Anda di halaman 1dari 11

NAMA: AGNIA RAHMAH

NIM: E1915401002
KELAS: 2B

Studi
Kasus

1. Seorang bayi baru lahir, tidak menangis, tonus otot lemah, kulit kebiruan
a. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
Bayi baru lahir dengan Asfiksia
b. Faktor predisposisi pada kasus tersebut?
- Faktor maternal (hipertensi, anemia, persalinan kurang bulan, kehamilan lewat
waktu, umur ibu, KPD)
- Faktor janin (plasenta previa, solusio plasenta, gemeli)
- Faktor uterus (hipertoni/hipotoni)
- Faktor neonatus (trauma lahir, kelainan kongenital
c. Penatalkasanaan yg bidan lakukan pada kasus tersebut?

2. Seorang bayi baru lahir telah dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil BB : 2.300 gram,
Pb : 46cm,LK : 33cm, LD : 30cm
a. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
Bayi Baru Lahir dengan BBLR
b. Faktor predisposisi pada kasus tersebut?
- Umur ibu
- Paritas
- TFU
c. Penatalkasanaan yg bidan lakukan pada kasus tersebut?
- Mempertahankan suhu tubuh bayi
- Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi
- Pencegahan infeksi
- Penimbangan BB
- Pemberian oksigen
- Pengawasan jalan napas

3. Seorang bayi baru lahir telah dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil BB :
2.900 gram, Pb : 49cm, LK : 34cm, LD : 33cm,S : 34C, kedua kaki dan tangan
teraba dingin.
a. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
Bayi baru lahir dengan Hipotermi
b. Faktor predisposisi pada kasus tersebut?
- Faktor lingkungan
- Syok
- Infeksi
- Gangguan endokrin metabolik
- Kurang gizi energi protein
- Obat obatan
- Aneka cuaca
c. Penatalkasanaan yg bidan lakukan pada kasus tersebut?
- Keringkan bayi dengan handuk hangat dan pastikan benar- benar kering
- Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
- Kepala bayi ditutup topi
- Kain yang basah secepatnya diganti kain hangat dan kering
- Memberikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit (metoda
kangguru) dan bungkus bayi dengan kain hangat
- Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberi ASI
- Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
- Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
- Jangan memandikan bayi setidak-tidaknya 6 jam setelah lahir
- Tempatkan bayi dilingkungan hangat
- Pantau suhu aksiler setiap jam sampai normal
- Bayi dapat diletakan dalam inkubator atau dibawah radiant warmer.

4. Seorang bayi baru lahir telah dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil BB : 3.000
gram. Pb : 49cm, LK : 34cm, LD : 33cm,S : 36C, pemeriksaan penunjang
menunjukan gula darah sewaktu :50gr/dl
a. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
Bayi baru lahir dengan Hipoglikemi
b. Faktor predisposisi pada kasus tersebut?
- Bayi dari ibu penderita diabetes
- Bayi terlalu besar atau kecil selama dalam kandungan
- Bayi prematur atau bayi kurang bulan
- Bayi lebih bulan(Postmature baby)
- Bayi yang stress selama kehamilan dan persalinan
c. Penatalkasanaan yg bidan lakukan pada kasus tersebut?
Menurut ( Iswanto, 2013 ), penatalaksanaan untuk hipoglikemia pada neonatus adalah sebagai
berikut :
a) Pertahankan suhu tubuh dengan cara membungkus bayi dengan kain hangat, jauhkan dari hal –
hal yang dapat menyerap panas bayi.
b) Segera beri ASI ( Air Susu Ibu )
c) Observasi keadaan bayi, yaitu tanda- tanda vital, warna kulit, reflek dan tangisan bayi.
d) Bila tidak ada perubahan kurang lebih 24 jam dalam gejala – gejala tersebut segera rujuk ke
rumah sakit.

5. Seorang bayi baru lahir 2 hari di bawa oleh orang tuanya datang ke PMB, dari hasil
pemeriksaan bayi tampak kuning di bagian muka.
a. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
Bayi baru lahir usia 2 hari dengan Ikterus
b. Faktor predisposisi pada kasus tersebut?
- Faktor ibu (hipertensi, diabetes maternal)
- Faktor bayi (prematuritas, sefalhematom)
c. Penatalkasanaan yg bidan lakukan pada kasus tersebut?
Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ikterus Patologi:
- Observasi ikterus
- Lakukan pemeriksaan dengan bilirubin meter transkutan
- Pantau hasil pemeriksaan lab
- Berikan minum dengan frekuensi sering, pantau asupan, bila perlu tingkatkan
25% dari kebutuhan normal, pantau pengeluaran dan turgor kulit
- Pantau suhu tubuh bayi dan suhu inkubator
- Pantau area bokong dan feses
- Upayakan kulit selalu bersih dan kering, catat warna dan kondisi kulit tiap 8
jam dan pada saat perawatan
- Ubah posisi tiap 2 jam
- Berikan orang tua kesempatan untuk berinteraksi
- Siapkan bayi untuk transfusi tukar
- Bantu pemasukan kateter
- Bantu pengumpulan contoh darah
- Periksa kembali hasil pemeriksaan tipe darah
- Hangatkan darah sesuai prosedur

6. Seorang bayi baru lahir telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil BB : 1.500
gram. Dan mengalami takipnea daiatas 60x/’, lahir pada usia kehamilan 30
minggu.
a. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
Bayi baru lahir dengan Gangguan Napas
b. Faktor predisposisi pada kasus tersebut?
- Depresi neonatal
- Bayi dari ibu diabetes mellitus
- Bayi lahir dengan operasi caesar
- Bayi yang lahir dari ibu yang menderita demam atau KPD
c. Penatalkasanaan yg bidan lakukan pada kasus tersebut?
- Memberikan lingkungan yang optimal
- Pemberian cairan dan nutrisi
- Pemberian O2
- CPAP (Continous Positive Airway Pressure), adalah suatu mesin pernapasan
mekanik yang mendorong oksigen yang terus menerus ke jalan napas untuk
menjaga aliran udara dalam napas terbuka
- Terapi surfaktan
- Pemberian antibiotik

7. Seorang bayi baru lahir 2 hari di bawa oleh orang tuanya datang ke PMB dengan
keluhan tiba- tiba menangis dan kejang-kejang.
a. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
Bayi baru lahir usia 2 hari dengan Kejang
b. Faktor predisposisi pada kasus tersebut?
Menurut Lumbantobing (2001: 18) faktor predisposisi kejang adalah:
1. Demam itu sendiri.
2. Efek produk toksik dari mikroorganisme (kuman dan virus).
3. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal.
4. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Penatalkasanaan yg bidan lakukan pada kasus tersebut?
- Mempertahankan suhu tubuh bayi
- Bersihkan jalan nafas bayi
- Lindungi lidah dengan spatel
- Berikan O2
- Beri Diazepam 0,25 mg/kg IM tiap 2 Menit sampai kejang teratasi
- Beri Penobirbital 30 Mg/IM
- Nilai kondisi bayi selama 15 Menit perhatikan kelainan Fisik yang ada
- Bila kejang teratasi diberi cairan infus dektose 10 % 60 Ml / kg BB / hari
- Jika kejang berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di Ruangan
Insentif
8. Seorang bayi baru lahir telah dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil BB :
2.000 gram, Pb : 46cm,LK : 33cm, LD : 30cm, bayi tidak bisa menete dengan
baik.
a. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
Bayi baru lahir dengan Masalah Pemberian Minum
b. Faktor predisposisi pada kasus tersebut?
- Bayi yang semula minum baik menjadi tidak mau minum atau malas
minum/Bayi bingung puting
- Bayi malas minum sejak lahir (Puting susu nyeri, Puting susu lecet,
Payudara bengkak)

c. Penatalkasanaan yg bidan lakukan pada kasus tersebut?


o Terangkan bahwa ASI adalah minuman terbaik.
o Bayi kecil mungkin tidak dapat minum dengan baik pada hari-hari
pertama dan hal ini normal karena :
- Mudah capai dan menghisap masih lemah
- Menghisap dengan singkat kemudian berhenti
- Tertidur saat sedang minum
- Ada waktu jeda yang cukup panjang antara hisapan
- Ingin minum lebih sering dibanding bayi lebih besar.
o Yakinkan ibu bahwa menyusui dengan ASI akan lebih mudah bila
bayi sudah lebih besar
o Hendaknya ibu mengikuti prinsip umum menyusui ASI :
- Bayi disusui minimal 8 kali 24 jam (siang dan malam)
sampai berat 2500 gram.

- Bila bayi tidak dapat bangun sendiri, hendaknya ibu


membangunkannya untuk menyusu.

- Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu payudara berikan


payudara lainnya

- Selalu memberi minum ASI sebelum memeras ASI. Bila


perlu ibu dapat meningkatkan aliran ASI dengan sedikit
memeras sebelum menyusui.

- Biarkan bayi menyusu untuk waktu yang lebih lama. Ibu


harus membiarkan waktu jeda yang cukup panjang antara
hisapan.

- Jangan menghentikan bayi menyusu selama bayi masih


berusaha atau ingin tetap menyusu.

- Jangan memaksakan bila bayi belum mau menyusu.


- Anjurkan agar ibu hanya memberi ASI untuk 4-6 bulan
pertama.

o Bila bayi tidak menghisap dengan baik untuk menerima sejumlah


ASI yang cukup, anjurkan ibu untuk memberikan ASI peras dengan
menggunakan alternatif cara pemberian minum dengan cangkir,
sendok atau pipa lambung.

o Bila suplai ASI cukup (bayi minum 6 kali atau lebih dalam 24 jam)
tetapi berat bayi tidak naik dengan adekuat (kurang dari 60 gram
selama 3 hari), ibu hendaknya memeras ASI dalam dua cangkir
yang berbeda. Hendaknya ibu memberikan pertama kali kepada
bayinya pertama kali ASI peras dalam cangkir ke dua yang
mengandung lebih kaya lemak kemudian baru ASI yang ada di
dalam cangkir pertama bila bayi masih memerlukan.

9. Seorang bayi baru lahir 3 hari di bawa oleh orang tuanya datang ke PMB dengan
keluhan putih- putih di lidah dan bibir serta merah-merah di bawah aksila.
a. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
Bayi baru lahir usia 3 hari dengan Infeksi
b. Faktor predisposisi pada kasus tersebut?
- Ibu (sosial ekonomi rendah, kesehatan gizi kurang baik,
KPD, riwayat antenatal kurang baik, penyakit infeksi,
kelahiran kurang bulan)
- Persalinan (pertolongan tidak higienis, partus tindakan,
partus lama)
- Bayi (cacat bawaan, BBLR, trauma, kurang bulan, asfiksia)
- Perawatan ( tindakan invasif/resusitasi, ruang perawatan
penuh/sesak, kesadaran dan sikap petugas)
c. Penatalkasanaan yg bidan lakukan pada kasus tersebut?
- Tindakan aseptic terutama cuci tangan sebeum dan sesudah
tindakan dengan sabun dan air mengalir
- Menjaga suhu tubuh tetap stabil
- Menjaga jalan napas supaya tetap bebas dan berikan
oksigenasi yang cukup
- Melakukan perawatan tali pusat dan menjaga kebersihan tali
pusat
- Melakukan monitoring cairan elektrolit dan glukosa
- Berikan antibiotika. Tetapi diberikan selama 10-14 hari, bila
infeksi sampai menjadi meningitis diberikan 14-21 hari

10. Jelaskan mengenai sistem rujukan pada neonates,bayi dan balita


PENGERTIAN
 Menurut Kepmenkes No. 03l /Birhup/72 menyatakan bahwa sistem rujukan adalah
sistem di dalam pelayanan kesehatan di mana terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal
balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul baik secara vertikal maupun
horizontal
 Menurut Depkes RI 2006 menyatakan bahwa sistem rujukan adalah sistem yang
dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi
masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka
berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun agar dapat dicapai peningkatan derajat
kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada
 Suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara pengiriman neonatus resiko
tinggi dari tempat yang kurang mampu memberikan penanganan ke Rumah Sakit yang
dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya secara
menyeluruh (mempunyai fasilitas yang lebih dalam hal tenaga medis, laboratorium,
perawatan dan pengobatan)
ž TUJUAN
1. Memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus dengan cepat dan tepat
2. Menggunakan fasilitas kesehatan neonatus seefesien mungkin
3. Mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit-unit kesehatan
sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut
4. Mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi
5. Meningkatkan upaya promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif secara berdaya guna
dan berhasil guna
ž JENIS RUJUKAN
 Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan
eksternal
1. Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas
induk
2. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari
puskesmas ke rumah sakit umum daerah)
 Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan medik dan
rujukan kesehatan
1. Rujukan kesehatan
ü Rujukan kesehatan meliputi pencegahan dan peningkatan kesehatan

ü Rujukan kesehatan dilaksanakan secara bertahap yaitu pada tingkat dasar di masyarakat
melalui Puskesmas à Dinas Kesehatan Kabupaten/KotaProvinsi, misalnya :

 Penanganan wabah
 Bantuan sarana, misalnya, obat-obatan dan vaksin
 Bantuan teknologi, misalnya, pemeriksaan limbah rujukan medis
1. Rujukan medik
Rujukan medis meliputi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pemulihan dan pengobatan

ü Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan dan tindakan

ü Pengiriman bahan (spesimen) pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap


ü Mendatangkan atau mengirimkan tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan
pelayanan pengobatan setempat

ž PELAKSANAAN
 Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau
berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling
berhubungan
 Tingkat perawatan pelayanan kesehatan :
(1) Pelayanan dasar termasuk didalamnya adalah RS kelas D, Puskesmas, Rumah Bersalin

(2)Pelayan spesialistik didalamnya termasuk RS kelas C, RS Kabupaten, RS Swasta, RS


Propinsi

(3)Pelayanan subspesialistis ialah RS kelas A, RS kelas B pendidikan/non pendidikan


pemerintah atau swasta

ž Sesuai dengan pembagian tingkat perawatan maka unit perawatan bayi baru lahir dapat
dibagi menjadi :
1. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat III
ü Kasus rujukan yang dapat dilakukan adalah bayi kurang bulan, sindroma ganguan
pernafasan, kejang, cacat bawaan yang memerlukan tindakan segera, gangguan pengeluaran
mekonium disertai kembung dan muntah, ikterik yang timbulnya terlalu awal atau lebih dari
dua minggu dan diare.

ü Pada unit ini perlu penguasaan terhadap pertolongan pertama kegawatan BBL yaitu
identifikasi sindroma ganguan nafas, infeksi atau sepsis, cacat bawaan dengan tindakan
segera,ikterus,muntah, pendarahan, BBLR dan diare.

2. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat II :


ü Perawatan bayi yang baru lahir pada unit ini meliputi pertolongan resusitasi bayi baru lahir
dan resusitasi pada kegawatan selama pemasangan endotrakeal, terapi oksigen, pemberian
cairan intravena, terapi sinar dan tranfusi tukar, penatalaksanaan hipoglikemi, perawatan
BBLR dan bayi lahir dengan tindakan.

ü Pada unit ini diperlukan sarana penunjang berupa laboratorium dan pemeriksaan radiologis
serta ketersediaan tenaga medis yang mampu melakukan tindakan bedah segera pada bayi.

3. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat I :


ü Pada unit ini semua aspek yang menyangkut dengan masalah perinatologi dan neonatologi
dapat ditangani disini.

ü Unit ini merupakan pusat rujukan sehingga kasus yang ditangani sebagian besar merupakan
kasus resiko tinggi baik dalam kehamilan, persalinan maupun bayi baru lahir.

ž MEKANISME RUJUKAN
1)  Penemuan masalah pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih
Penemuan neonatus,bayi dan balita yang tidak dapat ditangani oleh kader/dukun bayi, maka
segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Penentuan tingkat kegawatdaruratan pada tingkat bidan desa, puskesmas
Penentuan tingkat kegawatdaruratan kasus sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
tenaga kesehatan pada tingkatannya serta penentuan kasus yang dapat ditangani sendiri dan
kasus yang harus dirujuk.

3) Pemberikan informasi kepada penderita dan keluarga


Pemberian informasi mengenai kondisi atau masalah bayi yang akan dirujuk kepada orangtua
atau kelurga bayi, sehingga orangtua atau keluarga memahami kondisi bayi

4) Pengiriman informasi pada tempat rujukan yang dituju


1. Memberitahukan kepada petugas di tempat rujukan bahwa akan ada penderita yang
dirujuk
2. Meminta petunjuk pelayanan yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama
dalam perjalanan ke tempat rujukan
3. Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila penderita tidak
mungkin dikirim
5) Persiapan penderita (BAKSOKUDA)
 B (Bidan)
Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki
kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan

 A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti spuit, infus set, tensimeter dan
stetoskop

 K (keluarga)
Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa ia dirujuk. Suami
dan anggota keluarga yang lain harus menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.

 S (Surat)
Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian hasil
rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima ibu

 O (Obat)
Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk

 K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang
nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat.

 U (Uang)
Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan
bahan kesehatan yang diperlukan di tempar rujukan

 DA (Darah)
Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi darah apabila terjadi perdarahan

6) Pengiriman Penderita (Ketersediaan sarana kendaraan)


Untuk mempercepat pengiriman penderita sampai ke tujuan, perlu diupayakan
kendaraan/sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita
7) Tindak lanjut penderita
—  Penderita yang telah dikembalikan melaporkan pada instansi rujukan terkait jika
memerlukan tindak lanjut

—  Lakukan kunjungan rumah bila penderita yang memerlukan tindakan lanjut tidak melapor

ž BAGAN SISTEM RUJUKAN


ž MASALAH RUJUKAN PADA NEONATUS DAN BAYI
Faktor Bayi :

1. Prematur / BBLR (BB< 1750–2000gr)


2. Umur kehamilan 32-36 minggu
3. Bayi dari ibu DM
4. Bayi dengan riwayat apneu
5. Bayi dengan kejang berulang
6. Sepsis
7. Asfiksia Berat
8. Bayi dengan ganguan pendarahan
9. Bayi dengan gangguan nafas (respiratory distress)
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unisayogya.ac.id/3396/1/JURNAL%20ok.pdf
http://dinkes.acehselatankab.go.id/uploads/Buku%20Saku%2011.pdf
http://repository.ump.ac.id/7037/3/SUGI%20LESTARI%20BAB%20II.pdf
http://repository.ump.ac.id/7021/3/DE%20ASTUTININGSIH%20BAB%20II.pdf
https://www.slideshare.net/chiyapuri/ppt-asuhan-bbl-patol-hipotermi-hipertermi-
dehidrasi-asfiksia
https://www.alodokter.com/kenali-penyebab-hipoglikemia-pada-bayi-dan-faktor-
risikonya
http://elearning.fkkumj.ac.id/pluginfile.php?file=%2F8663%2Fcourse%2Foverviewfiles
%2FASUHAN%20NEONATUS%2C%20BAYI%2C%20BALITA%20DAN%20ANAK
%20PRA%20SEKOLAH.pdf&amp;forcedownload=1
http://repository.unimus.ac.id/2648/3/BAB%20II.pdf
http://repository.ump.ac.id/2121/5/Tita%20Meti%20Masitoh%20BAB%20II.pdf
http://repository.ump.ac.id/2121/5/Tita%20Meti%20Masitoh%20BAB%20II.pdf
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/3.%20Gangguan_Napas_Pada_bayi_baru_l
ahir.pdf
https://www.slideshare.net/regiregene/gawat-napaspadaneonatus
http://eprints.ums.ac.id/16722/2/BAB_I.pdf
https://id.scribd.com/upload-document?
archive_doc=259612516&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action
%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A
%22web%22%7D
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/2.%20Infeksi-Neonatal-Tatalaksana-
Sepsis.pdf
http://rsud.pacitankab.go.id/leaflet-kesehatan-ibu-dan-anak/
https://lesprivatsurabaya.net/sistem-rujukan-pada-neonatus/

Anda mungkin juga menyukai