Disusun oleh :
Rahmat Tulloh Amin
22101040
1
LAPORAN PENDAHLUAN
PRE EKLAMSIA
1.1 Pengertian
Pre eklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a) Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥140/90
mmHg. Pengukuran darah dilakukan sebanyak 2 kali pada selang
waktu 4 jam-6 jam.
b) Proteinuria adalah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24
jam atau sama dengan ≥1+ dipstic.
c) Edema, sebelumnya edema tungkai dipakai sebagai tanda-tanda
preeklamsi tetapi sekarang edema tungkai tidak dipakai lagi,
kecuali edema generalisata. Selain itu bila di dapatkan kenaikan
berat badan >0,57kg/minggu.
Pre eklamsi adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, proteinuria adalah tanda
penting preeklamsi, terdapatnya proteinuria 300 mg/1+. Sedangkan hipertensi
adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas normal yaitu tekanan
darah ≥140/90 mmHg .Gangguan hipertensi pada kehamilan diantaranya
adalah:
3
anasarka.
d) Sosial ekonomi
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa wanita yang sosial
ekonominya lebih maju jarang terjangkit penyakit preeklamsi. Secara
umum, preeklamsi/eklamsi dapat dicegah dengan asuhan pranatal yang
baik. Namun pada kalangan ekonomi yang masih rendah dan
pengetahuan yang kurang seperti di negara berkembang seperti
Indonesia insiden preeklamsi/eklamsimasih sering terjadi.
e) Hiperplasentosis /kelainan trofoblast
Hiperplasentosis/kelainan trofoblas juga dianggap sebagai faktor
predisposisi terjadinya preeklamsi, karena trofoblas yang berlebihan
dapat menurunkan perfusi uteroplasenta yang selanjutnya mempengaruhi
aktivasi endotel yang dapat mengakibatkan terjadinya vasospasme, dan
vasospasme adalah dasar patofisiologi preeklamsi/eklamsi.
Hiperplasentosis tersebut misalnya: kehamilan multiple, diabetes
melitus, bayi besar, 70% terjadi pada kasus molahidatidosa.
f) Genetik
kelainan genetik juga dapat mempengaruhi penurunan perfusi
uteroplasenta yang selanjutnya mempengaruhi aktivasi endotel yang
dapat menyebabkanterjadinya vasospasme yang merupakan dasar
patofisiologi terjadinya preeklamsi/eklamsi.
g) Obesitas
Obesitas adalah adanya penimbunan lemak yang berlebihan di dalam
tubuh. Obesitas merupakan masalah gizi karena kelebihan kalori,
biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan gula
dan garam yangkelak bisa merupakan faktor risiko terjadinya berbagai
jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit
jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis keganasan (kanker) dan
gangguan kesehatan lain.
1.3 Klasifikasi
Gejala klinik preeklamsi dapat dibagi menjadi preeklamsi ringan dan
preeklampsi berat:
4
1. Pre eklamsi ringan (PER)
Pre eklamsi ringan adalah suatu sindrom spesik kehamilan
denganmenurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme
pembuluh darah dan aktivasi endotel. Diagnosis preeklamsi ringan
menurut Prawirohardjo 2008, ditegakkan berdasarkan atas munculnya
hipertensi disertai proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20
minggu dengan ketentuan sebagai berikut:
TD ≥140/90 mmHg
Proteinuria: ≥300 mg/24 jam atau pemeriksaan kualitatif 1 atau 2+
Edema: edema generalisata (edema pada kaki, tangan,muka,dan
perut).
2. Pre eklamsi berat (PER)
Preeklamsi berat adalah preeklamsi dengan tekanan darah ≥160/110
mmHg, disertai proteinuria ≥5 g/24 jam atau 3+ . Diagnosis preeklamsi
berat ditegakkan bila ditemukan salah satu atau lebih. Tanda/gejala
berikut:
TD ≥ 160/110 mmHg
Proteinuria ≥5 g/24 jam; 3 atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif.
Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500cc/24jam
Kenaikan kadar kreatinin plasma
Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala,
skotoma dan pandangan kabur.
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.
Edema paru-paru dan sianosis.
Hemolisis mikroangiopatik
Trombositopenia berat: <100.000 sel/mm3atau penurunan trombosit
dengan cepat
5
1.4 PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
vasospasme dan iskemia. Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat
mengalami peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti
prostaglandin, tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi
platelet. Penumpukan trombus dan pendarahan dapatmempengaruhi sistem
saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal dan
kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus
dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan
nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap
kardiovaskuler meliputi penurunan volume intavaskular, meningkatnya cardiac
output dan peningkatan tahanan pembuluh perifer.Peningkatan hemolisis
microangiopati menyebabkan anemia dan trombositopeni. Infark plasenta dan
obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan
kematian janin dalam Rahim.
Perubahan pada sistem dan organ pada preeklamsi menurutPrawirohardjo
2008 adalah:
1) Perubahan kardiovaskular
Penderita preeklamsi sering mengalami gangguan fungsi kardiovaskular
yang parah, gangguan tersebut pada dasarnya berkaitandengan afterload
jantung akibat hipertensi.
2) Ginjal
Terjadi perubahan fungsi ginjal disebabkan karena menurunnya aliran
darah ke ginjal akibat hipovolemi, kerusakan sel glomerulus
mengakibatkan meningkatnya permebelitas membran basalis sehingga
terjadi kebocoran dan mengakibatkan proteinuria. Gagal ginjal akut
akibat nekrosis tubulus ginjal. Kerusakan jaringan ginjal akibat
vasospasme pembuluh darah dapat diatasi dengan pemberian dopamin
agar terjadi vaso dilatasi pada pembuluh darah ginjal.
3) Viskositas darah
6
Vaskositas darah meningkat pada preeklamsi, hal ini mengakibatkan
meningkatnya resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ.
4) Hematokrit
Hematokrit pada penderita preeklamsi meningkat karena hipovolemia
yang menggambarkan beratnya preeklamsi.
5) Edema
Edema terjadi karena kerusakan sel endotel kapilar. Edema yang patologi
bila terjadi pada kaki tangan/seluruh tubuh disertai dengan kenaikan
berat badan yang cepat.
6) Hepar
Terjadi perubahan pada hepar akibat vasospasme, iskemia, dan
perdarahan. Perdarahan pada sel periportal lobus perifer, akan terjadi
nekrosissel hepar dan peningkatan enzim hepar. Perdarahan ini bisa
meluas yang disebut subkapsular hematoma dan inilah yang
menimbulkan nyeri pada daerah epigastrium dan dapat menimbulkan
ruptur hepar.
7) Neurologik
Perubahan neurologik dapat berupa, nyeri kepala di sebabkan hiperfusi
otak. Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi ganguan
visus.
8) Paru
Penderita preeklamsi berat mempunyai resiko terjadinya edema paru.
Edema paru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel
endotel pada pembuluh darah kapilar paru, dan menurunnya deuresis.
1.5 Pathway
7
1.6 Manifestasi Klinis
Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia,
penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah- muntah.
Gejala-gejala inisering ditemukan pada preeklampsia yang meningkat dan
merupakan petunjuk bahwaeklamsia akan timbul. Tekanan darahpun akan
meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat.
1.7 Diagnosis
1.8 Penatalaksanaan
Antikonvulsan
Antihipertensi.
a) Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan 5 mg intravena pelan-
pelan selama 5menit sampai tekanan darah turun
b) Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau
12,5 intamuskular setiap 2 jam
c) Jika hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan:
Nifedipine dosis oral 10 mg yang diulang tiap 30 menit.
Labetalol 10 mg intravena sebagai dosis awal, jika tekanan
darah
tidak membaik dalam 10 menit, maka dosis dapat
ditingkatkansamapi 20 mg intravena.
Persalinan.
a) Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam.
1.10.1 Pengkajian
Menurut Hidayat (2012), pengkajian adalah langkah awal dari
10
tahapan proses keperawatan, yang harus memperhatikan data dasar dari
pasien untuk mendapatkan informasi yang diharapkan. Pengkajian
dilakukan pada (individu, keluarga, komunitas) terdiri dari data objektif
dari pemeriksaan diagnostic serta sumber lain. Pengkajian individuterdiri
dari riwayat kesehatan (data subyektif) dan pemeriksaan fisik (data
objektif). Terdapat dua jenis pengkajian yang dilakukan untuk
menghasilkan diagnosis keperawatan yang akurat: komprehensif dan
fokus. Pengkajian komprehensif mencangkup seluruh aspek kerangka
pengkajian keperawatan seperti 11 pola kesehatan fungsional Gordon dan
pengkajian fokus mencangkup pemeriksaan fisik.
Menurut Muttaqin (2008), Keluhan utama
Identitas klien
Riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat psikososial
Pola- pola fungsi kesehatan
Pola eliminasi
Riwayat kehamilan dan persalinan masalalu
Data umum kesehatan saat ini
1. Usia kehamilan
11
1.10.3 Intervensi
3= sedang Edukasi
1. Jelaskan strategi
4= cukup menurun
meredakan nyeri.
5= menurun 2. Ajarkan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
12
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG., Gant N, et al. “William Obstetrics” 23st ed. McGraw- Hill, Medical
Publishing Division, 2010
Brown MA. Diagnosis and Classification of Preeklamsi and Other Hypertensive Disoders of
Pregnancy in Belfort MA, Thornton S, Saade GR. “Hypertension in Pregnancy”
Marcel Dekker, Inc. New York, 2003,page 1-14
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
Prawiharjo Sarwono (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
13
14