malariae
Plasmodium knowlesi

3. Bentuk Plasmodium
4. Karakteristik Plasmodium

5. Siklus Hidup

B. Vektor
1. Anopheles
Semua nyamuk, khususnya Anopheles dewasa memiliki tubuh yang kecil dengan
3 bagian : kepala, torak dan abdomen (perut). Kepala nyamuk berfungsi untuk
memperoleh informasi dan untuk makan. Pada kepala terdapat mata dan
sepasang antena. Antena nyamuk sangat penting untuk mendeteksi bau host dari
tempat perindukan dimana nyamuk betina meletakkan telurnya.

Pada Anopheles dewasa, dibagi atas 3 bagian, yaitu


a) Kepala
1) Pada kepala terdapat mata, antena, probocis dan palpus
2) Mata disebut juga hensen
3) Antena pada anopeles berfungsi sebagai deteksi bau pada hospes yaitu pada
manusia ataupun pada binatang
4) Probocis merupakan moncong yang terdapat pada mulut nyamuk yang pada
nyamuk betina berfungsi untuk mengisap darah akrena probocisnya tajam dan
kuat, ini berbeda dengan yang jantan, sehingga yang jantan hanya mengisap
bahan-bahan cair.
5) Palpus terdpat pada kanan dan kiri probocis, yang berfungsi sebagai sensory

b) Torak
1) Bentuk torak pada nyamuk anopeles seperti lokomotif
2) mempunyai tiga pasang kaki
3) mempunyai dua pasang sayap
4) Antara torak dan abdomen terdapat alat keseimbangan yang di sebut halte,
yang berfungsi sebagai alat keseimbangan padaa waktu nyamuk terbang.

c) Abdomen
1) Berfungsi sebagai organ pencernaan dan tempat pembentukan telur nyamuk.
2) Bagian badannya mengembang agak besar saat nyamuk betina menghisap
darah.
3) Darah tersebut lalu dicerna tiap waktu untuk membantu memberikan sumber
protein pada produksi telurnya, dimana mengisi perutnya perlahan-lahan.
2. Karakteristik Nyamuk
C. Hematologi
1. Eritrosit
Definisi
Kantung Hemoglobin terbungkus membran plasma yang mengangkut
O2 dalam darah.
Fungsi Primer : Mengangkut O2 dan dengan tingkat yang lebih rendah
CO2 dan ion hydrogen dalam darah.
Struktur Cakram Bikonkaf 8,2,1
Fungsi :
Meningkatkan luas permukaan yang lebih besar untuk difusi O2
Tipis sel memungkinkan O2 cepat berdifusi
Kelenturan Membran melewati kapiler 3 mikrometer

2. Maturasi Eritrosit

3. Kontrol Eritropoiesis
4. Hemolisis Ekstravaskular

D. DEMAM

1. Definisi
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari -hari
yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus.
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5 -37,2C. Derajat suhu yang dapat
dikatakan demam adalah rectal temperature 38,0C atau oral temperature
37,5C atau axillary temperature 37,2C.
Istilah lain yang berhubungan dengan demam adalah hiperpireksia.
Hiperpireksia adalah suatu keadaan demam dengan suhu >41,5C yang
dapat terjadi pada pasien dengan infeksi yang parah tetapi paling sering
terjadi pada pasien dengan perdarahan sistem saraf pusat.
2. Jenis Demam

3. Patofisiologi Demam
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama pirogen.
Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi dua yaitu
pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh dari
pirogen eksogen adalah produk mikroorganisme seperti toksin atau
mikroorganisme seutuhnya. Salah satu pirogen eksogen klasik adalah endotoksin
lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif. Jenis lain dari pirogen
adalah pirogen endogen yang merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh
pasien. Contoh dari pirogen endogen antara lain IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN.
Sumber dari pirogen endogen ini pada umumnya adalah monosit, neutrofil, dan
limfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan pirogen endogen jika
terstimulasi.
Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit,
limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator
inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat
kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN).
Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endotelium hipotalamus
untuk membentuk prostaglandin. Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan
meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus.
Hipotalamus akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan
yang baru sehingga ini memicu mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan
panas antara lain menggigil, vasokonstriksi kulit dan mekanisme volunter seperti
memakai selimut. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan
penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu
tubuh naik ke patokan yang baru tersebut.
Demam memiliki tiga fase yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase
kemerahan. Fase pertama yaitu fase kedinginan merupakan fase peningkatan
suhu tubuh yang ditandai dengan vasokonstriksi pembuluh darah dan
peningkatan aktivitas otot yang berusaha untuk memproduksi panas sehingga
tubuh akan merasa kedinginan dan menggigil. Fase kedua yaitu fase demam
merupakan fase keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas di
titik patokan suhu yang sudah meningkat. Fase ketiga yaitu fase kemerahan
merupakan fase penurunan suhu yang ditandai dengan vasodilatasi pembuluh
darah dan berkeringat yang berusaha untuk menghilangkan panas sehingga tubuh
akan berwarna kemerahan.
MALARIA

A. DEFINISI
Penyebab Malaria adalah parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk anopheles betina. Dikenal 5 (lima) macam spesies yaitu: Plasmodium
falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae dan
Plasmodium knowlesi. Parasit yang terakhir disebutkan ini belum banyak dilaporkan
di Indonesia.

B. EPIDEMIOLOGI

API dari tahun 20082009 menurun dari 2,47 per 1000 penduduk menjadi 1,85 per
1000 penduduk. Bila dilihat per provinsi dari tahun 2008 2009 provinsi dengan
API yang tertinggi adalah Papua Barat, NTT dan Papua terdapat 12 provinsi yang
diatas angka API nasional.

C. JENIS MALARIA
1. Malaria falsiparum
Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala demam timbul intermiten dan dapat
kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi malaria berat yang menyebabkan
kematian.
2. Malaria vivaks
Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang dengan interval bebas
demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria berat yang disebabkan oleh
Plasmodium vivax.
3. Malaria ovale
Disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis biasanya bersifat ringan. Pola
demam seperti pada malaria vivaks
4. Malaria malariae
Disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala demam berulang dengan interval
bebas demam 3 hari.
5. Malaria knowlesi
Disebabkan oleh Plasmodium knowlesi. Gejala demam menyerupai malaria
falsiparum.

D. GEJALA
Gejala demam tergantung jenis malaria. Sifat demam akut (paroksismal) yang
didahului oleh stadium dingin (menggigil) diikuti demam tinggi kemudian
berkeringat banyak. Gejala klasik ini biasanya ditemukan pada penderita non imun
(berasal dari daerah non endemis). Selain gejala klasik diatas, dapat ditemukan gejala
lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal, dan nyeri otot. Gejala
tersebut biasanya terdapat pada orang-orang yang tinggal di daerah endemis (imun).

E. DIAGNOSIS
A. Anamnesis
Pada anamnesis sangat penting diperhatikan:
a. Keluhan : demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual,
muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal
b. Riwayat sakit malaria dan riwayat minum obat malaria
c. Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria.
d. Riwayat tinggal di daerah endemis malaria
Setiap penderita dengan keluhan demam atau riwayat demam harus selalu ditanyakan
riwayat kunjungan ke daerah endemis malaria

B. Pemeriksaan fisik
a. Suhu tubuh aksiler > 37,5 C
b. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
c. Sklera ikterik
d. Pembesaran Limpa (splenomegali)
e. Pembesaran hati (hepatomegali)
C. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di Puskesmas/lapangan/ rumah
sakit/laboratorium klinik untuk menentukan:
a) Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).
b) Spesies dan stadium plasmodium
c) Kepadatan parasite

b. Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)


Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan
menggunakan metoda imunokromatografi. Sebelum menggunakan RDT perlu
dibaca petunjuk penggunaan dan tanggal kadaluarsanya. Pemeriksaan dengan RDT
tidak digunakan untuk mengevaluasi pengobatan.

F. PENATALAKSANAAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI


Malaria falsiparum dan Malaria vivaks
Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan ACT di tambah
primakuin.
Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks 1 kali perhari
selama 3 hari, Primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari
pertama saja dengan dosis 0,75 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks selama 14 hari
dengan dosis 0,25 mg /kgBB.

Pengobatan malaria vivaks yang relaps


Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan dengan regimen ACT
yang sama tapi dosis Primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.

Pengobatan malaria ovale


Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT yaitu DHP atau kombinasi
Artesunat + Amodiakuin. Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk malaria
vivaks yaitu 1 kali perhari selama 3 hari.

Pengobatan malaria malariae


Pengobatan P. malariae yaitu diberikan ACT 1 kali perhari selama 3 hari, dengan
dosis sama dengan pengobatan

Obat Dosis Sediaan Maksimal


Artesunat 4 mg/KgBB 50 mg 4 tablet
Amodiakuin 10 mg/KgBB 200 mg 4 tablet
Primakuin Hanya Hari 1 : 0.75 15 mg 3 tablet
mg/KgBB
14 Hari : 0.25
mg/KgBB
G. ALGORITMA MALARIA
REFERENSI

Malaria di Indonesia Tinjauan Aspek Epidemiologi Andi Arsunan Arsin 2012


Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria Kementrian Kesehatan RI 2012
Fisiologi Sherwood Edisi 9 2014
Repository USU
CDC Center for Disease Control and Prevention

Anda mungkin juga menyukai