No. Revisi : 00
SOP
Tgl Terbit : 22 Maret 2017
Halaman : 3 halaman
1. Pengertian 1. Kode ICD-10 : O70.0 (First degree perineal laceration during delivery)
2. Tingkat kemampuan 4A
3. Ruptur perineum adalah suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi pada
persalinan pervaginam. Diperkirakan lebih dari 85% wanita yang melahirkan
pervaginam mengalami ruptur perineum spontan, yang 60%-70% di antaranya
membutuhkan penjahitan.Angka morbiditas meningkat seiring dengan peningkatan
derajat rupture.
4. Hasil anamnesis perdarahan pervaginam
5. Faktor Risiko:
a.Kepala janin terlalu cepat lahir
b.Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
c.Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut
d.Pada persalinan dengan distosia bahu
e.Partus pervaginam dengan tindakan
6. Pemeriksaan fisik patognomonis
Robekan pada perineum, perdarahan yang bersifat arterial atau yang bersifat
merembes,pemeriksaan colok dubur untuk menulai derajat robekan perineum.
7. Pemeriksaan penunjang: Tidak diperlukan
8.Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Tujuan 1. Menjadi pedoman baku minimum penatalaksanaan Ruptur perineum tingkat 1-2 di
UPT Puskesmas Pondok Benda
2. Menjadi tolok ukur dalam melaksanakan jaminan mutu pelayanan
3. Kebijakan Surat Keputusan Plt. Kepala Puskesmas Pondok Benda Nomor 441/106-SK-
UKP/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Di Puskesmas Pondok Benda Dengan
Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Plt. Kepala Puskesmas Pondok Benda.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan Bahan 1.Retractor weislanders
2.Forceps gigi
3.needle holder
4.Forcep Allis
5.Forsep arteri
6.Gunting Mitzembaum
7.Gunting pemotong jahitan
8. Spekulum sims
9.Refraktor dinding samping dalam vagina
10.Forceps pemegang kasa
11.Tampon
12.Kapas besar
13.povidon iodine
14.Lidocain 1%
15.Benang catgut
16.Lampu
17.Kassa steril
18.Sarung tangan steril
Penatalaksanaan:
1. Non medikamentosa
a.Menghindari atau mengurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul
didahului oleh kepala janin dengan cepat.
b.Kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama karena
akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin,dan
melemahnya otot otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu
lama.
2. Medikamentosa
a. Dosis tunggal sefalosporin golongan II atau III dapat diberikan intravena sebelum
perbaikan dilakukan (untuk ruptur perineum yang berat)
3. Lakukan Penjahitan pada robekan perineum derajat 2
4.Konseling dan edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan suami, mengenai, cara menjaga
kebersihan daerah vagina dan sekitarnya setelah dilakukannya penjahitan di daerah
perineum,yaitu antara lain:
a.Menjaga perineum selalu bersih dan kering
b.Hindari penggunaan obat obatan tradisional pada perineum
c.Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3 sampai 4 kali
perhari
d. Kembali dalam seminggu untuk control penyembuhan luka. Ibu harus kembali
lebih awal jika demam atau mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari daerah
luka atau daerah tersebut menjadi lebih nyeri.
Kriteria Rujukan
Kriteria tindakan pada fasilitas pelayanan tingkat pertama hanya untuk luka perineum
tingkat 1 dan 2. Untuk luka perineum tingkat 3 dan 4 dirujuk ke fasilitas kesehatan
sekunder.
7. Diagram Alir -