C G2P0A1 DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS DI RS. BHAYANGKARA TK.1 RADEN SAID
SUKANTO JAKARTA
OLEH:
Menurut Wiknjosastro (2017) Preeklamsia dibagi menjadi Preeklamsia ringan dan Preeklamsia berat. Setiap tahun
diperkirakan sebanyak 50.000 sampai dengan 70.000 wanita dan 500.000 bayi meninggal karena Preeklamsia. Pada tahun
2019 terdapat 4.221 kematian ibu dengan penyebab kematian terbanyak adalah perdarahan (1,280 kasus), Hipertensi dalam
kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus) (Kemenkes, 2019). Kejadian Preeklamsia di Indonesia sebanyak
128.273/tahun atau sekitar 5,3% (POGI, 2016).
Ibu hamil dengan Preeklamsia dapat mengalami stres yang lebih berat dibandingkan dengan ibu hamil tanpa Preeklamsia
(Isworo et al., 2012). Menurut penelitian ada perbedaan antara skor kecemasan ibu hamil normal dengan ibu hamil dengan
Preeklamsia, dimana rerata skor kecemasan ibu hamil normal adalah 18,50 sedangkan pada ibu hamil dengan Preeklamsia
adalah 30,45 (Serudji et al., 2017). Di Indonesia terdapat 373.000.000 orang ibu hamil yang mengalami kecemasan
tersendiri dalam menghadapi persalinan (Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan alasan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang asuhan keperawatan ibu hamil
preeklamsia pada Ny. C G2P0A1 dengan masalah keperawatan ansietas di ruang bersalin rumah sakit bhayangkara TK.1
raden said sukanto Jakarta.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah pada studi kasus ini adalah “Bagimana
Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Preeklamsia Pada Ny. C G2P0A1 Dengan Masalah Keperawatan
Ansietas Di Rumah Sakit Bhayangkara TK.1 Raden Said Sukanto”.
C. TUJUAN PENELITIAN
Menerapkan asuhan keperawatan ibu hamil Preeklampsia pada Ny.C G2P0A1 dengan masalah keperawatan ansietas di
RS Bhayangkara TK.1 Raden Said Sukanto Jakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
1) Bahan pengayaan, data dan informasi dalam pengembangan ilmu khusunya di bidang kesehatan
2) Menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan peneliti terkait dengan asuhan keperawatan ibu hamil
preeklamsia dengan masalah keperawatan ansietas
3) Menjadi sarana pengembangan ilmu pengetahuan dalam masyarakat.
Bab
Tinjauan Teori
2
pemeriksaan berjarak 15 menit b. Obesitas
Konsep Dasar Preeklamsia menggunakan lengan yang sama dengan c. Adanya proses penyakit kronis
protein urin melebihin 300 mg dalam 24 d. Diabetes Militus
jam atau tes urin dipstick >positif 1 e. Hipertensi
1. Pengertian Preeklamsia dan/atau disfungsi ginjal, liver, f. Penyakit ginjal
neurologis, sirkulasi uteroplasenta, edema g. Penyakit pembulu darah
Preeklamsi merupakan suatu penyakit paru, trombosititopenia yang timbul h. Penyakit pembulu darah kolagen
vasospastic yang melibatkan banyak setelah usia kehamilan 20 minggu (lupus eritamatosus sistematik)
sistem dan ditandai oleh hemokonsentrasi (Wilkerson RG & Ogunbodede AC, i. Kehamilan molahidatidosa
hipertensi, dan proteinuria dan atau 2019). j. Kehamilan ganda
edema. Preeklamsia merupakan suatu k. Komplikasi kehamilan
kondisi spesifik kehamilan dimana 2. Etiologi l. Preeklamsia pada kehamilan
hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 Penyebab Preeklamsia sebelumnya (Aspiani, 2017).
pada wanita yang sebelumnya memiliki Sampai saat ini penyebab preeklamsia belum
tekanan darah normal menurut (Aspiani, diketahui dengan pasti, akan tetapi ada
2017). beberapa faktor resiko atau factor
predisposisi terjadinya preeklamsia antara
Preeklamsia adalah tekanan darah lain:
sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik a. Primigravida atau multipara dengan
atau 90 mmHg diastolic pada dua kali usia lebih tua (usia <18 atau>35)
Klasifikasi
A. Preeklamsia Ringan B. Preeklamsia Ringan dengan kejang menyeluruh dan koma
sama halnya dengan preeklamsia,
Tekanan darah 140/90 mmHg atau Tekanan darah 160/110 mmHg atau klamsia dapat timbul pada ante, intra,
lebih yang diukur pada posisi lebih. Proteinuria 5 gr atau lebih per dan post partum. Eklamsia post
berbaring terlentang atau kenaikan liter. Oliguria, yaitu jumlah urin partum umunya hanya terjadi dalam
distolic 15 mmHg atau lebih, atau kurang dari 500cc per 24 jam. Adanya waktu 24 jam pertama setelah
kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. gangguan serebral, gangguan visus, persalinan. Pada penderita
Cara pengukuranya sekurang- dan rasa nyeri pada epigasrium. preeklamsia yang akan kejang,
kurangnya pada 2 kali pemeriksaan Terdapat edema paru dan sianosis umumnya memberi gejala-gejala
dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya (sukarni, 2017 H 35-36). atau tanda-tanda yang khas, yang
6 jam. Edema umum, kaki, jari dapat dianggap sebagai tanda akan
tangan, dan muka, atau kenaikan berat C. Eklamsia terjadinya kejang. Preeklamsia yang
badan 1 kg atau lebih per minggu. disertai dengan tandatanda pedoman
Proteinuria kwantitatif 0,3 gram atau Eklamsia ditandai dengan kejang, ini disebut sebagai uimpending
lebih per liter, kwalitatif 1atau 2+ tekanan diatolik >90 mmHg, eclamsia atau immnent eclampsia
pada urine kateter atau midstream. proteinuria >++, koma dan gejalanya (Sarwono, 2010. H 55)
sama dengan preeklamsia berat
(Maryunani, 2016 h,323).
Eklamsia merupakan kasus akut pada
penderita preeklamsia, yang disertai
Patofisiologi 2. Diabetes
Pada awal kehamilan, sel sitotrofoblas mengumpulkan 3. Hiperlipidemia dapat menjadi factor predisposisi atas
arterispiralis uterus, mengganti lapisan endothelial dari kerusakan endotel maternal yang lebih cepat.
arteri tersebut dengan merusak jaringan elastis medial,
muskular, dan neural secara berurutan. Sebelum trimester Manifestasi Klinik
kedua kehamilan berakhir, arteri spiralis uteri dilapisi oleh Di tegakkan berdasarakan adanya gejala-gejala sebagai
sitotrofoblas, dan sel endothelial tidak lagi ada pada bagian berikut:
endometrium atau bagian superfisial dari miometrium. 4. Penambahan berat badan yang berlebihan
Pada preeklampsia, invasi arteri spiralis uteri hanya 5. Edema
terbatas pada bagian desidua proksimal, dengan 30% 6. Hipertensi
sampai dengan 50% arteri spiralis dari placental bed luput 7. Proteinuria
dari proses remodeling trofoblas endovaskuler.
1. Gejala fisik dari kecemasan, yaitu kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit
bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas.
2. Gejala behavioral dari kecemasan, yaitu berprilaku menghindari, melekat dan dependen.
3. Gejala kognitif dari kecemasaan, yaitu khawatir terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan,
keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan ketidakmampuan untuk
mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi, panas
dingin dan mudah marah atau tersinggung.
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, dan suku
bangsa
2. Keluhan Utama
Keluhan yang sering dialami ibu preeklamsia sebagai berikut:
a) Pada ibu yang menderita preeklamsia d.d Terjadinya
peningkatan tensi, edema, pusing, nyeri epigastrium, mual
muntah, dan penglihatan kabur
b) Pada ibu Preeklamsia akan mengalami peningkatan tensi,
pusing dan adanya edema maka dari itu ibu penderita
preeklamsia sering mengalami kecemasan.
A. Tujuan: diharapkan keadekuatan aliran darah pasien 8. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada
dapat meningkat. ekstermitas
Desain Penelitian
Desain penulisan yang dipakai pada Partisipan
karya tulis ini adalah laporan kasus. partisipan dalam penelitian ini adalah 2
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah pasien yang memenuhi kriteria:
studi untuk mengeksplorasi masalah 1. Dirawat di RS. Bhayangkara TK.1
asuhan keperawatan pada ibu hamil Raden Said Sukanto Jakarta.
yang mengalami Preeklamsia dengan 2. Di diagnose medis Preeklamsia
masalah keperawatan Ansietas di RS. 3. Klien mengungkapkan kegelisahan,
Bhayangkara TK.1 Raden Said Sukanto ketakutan atau kekhawatiran.
Jakarta. 4. Bersedia menjadi responden
dengan menandatangani Informed
Concent.
Batasan Istilah
Batasan istilah dalam laporan kasus ini adalah asuhan keperawatan pada ibu pre – eklamsia dengan
masalah keperawatan ansietas.
Adapun istilah – istilah yang di gunakan dalam laporan kasus ini meliputi asuhan keperawatan ibu hamil
pre – eklamsia dengan asietas:
1. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Preeklamsia → melakukan penerapan proses keperawatan
mulai dari pengkajian sampai evaluasi pada dua klien yang di diagnose pre – eklamsi dalam rekam
medik klien dan mengalami masalah keperawatan ansietas.
2. Definisi Ansietas → perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang meperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan
individu melakukan Tindakan untuk menghadapi ancaman (Judith, 2011)
Lokasi dan Waktu
● Lokasi ● Waktu
Pada laporan kasus ini di lakukan asuhan Penelitian di lakukan pada tahun 17 Maret 2022
keperawatan pada ibu hamil dengan preeklamsia dan tanggal 27 Maret 2022 dengan lama waktu
di Rumah Sakit Bhayangkara TK.1 Raden Said pengembalian data yang akan di lakukan kepada
Sukanto Jakarta. pasien yaitu minimal 3 hari sejak hari pertama
pasien masuk rumah sakit hingga pasien pindah
ruangan.