Nim: 23390018
1. ASFIKSIA NEONATORUM
Asfiksia Neonatorum adalah Kegagalan bernafas secara spontan dan teratur pada saat
lahir atau beberapa saat setelah lahir.
Hipoksemia
Hiperkarbia
Asidosis
Asfiksia adalah kondisi terganggunya pertukaran gas atau tidak cukupnya aliran darah
pada janin sehingga menyebabkan hipoksemia persisten dan hiperkarbia yang terjadi
pada saat menjelang waktu lahir (peripartum) dan saat kelahiran (intrapartum)
Pencegahan asfiksia
Faktor Ibu
Infark plasenta
Hematom plasenta
Lilitan tali pusat
Tali pusat prolaps
Simpul tali pusat
Faktor Bayi
Prematur
Air ketuban bercampur mekonium
Kelainan kongenital (pernafasan)
Diagnosis Asfiksia
Kondisi intrauterin
Persiapan resusitasi yang memadai
Setelah lahir --> nilai skor APGAR dan pH darah janin
APGAR pada menit 1 --> Menunjukkan seberapa baik bayi dapat mentolerir
proses kelahiran
APGAR pada menit 5 --> Menunjukkan seberapa baik bayi dapat beradaptasi di
lingkungan luar rahim
2.Asfiksia sedang : APGAR 4-6, HR > 100 x/mnt, tonus otot, sianosis, reflek (-)
Bayi tidak bernapas spontan dan tidak terdengar denyut jantung setelah
dilakukan resusitasi secara efektif selama10 me
Bila resusitasi berhasil & bayi dirawat secara rawat gabung, lakukan konseling
pemberian ASI dini & eksklusif serta asuhanbayi normal lainnya (perawatan
neonatal esensial)
Bila bayi memerlukan perawatan/pemantauan khusus, konseling keluarga
tentang pemberian ASI dini & jelaskan tentang keadaan bayi
Bila bayi sdh tidak memerlukan perawatan lagi di puskesmas,nasehati ibu &
keluarga untuk kunjungan ulang untuk pemantauan tumbuh kembang bayi
selanjutnya
Bila resusitasi tidak berhasil/bayi meninggal dunia, berikan dukungan emosional
kepada keluarga
2. HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia merupakan masalah serius BBL
Risiko kejang dan kerusakan otak
Setiap stress akan mengurangi cadangan glukosa
Hipoglikemia adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukosa darah kurang dari 45
mg/dL (2.6 mmol/L).
Penyebab:
ASI 30-60 menit kemudian diteruskan sesuai keinginan bayi. --> Pemberian
asupan enteral sedini mungkin
Suplementasi rutin pada bayi cukup bulan yang sehat denganair gula tidak
diperlukan.
--> Mengganggu produksi ASI
--> ASI meningkatkan glukoneogenesis
--> Air gula meningkatkan sekresi insulin, menunda mulainya glukoneogenesis
--> kadar glukosa akan berfluktuasi --> hipoglikemia reboun
Memfasilitasi kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi untuk merangsang
pembentukan ASI --> Mempertahankan suhu tubuh normal --> pengeluaran
energi turun --> mempertahankan kadar glukosa --> Menstimulasi produksi ASI
dan pengisapan
Pemberian minum yang sering. --> Berikan minum 10-12 kali dalam 24 jam
pada beberapa hari pertama sesudah lahir. Pemberian ASI yang sering, meskipun
sedikit-sedikit, tetapi dengan protein tinggi dan kalori tinggi dari kolostrum lebih
baik
Hipotermia adalah Suhu tubuh kurang dari 36,5°C pada pemeriksaan suhu aksil
Patofisiologi
Mekanisme
Pencegahan
Tatalaksana
Hipotermia Berat
Hangatkan bayi
Ganti baju yang basah, beri pakaian, topi dan selimut
Hindari paparan panas berlebih
Pasang IV line, dengan dosis rumatan, dengan cairan infus yang hangat
Periksa gula darah, jika hipoglikemi, tangani Nilai tanda bahaya setiap jam, dan
kemampuan minum setiap 4 jam
Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap, jika tidak memungkinkan
gunakan asi perah, dengan berbagai teknik.
Periksa suhu bayi 2 jam, jika suhu naik 0,5 derajat/jam --> upaya penghangatan
berhasil --> ukur kembali setiap 2 jam
Setelah suhu bayi normal, lakukan perawatan lanjutan, ukur suhu setiap3 ja
4. MANAJEMEN BBLR
Adalah berat lahir kurang dari 2500 gram,tanpa memendang usia gestasi.
Perawatan BBLR Di Rumah
Hindari bayi dari ciuman, sentuhan, gendongan orang lain. Tidak ada kunjungan
dari orang luar rumah ke bayi pada masa pandemi.
Hindari bayi dari keramaian/ kerumunan orang
Bila status ibu tidak diketahui, masih suspek: Ibu harus selalu memakai masker
sampai hasil pemeriksaan negatif atau minimal 14 hari Mencuci tangan dengan
benar dengan air mengalir dan sabun setiap kali akan atau setelah memegang
bayi Bila bersin atau batuk, menjauh dari bayi, menutup mulut dan kemudian
kembali mencuci tangan dan mengganti masker Perawatan BBLR Di Rumah
Bila status bapak atau kakak/adik tidak diketahui, mungkin OTG:Mandi setiap
kembali dari bekerja/keluar rumah/sekolah Mengganti baju, memakai masker
dan selalu mencuci tangan setiap kali akan atau selesai memegang bayi
Sebaiknya hindari mencium bayi
5. HIPERBILIRUBINEMIA
Tatalaksana Hiperbilirubinemia
Masalah Pemberian Minum Pada Bayi Sering tejadi pada bayi baru lahir.
Terutama pada: BBLR Prematur Bayi sakit Masalah teknis (terutama pemberian ASI)
Faktor bayi
Faktor ibu
Puting lecet
Payudara bengkak
Mastitis (abses payudara)
Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa indikasi (medis) yang
kuat Kalau terpaksa harus memberikan susu formula berikan sendok atau pipet
dan bahkan cangkir,
jangan menggunakan botol dan dot atau bahkan memberi empeng.
Tongue tie adalah kelainan kongenital dimana lidah tidak leluasa bergerak karena
frenulum lidah yang terlalu pendek. Frenulum lidah adalah jaringan tipis di bawah lidah
bagian tengah yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut. Angka kejadian 4- 11%
Lip Tie adanya selaput yang terdapat di bawah bibir rahang atas maupun di atas bibir
rahang bawah yang mengganggu pergerakan bibir.
Tongue Tie
Sulit menyusu
Pelekatan mulut bayi ke payudara ibu tidak baik, misalnya areola tidak masuk ke
mulut bayi atau bayi hanya mengisap bagian puting.
Saat menyusu terdengar clicking atau bunyi "klik" pada mulut bayi.Atau mulut
bayi sering terlepas dari payudara ibu,” Bayi tidak akan merasa kenyang meski
sudah menyusui –
kekurangan nutrisi dan sulit tumbuh.
Kesulitan dalam berbicara. Tongue-tie pada anak-anak bisa menyebabkan
kesulitan dalam mengucapkan huruf-huruf tertentu.Kondisi mulut yang tidak
higienis. Tongue-tie juga bisa membuat lidah sulit membersihkan sisa makanan
dari gigi.
PERTEMUAN 9 &10
1. BERCAK MONGOL
Adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral,
walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya
terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-
kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania. Atau Bercak
mongol terlihat seperti bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu
dengan batas tegas, bisa berukuran sangat besar dan mirip dengan tanda lebam.
Umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki,
punggung atas dan bahu.
ETIOLOGI
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol
ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang
terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Lesi ini
biasanya berisi sel melanosit yang terletak di lapisan dermis sebelah dalam atau
di sekitar folikel rambut. Kadang-kadang tersebar simetris, dapat juga unilateral.
Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak berhubungan dengan kelainan-
kelainan sistemik.
2. HEMANGIOMA
Adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan yang terjadi akibat gangguan
pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi disegala
organ seperti hati, limfa, otak, tulang dan kulit. Kelainan yang terjadi pada kulit
akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang
terletak di superficial (kutan), subkutan atau campuran.
3. IKTERIK
Adalah Menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan
bilirubun dalam tubuh. Atau pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa
pada bayi baru lahir yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam
darah.
JENIS-JENIS IKTERIK
1. Ikterus Fisiologis
Adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor fisiologis yang merupakan
gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir.
Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan, kuning ditemukan pada umur 14
hari atau lebih, tinja berwarna pucat, kuning sampai lutut dan siku. Serum
bilirubin total lebih dari 12,5 mg /dl pada bayi cukup bulan dan lebih dari 10
pada bayi kurang bulan (BBLR). Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih
dalam 24 jam.Ikterus diserai dengan proses hemolisis ( Inkompatibilitas darah ).
Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl atau kenaikan bilirubin serum 1 mg /dl atau 3
mg/dl/hari, Ikterus menetap setelah bayi berumur 10 hari pada bayi cukup bulan
dan lebih dari 14 ahri pada bayi kurang bulan ( BBLR ).
PENATALAKSANAAN
1, Ikterus fisiologis:
3. Ikterus patologis:
Cegah agar gula darah tidak turun
Jika anak masih bisa menyusui mintalah pada ibu untuk menyusui
Jika anak tidak bisa menyusui lagi tapi masih bisa menelan beri
perasan ASI atau susu pengganti.
Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat
Sertakan contoh darah ibu jika kuning terjadi pada 2 hari pertama
kehidupan
Rujuk segera. Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama
adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut
Pada bayi dengan ikterus kramer grade 3 atau lebih perlu dirujuk •
Perhatikan frekwensi BAK dan BAB • Beri terapi sinar untuk bayi
yang dirawat di RS dan jemur bayi dibawah sinar matahari pagi pada
jam 7-8 selaam 30 menit/.15 menit telentang dan 15 menit telungkup
• Cegah kontak dengan keluarga yang sakit dan cegah terjadinya
infeksi
4. MUNTAH
Adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi tabung yang terjadi setelah
agak lama makanan masuk lambung, disertai lambung dan abdomen.
Etiologi
Kelainan congenital
Pada saluran pencernaan iritasi lambung athresia esophagus
hirsehprung tekanan intra cranial yang tinggi.
Infeksi pada saluran pencernaan
Cara memberi makanan yang salah
Keracunan
Komplikasi
Patofisiologi
Suatu keadaan dimana anak atau bayi menyemprotkan isi perutnya keluar,
kadang-kadang sampai seluruh isinya dikeluarkan. Pada bayi sering timbul
pada minggu-minggu pertama
Sifat muntah
Keluarkan cairan terus menerus, hal ini kemungkinan disebabkan
oleh obstruksi eshopagus.
Muntah proyektil hal ini kemungkinan disebabkan oleh stenosis
pylosis (suatu kelemahan pada katup di ujung bawah lambung yang
menghubungkan lambung dengan usus 12 jari yang tidak mau
membuka)
Muntah hijau kekuning-kuningan kemungkinan adanya tekanan intra
ampula vateri.
Muntah segera setelah lahir mantap, kemungkinan adanya tekanan
intracranial yang tinggi atau obstruksi pada usus.
Penatalaksanaan
5. GUMOH
Adalah keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat
makanan masuk lambung. Muntah susu adalah hal yang agak umum,
terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan mengganggu
pertambahan berat badan yang memuaskan, pada umumnya disebabkan
karena bayi menelan udara pada saat menyusui
Etiologi
Bayi sudah kenyang
Posisi salah saat menyusui atau pemberian susu botol.
Tergesa-gesa saat pemberian susu
Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan.
Patofisiologi
Pada keadaan gumoh biasanya sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga
kadang-kadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke
atas dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut
disebabkan karena otot katup diujung lambung tidak bisa bekerja dengan
baik yang seharusnya mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini juga
dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar.
Kebanyakan gumoh terjadi pada bayi bulan-bulan pertama kehidupannya.
Penatalaksanaan
6. ORAL THRUSH
Adalah kandidiasis membran mukosa mulut bayi yang ditandai dengan
munculnya bercak-bercak keputihan yang membentuk plak-plak berkeping
dimulut, ulkus dangkal, demam dan adanya iritasi gastro interstinal.
Etiologi
Biasanya merupakan infeksi yang disebabkan oleh sejenisnya jamur (candida
albican) yang merupakan organisme penghuni kulit dan mukosa mulut,
vagina dan saluran cerna.
Penatalaksanaan
Oral trush pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya tetapi lebih
baik jika diberikan pengobatan dengan cara:
Bedakan dengan endapan susu pada mulut bayi
Apabila sumber infeksi berasal dari ibu harus segera diobati dengan
pemberian antibiotika berspektrum luas
Menjaga kebersihan dengan baik
Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu
dengan air matang dan bersih.
Pada bayi yang minum susu dengan menggunakan botol, harus
menggunakan teknik steril dalam membersihkan susu sebelum
digunakan.
Pemberian terapi pada bayi yaitu: 1 ml larutan nystatin (100.000) unit
4 X perhari dengan interval setiap 6 jam. Larutan diberikan dengan
lembut dan hati-hati agar tidak menyebar luas ke rongga mulut.
Gentian violet 3X per hari.
7. DIAPER RASH
Adalah suatu keadaan akibat dari kontak terus menerus dengan lingkungan
yang tidak baik.
Etiologi
Kebersihan kulit bayi dan pakaian bayi yang tidak terjaga, misalnya
jarang ganti popok setelah bayi atau anak kencing.
Udara/ suhu lingkungan yang terlalu panas/ lembab
Akibat mencret
Reaksi kontrak terhadap karet, plastik, dan deterjen, misalnya
pampers
Penatalaksanaan
Daerah yang terkena ruam popok tidak boleh terkena air dan harus
dibiarkan terbuka dan tetap kering.
Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas
halus yang dibasahi air hangat
Segera dibersihkan dan dikeringkan bila anak kencing atau bab.
Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit/ daerah yang
iritasi.
Memperhatikan kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara
keseluruhan.
Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alat untuk bayi
Pakaian atau celana yang terkena air kencing harus direndam dalam
air yang dicampur acidum borium
Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci
langsung dibilas dengan bersih dan dikeringkan
8. SEBORHEEA
Adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang
terdapat banyak kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala.
Etiologi
Belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan
beberapa faktor penyebab seborrhea, yaitu:
Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor
keturunan orang tua.
Intake makanan yang berlemak dan berkalori tinggi.
Asupan minuman beralkohol
Adanya gangguan emosi.
Penatalaksanaan
Secara kasual belum diketahui. Topical, shampoo yang tidak berbusa 2-3x
per minggu dan krim selemum sulfide/Hg-presipirtatus albus 2%
9. FURUNKEL
Adalah Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam satu rongga yang
sangat menyakitkan. Kelompok bisul dipanggil pekung (carbuncles) tetapi
perubahan pada kulit seperti ini tidak biasa berlaku kepada kanak-kanak.
Etiologi
Bisul, bisa disebabkan oleh tiga faktor, diantaranya faktor dari dalam tubuh
anak sendiri, faktor lingkungan, dan faktor kebersihan tubuh.
Gejala klinis
Nyeri pada daerah ruam
Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk
kerucut dan memiliki pustule.
Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan
nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel dan keluar melalui lobus
minorus resistenstae
Setelah seminggu kebanyakan akan pecah sendiri dan sebagian dapat
menghilang dengan sendirinya.
10. MILLIARIASIS
Disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringat buntet,
priekle heat. Yaitu dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat
tersumbatnya pori kelenjar keringat.
Etiologi
Udara panas dan lembab
Infeksi oleh bakteri
Patofisiologi
Penatalaksanaan
Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air besar, sedangkan
neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x buang air besar
Tanda klinis
Cengeng
Gelisah
Suhu meningkat
Nafsu makan menurun
Tinja cair, lendir kadang-kadang ada darahnya, lama-lama tinja
berwarna hijau atau asam
Anus lecet.
Dehidrasi, dan bila itu terjadi volume darah akan berkurang, nadi
cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun, kesadaran
menurun dan diakhiri dengan syok
Berat badan turun.
Turgor kulit menurun
Mata dan ubun-ubun cekung
Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering.
Penatalaksanaan
12. OBSTIPASI
Adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya
obstruksi pada saluran cerna. Atau bisa didefinisikan sebagai tidak adanya
pengeluaran tinja selama 3 hari atau lebih.
Jenis-jenis
Penatalaksanaan
Mencari penyebab
Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan
memperhatikan gizi, tambahan cairan dan kondisi psikis.
Pengosongan rectum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah
dianjurkan untuk menegakkan kembali kebiasaan defekasi
pengosongan rectum biasa dengan disimpaksi digital, enema minyak
zaitun, laksativa.
13. INFEKSI
A. Infeksi antenatal
Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan dimana kuman masuk ke tubuh
janin melalui sirkulasi darah ibu dan kemudian masuk melewati placenta dan
masuk ke dalam sirkulasi darah umbilicus. Misalnya:
Virus seperti: rubella, poliomyelitis, variola, vaccinia, coxsackie,
cytomegalic inclusion
Spirochaeta: treponema palidum
Bakteri excheria coli dan listeria monocytoganes.
B. Infeksi intranatal
Infeksi terjadi pada masa persalinan, infeksi ini terjadi dengan cara mikro
organisme masuk dari vagina naik dan kemudian masuk ke dalam rongga
amnion biasanya setelah kulit ketuban pecah.
C. Infeksi post natal
Infeksi pada periode pascanatal dapat terjadi setelah bayi lahir lengkap,
misalnya melalui kontaminasi langsung dengan alat-alat yang tidak steril
tindakan yang tidak antiseptic atau dapat juga terjadi akibat infeksi
silang. Misalnya pada fian neonatorum, omfalitis dan lain-lain.
Gejala
Penatalaksanaan
14. SIDS
Terjadi pada bayi sehat pada saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal
beberapa jam kemudian
GEJALA
Secara pasti penyebabnya belum diketahui, namun beberapa ahli telah
melakukan penelitian dan mengemukakan ada beberapa penyebab dari SIDS
yaitu:
Ibu yang masih remaja
Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat
Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal
Bayi yang mengalami displasia bronkopulmoner
Bayi premature
Gemeli
Bayi dengan sibling
Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkoba
Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur tengkurap
Bayi dengan virus pernafasan
Bayi dengan infeksi botulinum
Bayi dengan apnea yang berkepanjangan
Bayi dengan gangguan pola nafas herediter
Bayi dengan kekurangan surfaktan pada Alveoli
Jejas persalinan adalah trauma pada bayi yang diakibatkan oleh proses persalinan.
1. CAPUT SUCCEDANEUM
a. Pengertian Caput Succedaneum
Caput Succedaneum adalah pembengkakan pada suatu tempat di kepala karena
oedem yang disebabkan tekanan jalan lahir pada kepala.
b. Penyebab Caput Succedaneum
Caput Succedaneum timbul akibat tekanan yang keras pada kepala ketika
memasuki jalan lahir hingga terjadi pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe
disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan. Benjolan kaput berisi cairan
serum. adanya tekanan pada kepala oleh jalan lahir, partus lama (Caput
Succedaneum) dan persalinan dengan vakum ekstraksi (Caput Succedaneum
artificiale)
c. Tanda-tanda Caput Succedaneum
a.Adanya oedema di kepala
b. Pada perabaan teraba lembut dan lunak.
c. Oedem melampaui sela-sela tulang tengkorak
d. Batas tidak jelas.
e. Biasanya menghilang dalam waktu 2-4 hari tanpa pengobatan
f. benjolan berisi serum dan kadang bercampur darah
g. permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan.
d. Penatalaksanaan
2. CEFAL HEMATOMA
Etiologi
1. Persalinan lama
2. Tarikan vakum atau cunam
3. Kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala bayi.
TANDA DAN GEJALA
PENATALAKSANAAN
Penyebab
Tekanan pada bahu oleh simphisis pubis selama proses melahirkan.
Kecelakaan
Kompresi pada bahu dalam jangka lama
Proses patologi
Bayi yang berukuran besar
Distosia bahu
Partus dengan letak sungsang
Persalinan traumatik
6. FRAKTUR HUMERUS
Adalah kelainan yang terjdi pada kesalahan teknik dalam melahirkan lengan
pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan lengan membumbung
keatas.
Penyebab
Pada kelahiran letak sungsang dengan tangaan menjungkit keatas.
Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupaksn penyebab
terjadinya tulang humerus yang fraaktur.
Etiologi
Faktor Genetik
Kurang Nutrisi (Zn, B6,Vit.C, Asam Folat)
Radiasi
Trauma Pada Trimester 1
Infeksi) Rubella,Sifilis, Tokso,Klamidia)
Pengaruh Obat, Jamu,Kecanduan Alkohol)
Mutasi Genetik
Displasia Ektodermal (Kelainan Genetik Pada Gigi)
PENATALAKSANAAN
Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Operasi ini
dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan, dengan berat badan yang menigkat
dan bebas dari iinfeksi oral pada saluran nafas dan sistemik
2. ATRESIA ESOFAGUS
Adalah gangguan pembentukan dan pergerakan lipatan pasangan kranial dan
satu lipatan kaudal pada usus depan primitif.
ETIOLOGI
Hipersekresi cairan dari mulut
Gangguan menelan makanan (tersedak, batuk)
PENATALAKSANAAN
ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti
Merupakan (kegagalan perkembangan) anomaly gastrointestinal
(sistem pencernaan) dan genitourinary (sistem perkemihan)
Gangguan pertumbuhan fusi dan pembentukan anus dari tonjolan
embrionik
Pada atresia anus, diduga ada keterlibatan kelainan genetik pada
khromosom 21
PENATALAKSANAAN
4. HISCHPRUNG
Etiologi
Kegagalan pembentukan saluran pencernaan selama masa perkembangan
fetus
PENATALAKSANAAN
5. OBSTRUKSI BILLIARIS
Adalah tersumbatnya saluran kandung empedu karena terbentuknya
jaringan fibrosis.
Obstruksi billiaris merupakan suatu kelainan bawaan karena adanya
penyumbatan pada saluran empedu, sehingga cairan empedu tidak dapat
mengalir ke dalam usus dan akhirnya dikeluarkan dalam feses
ETIOLOGI
Etiologi dari obstruksi billiaris adalah saluran empedu belum terbentuk
sempurna, sehingga tersumbat pada saat amnion tertelan masuk.
-Degenerasi sekunder
-Kelainan kongenital
GAMBARAN KLINIS
Gejala mulai terlihat pada akhir minggu pertama ketika bayi tampak
ikterus. Selain itu, feses tampak berwarna putih keabu-abuan, terlihat
seperti dempul, dan urine tampak berwarna lebih tua karena
mengandung urobilin.
Omfalokel adalah suatu cacat umbilicus, tempat usus besar dan organ
abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia bisa disertai dengan kelainan
kromosom, yang harus disingkirkan. Cacat dapat bervariasi dan diameter
beberapa centimeter sampai keterlibatan dinding abdomen yang luas.
Organ yang menonjol keluar ditutupi oleh lapisan tipis peritoneum yang
mudah terinfeksi. Rongga abdomen sendiri sangat kecil, sehingga
perbaikan bedah bisa sangat sulit atau tidk mungkin, kecuali bila dinding
abdomen yang tersisa cukup dapat direntang untuk memungkinkan
penempatan kembali isi abdomen.
ETIOLOGI
Kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu
janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel
7. HERNIA DIAFRAGMATIKA
Hernia Diafragmatika adalah kelainan bawaan dimana tidak
terbentuknya sebagian diafragmatika sehingga sebagian sisi perut masuk
ke dalam rongga thoraks.
ETIOLOGI
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
8. MENINGOKEL, ENSEFALOKEL
MENINGOKEL
Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang
tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
Etiologi
Kekurangan asam folat, terutama terjadi pada awal kehamilan
Gejala
a. Inkontinensia Uri
b. Inkontinensia Tinja
c. Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada
BBL
Penatalaksanaan
Merujuk
ENSEFALOKEL
Gejala :
a. Hidrosefalus
b. Mikrosefalus
c. Gangguan penglihatan
d. Kelumpuhan anggota gerak
e. Gangguan perkembangan
f. Keterbelakangan mental dan pertumbuhan
g. Ataksia
h. Kejang
Penatalaksanaan
9. HIDROCEPHALUS
Hidrosefalus adalah Kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal / penimbunan cairan serebrospinal
yang berlebihan di dalam otak.
Etiologi
Adanya gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut
bertambah banyak , sehingga menekan jaringan otak disekitarnya,
khususnya pusat yang vital.
Penatalaksanaan
Merujuk
10. FIMOSIS
Fimosis adalah keadaan kulit penis ( preputium ) melekat pada bagian
kepala penis dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air kemih
Etiologi
Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara
kutup dan penis tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini
menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis sehingga sulit
ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari lahir, atau
didapat, misalnya karena infeksi atau benturan
KOMPLIKASI
1. Retensi urin
2. Karsinoma penis
3. Perdarahan
4. Stenosis (penyempitan)
5. Fimosis persisten
6. Robekan pada prepusium
PENATALAKSANAAN
1. Tidak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan saat
memebersihkan penis, Karena dapat menimbulkan luka dan terbentuk
sikatrik pada ujung preputium.Dapat diberikan salep deksamethasone
0,1% yang dioleskan 3 -4 kali sehari, dan diharapkan setelah 6 minggu
pemberian, preputium dapat diretraksi spontan
2. Phimosis dengan keluhan miksi
3. Merujuk
4. Sirkumsisi ( membuang sebagian atau seluruh bagian kulit
preputium ).
11. HIPOSPADIA
Hipospadia adalah suatu keadaan dengan lubang uretra terdapat di penis
bagian bawah, bukan diujung penis
Gejala
1. Lubang penis tidak terdapat diujung penis
2. Penis tampak seperti berkerudung
3. Jika berkemih anak harus duduk
4. Penis melengkung ke bawah penis
Penatalaksanaan
Merujuk. Bayi yang menderita hipospadia sebaiknya tidak disunat. Kulit
depan penis dibiarkan sampai tindakan pembedahan
Etiologi :
1. Kekurangan Gizi ( Malnutrisi )
2. Kekurangan Vitamin E
3. Kekurangan Vitamin K
4. Skurvi Infantil
5. Kekurangan Asam lemak Esensial
b. Kelainan Endokrin
1. Kelainan Kelenjar Tiroid
Kelenjar Tiroid yang menghasilkan hormone tiroid yang
berfungsi mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.Kelainan
yang menyerang kelenjar tiroid yang dapat menyebabkan
pembesaran kelenjar (keadaan ini disebut goiter atau gondok)
2. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme terjadi jika kelenjar tiroid tidak dapat memenuhi
kebutuhan hormone tiroid.
3. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme terjadi karena kelenjar tiroid terlalu cepat.
Penyebab hipertiroidisme pada BBL adalah penyakit graves
neonaturum. Penyakit graves adalah suatu penyakit autoimun
dimana tubuh menghasilkan antibody yang merangsang kelenjar
tiroid.
ISTILAH DALAM SC
a. Sectio Caesarea Primer ( Elektif)
SC primer bila sejak mula telah direncanakan bahwa janin akan
dilahirkan dengan cara SC
b. Sectio Caesarea Sekunder
SC sekunder adalah keadaan ibu bersalin dilakukan partus percobaan
terlebih dahulu, jika tidak ada kemajuan (gagal) maka dilakukan SC
c. Sectio Caesarea Ulang
Ibu pada kehamilan lalu menjalani operasi SC dan pada kehamilan
selanjutnya juga dilakukan SC.
d. Sectio Caesarea Histerektomy
Suatu operasi yang meliputi kelahiran janin dengan SC yang secara
langsung diikuti histerektomi karena suatu indikasi.
e. Operasi Porro
Merupakan suatu operasi dengan kondisi janin yang telah meninggal
dalam rahim tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri dan langsung
dilakukan histerektomi.
Misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat.
Tujuan tindakan SC
1. Mengeluarkan janin dari dalam uterus (proses kelahiran bayi)
2. Mencegah terjadinya resiko kematian ibu dan janin Akibat kondisi
patologis atau terjadi kegawatdaruratan obstetrik.
INDIKASI
a. Faktor janin
1. Bayi terlalu besar
2. Kelainan letak janin
3. Ancaman gawat janin
4. Janin abnormal
5. Faktor plasenta
6. Kelainan tali pusat
7. Bayi kembar
b. Faktor ibu
1. Usia
2. Tulang panggul
3. Riwayat sc
4. Faktor hambatan panggul
5. Kelainan kontraksi rahim
6. Ketuban pecah dini
KOMPLIKASI
Pada ibu (trias komplikasi) yaitu perdarahan, infeksi dan trauma jalan lahir.
Pada bayi (trias komlikasi) yaitu asfiksia, trauma tindakan dan infeksi.
RESIKO PERSALINAN SC
EKSTRAKSI VAKUM
Prosedur
1. Inform consent
2. Beri dukungan emosional
3. Persiapan pasien, penolong, alat.
4. Pencegahan infeksi sebelum tindakan.
5. Lakukan pertolongan persalinan dengan ekstraksi vakum.
Kontra indikasi
Syarat
Kegagalan
Komplikasi
Traksi yang terlalu lama akan meningkatkan abrasi kulit kepala dan
sefalhematoma.
Laserasi jalan lahir dan trauma.
EKSTRAKSI FORSEP
C :presentasi kepala
P :posisi diketahui
Kegagalan
KOMPLIKASI
Kompikasi janin
Komplikasi maternal