Anda di halaman 1dari 7

Tugas Mandiri

Ruptur Perineum

Oleh :
Muh Yordhan Tamsil
20014101048

Masa KKM : 29 Maret 2021 – 06 Juni 2021

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2021
A. Definisi
Perineum adalah bagian permukaan dari pintu bawah panggul yang terletak antara
vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis serta diafragma pelvis.
Rupture perineum merupakan robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara
spontan maupun dengan menggunakan alat atau tindakan. Robekan perineum umumnya
terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat.
Robekan perineum terjadi pada hampir semua primipara. Robekan dapat terjadi
bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang
berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina.

B. Klasifikasi
Jenis robekan perineum berdasarkan luasnya adalah sebagai berikut:
a. Derajat satu: Robekan ini hanya terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan,
kulit perineum.
b. Derajat dua: Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit
perineum dan otot perineum.
c. Derajat tiga: Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit
perineum, otot-otot perineum dan sfingterani eksterna.
- 3a: < 50% ketebalan sfingter ani eksterna (SAE)
- 3b: >50% Ketebalan sfingter ani eksterna (SAE)
- 3c: Mengenai kedua sfingter ani eksterna dan interna
d. Derajat empat: Robekan dapat terjadi pada seluruh perineum dan sfingterani yang
meluas sampai ke mukosa rectum

C. Resiko dan Faktor yang memengaruhi


Resiko
Bergantung pada jenis robekan perineum yang Anda miliki, Anda mungkin berisiko
mengalami:
 Berdarah.
 Mengembangkan kumpulan darah di area robekan perineum (hematoma).
 Rasa sakit. Ini mungkin termasuk nyeri saat buang air kecil, atau nyeri saat buang air
besar.
 Infeksi di tempat robekan.
 Demam.
 Kesulitan mengontrol buang air kecil atau usus (inkontinensia).
 Seks yang menyakitkan.

2
Faktor Yang Mempengaruhi
 Paritas
 Berat Lahir Bayi
 Cara Mengejan
 Elastisitas Perineum
 Umur Ibu <20 dan >35 tahun

D. Tanda dan Gejala


Tanda robekan jalan lahir biasanya didapatkan perdarahan, darah segar yang
mengalir dan pada kulit perineum terlihat melebar dan pucat dikarenakan keluarnya
darah yang terlalu banyak.
1. Gejala yang terjadi adalah:
a. Pucat
b. Lemah
c. Pasien dalam keadaan menggigil pada rupture perineum derajat 3 dan 4

E. Patofisiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu Power, passage, passenger,
posisi ibu dan psikologi. Namun dalam hal ruptur perineum yang paling sering menjadi
penyebab adalah faktor passage dan passenger.
a. Passage (Jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul,
vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya
lapisan-lapisan otot dasat panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetap panggul ibu
jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan
dirinyaterhadapa jalan lahir yang relative kaku.
b. Passenger (Janin dan Plasenta)
Janin dapat mempengaruhi jalannya kelahiran karena ukuran dan
presentasinya. Dari semua bagian janin, kepala merupakan bagian yang paling kecil
mendapat tekanan. Namun, karena kemampuan tulang kepala untuk molase satu
sama lain, janin dapat masuk melalui jalan lahir asalkan tidak terlalu besar dan
kontraksi uterus cukup kuat.
Passenger atau janin, bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat

3
interaksi beberapa factor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia dianggap
sebagai dari passanger yang menyertai janin.
Robekan perineum terjadi pada hamper semua persalinan pertama dan tidak
jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau
dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin
dengan cepat, sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat
dan lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan pendarahan dalam tengkorak janin,
dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu
lama. Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa menjadi luas
apabila kepala janin lahir terlalu cepat
Yang dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir adalah Partus
presipitatus.
a. Kepala janin besar
b. Presentasi defleksi (dahi, muka).
c. Primipara
d. Letak sungsang.
e. Pimpinan persalinan yang salah.
f. Pada obstetri dan embriotomi : ekstraksi vakum, ekstraksi forcep, dan
embriotomi

F. Komplikasi
Risiko komplikasi yang mungkin terjadi jika rupture perineum tidak segera diatas, yaitu:
a. Perdarahan
Seorang wanita dapat meninggal karena perdarahan pasca persalinan dalam waktu
satu jam setelah melahirkan. Penilaian dan penatalaksanaan yang cermat selama kala
satu dan kala empat persalinan sangat penting. Menilai kehilangan darah yaitu
dengan cara memantau tanda vital, mengevaluasi asal perdarahan, serta
memperkirakan jumlah perdarahan lanjutan dan menilai tonus otot.
b. Fistula
Fistula dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya karena perlukaan pada vagina
menembus kandung kencing atau rectum. Jika kandung kencing luka, maka air
kencing akan segera keluar melalui vagina. Fistula dapat menekan kandung kencing
atau rectum yang lama antara kepala janin dan panggul, sehingga terjadi iskemia .
4
c. Hematoma
Hematoma dapat terjadi akibat trauma partus pada persalinan karena adanya
penekanan kepala janin serta tindakan persalinan yang ditandai dengan rasa nyeri
pada perineum dan vulva berwarna biru dan merah. Hematoma dibagian pelvis bisa
terjadi dalam vulva perineum dan fosa iskiorektalis. Biasanya karena trauma
perineum tetapi bisa juga dengan varikositas vulva yang timbul bersamaan dengan
gejala peningkatan nyeri. Kesalahan yang menyebabkan diagnosis tidak diketahui
dan memungkinkan banyak darah yang hilang. Dalam waktu yang singkat, adanya
pembengkakan biru yang tegang pada salah satu sisi introitus di daerah rupture
perineum.
d. Infeksi
Infeksi pada masa nifas adalah peradangan di sekitar alat genetalia pada kala nifas.
Perlukaan pada persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh
sehingga menimbulkan infeksi. Dengan ketentuan meningkatnya suhu tubuh
melebihi 380. Robekan jalan lahir selalu menyebabkan perdarahan yang berasal dari
perineum, vagina, serviks dan robekan uterus (rupture uteri). Penanganan yang dapat
dilakukan dalam hal ini adalah dengan melakukan evaluasi terhadap sumber dan
jumlah perdarahan. Jenis robekan perineum adalah mulai dari tingkatan ringan
sampai dengan robekan yang terjadi pada seluruh perineum yaitu mulai dari derajat
satu sampai dengan derajat empat. Rupture perineum dapat diketahui dari tanda dan
gejala yang muncul serta penyebab terjadinya. Dengan diketahuinya tanda dan gejala
terjadinya rupture perineum, maka tindakan dan penanganan selanjutnya dapat
dilakukan

G. Penanganan
Bila dijumpai robekan perineum segera dilakukan penjahitan luka dengan baik
lapis demi lapis, dengan menghindari robekan terbuka ke arah vagina karena dapat
tersumbat oleh bekuan darah yang akan menyebabkan kesembuhan luka menjadi lebih
lama.
Tujuan penjahitan robekan perineum adalah untuk menyatukan kembali jaringan
tubuh dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu. Penjahitan dilakukan dengan
cara jelujur menggunakan benang cat gut kromik. Dengan memberikan anastesi lokal
pada ibu saat penjahitan laserasi, dan mengulangi pemberian anestesi jika masih terasa
sakit. Penjahitan dimulai satu cm dari puncak luka. Jahit sebelah dalam ke arah luar, dari
5
atas hingga mencapai bawah laserasi. Pastikan jarak setiap jahitan sama dan otot yang
terluka telah dijahit. Ikat benang dengan membuat simpul dalam vagina. Potong ujung
benang dan sisakan 1,5 cm. Kemudian melakukan pemeriksaan ulang pada vagina dan
anus untuk mengetahui terabanya jahitan pada rectum karena bisa menyebabkan fistula
dan bahkan infeksi.
Tindakan yang dilakukan untuk robekan jalan lahir adalah sebagai berikut:
a. Memasang kateter ke dalam kandung kencing untuk mencegah trauma terhadap
uretra saat penjahitan robekan jalan lahir.
b. Memperbaiki robekan jalan lahir.
c. Jika perdarahan tidak berhenti, tekan luka dengan kasa secara kuat kira-kira selama
beberapa menit. Jika perdarahan masih berlangsung, tambahkan satu atau lebih
jahitan untuk menghentikan perdarahan.
d. Jika perdarahan sudah berhenti, dan ibu merasa nyaman dapat diberikan makanan
dan minuman pada ibu.
Penanganan robekan jalan lahir adalah
a. Untuk mencegah luka yang robek dan pinggir luka yang tidak rata dan kurang bersih
pada beberapa keadaan dilakukan episotomi.
b. Bila dijumpai robekan perineum dilakukan penjahitan luka dengan baik lapis demi
lapis, dengan memperhatikan jangan ada robekan yang terbuka ke arah vagina yang
biasanya dapat dimasuki oleh bekuan darah yang akan menyebabkan luka lama
sembuh.
c. Dengan memberikan antibiotik yang cukup

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Lengkong, R. (2018). Ruptur Perineum. Lecture presented at Kuliah Pakar Modul.

2. Saifudin, Abdul Bari. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiohardjo.edisi 4. Jakarta. PT

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008:414

3. Cunningham, et al. 2005. Obstetri Williams Edisi 21 Volume 1. Jakarta: EGC.

4. Sumarah, et al. 2008. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin).

Yogyakarta: Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai