Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

PREEKLAMASI RINGAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Carlina

NIM : 200110007

KELAS : 2A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

ITKES WIYATA HUSADA SAMARNDA

THN AJARAN 2020/2021


KONSEP PENYAKIT

A. Definisi
Preeklampsia merupakan gangguan hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan
usia kehamilan lebih dari 20 minggu yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah ≥ 140/90 MmHg disertai dengan edema dan proteinuria.
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan
tingginya tekanan darah, tingginya kadar protein dalam urine serta edema.
Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang
disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia
kehamilan diatas 20 minggu. Preeklampsia, sebelumya selalu didefinisikan
dengan adanya hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new
onset hypertension with proteinuria).
Meskipun kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, beberapa
wanita lain menunjukkan adanya hipertensi disertai gangguan multsistem lain
yang menunjukkan adanya kondisi berat dari preeklampsia meskipun pasien
tersebut tidak mengalami proteinuri. Sedangkan, untuk edema tidak lagi dipakai
sebagai kriteria 7 diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan
kehamilan normal.

B. Etiologi

Marmi, dkk (2011) mengatakan bahwa penyebab preeklampsia belum diketahui,


namun preeklampsia sering terjadi pada:

1) Primigravida

2) Tuanya kehamilan

3) Kehamilan ganda

Rukiyah dan Yulianti (2010) mengatakan bahwa penyebab preeklampsia saat ini
tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap
penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang
dihubung-hubungkan dengan kejadian. Itulah sebab preeklampsia disebut juga
“disease of theory”, gangguan kesehatan yang berasumsi pada teori.

Ada pun teori-teori tersebut antara lain:

1. Peran prostasiklin dan tromboksanPada preeklampsia dan eklampsia


didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi penurunan
produksiprostasiklin (PGl 2) yang pada kehamilan normal meningkat,
aktifitas penggumpalan dan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti
trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin
menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga
terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
2. Peran faktor imunologis Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan
pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat
diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking
antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna. yang semakin
sempurna pada kehamilan berikutnya.
3. Faktor genetik Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik
pada kejadian preeklampsia-eklampsia antara lain:
a) preeklampsia hanya terjadi pada manusia; b) terdapatnya
kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsi-eklampsia pada anak-
anak dari ibu yang menderita preeclampsia eklampsia; c) kecenderungan
meningkatnya frekuensi pada anak cucu ibu hamil dengan riwayat
preeklampsia-eklampsia dan bukan pada ipar mereka; d) peran Renin
Angiotensin-Aldosteron Sistem (RAAS). Varney, dkk (2007) mengatakan
bahwa ada beberapa kondisi yang berhubungan dengan preeklampsia,
yaitu:
1. Nuliparitas
2. Penyakit trofoblastik (70 persen terjadi pada kasus mola
hidatidosa)
3. Kehamilan kembar, tanpa memperhatikan paritas
4. Riwayat penyakit:
a. Hipertensi kronis
b. Penyakit ginjal kronis
c. Diabetes mellitus pra kehamilan
5. Riwayat preeklampsia atau eklampsia dalam keluarga
6. Riwayat preeklampsia sebelumnya
7. Peningkatan resiko untuk multipara yang memiliki pasangan sek
yang baru
8. Ethis Amerika-Afrika dan Asia

C. Tanda dan Gejala

Manifestasi Klinis Tanda klinis utama dari preeklampsia adalah tekanan darah
yang terus meningkat, peningkatan tekanan darah mencapai 140/90 mm Hg atau
lebih atau sering ditemukan nilai tekanan darah yang tinggi dalam 2 kali
pemeriksaan rutin yang terpisah. Selain hipertensi, tanda klinis dan gejala lainnya
dari preeklamsia adalah :

1. Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg


diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan
lengan yang sama.
2. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter.
3. Nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen.
4. Edema Paru.
5. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus.
6. Oligohidramnion

Beberapa penelitian terbaru menunjukkan rendahnya hubungan antara kuantitas


protein urin terhadap luaran preeklampsia, sehingga kondisi protein urin masifh
(lebih dari 5 g) telah dieleminasi dari kriteria pemberatan preeklampsia
(preeklampsia berat). Kriteria terbaru tidak lagi mengkategorikan lagi
preeklampsia ringan, dikarenakan setiap preeklampsia merupakan kondisi yang
berbahaya dan dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas secara
signifikan dalam waktu singkat (POGI, 2016).
D. Patofisiologi

Marmi, dkk (2011) mengungkapkan bahwa pada preeklampsia terjadi spasme


pembuluh darah yang disertai dengan retensi air dan garam. Pada biopsi ginjal
ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen
arteriola sedemikian sempitnya sehingga nyata dilalui oleh satu sel darah merah.
Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh mengalami spasme maka tekanan darah
akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigen
jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang
disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum
diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat
disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.

Rukiyah dan Yulianti (2010) mengatakan bahwa vasokonstriksi merupakan dasar


patogenesis preeklampsia-eklampsia. Vasokonstriksi menimbulkan peningkatan
total perifer resisten dan menimbulkan hipertensi. Adanya vasokonstriksi juga
akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan
endotel, kebocoran arteriola disertai perdarahan mikro pada tempat endotel.

Pada preeklampsia-eklampsia serum antioksidan kadarnya menurun dan plasenta


menjadi sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil
normal, serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang
berperan sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam
aliran darah melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai
kesemua komponen sel yang dilewati termasuk sel-sel endotel tersebut. Rusaknya
sel-sel endotel tersebut akan mengakibatkan antara lain: adhesi dan agregasi
trombosit, gangguan permeabilitas lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya
enzim lisosom, tromboksan dan serotonin sebagai akibat rusaknya trombosit.
Produksi tetrasiklin terhenti, terganggunya keseimbangan prostasiklin dan
tromboksan, terjadi hipoksia plasenta akibat konsumsi oksigen dan peroksidase
lemak (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
E. Pemeriksaan penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada preeklampsia adalah


sebagai berikut (Abiee, 2012) :

1) Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :

a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin


untuk wanita hamil adalah 12-14 gr %)
b) Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol %).
c) Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 ).

b. Urinalisis

Ditemukan protein dalam urine.

c. Pemeriksaan Fungsi hati

a) Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ).


b) LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat.
c) Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
d) Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT ) meningkat (N= 15-45
u/ml).
e) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N= <31
u/l).
f) Total protein serum menurun (N= 6,7-8,7 g/dl)

2) Radiologi

a. Ultrasonografi Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan


intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.

b. Kardiotografi Diketahui denyut jantung janin lemah.


F. Penatalaksanaan

Preeklamsia ringan Istirahat di temmpat tidur merupakan terapi utama dalam


penganan preeklamsia ringan. Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh
menyebabkan aliran darah ke plasenta dan aliran darah ke ginjal meningkat,
tekanan vena pada ekstermitas bawah menurun dan reabsorpsi cairan bertambah.
Selain itu dengan istirahat di tempat tidur menurunkan tekanan darah. Apabila
preeklamsia tersebut tidak membaik dengan penanggan konservatif, dalam hal ini
kehamilan harus diterminasi jika mengancam nyawa maternal.

Menurut (Pratiwi, 2017) penatalaksanaan pada preeklampsi adalah sebagai berikut

1) Tirah Baring miring ke satu posisi.


2) Monitor tanda-tanda vital, refleks dan DJJ. 15
3) Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan garam.
4) Pemenuhan kebutuhan cairan : Jika jumlah urine < 30 ml/jam pemberian
cairan infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam.
5) Pemberian obat-obatan sedative, anti hypertensi dan diuretik.
6) Monitor keadaan janin ( Aminoscopy, Ultrasografi).

Monitor tanda-tanda kelahiran persiapan kelahiran dengan induksi partus pada


usia kehamilan diatas 37 minggu.

G. komplikasi

Komplikasi yang terberat dari preeklampsia adalah kematian ibu dan janin, namun
beberapa komplikasi yang dapat terjadi baik pada ibu maupun janin adalah
sebagai berikut (Marianti, 2017) :

1) Bagi Ibu

a. Sindrom HELLP (Haemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet


count), adalah sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzim liver,
dan rendahnya jumlah trombosit.
b. Eklamsia, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklamsia yang ditandai
dengan kejang-kejang.
c. Penyakit kardiovaskular, risiko terkena penyakit yang berhubungan dengan
fungsi jantung dan pembuluh darah akan meningkat jika mempunyai riwayat
preeklamsia.
d. Kegagalan organ, preeklamsia bisa menyebabkan disfungsi beberapa organ
seperti, paru, ginjal, dan hati.
e. Gangguan pembekuan darah, komplikasi yang timbul dapat berupa
perdarahan karena kurangnya protein yang diperlukan untuk pembekuan
darah, atau sebaliknya, terjadi penggumpalan darah yang menyebar karena
protein tersebut terlalu aktif.
f. Solusio plasenta, lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum kelahiran
dapat mengakibatkan perdarahan serius dan kerusakan plasenta, yang akan
membahayakan keselamatan wanita hamil dan janin.
g. Stroke hemoragik, kondisi ini ditandai dengan pecahnya pembuluh darah otak
akibat tingginya tekanan di dalam pembuluh tersebut. Ketika seseorang
mengalami perdarahan di otak, sel-sel otak akan mengalami kerusakan karena
adanya penekanan dari gumpalan darah, dan juga karena tidak mendapatkan
pasokan oksigen akibat terputusnya aliran darah, kondisi inilah yang
menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian.

2) Bagi Janin

a. Prematuritas
b. Kematian Janin.
c. Terhambatnya pertumbuhan janin.
d. Asfiksia Neonatorum.
ASUHAN KEPERAWATAN PREEKLAMASI RINGAN

A. Pengkajian

1. Anamnesa

2. Data riwayat kesehatan


a) Riwayat kesehatan sekarang : ibu mengalami : sakit kepala
didaerah frontal, terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium,
penglihatan kabur, mual muntah, anoreksia.
b) Riwayat kesehatan dahulu : kemungkinan ibu menderita penyakit
hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu
mempunyai riwayat preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan
terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas, DM.
c) Riwayat kesehatan keluarga : kemungkinan mempunyai riwayat
kehamilan dengan hipertensi dalam keluarga.
d) Riwayat obstetric : biasanya peeklamsia pada kehamilan paling
sering terjadi pada ibu hamil primigravida, kehamilan ganda,
hidramnion( kelebihan cairan ketuban) , dan molahidatidosa (hamil
anggur) dan semakin tuanya usia kehamilan.
e) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan
pokom maupun selingan.
f) Psiko social spiritual : emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk
menghadapi resikonya.
3. Pemeriksaan fisik
1) keadaan umum
a. keadaan umum : biasanya ibu hamil dengan peeklamsia akan
mengalami kelelahan.
b. TD : ibu hamil ditemukan dengan darah sistol diatas 140 mmHg
dan diastole diatas 90 mmHg.
c. Nadi : ibu hamil dengan preeklamsia ditemukan nadi yang
meningkat.
d. Nafas : ibu hamil dengan preeklamsia akan ditemukan nafas
pendek, terdengar nafas berisik dan ngorok.
e. Suhu : ibu hamil dengan preeklamsia dalam kehamilan biasanya
tidak ada gangguan pada suhu.
f. BB : akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/minggu
atau sebanyak 3 kg dalam 1 bulan.
g. Kepala : ditemukan kepala yang berketombe dan kurang bersih
dan pada ibu hamil dengan preeklamsia akan mengalami sakit
kepala
h. Wajah : ibu hamil yang mengalami preeklamsia wajah tampak
edema.
i. Mata : ibu hamil dengan preeklamsia akan ditemukan konjungtiva
anemis
j. Bibir : mukosa bibir lembab
k. Mulut : Terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi menjadi
hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa mengalami
pembengkakan dan pendarahan
l. Leher : biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjar tiroid
4. Thorax
a. Paru – paru : akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan
nafas pendek
b. Jantung : terjadi adanya dekompensasi jantung
c. Payudara : biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih
padat dan lebih keras, putting menonjol, areola menghitam dan
membesar dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan
pembuluh darah menjadi terlihat
d. Abdomen : ditemukan nyeri pada epigastrium dan terjadi mual
muntah
e. Pemeriksaan janin : bunyi jantung tidak teratur dan gerakan
janin melemah.
f. Ektremitas : adanya edema pada kaki dan juga pada jari – jari.
g. System persyarafan : ditemukan hiperfleksia klonus pada kaki
h. Genitourinaria : biasanya didapatkan oliguria dan proteinuria.

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yaitu :

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan


ventilasi-perfusi dibuktikan dengan Napas cuping hidung dan pola napas
abnormal ( cepat/lambat, regular/ireguler, dalam/dangkal).
2. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan penurunan konsentrasi
hemoglobin dibuktikan warna kulit pucat dan Edema.
3. Ansietas berhubungan dengan kurang tepapar informasi dibuktikan dengan
tampak gelisah dan tekanan darah meningkat.
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Efek samping terapi
(misalnya mendikasi, radi asi, kemotrapi) dibuktikan dengan mengeluh
sulit tidur dan mengeluh lelah.
5. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera Fisiologis (misalkan.
Inflamasi, iskemia, neoplasma) dibuktikan dengan frekuensi nadi
meningkat dan sulit tidur.

C. luaran Keperawatan

1. Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka pertukaran gas


meningkat, kriteria hasil:
 Pusing menurun
 Penglihatan kabur menurun
 Gelisah menurun
 Napas cuping hidung menurun
2. Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka Perfusi perifer
meningkat, kriteria hasil:
 Edema perifer menurun
 Nyeri ekstremitas menurun
 Kelemahan otot menurun
 Kram otot menurun
3. Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka Tingkat Ansietas
menurun, kriteria hasil:
 Perilaku gelisah menurun
 Perilaku tegang menurun
 Keluhan pusing menurun
 Tremor menurun
 Pucat menurun
4. Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka status kenyamanan
meningkat, kriteria hasil:
 Gelisah menurun
 Kebisingan menurun
 Keluhan sulit tidur menurun
 Keluhan kedinginan menurun
 Keluhan kepanasan menurun
 Gatal menurun
 Mual menurun
 Merintih menurun
 Menangis menurun
5. Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka Tingkat Nyeri
menurun, kriteria hasil:
 Keluhan nyeri menurun
 Meringis menurun
 Gelisah menurun
 Kesulitan tidur menurun
 Menarik diri menurun
 Muntah menurun
 Mual menurun
D. Intervensi Keperawatan

No Standar diagnosa Standar luaran keperawatan Standar intervensi keperawatan


keperawatan Indonesia internasional
Indonesia
1 Gangguan pertukaran Tujuan : Setelah dilakukan Pemantauan respirasi
gas berhubungan asuhan keperawatan selama 3x24 Tindakan :
dengan ketidak jam diharapkan pertukaran gas Observasi
seimbangan meningkat Kriteria hasil : 1. :Monitor kecepatan aliran oksigen
ventilasi-perfusi 1. Tingkat kesadaran 2. Monitor terapi alat oksigen
dibuktikan dengan meningkat 3. Monitor efektipitas terapi oksigen
Napas cuping hidung 2. Dispnea menurun 4. Monitor kemampuan melepas
dan pola napas 3. Bunyi napas tambahan oksigen saat makan
abnormal ( menurunpusing menurun 5. Monitor hipoventilasi
cepat/lambat, 4. Penglihatan kabur 6. Monitor tingkat kecemasaan akibat
regular/ireguler, menurun terapi oksigen
dalam/dangkal). 5. Gelisah menurun Teraupetik :
Perfusi jaringan 6. Napas cuping hidung 1. Bersikaan sekret pada
perifer tidak efektif menurun mulut,hidung,trakea jika perlu
berhubungan 7. Sianosis membaik 2. Pertahanaan kepatenan jalan nafas
penurunan 8. Pola napas membaik 3. Siapkan dan atur peralatan
konsentrasi 9. Warna kulit membaik 4. pemberian oksigen.
5. Berikan oksigen tambahan, jika
perlu.
Edukasih:
1. Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
Kalaborasi
1. penentuaan dosis oksigen
2. Penggunaan oksigen saat aktivitas
dan atur tidur
2 Perfusi jaringan Tujuan : Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi :
perifer tidak efektif Asuhan Keperawatan selama
berhubungan 3x24 jam diharapkan perfusi Tindakan :
penurunan perifer meningkat. Kriteria hasil : Observasi :
konsentrasi 1. Denyut nadi perifer 1. Identifikasi penyebab perubahan
hemoglobin meningkat. sensai
dibuktikan warna 2. Warna kulit pucat 2. Identifikasi penggunaan alat
kulit pucat dan menurun. pengikat, sepatu, dan pakaian
Edema. 3. Edema perifer menurun 3. Priksa perbedaan sensai tajam dan
4. Nyeri ekstremitas tumpul
menurun. 4. Priksa sensai panas dan dingin
5. Akral membaik. 5. Priksa kemampuan
6. Tekanan darah sistolik mengidentifikasi lokasi dan
membaik struktur benda
7. Tekanan darahdistolik 6. Monitor terjadinya parestesis, jika
membaik perlu
7. Monitor perubahan kulit
Teraupetik :
1. Hindari pemakaian benda-benda
yang berlebihan suhunya
Edukasi :
1. Anjurkan penggunaan
termoometer untuk menguji suhu
air.
2. Anjurkan penggunaan sarung
tangan termal saat memasak
3. Anjurkan memakai sepatu lembut
dan bertumit rendah.
Kolaborasi
1. Pemberian analgesik:

3 Ansietas Tujuan : Setelah dilakukan Pemantauan respirasi


berhubungan dengan Asuhan Keperawatan selama Tindakan :
kurang tepapar 3x24 jam diharapkan tingkat Observasi:
informasi dibuktikan ansietas menurun Kriteria Hasil : 1. Identifikasi penurunan tingkat
dengan tampak 1. Verbalisasi kebingungan energi, ketidak mampuan
gelisah dan tekanan menurun berkonsentrasi.
darah meningkat. 2. Verbalisasi khawatir 2. Identifikasi teknik relaksasi yang
akibat kondisi yang pernah efektif yang digunakan.
dihadapi menurun 3. Identifikasi kesedian, kemampuan,
3. Perilaku gelisah menurun dan pengunaan teknik sebelumnya
4. Perilaku tegang menurun 4. Periksa ketegangan otot,frekuensi
5. Frekuensi pernafasan nadi, tekanan darah, dan suhu
sedang sebelum dan sesudah latihan.
6. Frekuensi nadi cukup Tereputik :
menurun 1. Ciptakan lingkungan tenang dan
7. Tekanan darah menurun tanpa gangguan dengan
8. Pucat menurun pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinka
2. Berikan informasih tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
3. Gunakan pakaian longer
4. Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan berirama
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi yang tersedia
(musik,nafas dalam,)
2. Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan posis nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi atau
melatih yang anda pilih

4 Gangguan rasa Tujuan : Setelah dilakukan indakan :


nyaman berhubungan Asuhan Keperawatan selama Observasi:
dengan Efek samping 3x24 jam diharapkan status 1. Identifikasi teknik relaksasi yang
terapi (misalnya kenyamanan pascapartum pernah efektif yang digunakan.
mendikasi, radi asi, meningkat. 2. Identifikasi kesedian, kemampuan,
kemotrapi) Kriteria hasil : dan pengunaan teknik sebelumnya
dibuktikan dengan 1. Keluhan tidak nyaman 3. Periksa ketegangan otot, frekuensi
mengeluh sulit tidur menurun nadi, tekanan darah, dan suhu
dan mengeluh lelah. 2. Meringis menurun sebelum dan sesudah latihan.
3. Merintih menurun Tereputik
4. Tekanan darah menurun. 1. Ciptakan lingkungan tenang dan
5. Frekuensi nadi sedang tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan
2. Berikan informasih tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
3. Gunakan pakaian longer
4. Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan berirama
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
dan jenisrelaksasi yang tersedia
(musik,nafas dalam,)
2. Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan posis nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi atau
melatih yang anda pilih

5 Nyeri akut Tujuan : Setelah dilakukan Observasi :


berhubungan dengan Asuhan Keperawatanelama 3x24 1. Identifikasi riwayat alergi obat.
Agen pencedera jam diharapkan nyeri menurun. 2. Identifikasi kesesuaian jenis
Fisiologis (misalkan. Kriteria hasil : analgesik (mis. Noarkotika, non-
Inflamasi, iskemia, 1. Keluhan nyeri menurun narkotik) dengan tingkat keparahan
neoplasma) 2. Meringis menurun nyeri.
dibuktikan dengan 3. Kesulitan tidur menurun 3. Monitor tanda-tanda vital sebelum
frekuensi nadi 4. Frekuensi nadi sedang dan sesudah pemberian analgesik.
meningkat dan sulit 5. Pola napas sedang Teraputik
tidur. 6. Tekanan darah membaik 1. Disesuaikan jenis analgesik yang
7. Fungsi berkemih sedang disukai untuk mencapai analgelsia
8. Pola tidur membaik optimal, jika perlu
2. Pertimbangan penggunaan infus
kontinu, atau bolus oplolduntuk
mempertahankan kadar dalam
serum.
3. Dokumentasikan respons terhadap
efek analgesik dan efek yang
tidak diinginkan
Edukasi
1. Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Kaloborasi
1. Pemberian dosis dan jenis
analgesik, sesuai indikasi

Anda mungkin juga menyukai