Anda di halaman 1dari 24

Clinical Science Session

Ruptur Perineum
Nadhirah binti Sa’an 1 8 4 0 3 1 2 6 6 1

Preseptor :
dr. Hudila Rifa Karmia, Sp.OG(K)
01
PENDAHULUAN
L ATA R B E L A K A N G

Ruptur perineum adalah robekan Ruptur perineum terjadi pada


yang terjadi pada saat bayi lahir, hampir semua persalinan
baik secara spontan maupun pertama dan tidak jarang juga
dengan menggunakan alat atau pada persalinan berikutnya.
tindakan.

Ruptur perineum dapat terjadi Komplikasi lain yang mungkin


karena beberapa faktor, dapat terjadi akibat ruptur
diantaranya adalah faktor ibu, perineum adalah fistula,
faktor janin, dan faktor penolong hematoma, dan infeksi.
persalinan.
1.2 Batasan Masalah
Makalah ini membahas mengenai anatomi, definisi, epidemiologi,
etiologi dan faktor resiko, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis,
tatalaksana dan komplikasi pada ruptur perineum.
1.3 Tujuan Penulisan
Laporan kasus ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang ruptur perineum.
1.4 Metode Penulisan
Makalah ini ditulis setelah melakukan penelitian tinjauan pustaka yang
ada merujuk kepada berbagai literatur.
02
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Perineum

Perineum adalah merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul,


yang terletak antar vulva dan anus. Panjangnya rata-rata 4 cm.9 Perineum
terdiri dari otot-otot dan fascia dari diafragma urogenitalis dan diafragma
pelvis.

Diafragma urogenitalis terbentang melintasi arkus pubis di atas fascia


perinei superfisialis (colles’ fascia), yang terdiri dari dua otot, yakni
muskulus koksigeus dan muskulus levator ani, sedangkan muskulus
levator ani terdiri muskulus iliokossigeus, muskulus pubokossigeus dan
muskulus puborektalis bersama-sama mendukung perineum yang
fungsional merupakan sfingter ani dari rektum.
Gambar 1 Anatomi Perineum
Definisi Ruptur Perineum
Ruptur perineum adalah robekan perineum yang terjadi
pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan
menggunakan alat atau tindakan. Robekan perineum
umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi
luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Robekan
perineum terjadi pada hampir semua primipara dan
tidak jarang pada persalinan berikutnya.
Epidemiologi
Menurut WHO pada tahun 2014, angka kematian ibu di dunia yaitu
289.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia sebesar 190/100.000 kelahiran hidup, Brunei Darussalam
sebesar 27/100.000 kelahiran hidup dan Malaysia sebesar 29/100.000
kelahiran hidup.

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2015, angka kematian ibu


di Indonesia sebesar 305/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu
yang terjadi di Indonesia ini masih di bawah dari negara-negara yang ada
di ASEAN.
Klasifikasi Ruptur Perineum

Ruptur perineum spontan: luka Ruptur perineum yang


pada perineum yang terjadi disengaja (episiotomi):
karena sebab-sebab tertentu insisi perineum untuk
tanpa dilakukan tindakan memperlebar ruang pada
perobekan atau disengaja. Luka
lubang keluar jalan lahir
ini terjadi pada saat persalinan
sehingga memudahkan
dan biasanya tidak teratur.
kelahiran anak.
Ruptur perineum dibagi dalam tingkatan-tingkatan
sebagai berikut, dan:

 Tingkat I : Ruptur hanya pada selaput lendir vagina


dengan atau tanpa mengenai kulit perineum.
 Tingkat II : Ruptur mengenai selaput lendir vagina
dan otot perinea transversalis, tetapi tidak mengenai
springter ani.
 Tingkat III : Ruptur mengenai seluruh perineum dan
otot springter ani.
 Tingkat IV : Ruptur sampai mukosa rektum.
Gambar 2 Derajat ruptur perineum
Etiologi dan Faktor Resiko
Ruptur perineum dapat terjadi karena beberapa
faktor, diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin, dan
faktor penolong persalinan.
Menurut Wiknjosastro, ruptur spontan pada perineum
umumnya terjadi pada persalinan dimana:

-Kepala janin terlalu cepat lahir


-Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
-Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut
-Pada persalinan dengan distosia bahu
Menurut Henderson, yang termasuk faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko terjadinya ruptur perineum spontan, yaitu:
Paritas
Daerah perineum bersifat elastis, tapi dapat juga ditemukan perineum yang kaku, terutama
pada nullipara yang baru mengalami kehamilan pertama (primigravida)
Ukuran janin/bayi
Ukuran bayi yang besar, yaitu lebih dari 4000 gram
Pertolongan/penatalaksanaan persalinan
Melindungi perineum dan menggunakan tarikan untuk melahirkan bahu, serta cara meneran
yang salah. Selain itu pada sejumlah penelitian menunjukan bahwa posisi seorang wanita
saat melahirkan terkait dengan kejadian ruptur perineum
Malpresentasi dan malposisi dari janin
Misalnya letak lintang atau presentasi bokong pada janin.
• Persalinan pervaginam sering disertai
dengan ruptur.
• Perdarahan masa nifas akut, ruptur yang
diabaikan dapat menyebabkan kehilangan
darah yang banyak tapi perlahan selama
berjam-jam.
• Jaringan lunak dan struktur disekitar
perineum akan mengalami kerusakan pada
PATOFISIOLOGI setiap persalinan.
• Kerusakan biasanya lebih nyata pada
wanita primipara karena jaringan pada
primipara lebih padat dan lebih mudah
robek dari pada wanita multipara.
• Ruptur perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan
maupun episiotomi.

• Perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus


dilakukan atas indikasi antara lain yaitu bayi besar,perineum
kaku, persalinan dengan kelainan letak, persalinan dengan
menggunakan alat baik forceps maupun vacum karena apabila
episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi di atas, maka
menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan
pada daerah perineum yang lebih berat.
a. Kulit perineum mulai melebar
dan tegang.
b. Kulit perineum berwarna pucat
dan mengkilap.
c. Ada perdarahan keluar dari
TANDA DAN lubang vulva, merupakan indikasi
G E J A L A robekan pada mukosa vagina.
d. Bila kulit perineum pada garis
tengah mulai robek, diantara
fourchette dan sfingter ani
TATALAKSANA RUPTUR PERINEUM

pemijatan perineum yang dilakukan


sejak bulan-bulan terakhir kehamilan
menyiapkan jaringan kulit perineum
mekanisme koping bagi ibu yaitu lebih elastis sehingga lebih mudah
untuk menghilangkan rasa takut dan meregang.
cemas saat persalinan

(PENCEGAHAN)
PEMIJATAN
PERINEUM meningkatkan elastisitas vagina
untuk membuka, sekaligus melatih
dapat mengurangi robekan ibu untuk aktif mengendurkan
perineum, mengurangi pemakaian perineum ketika ia merasakan
episiotomi, dan mengurangi tekanan saat kepala bayi lahir.
penggunaan alat bantu persalinan
lainnya.
TATALAKSANA RUPTUR PERINEUM

Prinsip yang harus diperhatikan dalam


menangani ruptur perineum adalah:
PENANGANAN
RUPTUR
PERINEUM
Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak
lahir, segera memeriksa perdarahan tersebut berasal dari retensio
plasenta atau plasenta tidak lahir lengkap.

Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat
dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan
pada jalan lahir, selanjutnya dilakukan penjahitan.
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk ruptur
perineum adalah dengan memberikan antibiotik
yang cukup. Perawatan perineum umumnya
bersamaan dengan perawatan vulva. Hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah:

a. Mencegah kontaminasi dengan rektum


b. Menangani dengan lembut jaringan luka
c. Membersihkan darah yang menjadi sumber
infeksi dan bau.
KOMPLIKASI

Perdarahan Fistula

Hematoma Infeksi
02
TINJAUAN PUSTAKA
Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir
yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik
menggunakan alat maupun tidak
menggunakan alat. Ruptur perineum terjadi
pada hampir semua persalinan pertama dan
tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.
THANK YOU FOR YOUR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai