1. Saiyad Fareed Ahmad, Lima Tantangan Abadi Terhadap Agama dan Jawaban
Islam
Terhadapnya, diterjemahkan dari God, Islam, Ethics, and the Skeptic Mind: A
Study on Faith, Religios Diversity, Ethics, and The Problem of Evil, (Bandung:
Mizan Pustaka, 2008), h. 151
Kata keadilan seolah mudah diucap tapi tidak mudah diwujudkan. Siapapun bisa mengatakan
“ciptakan keadilan, berbuat adillah” tapi belum tentu ia mampu berlaku adil atau berbuat adil.
Pentingnya keadilan dalam kehidupan manusia dinyatakan dalam ajaran Islam. Keadilan dalam
ajaran Islam wajib dilaksanakan dalam semua perkara. Islam juga mengajarkan bahwa keadilan
harus ditegakkan kepada siapa saja, tanpa pilih-pilih. Allah berfirman:“Wahai orang-orang yang
beriman! Hendaklah kamu menjadi orang-orang yang sentiasa menegakkan keadilan, lagi
menjadi saksi (yang menerangkan kebenaran) kerana Allah, sekalipun terhadap diri kamu
sendiri, atau ibu bapak dan kaum-kerabat kamu.”2
Allah adalah pencipta segala sesuatu, dan salah satu sifat-Nya adalah adil. Dia tidak membeda-
bedakan perlakuan terhadap makhluk-Nya secara zalim. Manusia sebagai khalifah di muka bumi
harus memelihara hukum Allah di bumi, dan menjamin bahwa pemakaian segala sumber daya
diarahkan untuk kesejahteraan manusia, supaya semua mendapat manfaat daripadanya secara
adil dan baik. Islam mendefinisikan adil sebagai “tidak mendzalimi dan tidak
didzalimi”.Keadilan dalam Islam meliputi berbagai aspek kehidupan. Apalagi dalam bidang dan
sistem hukumnya. Dengan demikian, konsep keadilan yang merupakan prinsip kedua setelah
tauhid meliputi keadilan dalam berbagai hubungan, yaitu hubungan antara individu dengan
dirinya sendiri, hubungan antara individu dengan manusia dan masyarakatnya, hubungan antara
individu dengan hakim dan yang berperkara serta hubungan-hubungan dengan berbagai pihak
yang terkait. Keadilan adalah memperlakukan orang dengan cara yang, seandainya engkau
adalah rakyat dan orang lain adalah sultan, engkau akan berpikir begitulah seharusnya engkau
diperlakukan.3
3. Antony Black, Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Nabi Hingga Masa Kini,
diterjemahkan dari The History of Islamic Political Thought: From The Prophet to
the Present, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006), Cet. I, h. 208