No. Dokumen :
S No. Revisi :
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman :
Puskesmas Dr. Bambang Wahyu N
Prabumulih Barat Nip.198411262010011019
1. Pengertian Ruptur perineum adalah suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi
pada persalinan pervaginam. Diperkirakan lebih dari 85% wanita yang
melahirkan pervaginam mengalami ruptur perineum spontan, yang
60% - 70% di antaranya membutuhkan penjahitan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penatalaksanaan
rupture perineum tingkat 1-2.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Prabumulih Barat
No.440/91.7/PKM.B/SK/2018 Tentang Layanan Klinis Berorientasi
Pasien
4. Referensi KMK Nomor HK.02.02/MENKES/514/ tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat Alat dan bahan:
6. Prosedur/Langkah- 1. Petugas memanggil pasien ke Poliklinik
langkah 2. Petugas melakukan anamnesa pasien dengan gejala klinis yaitu
perdarahan per vaginam.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan dapat ditemukan:
a. Robekan pada perineum,
b. Perdarahan yang bersifat arterial atau yang bersifat merembes,
c. Pemeriksaan colok dubur, untuk menilai derajat robekan
perineum
4. Petugas menanyakan kepada pasien mengenai faktor resiko :
b. Derajat II
Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinea
transversalis,
tetapi tidak melibatkan kerusakan otot sfingter ani.
c. Derajat III
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dengan
pembagian sebagai berikut:
III. a. Robekan < 50% sfingter ani eksterna
III. b. Robekan > 50% sfingter ani ekterna
III. c. Robekan juga meliputi sfingter ani interna
d. Derajat IV
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan
mukosa rectum