Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL PREEKLAMSIA PADA NY.

C G2P0A1 DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS DI RS. BHAYANGKARA TK.1 RADEN SAID
SUKANTO JAKARTA

OLEH:

1. AZZAHRA NUR PRADINA P 20046


2. LESTARI 20045
3. MONICA ELSYADAI BR 20063
4. NABILA S 20065
5. NUR AILIA SAFITRI 20066
6. PUTRI AYU SEKAR A 20068
7. PUTRI MINATASARI 20069
8. SYIFA DAMAYANTI 20078

AKADEMI KEPERAWATAN POLRI JAKARTA


2022
Bab
1
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Menurut Wiknjosastro (2017) Preeklamsia dibagi menjadi Preeklamsia ringan dan Preeklamsia berat. Setiap tahun
diperkirakan sebanyak 50.000 sampai dengan 70.000 wanita dan 500.000 bayi meninggal karena Preeklamsia. Pada tahun
2019 terdapat 4.221 kematian ibu dengan penyebab kematian terbanyak adalah perdarahan (1,280 kasus), Hipertensi dalam
kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus) (Kemenkes, 2019). Kejadian Preeklamsia di Indonesia sebanyak
128.273/tahun atau sekitar 5,3% (POGI, 2016).

Ibu hamil dengan Preeklamsia dapat mengalami stres yang lebih berat dibandingkan dengan ibu hamil tanpa Preeklamsia
(Isworo et al., 2012). Menurut penelitian ada perbedaan antara skor kecemasan ibu hamil normal dengan ibu hamil dengan
Preeklamsia, dimana rerata skor kecemasan ibu hamil normal adalah 18,50 sedangkan pada ibu hamil dengan Preeklamsia
adalah 30,45 (Serudji et al., 2017). Di Indonesia terdapat 373.000.000 orang ibu hamil yang mengalami kecemasan
tersendiri dalam menghadapi persalinan (Kemenkes RI, 2017).

Berdasarkan alasan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang asuhan keperawatan ibu hamil
preeklamsia pada Ny. C G2P0A1 dengan masalah keperawatan ansietas di ruang bersalin rumah sakit bhayangkara TK.1
raden said sukanto Jakarta.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah pada studi kasus ini adalah “Bagimana
Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Preeklamsia Pada Ny. C G2P0A1 Dengan Masalah Keperawatan
Ansietas Di Rumah Sakit Bhayangkara TK.1 Raden Said Sukanto”.

C. TUJUAN PENELITIAN
Menerapkan asuhan keperawatan ibu hamil Preeklampsia pada Ny.C G2P0A1 dengan masalah keperawatan ansietas di
RS Bhayangkara TK.1 Raden Said Sukanto Jakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN
1) Bahan pengayaan, data dan informasi dalam pengembangan ilmu khusunya di bidang kesehatan
2) Menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan peneliti terkait dengan asuhan keperawatan ibu hamil
preeklamsia dengan masalah keperawatan ansietas
3) Menjadi sarana pengembangan ilmu pengetahuan dalam masyarakat.
Bab
Tinjauan Teori
2
pemeriksaan berjarak 15 menit b. Obesitas
Konsep Dasar Preeklamsia menggunakan lengan yang sama dengan c. Adanya proses penyakit kronis
protein urin melebihin 300 mg dalam 24 d. Diabetes Militus
jam atau tes urin dipstick >positif 1 e. Hipertensi
1. Pengertian Preeklamsia dan/atau disfungsi ginjal, liver, f. Penyakit ginjal
neurologis, sirkulasi uteroplasenta, edema g. Penyakit pembulu darah
Preeklamsi merupakan suatu penyakit paru, trombosititopenia yang timbul h. Penyakit pembulu darah kolagen
vasospastic yang melibatkan banyak setelah usia kehamilan 20 minggu (lupus eritamatosus sistematik)
sistem dan ditandai oleh hemokonsentrasi (Wilkerson RG & Ogunbodede AC, i. Kehamilan molahidatidosa
hipertensi, dan proteinuria dan atau 2019). j. Kehamilan ganda
edema. Preeklamsia merupakan suatu k. Komplikasi kehamilan
kondisi spesifik kehamilan dimana 2. Etiologi l. Preeklamsia pada kehamilan
hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 Penyebab Preeklamsia sebelumnya (Aspiani, 2017).
pada wanita yang sebelumnya memiliki Sampai saat ini penyebab preeklamsia belum
tekanan darah normal menurut (Aspiani, diketahui dengan pasti, akan tetapi ada
2017). beberapa faktor resiko atau factor
predisposisi terjadinya preeklamsia antara
Preeklamsia adalah tekanan darah lain:
sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik a. Primigravida atau multipara dengan
atau 90 mmHg diastolic pada dua kali usia lebih tua (usia <18 atau>35)
Klasifikasi
A. Preeklamsia Ringan B. Preeklamsia Ringan dengan kejang menyeluruh dan koma
sama halnya dengan preeklamsia,
Tekanan darah 140/90 mmHg atau Tekanan darah 160/110 mmHg atau klamsia dapat timbul pada ante, intra,
lebih yang diukur pada posisi lebih. Proteinuria 5 gr atau lebih per dan post partum. Eklamsia post
berbaring terlentang atau kenaikan liter. Oliguria, yaitu jumlah urin partum umunya hanya terjadi dalam
distolic 15 mmHg atau lebih, atau kurang dari 500cc per 24 jam. Adanya waktu 24 jam pertama setelah
kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. gangguan serebral, gangguan visus, persalinan. Pada penderita
Cara pengukuranya sekurang- dan rasa nyeri pada epigasrium. preeklamsia yang akan kejang,
kurangnya pada 2 kali pemeriksaan Terdapat edema paru dan sianosis umumnya memberi gejala-gejala
dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya (sukarni, 2017 H 35-36). atau tanda-tanda yang khas, yang
6 jam. Edema umum, kaki, jari dapat dianggap sebagai tanda akan
tangan, dan muka, atau kenaikan berat C. Eklamsia terjadinya kejang. Preeklamsia yang
badan 1 kg atau lebih per minggu. disertai dengan tandatanda pedoman
Proteinuria kwantitatif 0,3 gram atau Eklamsia ditandai dengan kejang, ini disebut sebagai uimpending
lebih per liter, kwalitatif 1atau 2+ tekanan diatolik >90 mmHg, eclamsia atau immnent eclampsia
pada urine kateter atau midstream. proteinuria >++, koma dan gejalanya (Sarwono, 2010. H 55)
sama dengan preeklamsia berat
(Maryunani, 2016 h,323).
Eklamsia merupakan kasus akut pada
penderita preeklamsia, yang disertai
Patofisiologi 2. Diabetes
Pada awal kehamilan, sel sitotrofoblas mengumpulkan 3. Hiperlipidemia dapat menjadi factor predisposisi atas
arterispiralis uterus, mengganti lapisan endothelial dari kerusakan endotel maternal yang lebih cepat.
arteri tersebut dengan merusak jaringan elastis medial,
muskular, dan neural secara berurutan. Sebelum trimester Manifestasi Klinik
kedua kehamilan berakhir, arteri spiralis uteri dilapisi oleh Di tegakkan berdasarakan adanya gejala-gejala sebagai
sitotrofoblas, dan sel endothelial tidak lagi ada pada bagian berikut:
endometrium atau bagian superfisial dari miometrium. 4. Penambahan berat badan yang berlebihan
Pada preeklampsia, invasi arteri spiralis uteri hanya 5. Edema
terbatas pada bagian desidua proksimal, dengan 30% 6. Hipertensi
sampai dengan 50% arteri spiralis dari placental bed luput 7. Proteinuria
dari proses remodeling trofoblas endovaskuler.

Data dari hasil penelitian mengenai disfungsi endotel


sebagai patogenesis awal preeklampsia menunjukkan
bahwa hal tersebut kemungkinan merupakan penyebab
dari preeklampsia, dan bukan efek dari gangguan
kehamilan tersebut. Selanjutnya, pada ibu dengan
preeklampsia, faktor gangguan kesehatan pada ibu yang
sudah ada sebelumnya yaitu seperti:
1. Hipertensi Kronis
Komplikasi
Terdapat beberapa komplikasi Pemeriksaan Penunjang Pencegahan
yaitu: Pemeriksaan Labotarium 14. Pemeriksaan antenatal yang
1. solusio plasenta teratur dan bermutu secara teliti,
2. hemolisis • Pemeriksaan darah mengenali tanda-tanda sedini
3. perdarahan otak lengkap dengan hapusan mungkin (preeklamsia ringan),
4. kelainan mata lalu diberikan pengobatan yang
darah
5. edema paru cukup supaya tidak menjadi
6. nekrosis hati lebih berat
7. sindrom HELLP(Hemolisis • Urinalis 15. Harus selalu waspada terhadap
Elevated Liver Enzymes and kemungkinan Terjadinya
Low Platelet) • Pemeriksaan fungsi hati preeklamsia kalau ada faktor-
8. kelainan ginjal faktor predisposisi
9. DIC (Disseminated • Tes kimia darah 16. Berikan penerangan tentang
Intravascular Coagulation) 11. Radiologi manfaat istirahat dan tidur,
10. Komplikasi pada janin 12. Data social Ekonomi ketenangan, serta pentingnya
berhubungan dengan akut 13. Data Psikologis mengatur diet rendah garam,
lemak serta karbohidrat dan
tinggi protein, juga menjaga
kenaikan berat badan yang
berlebihan
Konsep Dasar Ansietas
1. Pengertian Ansietas mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme
Menurut Novinta Rudiyanti dan Erike Radartiwi (2017) biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana
kecemasan (ansietas) merupakan emosi dan pengalaman halnya endrofrin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan
subjek dari seseorang. Pengertian lain dari cemas adalah umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai
suatu keadan yang membuat seseorang tidak nyaman dan predisposisi terhadap ansietas Ansietas mungkin disertai
terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi cemas berkaitan dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan
dengan perasaan yang tidak pasti. Kecemasan merupakan kapasitas seseorang untuk mengatasi stresor.
hal yang menimpa hampir setiap orang pada waktu
tertentu dalam kehidupan. Kecemasaan merupakan reaksi 2) Faktor Presipitasi
normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan Sressor pencetus mungkii berasal dari sumber internal atau
seseorang yang bersifat umum. Kecemasaan bisa muncul ekternal. Stresor pencetus dapat dikelompokan menjadi 2
sendiri atau berhubungan dengan gejala-gejala lain dari kategori:
berbagai gangguan kecemasaan seperti seseorang merasa 2) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi
katakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau
jelas asal maupun wujudnya (Sutejo, 2018). menurunya kapasitas untuk melakukan aktivitas
hidup sehari-hari.
2. Etiologi 3) Ancaman terhadap sisitem diri seseorang dapat
1) Faktor Predisposisi membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial
Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung yang terintegrasi seseorang.
reseptor khusus benzodiazepine. Reseptor ini mungkin
membantu mengatur ansietas penghambat dalam
aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga
Tanda dan Gejala
Gejala-gejala kecemasan dibagi dalam tiga jenis, diantaranya:

1. Gejala fisik dari kecemasan, yaitu kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit
bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas.

2. Gejala behavioral dari kecemasan, yaitu berprilaku menghindari, melekat dan dependen.

3. Gejala kognitif dari kecemasaan, yaitu khawatir terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan,
keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan ketidakmampuan untuk
mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi, panas
dingin dan mudah marah atau tersinggung.
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, dan suku
bangsa

2. Keluhan Utama
Keluhan yang sering dialami ibu preeklamsia sebagai berikut:
a) Pada ibu yang menderita preeklamsia d.d Terjadinya
peningkatan tensi, edema, pusing, nyeri epigastrium, mual
muntah, dan penglihatan kabur
b) Pada ibu Preeklamsia akan mengalami peningkatan tensi,
pusing dan adanya edema maka dari itu ibu penderita
preeklamsia sering mengalami kecemasan.

3. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas


c) Riwayat nifas sekarang
Pada ibu hamil preeklamsia harus di anjurkan untuk menyusui,
dapat melindungi bayi dari alergi tertentu.
b) Riwayat nifas yang lalu
Masa nifas yang lalu tidak ada penyakit penyerta seperti yang
dialami saat ini. Ibu harus menyusui sampai usia bayi dua
tahun.
Diagnosa Keperawatan

Ansietas b.d ancaman terhadap


1. konsep diri

Pola napas tidak efektif b.d


gangguan neurologis (kejang),

2. depresi pisat pernapasan, hambatan


upaya napas

Perfusi perifer tidak efektif b.d


3. peningkatan tekanan darah
Perencanaan Keperawatan
1. Ansietas b.d ancaman terhadap konsep diri Terapeutik:
A. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
selama waktu tertentu diharapkan tingkat ansietas kepercayaan
pada pasien menurun. 5) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
6) Dengarkan dengan penuh perhatian
B. Kriteria hasil: (1-5) 7) Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
1. Perilaku gelisah menurun
2. Perilaku tegang menurun Edukasi:
3. Frekuensi pernapasan menurun 8) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
4. Frekuensi nadi menurun dialami
5. Tekanan darah menurun 9) Anjurkan keluarga agar tetap bersama pasien
10) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
C.Tindakan Keperawatan (Reduksi Ansietas) 11) Latih tekhnik relaksasi
Observasi:
1) Identifikasi saat tingkat ansietas Observasi:
2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan 12) Kolaborasi pemberian obat antiansietas
3) Monitor tanda-tanda ansietas
2. Pola napas tidak efektif b.d gangguan neurologis (kejang), depresi pusat pernapasan, hambatan
upaya napas

A. Tujuan: setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama waktu tertentu Terapeutik
diharapkan pola napas efektif membaik. 9. Pertahankan kepatenan jalan napas
10. Posisikan semifowler atau fowler
B. Kriteria hasil (1-5) 11. Berikan minum hangat
1. Dispenea menurun 12. Lakukan fisioterapi dada
2. Penggunaan otot bantu napas meningkat 13. Berikan oksigen
3. Frekuensi napas membaik
4. Kedalaman napas membaik Edukasi
5. Pola napas normal (eupnea) 16-20 menit 14. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari
15. Ajarkan tekhnik batuk efektif
C.Tindakan keperawatan (Manajemen jalan nafas)
Observasi Kolaborasi
6. Monitor jalan nafas 16. Kolaborasi pemberian bronchodilator,
7. Monitor bunyi ekspektoran, dan mukolitik..
8. Monitor sputum
3. Perfusi perifer tidak efktif b.d peningkatan tekanan darah

A. Tujuan: diharapkan keadekuatan aliran darah pasien 8. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada
dapat meningkat. ekstermitas

B. Kriteria hasil (1-5) Terapeutik


1. Denyut nadi perifer meningkat 9. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di
2. Warna kulit pucat menurun area keterbatan perfusi
3. Turgor kulit membaik 10. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstermitas
4. Tekanan darah sistolik dan diastolic membaik dengan keterbatasan perfusi
5. Kelemahan otot menurun 11. Lakukan perawatan kaki dan kuku
12. Lakukan hidrasi
C. Tindakan keperawatan (Perawatan sirkulasi)
Observasi Edukasi:
6. Periksa sirkulasi perifer (misalnya, nadi perifer, 13. anjurkan olahraga rutin
edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle – 14. anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara
brachial index) teratur
7. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi 15. anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,
(misalnya, diabetes, perokok, orang tua, hipertensi, antikoagulan, dan penurunan kolesterol, jika perlu
dan kadar kolesterol tinggi) 16. anjurkan program rehabilitasi vascular
Pelaksanaan
Keperawatan
1. Menstimulasi kesadaran tau penerimaan keluarga mengenal
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
○ Memberikan informasi : penyuluhan atau konseling
○ Megidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan
○ Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

2. Menstimulais keluarga untuk untuk memutuskan cara perawatan


yang tepat dengan cara;
○ Mengidentifiksi konsekuensi tidak melakukan
tindakan
○ Mengidentifikasi sumber-sumber yang yang dimiliki
keluarga
○ Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan
Evaluasi keperawatan
SOAP adalah cara mencatat informasi Jobservasi yang jujur, informasi kajian tindakan yang tepat.
tentang pasien yang berhubungan dengan teknologi (hasil laboratorium, sinar X, ● P : Plan/planning perencanan yaitu
masalah pasien yang terdapat pada catatan rekaman USG, dan lain - lain) dapat membuat rencana tindakan sat itu atau
kebidanan/keperawatan. Konsep SOAP digolongkan pada kategori ini. Apa yang yang akan datang ini Untuk
adalah sebagai berikut. di observasi oleh bidan/ perawat akan mengusahakan mencapai kondisi pasien
● S: Catatan yang berhubungan dengan menjadi komponen yang penting dari sebaik mungkin atau
masalah dari sudut pandang pasien diangnosis yang akan ditegakkan. menjaga/mempertahankan
mengenal kekhawatiran dan ● A: Analisis atau assessment pengkajian kesejahteraannya. Proses in termasuk
keluhannnya dicatat sebagai kutipan yaitu masalah atau diagnosa yang kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan
langsung atau ringkasan yang ditegakkan berdasarkan data atau yang harus dicapai dalam batas waktu
berhubungan dengan diagnosis (data informasi subjektif dan objektif yang tertentu. Tindakan yang diambil harus
subyektif). Pada orang yang bisu dikumpulkan dan yang disimpulkan. membantu pasien mencapai kemajuan
dibagian data di belakang S diberi tanda Ole karena keadaan pasien terus dalam kesehatan dan/atau proses
"Nol" atau "X" sedangkan pada bayi berubah dan selalu ada informasi baru persalinan, serta harus mendukung
atau anak kecil data subyektif ini dapat baik subjektif dan objektif seta sering rencana dokter apabila rencana tindakan
diperoleh dari orang tua.Data subyektif diungkapkan secara terpisak- pisah tersebut dalam managemen kolaborasi
ini dapat di gunakan untuk menguatkan pisah maka proses pengkajian adalah atau rujukan (Vivian, 2012).
diagnosis yang akan dibuat. suatu yang penting dalam megikti
● O: Data in member bukti gejala klinis perkembangan pasien dan menjamin
pasien dan fakta yang berhubungan sesuatu perubahan baru cepat diketahui
dengan diagnosis, data fisiologi, hasil dan dapat dikuti sehingga dapat diambil
Bab
3
Metode Penelitian

Desain Penelitian
Desain penulisan yang dipakai pada Partisipan
karya tulis ini adalah laporan kasus. partisipan dalam penelitian ini adalah 2
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah pasien yang memenuhi kriteria:
studi untuk mengeksplorasi masalah 1. Dirawat di RS. Bhayangkara TK.1
asuhan keperawatan pada ibu hamil Raden Said Sukanto Jakarta.
yang mengalami Preeklamsia dengan 2. Di diagnose medis Preeklamsia
masalah keperawatan Ansietas di RS. 3. Klien mengungkapkan kegelisahan,
Bhayangkara TK.1 Raden Said Sukanto ketakutan atau kekhawatiran.
Jakarta. 4. Bersedia menjadi responden
dengan menandatangani Informed
Concent.
Batasan Istilah

Batasan istilah dalam laporan kasus ini adalah asuhan keperawatan pada ibu pre – eklamsia dengan
masalah keperawatan ansietas.

Adapun istilah – istilah yang di gunakan dalam laporan kasus ini meliputi asuhan keperawatan ibu hamil
pre – eklamsia dengan asietas:
1. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Preeklamsia → melakukan penerapan proses keperawatan
mulai dari pengkajian sampai evaluasi pada dua klien yang di diagnose pre – eklamsi dalam rekam
medik klien dan mengalami masalah keperawatan ansietas.
2. Definisi Ansietas → perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang meperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan
individu melakukan Tindakan untuk menghadapi ancaman (Judith, 2011)
Lokasi dan Waktu
● Lokasi ● Waktu
Pada laporan kasus ini di lakukan asuhan Penelitian di lakukan pada tahun 17 Maret 2022
keperawatan pada ibu hamil dengan preeklamsia dan tanggal 27 Maret 2022 dengan lama waktu
di Rumah Sakit Bhayangkara TK.1 Raden Said pengembalian data yang akan di lakukan kepada
Sukanto Jakarta. pasien yaitu minimal 3 hari sejak hari pertama
pasien masuk rumah sakit hingga pasien pindah
ruangan.

Jika pasien pindah sebelum mencapai 3 hari


perawatan oleh peneliti makan akan di lakukan
perawatan di ruangan selanjutnya.
Pengumpulan Data
Wawancara Observasi Dokumentasi
Pada study kasus ini sumber Observasi menyangkut segala pengumpulan data yang tidak
data di peroleh dari hasil hal pengamatan aktivitas atau ditujukan langsung kepada
wawancara klien (ibu hamil kondisi perilaku ataupun subyek atau pastisipan.
dengan preeklamsia) dan nonperilaku. Observasi non Biasanya meneliti berbagai
perawat lainnya . penelitian perilaku diantara nya : catatan, macam dokumen tapi masih
dengan metode kualitatif yaitu kondisi fisik , dan proses fisik sangat berantakan karena antara
wawancara terhadap partisipan (Sanusi, 2019 ). informasi yang satu dengan
dengan melaksanakan lebih lainnya tidak berkesinambungan
bebas dan terbuka. (Sanusi, 2019)
Uji keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam sebuah penelitian, hanya di tekankan pada uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya, dimana temuan atau data dapat dinyatakan
valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek
yang diteliti (Fitriah et all, 2017).
Analisa Data
1. Pengumpulan Data 3. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, Data dan informasi yang di dapat dari lapangan
dan dokumentasi dikumpulkan terkait dengan data dimasukan ke dalam suatu matriks, kemudian data
pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan dan tersebut disajikan sesuai data yang diperoleh dalam
evaluasi. penelitian di lapangan, sehingga peneliti akan dapat
menguasai data dan tidak salah dalam menganalisis
2. Reduksi Data data serta menarik kesimpulan.
reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan,
penyederhanaan, dan abstraksi data yang masih kasar 4. Kesimpulan
yang diperoleh di lapangan. Reduksi data dilakukan Usaha untuk mencari atau memahami makna,
selama penelitian berlangsung, selama penelitian keteraturan pola kejelasan, dan alur sebab akibat atau
dilapangan, sampai laporan tersusun. proporsi dari kesimpulan yang ditarik harus
diverifikasi agar data dapat mengerti dan jelas sesuai
tujuan penelitian.
Etika Penulisan
1. Surat Permohonan dan Konsep penting yang merupakan peneliti akan menjaga semua
Persetujuan (Informed jaminan penggunaan subjek catatan secara tertutup dan hanya
Consent) untuk tidak mencantumkan nama orang-orang yang terlibat dalam
Tujuan informed consent adalah responden dan hanya initial. penelitian yang dapat
agar pasien preeklamsia mengerti menggunakannya .
maksud dan tujuan penelitian
serta mengetahui dampaknya.
Beberapa informasi yang harus
ada di dalam informed consent
antara lain: Partisipan klien,
tujuan dilakukan tindakan, jenis
data yang dibutuhkan, prosedur
pelaksanaan, komitmen, potensi
masalah yang akan terjadi,
kerahasiaan, manfaat, informasi
yang mudah dihubungi.
2. Tanpa Nama (Anonimity) 3. Kerahasian (Confidentiality)
Daftar Pustaka

● Aspiani, Reni Yuli. (2017). Buku ajar asuhan


keperawatan maternitas. Jakarta: Trans Info Media
● Perkumpulan Obstetric Ginekologi (POGI). (2016).
Diagnosa dan tatalaksana preeklamsia.
● Kemeterian Kesehatan RI. (2013). Standar pelayanan
kebidanan. Jakarta: Kemenkes RI
● Wiknjosastrp, H. (2017). Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-
SP.pp:125-294
● Sarwono Prawirohardjo, (2010). Ilmu kebidanan.
Jakarta: PT. Bina Pustaka
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai