Anda di halaman 1dari 4

Tugas

1. Baca kasus dengan teliti

2. Setiap kelompok mengerjakan intruksi berikut

a. Apakah kemungkinan diagnosa kasus berikut


b. Apakah pemeriksaan lanjutan untuk mengidentifikasi dignosa
c. Jelaskan tatalaksana kasus
d. Sebutkn faktor resiko kasus

Kasus 1

Seorang perempuan umur 32 tahun P3A0 3 hari post partum datang ke Pmb dengan
keluhan pusing. Hasil pemeriksaan Td 150/100 mmHg, N 68*/', R 20*/', S 36,8.

Kasus 2

Seorang perempuan unur 19 tahun P1A0 8 jam post partum di Rumah sakit dengan
keluhan kejang. Hasil pemeriksaan Td 170/110, N 80*/', R 20*/', S 37,2.

JAWABAN

Kasus 2

a. Apakah kemungkinan diagnosa kasus berikut


Eklampsia
Yaitu di tandai dengan:

 Kejang umum dan/atau koma


 Ada tanda dan gejala preeklampsia
 Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid,
dan meningitis)

b. Apakah pemeriksaan lanjutan untuk mengidentifikasi dignosa

Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis:

 Pemeriksaan laboratorium darah. Analisis darah lengkap dapat membantu dalam


mendeteksi adanya komplikasi dari preeklampsia dan eklampsia, yaitu sindrom
HELLP dengan tanda hemoglobin turun, enzim-enzim hati meningkat, dan
trombositopenia. Pemeriksaan lainnya dengan pemeriksaan studi koagulasi
meliputi waktu protrombin (PT), waktu aktivasi protrombin parsial (aPTT),
fibrinogen, dan D-Dimer untuk mendeteksi disseminated intravascular
coagulation (DIC) yang merupakan komplikasi lain dari preeklampsia dan
eklampsia. 
 Pemeriksaan urine. Proteinuria, protein yang terdeteksi dalam urine merupakan
tanda paling umum pada eklampsia dan sangat membantu mendiagnosis pre-
eklampsia yang sebelumnya tidak terdeteksi.
 Pemeriksaan fungsi ginjal Fungsi ginjal dapat dideteksi dengan pemeriksaan
serum kreatinin yang akan meningkat apabila terjadi kerusakan ginjal akibat pre-
eklampsia dan eklampsia.
 Pemeriksaan Ultrasonografi. (terutama jika ada indikasi gawat janin/pertumbuhan
janin terhambat)
 Pemeriksaan pencitraan lain, seperti CT Scan dan MRI dapat dilakukan apabila
curiga adanya komplikasi pada otak seperti pembengkakan jaringan otak (edema
cerebri) dan perdarahan otak akibat kejang.

c. Jelaskan tatalaksana kasus

Tatalaksana Umum

Pencegahan dan tatalaksana kejang

 Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan sirkulasi
(cairan intravena).
 MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia (sebagai tatalaksana
kejang) dan preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang).
 Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan dosis awal
(loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai.
 Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke ruang ICU
(bila tersedia) yang sudah siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif.
d. Sebutkn faktor resiko kasus

Faktor Risiko Eklampsia

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi dari preeklampsia


menjadi eklampsia, meliputi:

 Hamil pada usia tua (diatas 35 tahun) atau usia remaja (dibawah 20 tahun)
 Memiliki riwayat eklampsia pada kehamilan sebelumnya
 Memiliki riwayat hipertensi sebelum kehamilan
 Riwayat diabetes gestasional, diabetes yang terjadi dalam masa kehamilan
 Kehamilan kembar
 Riwayat keluarga mengalami pre-eklampsia atau eklampsia
 Obesitas
 Memiliki riwayat penyakit lupus, arthritis rheumatoid, dan penyakit ginjal

Anda mungkin juga menyukai