Anda di halaman 1dari 28

REFERAT

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

Pembimbing: dr. Endang Prasetyowati,


Sp.A
Alfariza Sofia Putri
1410221085

PENDAHULUAN

BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,


morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan
dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan
(UNICEF).

Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20 juta


bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat
disebabkan oleh kelahiran sebelum waktunya (prematur) maupun
perkembangan janin terhambat saat dalam kandungan

Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah


dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9% - 30%

TINJAUAN PUSTAKA
Bayi

berat lahir rendah (BBLR) adalah

bayi dengan berat lahir kurang dari


2500 gram tanpa memandang masa
gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 (satu) jam
setelah lahir.

Etiologi
Faktor

ibu

Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia,

perdarahan antepartum, preekelamsi berat, eklamsia,


infeksi kandung kemih.
Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular

seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.


Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

2) Ibu

Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun.

Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).

Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

3) Keadaan sosial ekonomi

Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan
keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.

Aktivitas fisik yang berlebihan

Faktor

Janin

Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli),


kelainan kromosom

Faktor

Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di


daratan tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zatzat racun.

Klasifikasi
a. Menurut berat badan lahir :

1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir


1500-2500 gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat
lahir 1000- 1500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat
lahir kurang dari 1000 gram.

b. Menurut masa kehamilan :


Prematuritas murni
2) Dismaturitas
1)

PENENTUAN

STATUS BBLR
DALAM KURVA
PERTUMBUHAN

Diagnosis
1. Anamnesis

Umur

ibu

Riwayat

hari pertama haid terakir

Riwayat

persalinan sebelumnya

Paritas,

jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan

berat badan selama hamil

Aktivitas
Penyakit

yang diderita selama hamil

Obat-obatan

yang diminum selama hamil

2. Pemeriksaan Fisik
Rambut

lanugo masih banyak

Jaringan

lemak subkutan tipis atau kurang

Tulang

rawan daun telinga belum sempurna

pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak


teraba tulang rawan daun telinga
Tumit

mengilap, telapak kaki halus

Alat

kelamin pada bayi pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang,

testis belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris


menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora
Tonus

otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah

Fungsi

saraf yang belum matang, mengakibatkan reflek hisap, menelan

dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisannya lemah
Jaringan

kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan

jaringan lemak masih kurang.

3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Skor Ballard

b. Tes kocok (shake test)


c. Darah rutin, glukosa darah,
kalau perlu dan tersedia fasilitas
diperiksa kadar elektrolit dan
analisa gas darah.

Komplikasi

Hipotermia

Hipoglikemia

Gangguan cairan dan elektrolit

Hiperbilirubinemia

Sindroma gawat nafas

Paten duktus arteriosus

Infeksi

Perdarahan intraventrikuler

Apnea of Prematurity

Anemia

Masalah

jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi

dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain :

Gangguan

perkembangan

Gangguan

pertumbuhan

Gangguan

penglihatan (Retinopati)

Gangguan

pendengaran

Penyakit

paru kronis

Kenaikan

angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit

Kenaikan

frekuensi kelainan bawaan

Penatalaksanaan/ Terapi

1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 :
Injeksi

1 mg IM sekali pemberian,

atau
Per

oral 2 mg 3 kali pemberian

(saat lahir, umur 3-10 hari, dan


umur 4-6 minggu)

2. Mempertahankan suhu tubuh normal


Gunakan

salah satu cara menghangatkan dan

mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak


kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas,
inkubator, atau ruangan hangat yang tersedia di
fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
Jangan

memandikan atau menyentuh bayi dengan

tangan dingin
Ukur

suhu tubuh sesuai jadwal.

3. Pemberian Minum
ASI

merupakan pilihan utama

Apabila

bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang

cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai
kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali
Apabila

bayi sudah tidak mendapatkan IV dan beratnya naik 20 g/hari

selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu


Pemberian

minum minimal 8 x/hari. Apabila bayi masih menginginkan

dapat diberikan lagi.

4. Panduan Pemberian Minum Berdasarkan BB:

a. Berat lahir <1000 gram


Minum

melalui pipa lambung

Pemberian
ASI

minum awal : 10 ml/kg/hari

perah/term formula/ half strength preterm formula

Selanjutnya

minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang

baik; tambahan 0,5-1 mL, interval 1 jam, setiap 24 jam


Setelah

2 minggu : Asi perah + HMF (Human Milk Fortifier)/ full-

strength preterm formula sampai berat badan mencapai 2000 gram

b. Berat lahir 1000-1500 gram


Pemberian

minum melalui pipa lambung (gavage feeeding)

Pemberian

minum awal : 10 ml/kg/hari

Asi

PERAH/term formula/ half strength preterm formula

Selanjutnya

minum ditingkatkan jika memberikan toleransi

yang baik; tambahan 1-2 mL, interval 2 jam, setiap 24 jam


Setelah

2 minggu : Asi perah + HMF (Human Milk Fortifier)/ full-

strength preterm formula sampai berat badan mencapai 2000


gram

c. Berat lahir 1500-2000 gram


Pemberian

minum melalui pipa lambung (gavage feeeding)

Pemberian

minum awal : 10 ml/kg/hari

Asi

PERAH/term formula/ half strength preterm formula

Selanjutnya

minum ditingkatkan jika memberikan toleransi

yang baik; tambahan 2-4 mL, interval 3 jam, setiap 24 jam


Setelah

2 minggu : Asi perah + HMF (Human Milk Fortifier)/

full-strength preterm formula sampai berat badan mencapai


2000 gram

d. Berat lahir 2000-2500 gram


Apabila

mampu sebaiknya diberikan

minum per oral


ASI

PERAH/term formula

e. Bayi sakit
Pemberian

minum awal : 10

mL/kg/hari
Selanjutnya

minum ditingkatkan

jika memberikan toleransi yang


baik: tambahan 3-5 mL, interval 3
jam, setiap 8 jam

5. Suportif
Gunakan

salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh

bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas,
inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan
setempat sesuai petunjuk.
Jangan

memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin

Ukur

suhu tubuh dengan berkala

Yang

juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :

Jaga

dan pantau patensi jalan nafas

Pantau
Bila

kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit

terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia,

kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia)


Berikan

dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya

Anjurkan

ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan

ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.

6. Monitoring
A Pemantauan saat dirawat
Terapi
Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
Tumbuh kembang
Pantau berat badan bayi secara periodik
Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10%
untuk bayi dengan berat lahir 1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat
lahir <1500
Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat
lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari :
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga
200 ml/kg/hari
Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.

B. Pemantauan setelah pulang


Diperlukan

pemantauan setelah pulang untuk mengetahui

perkembangan bayi dan mencegah/ mengurangi kemungkinan


untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut :
Sesudah

pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap

bulan.
Hitung

umur koreksi.

Pertumbuhan;
Tes

berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.

perkembangan, Denver development screening test (DDST).

Awasi

adanya kelainan bawaan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai